I. PENDAHULUAN
Guna memperoleh derajat Sarjana (S1) pada program studi Agronomi, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan (IHPT), Ilmu Tanah dan Teknologi Industri Pertanian (TIP) Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, calon sarjana diwajibkan untuk menyusun skripsi. Bahan untuk menyusun skripsi tersebut bersumber dari data hasil penelitian yang dilakukannya dengan berpedoman pada sebuah Usulan Penelitian yang telah disempurnakan melalui seminar.
Maksud penugasan menulis Usulan Penelitian dan Skripsi tersebut adalah untuk mendidik calon sarjana agar dapat menulis karya-karya ilmiah sesuai dengan profesinya menurut aturan-aturan penulisan yang baku.
Sebagai bentuk dari suatu karangan ilmiah tertulis, Usulan Penelitian dan Skripsi harus ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak mudah disalahtafsirkan. Sifat karya ilmiah ini sering disebut “a-b-c” dari karangan, yang berarti bahwa karangan tersebut harus accurate (tepat), brief (singkat), dan clear (jelas).
Untuk memperoleh keseragaman dalam penulisan, maka diperlukan adanya Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi. Buku ini didalamnya memuat:
1. Garis Besar Penulisan Usulan Penelitian 2. Garis Besar Penulisan Skripsi, dan 3. Aturan-aturan Khusus.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada halaman- halaman berikutnya.
II. GARIS BESAR PENULISAN USULAN PENELITIAN
Naskah usulan penelitian harus ditulis sesuai dengan aturan yang berlaku di Jurusan Budidaya Pertanian (BDP). Suatu usulan penelitian harus memiliki tiga bagian, yaitu A. Bagian Umum, B. Bagian Utama, dan C. Bagian Akhir, yang diketik keseluruhannya tidak lebih dari 20 halaman.
Bagian-bagian tersebut dibagi sebagai berikut :
Bagian Umum memuat Halaman Judul dan Halaman Pengesahan.
Bagian Utama memuat Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian.
Bagian Akhir memuat Daftar Pustaka dan Lampiran 2.1 Bagian Umum
2.1.1 Halaman Judul
Pada garis besarnya halaman judul memuat komponen judul usulan penelitian, nama kelembagaan (nama program studi - jurusan Budidaya Pertanian - Fakultas Pertanian - Universitas Bengkulu), lambang Universitas Bengkulu, identitas mahasiswa, dan waktu (bulan dan tahun) usulan penelitian diajukan. Untuk lebih jelasnya cara penulisan, tata letak komponen tersebut di dalam halaman judul dapat dilihat pada Lampiran 1.
Halaman Judul di antaranya memuat judul. Judul yang baik harus memenuhi kriteria, (1) dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca tentang penelitian yang bersangkutan, misalnya dapat menunjukkan maksud dan tujuan penelitian dengan jelas dan tepat, dan (2) harus singkat namun lengkap. Judul yang baik terdiri atas 5 – 12 kata (tidak termasuk preposisi) atau 10 – 20 kata (termasuk preposisi). Bila dalam judul itu terdapat nama suatu tanaman, maka cukup dicantumkan nama umumnya saja. Judul sebaiknya dimulai dengan kata kunci. Dalam pengetikannya, halaman judul ditulis dengan huruf kapital dan tidak diberi nomor halaman.
2.1.2 Halaman Pengesahan
Pada halaman ini Dosen Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Ketua Program Studi dan Ketua Jurusan BDP membubuhkan pengesahan, yang menyatakan bahwa usulan penelitian telah disetujui. Contoh halaman pengesahan dan bagian- bagiannya terdapat pada Lampiran 2.
2.1 Bagian Utama 2.2.1 Pendahuluan
Pendahuluan terdapat pada Bab I berfungsi untuk ‘mengantarkan’ pikiran pembaca ke dalam pokok suatu penelitian. Di dalamnya berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, yang masing- masing tidak dipisahkan ke dalam sub-bab tersendiri.
2.2.1.1 Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian mencakup alasan-alasan penting dilakukannya penelitian tersebut (dari segi ekonomi, sosial, politik dan keilmuan).
2.2.1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diteliti hendaknya dirumuskan dengan jelas. Pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti juga harus diuraikan secara rinci.
Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi dan ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti atau yang ingin dijawab oleh hasil penelitian ini. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan. Perumusan Masalah ditulis terintegrasi dengan Latar Belakang.
2.2.2 Tinjauan Pustaka
Di dalam usulan penelitian Tinjauan Pustaka terdapat di Bab II. Dalam Tinjauan Pustaka harus diuraikan dengan jelas kajian pustaka yang memunculkan gagasan yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka tersebut dapat berasal dari hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah penelitian ya ng diusulkan, baik
yang dipublikasikan maupun tidak. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli misalnya dari Jurnal Ilmiah. Tinjauan Pustaka harus muncul dalam Daftar Pustaka.
Textbook bukan pustaka yang baik untuk keperluan ini. Textbook ditulis berdasarkan pendapat sejumlah peneliti yang diolah, dirangkaikan dan dikemukakan kembali oleh penulis. Dengan demikian pendapat-pendapat itu sudah tidak asli lagi.
2.2.2.1 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ditulis setelah Tinjauan Pustaka. Tujuan penelitian harus dituliskan secara spesifik mengenai hal- hal yang ingin dicapai dalam penelitian. Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan. Pada kegunaan penelitian, uraikan dengan singkat dan jelas tentang hasil penelitian tersebut “nanti” digunakan untuk apa.
2.2.2.2 Hipotesis
Hipotesis ditulis pada bagian akhir dari Tinjauan Pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi atau dugaan sementara berdasarkan teori dan informasi yang ada dalam pustaka yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Rumuskan hipotesis tersebut secara rinci. Hipotesis tidak selau harus ada dalam Usulan Penelitian.
2.2.3 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang terdapat pada Bab III harus menguraikan hal- hal yang dapat mempengaruhi hasil suatu percobaan secara rinci agar percobaan tersebut bersifat reproducible, yaitu mempermudah peneliti lain yang ingin mengulangi percobaan yang bersangkutan.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil suatu percobaan berupa tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat, rancangan perlakuan dan rancangan percobaan, pelaksanaan penelitian, pengamatan, analisis data dan jadwal pelaksanaan. Untuk itu, sebuah metode penelitian harus memiliki komponen-komponen tersebut.
2.2.3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian harus dijelaskan secara rinci tentang kondisi tanah (jenis tanah, kesuburan tanah, dll), jenis tanaman yang ditanam sebelumnya dan kondisi biologis di tempat penelitian. Kemudian cantumkan pula waktu (tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan) penelitian mulai dilaksanakan.
2.2.3.2 Bahan dan Alat
Sebutkan bahan dan alat yang akan digunakan selama percobaan yang dapat mempengaruhi hasilnya secara rinci. Hindarkan penulisan bahan dan alat menjadi sub- bab tersendiri dan cantumkan bahan dan alat tersebut secara terintegrasi dalam sub-bab pelaksanaan penelitian.
Bahan untuk percobaan dapat berupa bahan tanam seperti benih ataupun bagian tanaman lainnya maupun bahan kimia seperti pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh dan lain- lain. Khusus untuk bahan tanam, tuliskan secara jelas nama kultivar, galur maupun klonnya. Khusus untuk bahan kimia, tuliskan nama umum yang telah disepakati dan hindarkan penulisan nama dagangnya.
Berbagai macam alat digunakan selama penelitian dan mereka akan mempengaruhi hasil suatu percobaan. Untuk itu, tuliskan alat yang digunakan secara lengkap seperti nama alat, nama dagang, model dan nomor seri, dan industri yang memproduksinya.
Contoh, berat 100 biji kedelai ditimbang dengan timbangan digital LQ-30001 (PT Digitek, Jakarta).
2.2.3.3 Rancangan Penelitian
Uraikan secara jelas perlakuan yang relevan dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji. Jelaskan pula cara pengacakan perlakuan itu ke dalam suatu rancangan yang paling sesuai untuk mencapai tujuan penelitian tersebut.
2.2.3.4 Pelaksanaan Penelitian
Uraikan secara jelas dan rinci jenis kegiatan baik di laboratorium maupun di lapangan mulai dari awal sampai dengan akhir penelitian secara runut.
