• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN Dokter penanggung jawab

dina afriani

Academic year: 2023

Membagikan "PANDUAN Dokter penanggung jawab"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

DOKTER PENANGGUNG

JAWAB PELAYANAN (DPJP)

RSU BUNDA THAMRIN

(2)
(3)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page iI DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I DEFINISI ... 1

BAB II RUANG LINGKUP ... 4

BAB III TATA LAKSANA... 9

BAB IV DOKUMENTASI ... 12 DAFTAR PUSTAKA

(4)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page iI KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugrah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Dokter Penanggung Jawab pelayanan Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan ini dapat selesai disusun.

Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan dokter penanggung jawab pelayanan Rumah Sakit Umum Bunda thamrin Medan.

Medan, November 2018 Penulis,

Pokja ARK

(5)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page i

(6)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 1 BAB I

DEFINISI

1. DPJP adalah seorang dokter umum /dokter spesialis/ dokter sub spesialis dan dokter gigi/ dokter gigi spesialis yang memberikan asuhan medis lengkap (paket) kepada satu pasien dengan satu patologi/ penyakit sesuai dengan kewenangan klinis yang diberikan rumah sakit dari awal sampai akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap

a. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.

b. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.

2. Asuhan medis lengkap artinya melakukan assesmen medis sampai dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan pasien

3. DPJP wajib visite/ melihat pasiennya setiap hari

4. DPJP di IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD

5. Semua klinik di Instalasi Rawat Jalan harus dilayani langsung oleh DPJP sesuai dengan pelayanan spesialis/subspesialisnya

6. DPJP/ DPJP Utama dapat berganti apabila:

a. Permintaan pasien

b. Permintaan DPJP bersangkutan jika masalah pasien tersebut bukan kompetensinya

c. Komunikasi antar DPJP dan pasien tidak terjalin dengan baik

7. Bila dalam perjalanan penyakit pasien, tidak lagi sesuai dengan kompetensi DPJP maka DPJP tersebut harus menyerahkan ke DPJP lain yang sesuai dengan kompetensi secara tertulis

8. Ringkasan pulang rawat inap dibuat oleh DPJP Utama untuk merangkum semua data dari DPJP lainnya yang terlibat dalam penanganan pasien tersebut dan harus selesai dalam 1 x 24 jam

(7)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 2 I. KEWAJIBAN DPJP

1. DPJP wajib membuat rencana pelayanan (care of plan) terhadap asuhan medis DPJP bertugas mengelola rangkaian asuhan medis seorang pasien sesuai standar pelayanan medis/ professional, antara lain anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis/ pemeriksaan lain, untuk penegakan diagnosis, selanjutnya perencanaan dan pemberian terapi, pelaksanaan tindak lanjut / Follow up/ evaluasi asuhan medis, sampai dengan rehabilitasi, dan re- assesment asuhan medis

2. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, resiko komplikasi, prognosis, dan alternatif pengobatan serta resikonya

3. DPJP menyampaikan hal-hal yang menjadi hak pasien, yaitu:

a. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur

b. Mengetahui kewajiban dan tanggung bjawab pasien dan keluarga c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti

d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan e. Mematuhi dan menghormati peraturan rumah sakit f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa g. Memenuhi perkiraan finansial yang disepakati

4. DPJP memberikan penjelasan secara lisan tentang pengelolaan asuhan medis kepada pasien/ keluarga dan mencatatnya dalam rekam medis

5. DPJP melakukan dan mengevaluasi kembali secara berkala komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang diberikan kepada pasien

6. DPJP wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan RSU Bunda Thamrin sesuai dengan Panduan Praktek Klinis, Clinical Pathway dan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien

7. DPJP wajib mentaati aturan – aturan / ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan praktik keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara professional.

