PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
Jl. KH.Ahmad Dahlan KM 01 Telp. (0289)432347,430004 Fax.(0289)430014 Bumiayu 52273
Email : [email protected]
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU NOMOR 944 TAHUN 2022
TENTANG PANDUAN TRIASE
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan atas pasien yang dirawat di instalasi gawat darurat melalui sistem seleksi pasien berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia, maka diperlukan adanya panduan pelaksanaan triase;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur tentang Panduan Triase pada Rumah Sakit Umum Daerah Bumiayu;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 6659) ;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 Tentang Standar akreditasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bumiayu Nomor 404 Tahun 2022 tentang Akses dan Kesinambungan Pelayanan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Bumiayu.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU TENTANG PANDUAN TRIASE PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
Pasal 1
Panduan Triase pada Rumah Sakit Umum Daerah Bumiayu sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
Ditetapkan di : Bumiayu pada tanggal : 15 Juli 2022 Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
SYAFII
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU NOMOR 944 TAHUN 2022 PANDUAN TRIASE PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
BAB I DEFINISI
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu, multidisiplin dan multiprofesi. Pelayanan kegawatdaruratan saat ini sudah diatur dalam suatu sistem yang dikenal dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT). Bantuan yang diberikan pada pasien gawat darurat ini bertujuan untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan.
Pasien yang datang ke instalasi gawat darurat mempunyai bermacam-macam masalah, mulai dari yang benar-benar memerlukan penanganan segera sampai yang sebenarnya dapat ditangani di poliklinik non gawat darurat. Sumber daya yang bekerja di instalasi gawat darurat harus dapat bekerja seefisien mungkin agar dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien yang dating ke instalasi gawat darurat. Begitu pula dengan fasilitas yang tersedia harus digunakan pada pasien yang benar-benar memerlukan, sesuai dengan tingkat kegawatan yang dialami.
Instalasi gawat darurat RSUD Bumiayu memiliki dokter jaga on site 24 jam, serta dokter jaga spesialis on call. Agar semua sumber daya ini dapat dimanfaatkan dengan efisien perlu ditetapkan suatu panduan yang dapat memilah pasien sesuai dengan tingkat kegawatannya.
B. TUJUAN
1. Melakukan asesmen dan pemilahan kegawatdaruratan
2. Pasien mendapatkan penanganan sesuai tingkat kegawatdaruratan
C. PENGERTIAN
Triase adalah suatu sistem seleksi atau pemilahan asien untuk menentukan tingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien, merupakan suatu proses untuk melakukan assesmen segera terhadap semua pasien yang datang ke rumah sakit.
Ini merupakan fungsi yang sangat mendasar pada pelayanan pasien gawat darurat di mana banyak pasien yang harus di tangani secara bersamaan dengan tingkat kegawatan yang berbeda beda.
Sistem triase yang efektif bertujuan untuk menentukan pasien yang perlu penanganan segera mendapat perhatian yang benar, di tempatkan pada lokasi yang benar sesuai dengan derajat kegawatan.
Penanganan kegawatdaruratan di mulai sesuai dengan kebutuhan klinis bukan tergantung dari waktu kedatangan.
BAB II RUANG LINGKUP
1. PELAKSANA TRIASE
Petugas yang bertanggungjawab dalam proses triase adalah dokter dan / atau perawat yang terlatih dan mempunyai standart sertifikat kegawatdaruratan.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam pelaksanaan triase adalah ruang triase yang ada di instalasi gawat darurat, di lengkapi dengan beberapa peralatan yang sesuai standar.
BAB III TATA LAKSANA
Triase dilakukan saat pasien datang di RSUD Bumiayu dan merupakan awal dari penanganan pasien di rumah sakit. Triase merupakan suatu proses yang berjalan berkelanjutan yang selalu diikuti dengan asesmen dan re-assesmen.
Keputusan triase dibuat berdasar respon pasien, tanda dan gejala, bukan berdasarkan diagnosis. kategori/label dalam triase diberikan berdasarkan tingkat kegawatan dan kebutuhan untuk mendapatkan penanganan segera. Untuk menentukan triase ,petugas triase harus mempunyai parameter kondisi pasien dengan kegawatan.
1. Instalasi gawat darurat
Sistem penanganan gawat darurat di instalasi gawat darurat pertama kali dilakukan dengan mengelompokkan pasien sesuai derajat kegawatan (triase) yang kemudian diberi label.
Dalam triase dikenal 4 macam label berdasar tingkat kegawatan dan kebutuhan penanganan segera, yaitu :
a. Merah
Pasien yang dikelompokkan ke dalam label merah adalah pasien yang memiliki kegawatdaruratan yang mengancam jiwa dan harus mendapatkan penanganan segera, seperti:
− Gangguan / obstruksi jalan napas
− Gangguanpernafasanberat
− Syok oleh karena berbagai sebab
− Gangguan kesadaran berat
− Dan lain lain
Pasien dengan label merah akan ditangani diruangan label merah/
resusitasi.
b. Kuning
Adalah kelompok pasien yang memerlukan pengawasan ketat tetapi tidak ada ancaman kehidupan (life threatening). Penanganan dapat ditunda sementara akan tetapi dalam waktu tidak terlalu lama (maksimal 30 menit) harus segera ditangani, seperti :
− Trauma kepala tanpa gangguan kesadaran berat
− Fraktur multipel tanpa syok
− Trauma thorax tanpa distress pernafasan
− Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen berat, dehidrasi berat).
− Dan lain-lain
Pasien dengan label kuning akan ditangani diruangan label kuning.
Selama penanganan dalam label kuning dilakukan re-triase secara berkala sesuai kondisi klinis. Bila kondisi memburuk (ada ancaman kehidupan) segera dibawa ke label merah untuk dilakukan resusitasi.
c. Hijau
Adalah kelompok pasien tidak gawat dan penanganannya dapat ditunda, seperti :
− ISPA
− Gastritis akut
− Dermatitis
− Dan lain-lain
Pasien dengan label hijau akan ditangani diruangan label hijau.
Selama penanganan dalam label hijau dilakukan re-triase sesuai kondisi klinis sebelum pasien dipulangkan.
d. Hitam
Pasien yang datang tanpa tanda kehidupan (henti napas, henti jantung, pupil midriasis maksimal) di rumah sakit dibawa ke label merah untuk memastikan kematian sesuai SPO Penentuan kematian di instalasi gawat darurat. Selanjutnya jika pasien dipastikan meninggal dibawa ke label hitam dan dilakukan observasi selama 2 jam sebelum dibawa ke kamar mayat.
Re-triase dilaksanakan di label hijau, kuning dan merah, dilaksanakan dalam waktu tertentu sesuai dengan kondisi pasien.
BAB IV DOKUMENTASI
Triase merupakan langkah awal dalam skrining pasien yang mempunyai kegawatdaruratan. Hasil akhir dari proses pelayanan pasien gawat darurat sangat ditentukan oleh penanganan pertama pada pasien tersebut yang dimulai dari triase. Oleh karena itu panduan triase ini sangat penting untuk dipahami dan dilaksanakan.
Triase di dokumentasikan dalam formulir triase dan di masukkan dalam berkas rekam medis
Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUMIAYU
SYAFII