2.2.3.5 Pengamatan
Uraikan secara rinci jenis variabel yang akan diamati sebagai sumber data, waktu pengamatan, cara pengamatan serta alat yang digunakan dan cara penggunaan alat itu untuk mengukurnya.
2.2.3.6 Analisis Data
Uraikan secara jelas metode apa yang digunakan dalam menganalisis data untuk masing- masing variabel pengamatan.
2.2.3.7 Jadwal Pelaksanaan
Buatlah jadwal kegiatan penelitian, yang me liputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan dalam bentuk bar-chart. Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian. Jadwal pelaksanaan tidak selalu harus ada. Jika ada harap diletakkan sebagai lampiran.
Penulisan Metode Penelitian dibagi dalam 2 sub-bab yaitu Pelaksanaan Penelitian dan Analisis Data. Pelaksanaan Penelitian didalamnya mencakup Tempat dan Waktu Penelitian, Bahan dan Alat Penelitian, Rancangan Penelitian, maupun Pengamatan.
2.1 Bagian akhir
Bagian akhir terdiri atas Daftar Pustaka dan Lampiran
2.3.1 Daftar Pustaka
Semua karangan yang diperlukan untuk dasar penelitian dan penyusunan skripsi ditulis dengan lengkap. Di dalam daftar pustaka harus terdapat semua pustaka yang dikutip dalam teks. Sebaliknya semua pustaka yang ditulis dalam daftar pustaka harus- benar-benar diikuti di dalam teks. Daftar ini akan membantu pembaca yang ingin mencocokkan kutipan-kutipan yang terdapat di dalam skripsi.
Daftar pustaka tidak perlu diberi nomor urut. Pustaka disusun secara alfabetik, dengan memperhatikan huruf pertama dari nama keluarga (surname) penulisnya. Untuk lebih jelasnya tentang cara penulisan daftar pustaka ini dapat dilihat pada bab Garis Besar Penulisan Skripsi pada sub-bab Daftar Pustaka.
2.3.2 Lampiran
Lampiran diberi nomor urut dengan angka Arab (1, 2, 3, dst). Tiap lampiran diberi kepala yang jelas. Pengetikan judul kepala dimulai dua ketukan setelah tanda titik (.) di belakang nomor lampiran itu. Huruf- huruf pertama judul kepala itu harus diketik dengan huruf kapital. Pengetikan judul kepala itu tidak diakhiri dengan titik. Di dalam teks harus terdapat penunjukkan yang jelas ke arah lampiran yang bersangkutan dan penunjukkannya harus urut, misalnya Lampiran 1, Lampiran 2, dan seterusnya. Sebagai rujukan, lampiran itu dapat diletakkan di akhir kalimat atau di bagian lainnya. Jika dituliskan di akhir kalimat, maka ia ditulis di dalam tanda kurung, misalnya (Lampiran 1), (Lampiran 2), atau (Lampiran 1-3), dan seterusnya. Sedang bila berada di bagian lain suatu kalimat, ia tidak ditulis dalam tanda kurung.
Tata letak percobaan, prosedur baku, tabel-tabel yang panjang, gambar- gambar yang besar, yang jika diletakkan di dalam teks dapat mengganggu pembaca, sebaiknya diletakkan sebagai lampiran.
III. GARIS BESAR PENULISAN SKRIPSI
Skripsi merupakan karangan ilmiah berdasarkan penelitian, yang ditulis oleh seorang calon sarjana untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh derajat sarjana (S1).
Sama halnya dengan usulan penelitian, skripsi juga terdiri atas tiga bagian, yaitu A.
Bagian Umum, B. Bagian Utama, dan C. Bagian Akhir, dengan cakupan masing- masing bagian lebih luas daripada dalam usulan penelitian. Bagian-bagian yang harus ada dalam skripsi yang berlaku di Jurusan Budidaya Pertania n Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu disajikan pada Lampiran 3.
3.1 Bagian Umum
Bagian umum mencakup halaman sampul depan, halaman summary, halaman ringkasan, halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan daftar lampiran.
3.1.1 Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan memuat komponen judul skripsi, lambang Universitas Bengkulu, perkataan SKRIPSI, nama dan nomor mahasiswa, nama kelembagaan, dan tahun penyelesaian skripsi. Untuk lebih jelasnya menyangkut cara penulisan, tata letak dan lain- lain dari masing- masing komponen di dalam halaman sampul depan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4. Uraian dari masing- masing komponen adalah sebagai berikut:
Judul skripsi. Judul skripsi yang baik harus memenuhi kriteria (1) dapat menunjukkan maksudnya dengan jelas dan tepat, (2) harus dapat menunjukkan tujuan penelitian, (3) meskipun harus lengkap, namun judul perlu dibuat sesingkat-singkatnya (terdiri atas kurang lebih 5 – 12 kata jika preposisi tidak dihitung atau 10 – 20 kata termasuk preposisi).
Lambang Universitas Bengkulu berbentuk segi lima dengan jari-jari sekitar 3 cm dan diletakkan di bawah judul skripsi.
Perkataan SKRIPSI dicetak dengan huruf kapital dan diletakkan di bawah lambang Universitas Bengkulu.
Identitas Mahasiswa yang terdiri atas nama dan nomor mahasiswa yang mengajukan skripsi ditulis lengkap (tidak boleh memakai nama singkatan).
Nomor mahasiswa (NPM) diletakkan di bawah nama.
Nama Kelembagaan meliputi Program Studi, Jurusan, Fakultas dan Universitas Bengkulu ditempatkan di bawah identitas mahasiswa.
Tahun Penyelesaian Skripsi menerangkan tahun skripsi dicetak dan penulisannya ditempatkan di bawah nama kelembagaan.
Di dalam skripsi halaman sampul depan tid ak diberi nomor halaman.
3.1.2 Halaman Judul
Halaman judul memuat komponen judul skripsi, pernyataan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, nama dan identitas penulis, nama pembimbing, tempat penyelesaian skripsi dan tahun penyelesaian skripsi. Untuk lebih jelasnya tentang cara penulisan, tata letak, dan lain- lain dari masing- masing komponen tersebut di dalam halaman judul dapat dilihat pada Lampiran 5. Di dalam skripsi halaman judul tidak diberi nomor halaman.
3.1.3 Halaman Summary
Summary merupakan terjemahan ringkasan ke dalam bahasa Inggris. Contoh Summary dapat dilihat pada Lampiran 6.
3.1.4 Halaman Ringkasan
Ringkasan memuat tiga komponen, yaitu:
1. Judul Penelitian, Nama Peneliti dan Nama Pembimbing dengan ketentuan:
a. Judul Penelitian ditulis dalam huruf besar/kapital.
b. Nama Peneliti ditulis lengkap tanpa nomor mahasiswa.
c. Nama Pembimbing Utama dan Pendamping ditulis lengkap tanpa gelar.
d. Tahun penulisan laporan dan jumlah halaman penelitian (tidak termasuk halaman lampiran)
2. Isi Ringkasan mencakup:
a. Permasalahan Penelitian b. Tujuan Penelitian
c. Metode Penelitian, misalnya penarikan contoh, ukuran sampel, tempat penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis data.
d. Hasil dan Kesimpulan e. Saran (kalau ada) 3. Identitas Kelembagaan
Program Studi, Jurusan, Fakultas dan Universitas
Ringkasan ditulis secara singkat (tidak lebih dari 1500 kata), diketik dalam satu spasi dan tidak diberi nomor halaman. Contoh ringkasan tersaji pada Lampiran 7 dan 8.
3.1.5 Halaman Pengesahan
Pada halaman ini Dekan Fakultas, Dosen Pembimbing Utama, dan Pembimbing Pendamping, membubuhkan tanda tangan, yang menyatakan bahwa skripsi telah dipertahankan dan dapat diterima oleh fakultas. Contoh halaman pengesahan dan bagian- bagiannya terdapat pada Lampiran 9.
3.1.6 Halaman Riwayat Hidup
Halaman ini berisi data mengenai riwayat hidup penulis, mulai dari tempat dan tanggal lahir, orangtua, riwayat pendidikan, aktivitas yangpernah diikuti, dan riwayat pekerjaan (kalau ada). Di dalam skripsi halaman riwayat hidup tidak diberi nomor halaman.
3.1.7 Halaman Kata Pengantar
Pada kata pengantar dikemukakan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian dan penyusunan skripsi. Dalam ucapan terimakasih, nama orang mendahului nama lembaga dan tidak terdapat hal- hal yang bersifat ilmiah.