8. DPJP wajib mengisi catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)

(8)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 3 II. URAIAN TUGAS DPJP

1. DPJP Melakukan rangkaian asuhan medis yang lengkap ,meliputi:

 Pemeriksaan medis terhadap pasien untuk menegakkan diagnosis

 Merencanakan dan memberikan terapi dan pengobatan

 Melakukan tindak lanjut/follow up

2. Merencanakan pelayanan medis yang dituliskan di asesmen rawat inap saat pertama kali dokter memeriksa pasien (RM-14)

3. DPJP memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan, dan prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.seluruh informasi yang diberikan di dokumentasikan di formulir pemberian edukasi (RM-5)

4. Berkoordinasi dengan DPJP spesialis lain dalam hal penanganan pasien rawat bersama 5. DPJP berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap terkoordinasi dengan

DPJP tambahan serta dokter penanggung jawab ICU

6. DPJP di ruang OK adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anastesi sebagai DPJP tambahan

(9)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 4 BAB II

RUANG LINGKUP

Pelakasanaan kegiatan DPJP identik dengan pelaksanaan praktik kedokteran sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan Konsil Kedokteran Indonesia yaitu; kegiatan dalam rangka pelayanan kesehatan di bidang kedokteran/ kedokteran gigi.

I. Penentuan DPJP

Kebijakan penentuan dan pengaturan DPJP berdasarkan antara lain:

- Jadwal konsulen jaga

Dokter jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru, kecuali kasus rujukan yang ditujukan langsung kepada salah seorang spesialis

- Surat rujukan langsung kepada salah satu dokter spesialis terkait.

Dokter spesialis yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien yang dimaksud, kecuali bila dokter tersebut berhalangan karena sesuatu hal, maka pelimpahan DPJP beralih kepada spesialis lainnya dengan kompetensi yang setara

- Atas permintaan pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga berhak meminta salah seorang dokter sebagai DPJP apabila ada relefansinya dengan bidang spesialisasi dokter yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan RSU Bunda Thamrin. Bila tidak ada relefansi dengan bidang spesialisasinya, hendaknya diberikan penjelasan dan diberikan penjelasan dan diberikan alternatif DPJP lain sesuai SPO yang berlaku. Penjelasan sebaiknya dilakukan oleh dokter tersebut dan dilimpahkan kepada DPJP lain yang lebih berkompeten dalam bidangnya - Hasil rapat Komite Medik pada kasus tertentu (Kasus sulit/ Joint

Conference)

Pada kasus yang sangat kompleks atau jarang ataupun kondisi pasien memerlukan penanganan lebih lanjut diluar kompetensi dari seorang DPJP maka penentuan DPJP/ DPJP Utama dapat ditentukan berdasarkan rapat di SMF atau Komite Medik.

(10)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 5 II. Pola Operasioanal DPJP Rawat Bersama

Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan dibidang kompetensi dan keahliannya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan disiplin profesi lain harus dikonsulkan dan ditunjuk DPJP tambahan sesuai kebutuhan dan akan ditentukan siapa DPJP utama sebagai koordinator dan DPJP tambahannya.

Dalam hal rawat bersama lebih dari dua DPJP, maka harus ada pertemuan bersama para DPJP untuk perawatan seorang pasien dan dicatat dalam rekam medis pasien. Dalam rawat bersama, DPJP yang bukan DPJP Utama memberikan saran/ terapi maupun saran konsultasi ke bagian lain terhadap perawatan pasien sesuai dengan bidang ilmunya namun keputusan ada ditangan DPJP Utama apakah akan menetapkan usul tersebut atau tidak

III. Perubahan DPJP Utama

Untuk efektivitas dan efisiensi pelayanan, bila diperlukan dapat terjadi perubahan DPJP utama dalam Rawat Bersama. Kriteria DPJP Utama berdasarkan:

1. Penyakit terberat pada penderita tersebut

2. Atas keinginan keluarga/ penderita sesuai dengan peraturan rumah sakit 3. Berdasarkan rapat KSM/ Komite Medik pada kasus tertentu

Perubahan DPJP Utama harus mencantumkan tanggal mulai berlaku dan alasannya di dalam status/ rekam medis pasien

IV. Pengalihan DPJP

Pasien dan keluarga berhak untuk meminta pengganti DPJP pada DPJP yang dikehendaki. Seorang dokter berhak menolak untuk menjadi DPJP pasien tertentu atau meminta umtuk mengalihkan DPJP ke DPJP lain. DPJP tidak boleh menghentikan hubungan dokter pasien apabila tidak ada DPJP yang dapat menggantikannya. Pengalihan DPJP baru terjadi apabila DPJP yang baru telah melihat langsung pasien yang dialihkan dan menerima pengalihan DPJP yang dimaksud

