• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PENGELOLAAN PERALATAN UTILITAS LAINNYA INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT

N/A
N/A
IPSRS Oetomo Hospital

Academic year: 2023

Membagikan "PANDUAN PENGELOLAAN PERALATAN UTILITAS LAINNYA INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PENGELOLAAN PERALATAN UTILITAS LAINNYA INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA

RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT OETOMO HOSPITAL

2023

(2)

DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI...3

BAB II RUANG LINGKUP...4

BAB III TATA LAKSANA...5

BAB IV DOKUMENTASI...14

BAB V PENUTUP...15

(3)
(4)

PANDUAN PENGELOLAAN PERALATAN UTILITAS LAINNYA RUMAH SAKIT OETOMO HOSPITAL

BAB I DEFINISI

Peralatan Utilitas adalah Peralatan Non Medis yang tidak termasuk dalam utilitas penting di Rumah Sakit Oetomo Hospital serta dikelola sesuai dengan persyaratan. Pengelolaan ini meliputi perencanaan dan implementasi yang meliputi pemeriksaan, uji coba, pemeliharaan utilitas lainnya dan mendokumentasikan seluruh proses. Tujuan akhir dari panduan ini adalah menjaga peralatan Utilitas Lainnya tetap bermutu, aman dan laik pakai. Program pengelolaan yang efektif terdiri dari perencanaan yang memadai, pengaturan dan pelaksanaan. Peren- canaan harus mempertimbangkan sumber daya keuangan, fasilitas dan SDM pelaksana yang memadai. Program pengelolaan peralatan Utilitas Lainnya harus berkesinambungan, tak ter- putus dan dikelola agar pelayanan kesehatan tetap terjaga.

1. Definisi

a) Fasilitas pendukung/ sistem utilitas, adalah fasilitas yang harus tersedia untuk men- dukung kelangsungan operasional rumah sakit.

b) Pengelolaan/ pemeliharaan sistem utilitas/ fasilitas pendukung, adalah upaya, kegiatan, pekerjaan dan tindakan yang dilakukan untuk memelihara/ merawat sistem utilitas/ fasilitas pendukung agar selalu terpelihara, berfungsi dan siap pakai.

c) Utilitas Lainnya adalah peralatan, apparatus, mesin, peralatan yang tidak mengan- dung obat, dan tidak termaksud dalam sistem utilitas penting serta mendukung fungsi peralatan di rumah sakit.

d) Manual Book adalah buku yang berisi petunjuk mengenai pengoperasian alat sesuai dengan prosedur yang benar.

e) Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara pemeliharaan alat sesuai den- gan prosedur yang benar.

f) Uji Fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat ini) tanpa beban sebenarnya, se- hingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan den- gan baik sesuai fungsinya.

2. Tujuan

a) Tujuan Umum

Sebagai panduan pelaksanaan pengelolaan dan perawatan peralatan yang mencakup kepada sistem utilitas lainnya sehingga terselengaranya kegiatan pemberian pelayanan kesehatan dengan cepat, tepat, aman dan efisien di rumah sakit.

4

(5)

b) Tujuan Khusus

1) Terlaksananya proses pengelolaan dan perawatan peralatan Utilitas Lainnya agar terciptanya kondisi dimana seluruh peralatan yang siap gunakan, aman bagi pengguna, pasien, serta pengunjung.

2) Terlaksananya proses pengelolaan dan perawatan peralatan agar terciptanya kon- disi dimana seluruh peralatan yang siap pakai, aman bagi pengguna, pasien, serta pengunjung.

3) Menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kondisi peralatan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja.

4) Menghindari terjadinya kerugian-kerugian yang disebabkan oleh terhentinya pelayanan kesehatan akibat kecelakaan kerja dan kerusakan peralatan Utilitas Lainnya.

5) Terdokumentasinya hasil pengelolaan dan perawatan peralatan Utilitas Lainnya (Izin Peralata, Manual Book, Dokumen Kalibrasi, Dokumen Perawatan, dll).

6) Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan dan perawatan Peralatan Utilitas Lainnya.

(6)

BAB II RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari proses pengelolaan ini adalah : instalasi dan penerimaan, pengoperasian, in- ventarisasi dan dokumentasi pemeliharaan, penarikan dan penghapusan peralatan utilitas selain sistem utilitas penting yaitu pengelolaan

1. Tata udara, 2. Telepon, 3. CCTV,

4. Sistem Speaker/Suara, 5. SMATV,

6. Pengolahan air limbah, 7. Bangunan dan ruangan, 8. Sterilisator,

9. Lift, 10. Air Panas,

11. dan Sistem pencegahan kebakaran.

Proses pengelolaan Utilitas Lainnya dilakukan pada tiap-tiap alat yang terdapat di rumah sakit dan menjadi bagian pendukung oprasional rumah sakit.

6

(7)

BAB III TATA LAKSANA

1. HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning) Tata Udara

Sistem pengkondisian udara Rumah Sakit Oetomo Hospital menggunakan system Air Condi- tioning / AC Central dan AC split di beberapa ruangan.

4 ruang operasi menggunakan AC central terdiri dari unit Chiller, Air Handling Unit (AHU), dan fan Coil Unit (FCU). Ventilasi gedung menggunakan jendela, exhaust fan dan ventilasi pada pintu.

Pemeliharaan Sistem Tata Udara A) Pemeliharaan AC

1) Bersihkan Filter AC satu bulan sekali 2) Servis outdoor dan indoor 3 bulan sekali

3) Penggantian Prefilter dan Medium filter Kamar Bedah 6 bulan Sekali, HEPA Filter 12 bulan sekali

B) Pemeliharaan Exhaust Fan

1) Bersihkan body dan bagian dalam exhaust fan dari kotoran debu dengan menggu- nakan lap basah

2) Jika exhaust fan berbunyi (intensitas kebisingan meningkat); cek bearing/laher. Bila sudah rusak lakukan penggantian

2. Telepon

Untuk kebutuhan komunikasi menggunakan telephone tersentral (PABX) dengan pusat ruang telpon/ Ruang PABX di lantai 1. Telepon berlangganan dari PT. Telkom Indonesia dengan

….. nomor yaitu : Pendaftaran : …….., Mesin EDC : ……., IGD : ……., Penagihan : …….., Pendaftaran Pasien …… .

3. CCTV

RS Oetomo Hospital menggunakan ….. DVR Hikvision ….. channel analog dan ….. channel ip setiap DVR nya dan telah terhubung dalam jaringan data rumah sakit. CCTV ini bertujuan untuk melakukan monitor lingkungan rumah sakit.

Lantai 1 : ….. CCTV , Lantai 2 : ….. CCTV, Lantai 3 : ….. CCTV, Lantai 5 : ….. CCTV, Lantai 6 : ….. CCTV, Lantai 7 : ….. CCTV, Lift : ….. CCTV, Area Luar : ….. CCTV.

Jumlah total CCTV yang dipunyai : ….. . 4. Sistem Speaker/Suara

Sistem speaker RS Oetomo Hospital menggunakan receiver dan Amplifier TOA.

Lantai 1 : ….. Speaker, Lantai 2 : ….. Speaker, Lantai 3 : ….. Speaker, Lantai 5 : …..

Speaker, Lantai 6 : ….. Speaker, Lantai 7 : ….. Speaker.

Jumlah total speaker : ….. Speaker.

5. SMATV

(8)

Jaringan TV di RS Oetomo Hospital menggunakan sistem Single (satellite) Master Antenna Television. SMATV digunakan untuk menerima dan mendistribusikan saluran televisi satelit diseluruh jaringan tv rumah sakit. Jumlah channel yang disewa rumah sakit adalah

….. channel.