Kalau ada lembaga yang membantu pembiayaan penelitian sebaiknya diberi kredit, misalnya, “sebagian biaya penelitian ditanggung oleh Yayasan Supersemar”. Di dalam
laporan skripsi penomoran halaman dengan angka Romawi kecil dimulai pada halaman pengantar. Halaman pengantar diberi nomor angka Romawi kecil iii.
3.1.8 Daftar Isi
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi. Contoh daftar isi tertera pada Lampiran 10.
Bab-bab pada Bagian Utama jika perlu dapat dibagi menjadi beberapa sub-bab.
Bab-bab pada Bagian Utama diberi nomor angka Romawi besar (I, II, III dst). Kata “Bab”
tidak perlu ditulis.
Halaman-halaman dari Bagian Utama diberi nomor dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii dst). Halaman judul adalah halaman i sedangkan halaman pengesahan adalah halaman ii. Menurut kebiasaan, halaman judul dan halaman pengesahan tidak dimasukkan dalam daftar isi. Jadi halaman isi dimulai dengan kata pengantar.
3.1.9 Daftar Tabel
Jika dalam skripsi terdapat 4 tabel atau lebih, perlu adanya halaman khusus di belakang daftar isi yang memuat urutan judul tabel beserta nomor halamannya. Tetapi kalau jumlah tabel kurang dari 4, maka daftar tabel ini tidak perlu dibuat. Contoh daftar tabel tertera pada Lampiran 11.
3.1.10 Daftar Gambar
Jika dalam skripsi terdapat 4 gambar atau lebih seperti grafik, foto atau jenis gambar lainnya, maka sebaiknya diadakan suatu halaman khusus di belakang daftar tabel yang memuat urutan daftar gambar tersebut lengkap dengan urutan judul gambar beserta nomor halamannya. Tetapi kalau jumlah gambar kurang dari 4, maka daftar gambar ini tidak perlu dibuat. Contoh daftar gambar tertera pada Lampiran 12.
3.1.11 Daftar Lampiran
Daftar lampiran dibuat bila di dalam skripsi terdapat banyak lampiran. Perlu disediakan halaman khusus yang memuat daftar lampiran lengkap dengan judul lampiran dan nomor halamannya. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.1 Bagian Utama
Bagian utama terdiri atas Bab-bab Pendahuluan, Tinjauan Pustaka dan Hipotesis, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, dan Kesimpulan serta Saran.
3.2.1 Pendahuluan
Pendahuluan terdapat pada Bab I berfungsi untuk ‘mengantarkan’ pikiran pembaca ke dalam pokok suatu penelitian. Di dalamnya berisi latar belakang penelitian, dan tujuan penelitian, yang masing- masing tidak dipisahkan ke dalam sub-bab tersendiri. Di dalam laporan skripsi penomoran halaman dengan angka Arab dimulai pada bab pendahuluan ini dengan nomor 1.
Latar belakang penelitian mencakup alasan-alasan penting dilakukannya penelitian tersebut (dari segi ekonomi, sosial, politik dan keilmuan).
Tujuan penelitian harus disebutkan secara spesifik menge nai hal- hal yang ingin dicapai dalam penelitian. Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian.
Penelitian dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan.
Setelah penulisan tujuan penelitian berakhir diikuti dengan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi atau dugaan sementara berdasarkan teori dan informasi yang ada dalam pustaka yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Rumuskan hipotesis tersebut secara rinci, namun hipotesis tidak selalu harus ada jika tidak memungkinkan.
3.2.2 Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi Tinjauan Pustaka terdapat di Bab II. Di dalam Tinjauan Pustaka harus diuraikan dengan jelas kajian pustaka yang memunculkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka tersebut dapat berasal dari hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah penelitian, baik yang dipublikasikan maupun tidak. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli misalnya dari Jurnal Ilmiah. Daftar Pustaka harus mengacu pada pustaka-pustaka yang digunakan dalam tubuh tulisan.
Textbook bukan pustaka yang baik untuk keperluan ini. Textbook ditulis berdasarkan pendapat sejumlah peneliti yang diolah, dirangkaikan dan dikemukakan kembali oleh penulis. Dengan demikian pendapat-pendapat itu sudah tidak asli lagi. Untuk karangan ilmiah cara penyebutan atau penunjukkan sumber (reference) dianjurkan dengan sistem nama dan tahun (name and year system).
Berikut adalah contoh-contohnya:
Phytopthora nicotianae dapat mempertahankan diri di dalam kompos (Halloin, 1994).
Atau:
Menurut Halloin (1994) Phytopthora nicotianae dapat mempertahankan diri di dalam kompos.
Menurut Delouche dan Baskin (1982) benih kedelai cepat menurun viabilitasnya jika disimpan dalam kondisi dengan kelembaban dan suhu tinggi.
Atau:
Benih kedelai cepat menurun viabilitasnya jika disimpan dalam kondisi dengan kelembaban dan suhu tinggi (Delouche dan Baskin, 1982).
Menurut Khan et al. (1995) atau Menurut Khan dkk. (1995) osmoconditioning dapat meningkatkan mutu benih kedelai.
Atau:
Osmoconditioning dapat meningkatkan mutu benih kedelai (Khan et al., 1995). Atau:
Osmoconditioning dapat meningkatkan mutu benih kedelai (Khan dkk., 1995).
3.2.3 Metode Pene litian
Metode Penelitian yang terdapat pada Bab III harus menguraikan hal- hal yang dapat mempengaruhi hasil suatu percobaan secara rinci agar percobaan tersebut bersifat reproducible, yaitu mempermudah peneliti lain yang ingin mengulangi percobaan yang bersangkutan.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil suatu percobaan berupa tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat, rancangan perlakuan dan rancangan percobaan, pelaksanaan penelitian, pengamatan, dan analisis data. Untuk itu, sebuah metode penelitian ha rus memiliki komponen-komponen tersebut.
Tempat penelitian harus dijelaskan secara rinci tentang kondisi tanah (jenis tanah, kesuburan tanah, dll), jenis tanaman yang ditanam sebelumnya dan kondisi biologis di tempat penelitian. Kemudian cantumkan pula waktu (tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan) penelitian mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan penelitian.
Uraikan spesifikasi dan kegunaan bahan dan alat yang digunakan selama percobaan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian secara rinci. Hindarkan penulisan bahan dan alat menjadi sub-bab tersendiri dan cantumkan bahan dan alat tersebut secara terintegrasi dalam sub-bab pelaksanaan penelitian ataupun sub-bab pengamatan.
Bahan untuk percobaan dapat berupa bahan tanam seperti benih ataupun bagian tanaman lainnya maupun bahan kimia seperti pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh dan lain- lain. Khusus untuk bahan tanam, sebutkan secara jelas nama kultivar, galur maupun klonnya. Khusus untuk bahan kimia, sebutkan nama umumnya yang telah disepakati dan hindarkan penulisan nama dagangnya.
Berbagai macam alat digunakan selama penelitian dan mereka akan mempengaruhi hasil suatu percobaan. Untuk itu, tuliskan alat yang digunakan secara lengkap seperti nama alat, nama dagang, model dan nomor seri, dan industri yang memproduksinya.
Contoh, sampel daun dikeringkan dengan oven Memmert (PT Feritek, Bandung) sampai beratnya konstan.
Uraikan secara jelas perlakuan yang relevan dengan perumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji dan selanjutnya jelaskan cara pengacakan perlakuan tersebut.
Uraikan secara jelas dan rinci jenis kegiatan baik di laboratorium maupun di lapangan mulai dari awal sampai dengan akhir percobaan.
Uraikan secara rinci jenis variabel yang akan diamati sebagai sumber data, cara pengamatan dan alat yang digunakan serta cara penggunaan alat itu untuk mengukurnya.
Uraikan secara jelas metode yang digunakan dalam menganalisis data untuk masing- masing variabel pengamatan.
3.2.4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang ditulis secara terintegrasi.
Hasil dan pembahasan dapat ditulis secara terpisah dalam Bab Hasil dan Bab Pembahasan.
Biasanya ada dua hal yang perlu dicantumkan dalam penulisan bagian hasil (result section). Pertama, harus dijelaskan gambaran secara garis besar (the big picture) jalannya percobaan tanpa harus mengulangi kembali secara rinci sebagaimana tertulis dalam bab Metode Penelitian. Termasuk di sini di antaranya adalah faktor luar selama percobaan berlangsung (selain faktor perlakua n utama) yang ikut mempengaruhi hasil.