V. DPJP Yang Berhalangan

DPJP yang berhalangan 1x24 jam hari kerja dapat menitipkan pasien kepada DPJP lain dengan kompetensi yang setara. Untuk DPJP yang berhalangan lebih dari 1x24 jam karena cuti atau tugas luar, jika ketua SMF tidak dapat mencari

(11)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 6 penggantinya maka direktur RSU Bunda Thamrin melalui Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan dapat menugaskan DPJP pengganti yang menjadi wewenangnya.

VI. Koordinasi Dan Transfer Informasi Antar DPJP

a. Koordinasi antara DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif dengan berpedoman kepada Standar Pelayanan Medis/ Panduan Praktek Klinik, Standar Prosedur Operasional (SPO) Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Keselamatan Pasien serta standar lainnya yang berlaku di RSU Bunda Thamrin

b. Koordinasi dan transfer informasi (komunikasi dan konsultasi) antar DPJP harus dilaksanakan secara tertulis dengan menyampaikan beberapa aspek antara lain diagnosis, hasil pemeriksaan, pemberian terapi, permasalahan dan keperluan, konsultasi yang diperlukan

c. Bila secara tertulis baik dengan formulir maupun dalam berkas rekam medis belum optimal maka harus dilakukan koordinasi langsung baik dalam komunikasi pribadi (langsung atau telepon) maupun pertemuan formal dalam penatalaksanaan kasus tersebut

d. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dibuat tertulis dalam catatan terintegrasi rekam medis pasien dengan membubuhkan “Stempel Permintaan Konsultasi” dan “Stempel Jawaban Konsul”

e. Konsultasi yang dituju bisa secara khusus kepada disiplin ilmu ataupun kepada konsultan perorangan

f. Konsultasi bisa bersifat biasa, segera ataupun emergency (CITO)

g. Penyampaian adanya konsultasi bisa dengan menyampaikan/ membawa berkas rekam medis dan formulir dengan atau tanpa pasien (pada kasus tertentu) atau per telepon untuk kasus emergency seperti di Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau kasus di atas meja operasi

h. Proses konsultasi di IGD dan Kamar Operasi sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan kamar operasi di RSU Bunda Thamrin

i. Dalam hal konsultan pribadi yang dituju sedang berhalangan/ tidak ditempat, maka DPJP dapat dialihkan kepada konsultan jaga harian dengan disiplin

(12)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 7 ilmu/ kompetensi yang sama dengan melaporkan terlebih dahulu kepada DPJP yang mengkonsulkan

j. Konsultasi di IGD kepada konsultan jaga dilakukan oleh dokter umum jaga/

triase IGD bisa dilakukan lisan/ per telepon dalam melakukan pengobatan emergency kepada pasien di bidang disiplin ilmu terkait. Jawaban konsulen harus ditulis di dalam berkas rekam medis pasien setelah dilakukan klarifikasi ulang sesuai kaidah patient safety/ keselamatan pasien.

VII. Konsultasi DPJP

Seorang DPJP atas pertimbangannya sendiri atau atas permintaan pasien dapat melakukan konsultasi ke dokter lainuntuk mendapat opini atas keadaan klinis pasien membutuhkan opini kedua atau apabila keadaan klinis yang dikonsultasikan metupakan kompetensi dokter yang dikonsultasikan. Atas persetujuan pasien, DPJP berwenangdapat menerima atau tidak saran yang didapat dari konsultasi tersebut

VIII. Manajer Pelayanan Pasien (Case Manager)

Manajer Pelayanan Pasien (Case Manager) adalah seseorang yang membantu pasien sebagai penghubung antara pasien, keluarga dan para dokter. Seorang Case Manager harus mengerti kondisi pasien dan pengobatannya agar dapat membantu pasien memahaminya. Case Manager adalah tenaga professional di RS yang melaksanakan Manajemen Pelayanan Pasien