6. Pengolahan Air Limbah

Proses pengolahan limbah cair RS Oetomo Hospital adalah : A) Presedimentasi

Air limbah dari ruangan (Kamar Bedah, slobsing Rawat Inap, slobsing Rawat Jalan, slob- sing ICU, slobsing VK, slobsing NICU dan Perina dan Laboratorium), ditampung di bak presedimentasi. Fungsi tangki ini adalah untuk menstabilkan kualitas air limbah yang ma- suk ke unit pengolahan sehingga kontinuitas ke proses selanjutnya dapat lebih baik. Se- lanjutnya air limbah dipompakan ke bak neutralisasi. Sebagai perlindungan untuk pompa supaya tidak bekerja saat tidak ada air, maka dipasanglah level switch yang bertugas me- nonaktifkan pompa saat air berada pada level minimum.

B) Neutralisasi

Fungsi dari tangki neutralisasi adalah untuk menetralkan pH air limbah (pH 6.5 – 7.5) dengan larutan kimia chemical nasco 241 dosing system sebelum air diproses lebih lanjut.

C) Anaerobic Zone

Proses anaerobik adalah proses tanpa membutuhkan udara terus menerus. Di dalam tangki anaerobik ini terdapat lapisan yang terbuat dari sarang tawon sebagai media perkembang- biakan bakteri anaerob.

D) Aerobic Zone

Tangki aerobik mempunyai kipas penyuplai udara. Proses ini untuk menurunkan kadar BOD dan COD dengan bantuan bakteri aerob; hidup dan berkembang biak dalam air lim- bah yang ada. Langkah penting proses ini adalah kebutuhan oksigen yang terpenuhi di tiap bagian aerobic zone.

Udara yang dihasilkan oleh kipas blower masuk ke dalam air limbah untuk memenuhi ke- butuhan Oksigen biomassa; sehingga biomassa ini dapat hidup dan mampu mendegradasi nilai BOD dan COD.

Dalam lumpur aktif, mikroba dipacu aktivitas respirasinya dengan memberikan suplai udara yang intensid sehingga oksidasi-nya efisien. Selama pencampuran, permukaan lumpur aktif akan menyerap partikel yang tersuspensi dalam air limbah, lalu mikroba segera menguraikan senyawa organik yang terlah terserap secara aerobik; lama kelamaan lumpur aktif ini akan bertambah airnya dan air limbah menjadi bersih.

E) Sedimentasi

Proses ini adalah pengendapan partikel-partikel kotoran pada sedimentasi chamber. Prin- sipnya adalah memisahkan partikel kotoran hasil proses Biologi, selanjutnya partikel ko- toran yang terkumpul ini membentuk lumpur cair yang harus dikeluarkan. Air jernih over- flow masuk ke bak desinfeksi.

Lumpur yang telah terkumpul dari proses pengendapan dimasukkan kembali ke bak presedimentasi dan sebagian masuk ke dalam bak aerobic zone yang bertujuan memper- 8

(9)

cepat penghancuran BOD dan COD. Hal ini disebabkan karena lumpur yang diperoleh adalah lumpur aktif yang mengandung biomassa yang sudah lapar karena tidak ada lagi organik sebagai makanannya. Jika lumpur sudah banyak (lebih dari 50%) maka kelebihan lumpur ini dibuang sebagai limbah padat infeksius.

F) Desinfeksi

Proses terakhir adalah membubuhkan kaporit untuk membunuh bakteri pathogen yang terkandung, dan limbah over flow dibuang ke pipa outlet

G) Kapasitas IPAL RS Oetomo Hospital adalah 12M3/hari.

7. Bangunan dan Ruangan

Ruang lingkup pemeliharaan bangunan yang dilakukan IPSRS meliputi kerusakan lantai, dinding, plafon dan atap. Ruangan dan kamar mandi selalu dalam perawatan berkala. Ini ter- masuk, jendela, engsel, kunci, grendel, closer, dan furniture yang ada.

8. Sterilisator

RS Oetomo Hospital memiliki Sterilisator Basah dan Kering.