Sebagai contohnya adalah curah hujan, kelembaban, suhu maximum dan minimum, dan lain- lain selama berlangsungnya percobaan. Data cuaca tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar (grafik). Kedua, data hasil percobaan harus disajikan.
Data hasil percobaan sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel atau gambar (grafik dan foto) karena akan lebih memberikan keterangan yang jelas terhadap pembaca.
Namun, hindarkan penyajian suatu tabel yang hanya terdiri kurang dari enam data poin.
Cara penulisannya dapat dilihat pada bab Aturan-Aturan Khusus.
Jika data ditampilkan dalam bentuk tabel, tabel dapat memberikan keterangan yang lebih teliti daripada gambar. Namun gambar lebih mudah dimengerti daripada tabel.
Gambar (grafik) dapat mengungkapkan kecenderungan (trend) dari efek perlakuan terhadap suatu variabel.
Terlepas dari keunggulannya masing- masing, tabel dan gambar harus dibuat se- informatif mungkin agar memenuhi persyaratan self-explanatory. Misalnya, penampilan tabel dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hasil analisisnya (ada tidaknya
interaksi, ada tidaknya beda nyata, dan lain- lain). Hindari pengulangan penulisan data.
Misalnya data yang sudah ditampilkan dalam tabel jangan dicantumkan kembali dalam gambar maupun sebaliknya. Selain itu, data yang sudah termuat di dalam tabel dan gambar secara jelas tidak perlu diuraikan kembali dalam teks secara panjang lebar. Hanya temuan-temuan yang signifikan saja yang perlu dikemukakan dalam bentuk teks.
Setiap tabel maupun gambar harus ditampilkan pada suatu halaman. Dalam satu halaman dapat memuat satu tabel atau satu gambar atau lebih. Pada halaman berapa mereka ditampilkan, harus diatur sebagai berikut: Jika suatu tabel atau gambar ditulis pertama kali di suatu halaman, maka tabel atau gambar itu harus diletakkan di halaman berikutnya. Jika terdiri atas banyak tabel atau gambar, maka mereka disebutkan secara urut mulai dari Tabel 1, Tabel 2, dan seterusnya untuk tabel atau Gambar 1, Gambar 2, dan seterusnya untuk grafik maupun foto. Di halaman berapa tabel atau gambar itu disebut pertama kali dapat diketahui bila suatu kalimat dalam suatu halaman menyebut tabel atau gambar itu. Misalnya kalimat itu berbunyi: “Hasil sidik ragamnya ditampilkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan seterusnya.
Data suatu variabel mencerminkan reaksi yang muncul dari variabel yang bersangkutan akibat pemberian suatu perlakuan. Untuk itu dalam mengemukakan hasil analisisnya tidak hanya cukup menyebutkan pengaruhnya berbeda nyata atau tidak nyata, namun lebih ditekankan kepada (1) efek dari perlakuan itu. Misalnya perlakuan dapat menurunkan, atau meningkatkan, atau memperbesar, dan lain- lain, dan (2) seberapa besar (secara statistik) efek perlakuan itu. Misalnya, sampai berapa persen perlakuan itu dapat menurunkan, meningkatkan atau memperbesar, dan lain- lain.
Pembahasan berisi penafsiran hasil analisis dari data yang termuat dalam bagian Hasil. Cara penafsirannya harus disesuaikan dengan permasalahan, hipotesis dan tujuan penelitian.
Pembahasan yang baik harus memuat empat hal:
1. Dasar-dasar (principles), keterkaitan (relationnships), generalisasi (generalization) yang dapat didukung oleh data.
2. Perkecualian, kekurangan, dan area yang perlu diteliti lebih lanjut.
3. Menekankan pada hasil dan kesimpulan baik yang sesuai dan tidak sesuai dengan percobaan sebelumnya.
4. Implikasi yang bersifat praktis maupun teoritis.
Jika terpisah dari bagian hasil, pembahasan harus tidak merekapitulasi hasil, tetapi harus menjelaskan arti dari hasil itu. Pembaca harus diberi penjelasan bagaimana hasil memberi jalan keluar (solusi) terhadap permasalahan yang tersurat di dalam pendahuluan terhadap pencapaian tujuan dari percobaan. Dalam penafsirannya harus dibahas hubungan antar data. Selain itu, hasil percobaan harus dihubungkan pula dengan hasil- hasil sebelumnya beserta penjelasannya bagaimana dan mengapa mereka berbeda atau sesuai satu sama lainnya. Pustaka yang digunakan untuk menjelaskan ini hanya terbatas pada pustaka yang berkaitan.
Dalam pembahasan tabel atau gambar dapat ditunjuk sebagai sumber yang dapat disebutkan di akhir kalimat ataupun di bagian lain dari kalimat. Bila berada di bagian akhir kalimat, harus diberi tanda kurung.Sedangkan bila di bagian lain, tidak perlu diberi tanda kurung.
3.2.5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran harus dinyatakan secara terpisah, tetapi tidak dalam sub-bab kesimpulan dan sub-bab saran sendiri-sendiri. Kesimpulan harus jelas dan informatif, harus menggambarkan kesesuaiannya dengan tujuan dan hipotesis penelitian, dan materi kesimpulan harus tersurat dan atau tersirat dalam pembahasan.
Saran dapat mengungkapkan kelemahan-kelemahan suatu penelitian yang sudah dilakukan sehingga diperoleh hasil yang tidak memuaskan. Di sini perlu ditunjukkan kesulitan yang dihadapi dan hal- hal apa yang perlu dilakukan dikemudian hari. Materi saran harus didasarkan pada hasil penelitian.
3.3 Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas Daftar Pustaka dan Lampiran.
3.3.1 Daftar Pustaka
Semua pustaka yang dikutip dalam teks yang diperlukan untuk dasar penelitian dan penyusunan skripsi ditulis dengan lengkap di dalam daftar pustaka. Sebaliknya semua pustaka yang tertulis dalam daftar pustaka harus benar-benar diikuti di dalam teks. Daftar ini akan membantu pembaca yang ingin mencocokkan kutipan-kutipan yang terdapat di dalam skripsi.
Sebagai akibat dari pemakaian cara nama dan tahun (name and year system) dalam penunjukkan sumber, maka daftar pustaka tidak perlu diberi nomor urut. Pustaka disusun secara alfabetik, dengan memperhatikan huruf pertama dari nama keluarga (surname) penulisnya.
Pustaka online diperbolehkan sebagai sumber pustaka. Publikasi online adalah artikel atau publikasi yang diperoleh dari internet. Cara menulis dalam daftar pustaka adalah nama penulis, tahun, judul, alamat homepage (http) dan tanggal mengakses. Jika artikel tersebut merupakan duplikat dari artikel yang dicetak dalam hard copy suatu jurnal misalnya, maka cara penulisannya mengikuti cara penulisan artikel dari jurnal. Contoh penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada Lampiran 14.
Derajat kesarjanaan seperti Prof., Dr., Ir., Drs., S.H., MSc., Ph.D., dan lain- lainnya tidak perlu dicantumkan dalam referensi bibliografi. Dalam teks sesekali gelar itu kadang- kadang dicantumkan semata- mata sebagai penghormatan sewaktu menyebut bantuan yang diperoleh penulis dari orang yang bersangkutan.
Jika pustaka itu suatu jurnal atau sebangsanya, yang perlu ditulis adalah nama penulis, tahun, judul artikel, nama jurnal, jilid (volume), nomor (kalau ada) dan halaman.
Jika sumbernya suatu buku, yang perlu ditulis adalah nama penulis, tahun, judul buku, jilid kalau ada, nomor terbitan (edisi), dan kota tempat penerbit.
Dalam penulisannya, nama penulis tidak perlu ditulis dalam huruf besar semuanya.
Untuk penulis kesatu, atau bila artikel hanya mempunyai satu penulis, nama pertama diletakkan di belakang. Untuk penulis kedua dan seterusnya kecuali nama belakang ditulis inisialnya saja dan diletakkan di depan nama belakang. Di dalam daftar pustaka semua penulis dari karangan yang bersangkutan harus ditulis. Di sini tidak diizinkan memakai et al. atau dkk.