IX. Pengawasan Pelaksanaan Tata Kelola Klinis oleh DPJP

Dalam penerapan tata kelola klinis yang dilaksanakan oleh DPJP akan dilakukan pengawasan oleh SMF terkait dan juga oleh Komite Medik dalam rangka monitoring dan evaluasi mutu pelayanan di RSU Bunda Thamrin

X. Komunikasi Oleh DPJP

Komunikasi efektif dapat dilakukan dengan menerapkan:

a. Teknik SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) yang dilakukan ketika melaporkan atau serah terima pasien kritis/ bermasalah, pada saat pergantian shift jaga atau menitipkan pasien

(13)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 8 b. Teknik Read back atau Tbak (baca”tebak”) Tulis, Baca, Konfirmasi digunakan saat dokter/ perawat mendapat instruksi verbal per telepon dan pelaporan hasil kritis, dimana DPJP pemberi instruksi menuliskan instruksi di catatan terintegrasi (rekam medis pasien). Setiap pemberian instruksi verbal tentang Obtat LASA (Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa Mirip), maka penerima pesan harus melakukan read back nama obat dengan mengeja huruf obat tersebut satu persatu dengan ejaan Alphabeth (Alfa/alpha, Bravo, Charlie, Delta, Echo, Foxtrot, Golf, Hotel, India, Juliet/Juliett, Kilo, Lima, Mike, November, Oscar, Papa, Quebec, Romeo, Sierra, Tango, Uniform, Victor, Whiskey, Xray, Yankee, Zulu).

Instruksi dengan cara meninggalkan pasien tidak diperkenankan dengan cara meninggalkan pesan di kotak suara/ voice mail.

Pemberian instruksi verbal per telepon tidak diperkenankan pada:

1. Pemberian obat – obatan epidural

2. Pemberian produk darah kecuali pada kondisi emergensi di OK atau IGD

3. Pemberian obat kemoterapi

4. Instruksi verbal per telepon dapat dilakukan apabila DPJP tidak berada di RSU Bunda Thamrin atau tidak dapat menemui pasien dalam waktu > 30 menit

XI. Identifikasi oleh DPJP

Cara identifikasi pasien yang benar diawali dengan memperkenalkan diri kemudia mengajukan pertanyaan terbuka

(14)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 9 BAB III

TATA LAKSANA

I. Instalasi Rawat Jalan

a. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter Poliklinik terkait.

b. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis, maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan.

c. Pasien rawat jalan inap dengan indikasi rawat inap, maka DPJP rawat inapnya adalah DPJP yang memutuskan pasien tersebut dirawatinapkan

II. Instalasi Gawat Darurat

a. Pada kasus emergensi yang bukan kompetensi dokter jaga IGD maka pasien tersebut wajib di konsultasikan kepada Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang sesuai dengan keadaan pasien.

b. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya adalah dokter umum IGD

III. Instalasi Rawat Inap

a. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disiplin yang sesuai.

b. Jika DPJP yang ditentukan tidak hadir maka digantikan dengan DPJP lain yang memiliki kompetensi yang sama dengan DPJP tersebut

c. DPJP harus melihat pasien dalam tempo 1 x 24 jam sejak ditetapkan sebagai DPJP dan sudah melengkapi data rekam medis pasien

d. Bila terjadi penggantian DPJP, maka harus diberitahukan kepada pasien secara lisan dan tertulis serta mendapat persetujuan pasien, jika pasien tidak sadar harus disetujui oleh keluarga terdekat dan DPJP menjelaskan seluruh informasi mengenai pasien kepada DPJP pengganti

e. Setiap DPJP harus melakukan visite pasiennya sesuai kebijakan

(15)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 10 f. Bila menurut pengamatan pengganti DPJP saat itu perlu menambahkan atau mengurangi rencana asuhan medis, maka pengganti DPJP harus menuliskannya di dalam rekam medis sebagai usul (beserta alasannya) atau mengkomunikasikan langsung dengan DPJP melalui telepon atau sarana lain g. DPJP yang menerima konsultasi wajib menuliskan hasil konsultasinya di

lembaran catatn terintegrasi

h. Satu pasien hanya memiliki satu DPJP utama IV. Instalasi Unit Khusus

a. DPJP utama di IUK adalah Dokter Spesialis Anastesi yang memiliki kewenangan klinis perawatan intensif