A) Autoclave : adalah salah satu alat sterilisasi yang dirancang untuk memberikan panas di bawah tekanan. Temperatur sterlisasi biasanya 120°C dengan dengan tekanan 15- 17,5psi(pound per square inch). Autoclave tape digunakan sebagai penanda sterilisasi.

Bila suhu sterilisasi sudah terpenuhi, warna tape akan berubah.

B) Sterilisator Kering : adalah alat sterilisasi yang menggunakan filamen untuk meng- hasilkan udara panas.

9. Lift

(10)

Layanan lift terdiri dari Lift Khusus Pasien, Lift Khusus Pengunjung dan Karyawan, serta Lift barang/Dumb Waiter

B) Pemeliharaan 1) Sangkar

Dilakukan dengan pembersihan dan pemolesan vinyl dari kotoran debu.

2) Lampu indikator

Dilakukan penggantian lampu indikator yang mati 3) Motor penggerak

Dilakukan pembersihan debu menggunakan kuas 4) Panel

1) Dilakukan pembersihan debu pada MCB, sekering dan komponen panel yang lain menggunakan alat penyemprot debu.

2) Penggantian lampu indikator panel dan komponen lain yang mati.

Pemeliharaan lift dilakukan dengan bantuan Pihak Ketiga. Pemeriksaan berkala dilakukan oleh DISNAKER satu tahun satu kali.

10. Air Panas

Air panas RS Oetomo Hospital menggunakan HICOP AW-10 dengan kapasitas 2,2M3/Jam.

11. Sistem Pencegah dan Penanggulangan Kebakaran

10

(11)

BAB IV DOKUMENTASI

Dalam pemeliharaan fasilitas pendukung/sistem utilitas penting dilakukan pendokumentasian meliputi :

1. Inventarisasi : Dokumentasi inventaris dilaksanakan oleh petugas teknik meliputi pencatatan (nama, merk/tipe, kapasitas,tahun pengadaan, kondisi dan lain-lain) dan pelaporan.

2. Pemeriksaan, pemeliharaan, dan uji fungsi : dokumentasi pemeriksaan, pemeliharaan dan uji fungsi fasilitas pendukung/sistem utilitas dilaksanakan oleh petugas teknik, meliputi pen- catatan, berita acara, pelaporan, evaluasi dan tindak lanjut.

3. Alat Baru : dokumentasi proses pengadaan harus dilengkapi dokumen ijin/tsertifikat dari in- stansi berwenang

Dokumen-dokumen tersebut di atas merupakan bagian dari kegiatan pelaporan yang tidak dapat dipisahkan dari proses pengelolaan peralatan.

Referensi

Dokumen terkait

a) memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit. b) merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan

Limbah rumah sakit berasal dari hasil operasi kegiatan rumah sakit, limbah yang dihasilkan berupa limbah medis dan non medis.Dimana limbah medis yang

Pengelolaan limbah B3 medis rumah sakit di Provinsi Sumatera Barat pada masa pandemi COVID-19 belum sepenuhnya dilakukan sesuai persyaratan terutama pada praktik

Pengelolaan limbah cair rumah sakit mempunyai arti penting dalam rangka untuk mengamankan lingkungan hidup dari gangguan zat pencemar yang ditimbulkan oleh buangan rumah

Dengan dibangunnya rumah sakit yang lebih megah dengan peralatan yang lebih canggih dan tenaga medis yang lebih terampil maka Rumah Sakit Medika Permata Hijau harus mampu

Perencanaan pengelolaan limbah padat non medis ini bertujuan untuk merencanakan pengelolaan limbah padat non medis di Rumah Sakit Unniversitas Airlangga (RSUA) yang

Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik atau peralatan kerja

Daftar lengkap perlengkapan yang tersedia di kamar VVIP dan VIP rumah sakit, termasuk tempat tidur, lemari, peralatan medis, dan fasilitas