Nama- nama majalah atau jurnal ilmiah disingkat dengan cara yang lazim. Kata-kata
“the”, “of”, “for” dan sebagainya tidak ditulis. Nama majalah yang hanya terdiri dari satu kata tidak disingkat. Di dalam daftar pustaka kata-kata volume dan nomor halaman tidak perlu ditulis. Singkatan nama majalah dan jurnal ilmiah dapat dilihat pada Lampiran 15.
3.3.2 Lampiran
Lampiran diberi monor urut dengan angka Arab (1,2,3 dst). Tiap lampiran diberi kepala yang jelas. Pengetikan judul kepala dimulai dua ketukan setelah tanda titik (.) di belakang nomor lampiran itu. Huruf- huruf pertama judul kepala itu tidak diakhiri dengan titik. Di dalam teks harus terdapat penunjukkan yang jelas ke arah lampiran yang bersangkutan dan penunjukkan yang harus urut, misalnya Lampiran 1, Lampiran 2, dan seterusnya. Sebagai rujukan, lampiran itu dapat diletakkan di akhir kalimat atau di bagian lainnya. Jika disebutkan di akhir kalimat, maka ia ditulis dalam tanda kurung, misalnya (Lampiran 1), (Lampiran 2), atau (Lampiran 1-4), dan seterusnya. Sedang bila berada di bagian lain suatu kalimat, ia tidak ditulis dalam tanda kurung.
Tata letak percobaan, prosedur baku, tabel-tabel yang panjang, gambar- gambar yang besar, yang jika diletakkan di dalam teks dapat mengganggu pembaca, sebaiknya diletakkan sebagai lampiran.
IV. ATURAN-ATURAN KHUSUS
Sebagai laporan ilmiah skripsi harus diketik atau ditulis menurut kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah penulisan ini harus ditaati oleh calon sarjana yang sedang menyusun skripsi agar tampilan naskah skripsi itu tidak beragam. Adapun aturan penulisan naskah tersebut seperti berikut ini.
4.1 Huruf
Naskah harus diketik dengan huruf tipe Pica (10 huruf dalam satu inchi), jenis font Times New Roman, dan ukuran font sebesar 12. Huruf- huruf dalam naskah harus dicetak biasa, sedang huruf pada bab dan sub-bab dicetak tebal (bold).
4.2 Kertas
Naskah ditulis dengan kertas HVS putih (80 g) berukuran kuarto (21x28 cm). Garis paling tepi kiri dari teks adalah 4 cm dari tepi kiri kertas sedang garis paling tepi kanan dari teks adalah 2,5 cm dari tepi kanan kertas. Baris teratas dari teks adalah 4 cm dari tepi atas, sedang yang terbawah adalah 3 cm dari tepi bawah.
4.3 Jarak Antar Baris
Antar baris dalam teks diketik dengan spasi dua. Sedang ringkasan, tabel, keterangan gambar dan grafik diketik dengan spasi tunggal.
Antara teks dengan tabel atau gambar berjarak 3 spasi. Antara keterangan dengan tabelnya berjarak 2 spasi.
Usula n Penelitian diketik dalam 1,5 spasi sedangkan skripsi diketik dalam 2 spasi.
4.4 Alinea
Permulaan alinea baru harus diketik dengan jarak (indent) lima ketukan dari garis tepi kiri. Pada suatu halaman, alinea terakhir harus terdiri lebih dari satu baris dan tidak
diperbolehkan memuat hanya satu baris saja. Demikian pula pada halaman baru tidak diperbolehkan memuat hanya satu baris saja dari alinea sebelumnya.
4.5 Bab dan sub-bab (Kepala)
Bab adalah kepala yang diletakkan di tengah, ditulis dengan huruf kapital semua dan ditulis pada halaman baru. Bab diketik dengan jarak 5,5 cm di bawah tepi atas kertas.
Sub-bab adalah kepala yang ditulis dari garis tepi kiri dan tidak diikuti dengan kalimat.
4.6 Tabel, Gambar, dan Lampiran 4.6.1 Tabel
Data sebaiknya disajikan dalam tabel agar pembaca mudah memahaminya. Agar suatu tabel bersifat demikian, maka perlu diketahui cara pembuatan tabel.
Ada dua jenis catatan kaki yang digunakan dalam tabel, yaitu catatan kaki yang menggambarkan signifikansi secara statistik dan catatan kaki yang berguna untuk memberi informasi tambahan. Tanda *, ** dan *** selalu digunakan untuk menggambarkan signifikansi berturut-turut pada tingkat 0,05, 0,01 dan 0,001. Tanda ini tidak boleh digunakan memberi keterangan untuk jenis catatan kaki yang lain. Tidak beda nyata selalu ditandai dengan tanda ns. Simbol yang digunakan untuk menjelaskan informasi tambahan berturut-turut berupa angka 1, 2, 3 dan seterusnya dan ditulis superscript. Contoh tabel dan penulisan catatan kakinya dapat dilihat pada Lampiran 16.
Angka dalam satu tabel bervariasi mulai dari angka pecahan sampai dengan angka ratusan bahkan ribuan sehingga sewaktu angka itu diketik panjangnya berbeda. Di dalam kolom posisi angka-angka itu harus ditengahkan (center) jika panjang angkanya sama.
Jika tidak sama, tengahkan angka terpanjang lebih dahulu kemudian luruskan (align) angka sisanya dengan angka terakhir desimalnya.
Agar satu tabel dapat dibedakan dengan tabel yang lainnya, maka tabel harus diberi nomor dan judul. Nomorilah tabel secara urut seperti Tabel 1, Tabel 2, dan seterusnya dalam teks. Judul tabel harus singkat, namun mampu menerangkan data yang termuat secara jelas. Hindarilah penggunaan unit pengukur (unit of measurement) dalam judul.
Tabel dan judul diketik mengikuti margin kiri dan margin kanan pengetikan tubuh teks.
Judul diketik dengan spasi tunggal di bagian atas tabel. Huruf awal judul diketik dengan huruf kapital dan pengetikannya dimulai dua ketukan setelah tanda titik (.) dibelakang nomor tabel.
Biasanya sebuah tabel diketik dalam satu halaman. Bila tabel itu panjang dan tidak bisa termuat dalam satu halaman, maka bagian itu dapat diketik pada halaman berikutnya dengan mencantumkan kata “lanjutan”.
4.6.2 Gambar
Data ditampilkan dalam bentuk Gambar bila data itu memiliki pola kecenderungan (trend) yang jelas. Namun bila tidak, maka data itu sebaiknya ditampilkan dalam bentuk tabel. Gambar yang akan ditampilkan dapat berupa grafik ataupun foto. Grafik itu sendiri dapat berbentuk kurva (curve) atau histogram (barchart).
Agar satu gambar dapat dibedakan dengan gambar lainnya, maka gambar harus diberi nomor dan judul. Nomorilah gambar secara urut seperti Gambar 1, Gambar 2, dan seterusnya dalam teks. Judul gambar harus singkat, namun mampu menerangkan data yang termuat secara jelas. Hindarilah penggunaan unit pengukuran (unit of measurement) dalam judul. Gambar dan judulnya diketik mengikuti margin kiri dan margin kanan pengetikan tubuh teks. Judul diketik dengan spasi tunggal dan di bagian bawah gambar.
Huruf awal judul diketik dengan huruf kapital dan pengetikannya dimulai dua ketukan setelah tanda titik (.) dibelakang nomor gambar.
Jika antar gambar tidak berkaitan, maka gambar itu diletakkan secara urut dari atas ke bawah. Jika mereka berkaitan, sebaiknya digabung menjadi satu gambar.
Penulisan angka pada absis jangan melebihi dari permintaan grafik. Misalnya data berkisar antara 0 dan 78. Maka angka paling atas pada absis harus 80. Skala absisnya sebaiknya dibuat dari 0, 20, 40, 60 dan 80. Hindarkan pembuatan skala terlalu banyak.
Simbol yang sering dipakai pada grafik adalah lingkaran terbuka, segitiga terbuka, dan segiempat terbuka untuk kurva, serta segiempat terbuka dan segiempat diarsir untuk chart. Keterangan grafik (legend) harus dicantumkan dalam grafik itu. Jika terdapat
persamaan kurva, persamaan itu harus dicantumkan dalam grafik itu. Contoh penyajian gambar dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18.
4.6.3 Lampiran
Cara-cara penulisan lampiran dapat dibaca pada bab II sub-bab “Bagian Akhir” sub- sub-bab “La mpiran” pada halaman 7.