b. DPJP utama pada Post Anasthesia Care Unit (PACU) adalah Dokter Spesialis Anastesi yang melakukan tindakan pembiusan

c. DPJP utama di NICU/ PICU adalah dokter spesialis anak yang memiliki kewenangan klinis perawatan intensif anak

d. Proses pengalihan DPJP sesuai dengan yang berlaku di Instalasi Rawat Inap e. DPJP ICU berwenang memberikan berbagai tindakan medis yang diperlukan

dan selalu berkoordinasi dengan pasien/ keluarga atau DPJP utama pasien pada kasus Rawat Bersama

V. Kamar Operasi (IBS)

DPJP utama adalah dokter operator yang melakukan operasi, dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dan permasalahan yang timbul selama operasi berlangsung. Dokter anestesi yang melakukan tindakan pembiusan merupakan DPJP anestesi pasien tersebut dan bertanggungjawab terhadap permasalahan yang berkaitan dengan tindakan anestesi, dua puluh empat (24) jam pasca PACU bahkan sampai pasien kembali ke ruang rawatan atau ICU. Untuk pasien pasca operasi di ICU, DPJP sesuai aturan yang ditetapkan oleh ICU.

Sebelum operasi dilaksanakan dokter operator dan dokter anestesi harus melakukan pre visit pasien di ruang rawatan. Dalam proses penandaan/

pemberian tanda digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien.

(16)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 11 Dokter bedah dan anestesi harus ikut melakukan prosedur sign in, sign out, time out sesuai kaidah keselamatan pasien dan menandatangani formulir panduan time out sesuai dengan SPO time out di kamar operasi

a. Sign in, pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien di anestesi di holding area

b. Time out, dilakukan di ruang operasi/ tindakan invasif sesaat sebelum insisi pasien operasi/ tindakan invasive

c. Sign out, setelah operasi/ tindakan invasif dilakukan pengecekan kembali d. Proses sign in, sign out, time out dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti

oleh operator, dokter anestesi, perawat. Dokumentasi prosedur ini disimpan dalam format checklist keselamatan pasien operasi/ tindakan invasif

(17)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 12 BAB IV

DOKUMENTASI

1. Nama DPJP dituliskan pada Formulir DPJP dan Case Manager

2. Apabila terjadi perubahan DPJP Utama di tengah rawatan, maka akan ditulis lembar Formulir DPJP dan Case Manager

3. Dalam melakukan konsultasi, dokter yang mengkonsul menggunakan stempel Konsultasi pada CPPT dan jawaban konsultasi dari DPJP Tambahan tersebut juga tertulis pada formulir CPPT.

(18)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 13 Lampiran

DPJP UTAMA : Tanda Tangan :

RAWAT BERSAMA/ KONSUL Tanggal ...

DPJP Utama :

Paraf dan Tanggal Keterangan DPJP :

DPJP : DPJP :

PERALIHAN DPJP UTAMA PERALIHAN : Tanda Tangan : TANGGAL :

ALASAN : PERALIHAN DPJP UTAMA :

CASE MANAGER

CASE MANAGER : Tanda Tangan :

Nama : No RM : Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Umur :

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN Jln. Sei Batang Hari no. 28-30, Medan Baru

Telp. (061) 88813615 – 88813616 – 88813617 – 88813618 Fax. (061) 80501822

FORMULIR DPJP DAN CASE MANAGER

RM –

(19)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 14 Lampiran

Kepada Yth : ____________________

Mohon untuk penanganan lanjutan atas pasien dengan diagnosa/masalah :

Dokter yang mengkonsul,

(...)

(20)

Panduan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Page 15 DAFTAR PUSTAKA

- Anonim, 2006, Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran.Konsil Kedokteran Indonesia.

Jakarta Selatan Republik Indonesia,

- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Rep ublik indonesia Nomor 3495)Republik Indonesia

- Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431 )

Referensi

Dokumen terkait

a Paradigma pembelajaran teaching and learning paradigm bermakna sebaga i.. b Paradigma lama dalam pembelajaran yatiu pembelajaran rtadisiona l