4.7 Nomor Halaman
Nomor halaman ditempatkan di tepi kanan atas kertas, dengan jarak 2,5 cm dari tepi atas dan 2,5 cm dari tepi kanan kertas. Nomor halaman ditulis dalam bentuk angka, tanpa tambahan apapun.
Nomor halaman pada Bagian Umum dipakai angka Romawi kecil, sedangkan pada Bagian Utama dan Bagian Akhir angka Arab. Nomor halaman pada halaman Bab tidak ditulis.
4.8 Nomor Bab
Nomor bab hanya diberikan pada bab-bab dalam Bagian Utama dan berbentuk angka Romawi, yang diletakkan di muka kepala bab. Kata “Bab” itu sendiri tidak ditulis.
4.9 Nama Penulis
Nama penulis, baik yang berada di dalam teks maupun daftar pustaka tidak perlu ditulis dengan huruf besar semuanya.
Karangan yang ditulis dua orang penulis, kedua namanya harus ditulis baik di dalam teks maupun dalam daftar pustaka. Karangan yang ditulis lebih dari dua penulis, maka di dalam teks yang ditulis hanya penulis pertama yang diikuti dengan et al. atau dkk. yang dicetak miring (Italic). Sedang dalam daftar pustaka semua penulis harus dicantumkan.
4.10 Nama Latin
Nama ilmiah dari tanaman dalam bahasa Latin dicetak miring. Huruf pertama dari nama genus selalu huruf besar, sedang huruf pertama dari spesiesnya selalu huruf kecil.
Sedang nama authornya ditulis dengan singkatan dan tidak dicetak miring.
Nama latin dari tanaman tersebut harus ditulis lengkap seperti [Glycine max L.
Merrill] untuk kedelai pada saat dituliskan pertama kali dalam teks. Nama latin yang lengkap ini hanya satu kali ditulis dalam teks. Jika nama Latin yang sama ditulis berulang-ulang, maka nama genusnya boleh disingkat, seperti G. max.
4.11 Istilah Asing
Beberapa istilah asing sering digunakan dalam penulisan teks untuk memperjelas artinya. Istilah tersebut harus dicetak miring untuk membedakan dengan istilah dalam bahasa Indonesia.
4.12 Bilangan
Bilangan bulat harus ditulis dengan huruf atau dieja jika kurang dari dua digit.
Bilangan bulat harus ditulis dengan angka jika bilangan merupakan sebagian dari satu rangkaian atau seri dan jika bilangan itu dimuka satu satuan yang disingkat atau dimuka persen.
Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan huruf. Pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat ditulis dengan angka, seperti 5,5; 3,175; 17,4 dan seterusnya.
Memulai kalimat dengan bilangan tidak diperbolehkan. Jika hal ini harus dilakukan, maka bilangan itu harus dieja.
4.13 Satuan
Penulisan satuan dilakukan dengan cara disingkat dan tidak memakai titik, misalnya Rp, dm, ha, kg, sec, ppm, km/dt, dan seterusnya. Dalam teks persen dapat ditulis dengan huruf, misalnya satu persen, sepuluh persen atau ditulis %, misalnya 1%, 5%, 10%, dan seterusnya.
4.14 Singkatan
Singkatan atau akronim digunakan hanya kalau kata atau istilah tersebut digunakan berulang-ulang. Pada saat baru pertama kali digunakan, kata atau istilah tersebut harus ditulis lengkap diikuti dengan singkatan atau akronimnya dalam tanda kurung. Sebagai contoh adalah nama unsur kimia.
Pada waktu nama unsur kimia ditulis baru pertama kalinya di dalam teks, maka penulisannya harus lengkap disertai dengan singkatannya. Contohnya adalah nitrogen (N), kalium (K), kalium chlorida (KCl), dan lain- lainnya.
Jika nama unsur kimia yang sama ditulis berulang-ulang dalam teks, maka penulisannya cukup hanya singkatannya, misalnya N, K, KCl, dan lain- lainnya. Jika nama unsur kimia tersebut berada di awal kalimat, maka penulisannya harus dieja, seperti Nitrogen, Kalium, dan lain- lainnya.
4.15 Tanda Baca
Tanda titik (.) hanya dipakai pada akhir kalimat yang lengkap. Kepala dan judul bukan suatu kalimat yang lengkap sehingga tidak diakhiri dengan titik. Singkatan tertentu memakai tanda titik, misalnya Moh. Yamin, Delouche et al., Crop Sci., dan lain- lainnya.
Di belakang suatu tanda titik biasanya diberi ruang kosong satu ketukaan (space bar).
Singkatan dalam huruf kapital semua seperti USA, MPR, dan seterusnya ditulis tanpa titik.
Tanda seru dan tanda tanya dalam akhir kalimat tidak diikuti dengan tanda titik.
Titik-dua digunakan jika ingin merinci beberapa hal dalam satu rangkaian. Titik- dua tidak boleh dipakai setelah kata yaitu, yakni, ialah, dan adalah.
Titik-koma digunakan jika akan membagi kalimat menjadi anak kalimat yang setingkat.
4.16 Bahasa
Naskah skripsi harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku dan menurut kaidah-kaidah penulisan yang benar.
4.17 Bentuk Kalimat
Karangan ilmiah sebaiknya ditulis memakai kalimat aktif karena kalimat aktif lebih tegas dan lebih pendek. Hendaknya dipakai kata “penulis”, “peneliti”, “pembaca”, dan bukan “saya”, “kami”, “engkau”, “kamu”.
4.18 Sampul
Skripsi harus dijilid dan disampuli dengan hard cover berwarna hijau dan dibungkus plastik. Pada sampul tersebut terdapat judul skripsi, lambang Universitas Bengkulu, nama dan nomor mahasiswa, identitas kelembagaan, daan tahun terbit sama seperti yang terdapat pada halaman sampul depan.
4.19 Jumlah Skripsi
Skripsi yang dibagikan kepada pihak terkait berjumlah paling sedikit enam eksemplar dengan perincian satu eksemplar untuk perpustakaan fakultas, satu eksemplar untuk perpustakaan universitas, satu eksemplar unntuk jurusan Budidaya Pertanian, satu eksemplar untuk program studi Agronomi, dan dua eksemplar masing- masing untuk dosen pembimbing utama dan pembimbing pendamping.
BAHAN BACAAN
Azahari, A. 1995. Materi Pokok Tehnik Penulisan Ilmiah. Universitas Terbuka, Jakarta.
Day, R.A. How to Write and Publish a Scientific Paper. 3rd Edition, Oryx Press, New York.
Lindsay, D. 1988. Penuntun Penulisan Ilmiah. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh halaman judul usulan penelitian
PENGUJIAN KONSENTRASI KOMPOSISI MS DAN LAMA PEMBERIAN NUTRISI PADA BUDIDAYA
TOMAT SECARA HIDROPONIK (18
*)
Lambang UNIB
Usulan Penelitian untuk Skripsi (16
*)
Oleh (12)* :
Dewi Kunti NPM. 09900000
PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
April, 2002
* = ukuran font
Lampiran 2. Contoh halaman pengesahan usulan penelitian
Usulan Penelitian (12*)
KAJIAN PENERAPAN SISTEM OLAH TANAH KONSERVASI TERHADAP DINAMIKA POPULASI
GULMA DAN PRODUKSI PADI SAWAH (14
*)
Oleh(12*):
Asmara Dana NPM. 02000000
telah disetujui pada tanggal 27 Juli 2001 oleh :
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Ir. Supono, MS. Ir. Tri Murtiati, MSc.
Mengetahui,
Jurusan Budidaya Pertanian Ketua,
Ir. Rumondang Manurung, MSc.
*= ukuran font
Lampiran 3. Contoh bagian-bagian skripsi yang harus dicantumkan
Bagian Umum
Halaman Sampul Depan Halaman Ringkasan Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Kata Pengantar Halaman Daftar Isi Halaman Daftar Tabel Halaman Daftar Gambar Halaman Daftar Lampiran
Bagian Utama
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA III. METODE PENELITIAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Lampiran 4. Contoh halaman sampul depan skripsi
PENGARUH JENIS FERMENTASI DAN KONSENTRASI STARTER PADA
PEMBUATAN TEMPOYAK (18
*)
Lambang UNIB
SKRIPSI (18
*)
Oleh(12*):
Sri Rahayu NPM. 00100000
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN (12*) JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2002
*= ukuran font
Lampiran 5. Contoh halaman judul
KEEFEKTIFAN BIOINSEKTISIDA NPV PADA BERBAGAI MACAM BAHAN PERANGSANG
MAKANAN TERHADAP ULAT GRAYAK KEDELAI (18
*)
SKRIPSI (18
*)
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian** pada Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu (12*)
Oleh:
Sutanto NPM. 00123456
Pembimbing :
Ir. Ummi Kalsum, MS.
Ir. Muhammad Arifin, MSc.
Bengkulu 2002
* = ukuran font
**= untuk PS TIP diganti dengan Sarjana Teknologi Pertanian
Lampiran 6. Contoh isi summary
SUMMARY
Adsorption and desorption of pesticide by the solid surfaces of soil control pesticide mobility in soils. This process reduces the soil solution concentration of the pesticide preventing its mobility. Both organic and inorganic soil components are involved in the adsorption processes. However, the relative importance of organic versus inorganic soil components on pesticide adsorption depends on the amount, distribution and properties of these components as well as chemical properties of pesticide itself. On type of pesticide that is commonly used is Paraquat (a member of dipyrydilium halides herbicides, strong bases, very soluble and completely ionized in water). This herbicide has very high water solubility that can accelerate the leaching potential of this herbicide to the groundwater through the soil profile or/and runoff. In soils with mostly kaolinitic clays, as in many areas in Indonesia, organic matter content may be relatively more important than in soils with chiefly montmorillonite clays as in areas of the temperate areas.(Rationale)
To observe the behavior of paraquat adsorption in tropical soils, the following specific objectives were evaluated: i) the importance of soils inorganic and organic phase in paraquat adsorption desorption, and ii) the affinity of organic and inorganic phase for paraquat. (Objectives)
This research was conducted in the laboratory of Soil Department, Agriculture Faculty, Andalas University. Paraquat was selected as herbicide. Four types of soils (Ultisol, Verisol, Andisol and Histosol) at two depth (0-20 cm and 20-40 cm) were used in this study. Batch studies were carried out employing 50- ml test tubes. For each determination a 1 g of air-dried clay fraction sample and 5 g of air dried soil sample were added to each test tube along with 10 ml and 50 ml adsorbate solution respectively. These adsorbate solutions were made out of 1 N NaCl and Paraquat varying from 0,5,10,15,20,25 and 30 ppm for clay fraction and 0;2.5;5;7.5;10;12.5 and 15 ppm for soil sample. The samples were equilibrated for 4 hours at room temperature. Following the equilibration the samples were centrifuged and amounts of paraquat and the supernatant were collected for determination via UV spectrophotometer. Different between original paraquat concentration minus final paraquat concentration was taken to represent paraquat adsorbed. (Methods)
The results of this study provide evidence that Paraquat adsorption and desorption behavior on soil was not only affected by the type of soils, but also by factor such as the composition of organic and inorganic phase of the soil Results from equilibrium experiment demonstrate that Paraquat was completely adsorbed on Vertisol and Ultisol while less adsorption on Andisol and Histosol. Desorption experiment revealed that Paraquat desorption is hysteretic. The fraction of Paraquat that was desorbed from the soil decreased in the other of Histosol, andisol, Ultisol and Vertisol. Specifically, with increasing soil organic matter content the rate of Paraquat desorption increases. The information presented in this study shows the importance of organic and inorganic phase in paraquat adsorption. The strong adsortion of Paraquat on Vertisol and Ultisol as compared to Andisol and Histosol suggest that, this herbicide will probably not be
released to the soil solution by additions of fertilizers and limestone on Vertical and Ultisol. On the other hand, paraquat will be released to soil solution on Andisol and Histosol. (results)
In conclusion, the paraquat adsorption is more influenced by the inorganic fraction (clay minerals) than that of the organic fraction of the soil. However, the distribution of organic and inorganic fractions also determines the paraquat adsorption. When Paraquat applied to peat soil, only a small fraction is retained by the soil and thus the likelihood that this herbicide will be carried out by the runoff is great. (Conclusions).
Lampiran 7. Contoh tubuh teks suatu ringkasan
RINGKASAN
PEMANFAATAN LIMBAH PUNTUNG ROKOK SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK HAMA GOLONGAN APHIDS (Nusantara, di bawah bimbingan Joko Purwanto dan Suprijadi. 2002. 26 halaman)
Tubuh Teks
(Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)
Lampiran 8. Contoh isi ringkasan
Dalam usaha untuk meningkatkan produksi kedelai dijumpai banyak hambatan.
Salah satu hambatan tersebut adalah gangguan dari nematoda puru akar Meloidogyne incognita. Namun pada tingkat populasi beberapa M. incognita tersebut merusak/
berbahaya, serta jenis tanaman apa saja yang bersifat bukan inang buruk sebagai salah satu cara pengendalian dengan kultur teknis belum diketahui (Permasalahan Penelitian).
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan merusak atau patogenitas M. incognita pada tanaman kedelai serta kisaran inangnya pada berbagai tanaman gulma. (Tujuan Penelitian)
Penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu uji patogenitas dan uji kisaran inang. Pada uji patogenitas terdaapat enam tingkat perlakuan larva nematoda M. incognita stadium II, yaitu 0; 250; 1000; 2000; 4000 ekor dengan lima kali ulangan. Pada uji kisaran inang digunakan 20 spesies tanaman sebagai perlakuan dengan tiga kali ulangan. Kedua tahap penelitian tersebut menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium Fakultas Pertanian Udayana, mulai bulan Mei sampai denga n Nopember 1989. (Metode Penelitian)
Hasil uji patogenitas menunjukkan bahwa M. incognita bersifat patogenik terhadap tanaman kedelai varietas Orba karena mampu menekan pertumbuhan tinggi tanaman, menurunkan berat basah tanaman di atas tanah, mempertinggi berat basah akar dan menurunkan polong basah. Sedangkan hasil uji kisaran inang menunjukkan bahwa tanaman maniran, padi var. IR 36, kacang tanah, cabe, jagung var. lokal, kacang tunggak, kacang buncis, kacang hijau, dan cabe var, lokal tergolong bukan ina ng. Tanaman kubis cina, kecipir, bayam, tuton, dan kedelai var. Willis tergolong inang jelek, seledri tergolong inang sangat baik. Sedangkan tanaman tomat var. arglobe dan teki tergolong inang terbaik. (Hasil dan Kesimpulan)
Keberadaan M. incognita pada tanaman kedelai var. Orba patut diwaspadai karena bersifat patogenik. Untuk pengendaliannya digunakan giliran tanaman dengan tanaman bukan inang. (Saran)
(Dikutip dari Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh Perguruan Tinggi; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 1996, edisi IV).
Lampiran 9. Contoh halaman pengesahan
PENGUJIAN KONSENTRASI KOMPOSISI MS DAN LAMA PEMBERIAN NUTRISI PADA BUDIDAYA TOMAT
SECARA HIDROPONIK (14)
Oleh:
Witono Adiyoga NPM. 00012345
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal : 4 Mei 2002
PembimbingUtama/Penguji, Pembimbing Pendamping/Penguji
Gede Wibawa, PhD. Ir. Erwin Saragih, MSc.
Penguji, Penguji,
Ir. Farizal Hakim, MP. Dr. Ferry Salim
Mengetahui, Fakultas Pertanian Dekan,
Sutanto Edi Ardjasa, PhD.
Lampiran 10. Contoh daftar isi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Periode Pengisian Biji 3
2.2 Pewarisan Sifat Periode Pengisian Biji 6
III. METODE PENELITIAN 8
3.1 Persiapan Penanaman Kedelai 10
3.2 Pendugaan Parameter Genetik 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN 30
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 33
Lampiran 11. Contoh daftar tabel
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Padat populasi kumulatif larva ulat penggulung daun dan ulat grayak 24
2. Padat populasi kumulatif larva ulat jengkal dan tanaman mati
terserang larva lalat bibit kedelai ………. 25
3. Jumlah daun terserang, berat polong dan berat biji ………. 26
4. Ringkasan hasil analisis statistik padat populasi larva ulat penggulung
daun ………. 29
5. Ringkasan hasil analisis statistik padat populasi larva ulat grayak ….. 30
Lampiran 12. Contoh daftar gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara dosis pemberian pupuk P dan jumlah cabang
tanaman ……… 19
2. Hubungan antara dosis pemberian pupuk P dan jumlah jumlah
polong isi per tanaman ……… 21
3. Hubungan antara dosis pemberian pupuk P dan jumlah
biji per polong tanaman ……….. 23
4. Hubungan antara dosis pemberian pupuk P dan berat 1000 butir
biji kering tanaman ………. 25
5. Hubungan antara dosis pemberian pupuk P dan berat berangkasan
kering tanaman ……… 27
Lampiran 13. Contoh daftar lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Denah percobaan ………..………. 41
2. Data curah hujan daerah Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 1995 …. 42
3. Data padat populasi larva ulat penggulung daun ………. 43
4. Analisi keragaman padat populasi larva kecil ulat penggulung daun
2 mst ………. 44
5. Analisi keragaman padat populasi larva kecil ulat penggulung daun
3 mst ………. 44
Lampiran 14. Contoh penulisan pustaka dalam daftar pustaka
Artikel dari Jurnal
Allen, S.G., G.A. Taylor, and J.M. Martin. 1986. Agronomic characterization of ‘Yogo’
hard red winter wheat plant height isolines. Agron. J. 78:63-66.
Daningsih, E., Darussalam, dan E. Syahputra. 2000. Seleksi tanaman padi lokal dari Sambas dan Sintang Kalimantan Barat terhadap aluminium dengan menggunakan larutan hara. Agrotropika V (1) : 38 – 43.
Buku
Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shivkluna. 1983. Soils: An Introduction to Soils and Plant Growth. 5th ed. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.
Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Cetakan pertama.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Buku terjemahan
Goodenough, U. 1984. Genetics. CBS College Publishing. Diterjemahkan oleh Adisoemarto. S. 1988. Genetika. Penerbit Erlangga, Jakarta. B. Hermawan…cek
Chapter dalam Buku …minta contoh P. Abi
Moss, J.P., I.V. Spielman, A.P. Burge, A.K. Singh, and R.W. Gibbons. 1981. Utilization of wild Arachis species as a source of Cercospora leaf spot resistance in groundnut breeding. p. 673-677. In G.K. Manna and U. Sinhu (eds.) Perspectives in cytology and genetics. Vol 3. Hindasia Publ., Delhi, India.
Sumarno. 1985. Tehnik pemuliaan kedelai dalam S. Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, M. Syam, S.O. Manurung dan Yuswandi (eds.). 1985. Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Laporan Tehnis (Technical Report)
U.S. Environment Protection Agency. 1981. Process design manual for land treatment of municipal wastewater. USEPA Rep. 625/1-77-088. COE EM11101-1-501. U.S.
Gov. Print. Office, Washington DC.
Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan. 1987. Gambaran susut hasil serangan jasad pengganggu. Direktorat Jendral Perlindungan Tanaman Pangan, Jakarta.
Prosiding , Konferensi, Simposium, atau Workshop
Uehara, G., B.B. Trangmar, and R.S. Yost. 1985. Spatial variability of soil properties. p.
61-95. In D.R. Nielsen and J. Bouma (eds.) Soil Spatial Variability. Proc. Workshop ISSS and SSSA, Las Vegas, NV. 30 Nov - 1 Dec. 1984. PUDOC, Wageningen, Netherlands.
Syahputra, E., D. Priyono, dan P. Simanjuntak. 2001. Aktivitas insektisida sediaan Dysoxylum acutangulum Miq. (Meliaceae) terhadap ulat kubis Crocidolomia binotalis Zeller. hlm. 29 – 37. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Mencapai Produktivitas Optimum Berkelanjutan. S.E. Widodo (ed.), Bandar La mpung, 26 – 27 Jun 2001.
Abstrak dari Meeting, Kongres, Simposium, Lokakarya, Seminar
Khan, A.A. and C. Andreoli. 1992. Introduction of dormancy in non dormant lettuce seeds by S-A biosinthesis inhibitors. Abstract of 39th Ann. Meeting. Amer. Soc.
Hortic. 30 Jul – 6 Aug 1992.
Skripsi, Thesis dan Disertasi
Reeder, J.D. 1981. Nitrogen transformation in revegerated coal spoils. PhD. Diss.
Colorado State Univ., Fort Collins.
Yanuarti, S. 1996. Potensi alelopati teki (Cyperus rotundus, L.) pada perkecambahan beberapa tanaman pangan dan hortikultura. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Bengkulu, Bengkulu (tidak dipublikasikan).
Serial Terbitan
Savant, N.K. and S.K. DeData. 1982. Nitrogen transformations in wetland rice soils, Adv.
Agron. 35:241-302.
Patent
Titcomb, S.T. and A.A. Juers. 1976. Reduced calorie bread and method of making same.
U.S. Patent 3 979 523. Date issued: 7 September.
Monograph
Blake, G.R. and K.H. Hartge. 1986. Particle density. p. 377-382. In A. Klute (ed.) Methods of Soil Analysis. Part 1. 2nd ed. Agron. Monogr. 9. ASA, Madison, WI.
Pustaka Online
Schmidt, R.H. 1997. Basic elements of a sanitation program for food processing and food handling. http://edis.ifas.ufl.edu/fairs/fs076. 23 Apr 2002
USDA. ? . Pathogen Reduction: Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) Systems. http://www.fsis.usda.gov/OA/background/finalrul.htm. 11 Mar 2002
Anonim. ? . Glyphosate : Pesticide fact sheet. http://infoventures.com/e- hlth/pesticide/glyphos.html. 28 Peb 2002.
Lampiran 15. Contoh nama singkatan jurnal
No Nama Jurnal Singkatan
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Advances in Agronomy Agricultural Engineering Agronomy Journal
Australian Journal of Agricultural Research Crop Science
Hort Science Weed Science
Journal of the American Society for Horticultural Research
Journal of Seed Technology Phytopatology
Plant Disease Plant Physiology Plant and Soil
Seed Science and Technology Soil Science
Soil Science Society of American Journal Weed Science Society of American
Adv. Agron.
Agric. Eng.
Agron. J.
Aust. J.Agric. Res.
Crop Sci.
HortScience Weed Sci.
J. Am. Soc. Hort. Res.
J. Seed Technol.
Phytopathology Plant Dis.
Plant Physiol.
Plant Soil Seed Sci. Tech.
Soil Sci.
Soil Sci. Soc. Am. J.
Weed Sci. Soc. Am.
Lampiran 16. Contoh tabel
Tabel 1. Ringkasan hasil analisis statistik padat populasi larva ulat penggulung daun
Variabel Perlakuan K Vs I 1) N Vs M 2)
JK3) F hit JK F hit
Larva Kecil
Minggu II 39,16 16,88 * 39,79 17,11 *
III 3,23 0,37 ns 53,37 6,06 ns
IV 70,35 111,17** 11,14 17,60 *
V 80,81 40,07** 11,14 1,66 ns
VI 82,18 51,41** 6,10 3,81 ns
VII 29,64 13,48** 40,22 18,20**
VIII 22,47 13,43** 67,45 40,34**
IX 33,05 3,63 ns 8,54 0,94 ns
X 5,45 2,74 ns 0,07 0,04 ns
Kumulatif 82,55 469,11** 14,27 81,12**
Larva Besar
Minggu II 6,25 0,50 ns 18,75 1,5ns
III 62,92 10,18 * 0 0ns
IV 3,88 1,21 ns 0,46 0,14ns
V 66,69 13,42 * 2,13 0,03ns
VI 34,23 0,02 ns 5,55 0,003ns
VII 25,89 2,72 ns 0,93 0,13ns
VIII 23,41 3,62 ns 11,80 1,82ns
IX 37,15 3,55 ns 0 0ns
Kumulatif 86,94 64,23** 5,65 4,17ns
Larva Kecil +
Larva Besar 82,28 91,72** 11,62 12,95 *
Keterangan :
1) Kontrol dibandingkan nimba dan monokrotofos
2)Nimba dibandingkan monokrotofos
3)Jumlah kuadrat dari jumlah kuadrat total
** Berbeda sangat nyata * Berbeda nyata
ns Berbeda tidak nyata
Hasil (ton/ha)
Tanpa pupuk
Dengan pupuk anorganik
Pupuk anorganik + BO
Tadah Hujan Irigasi
Gambar 1. Potensi hasil gandum
Berat kering (g/m2)
Total Berat kering tanaman Berat kering akar
Hari setelah tanam Gambar 2. Hubungan antara berat kering dan waktu