• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET MODERN TERHADAP USAHA WARUNG TRADISIONAL DENGAN ANALISIS SERVICE AREA

N/A
N/A
shasa avndro

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET MODERN TERHADAP USAHA WARUNG TRADISIONAL DENGAN ANALISIS SERVICE AREA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP JUMLAH USAHA WARUNG TRADISIONAL

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET MODERN TERHADAP USAHA WARUNG TRADISIONAL DENGAN ANALISIS SERVICE AREA

Studi Di Kecamatan Gedebage Kota Bandung

(THE INFLUENCE OF MINIMARKET EXISTENCE OF TRADITIONAL STORE BUSINESSES WITH SERVICE AREA ANALYSIS)

Study in Gedebage District, Bandung City Pramudya Alif Darmaputra1 Irland Fardani1

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung1 Email : irland.fardani@unisba.ac.id

ABSTRAK

Minimarket merupakan jenis usaha retail yang tumbuh dan menyebar dengan cepat. Hal ini disebabkan karena minimarket mampu memberikan manfaat yang beragam dengan kehadirannya di tengah masyarakat.

Hal ini merupakan ancaman bagi usaha warung tradisional sebab ragam manfaat yang umumnya warung tradisional miliki berada dibawah standar minimarket.

Studi ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana keberadaan minimarket moderan akan mempengaruhi jumlah usaha warung tradisional. Metode analisis menggunakan Network Analysis khususnya service area. Data primer berupa sebaran lokasi minimarket modern dan toko tradisional serta data sekunder berupa jaringan jalan untuk melengkapi kebutuhan data analisis yang dilakukan.

Hasil studi ini menunjukan keberadaan minimarket cenderung berada di sekitar jalanan utama suatu lingkungan. Selain itu, keberadaaan minimarket tidak mempengaruhi jumlah usaha warung tradisional. Hal ini ditunjukan dengan daerah pelayanan minimarket dengan usaha warung tradisional di beberapa lokasi mengalami persinggungan. Namun, kendati telah banyak sarana perdagangan di Kecamatan Gedebage, sekitar 3619 rumah atau 36,61% dari total rumah yang ada di Kecamatan Gedebage, masih belum terjangkau oleh sarana perdagangan, hal ini menjadi peluang bagi pengusaha untuk masyarakat mendirikan warung tradsional untuk melayani daerah yang belum terjangkau oleh sarana perdagangan.

Kata Kunci: Minimarket, Daerah, Pelayanan, Toko, Tradisional

ABSTRACT

Minimarket is a type of retail business that is growing and spreading rapidly. This is because minimarkets are able to provide various benefits with their presence in the community. This is a threat to traditional warung businesses because the variety of benefits that traditional stalls generally have are below minimarket standards.

This study aims to examine how the existence of a minimarket will affect the number of traditional warung businesses. The analysis method uses network analysis, especially the service area, which is done with Arcgis software. Primary data is in the form of distribution of retail trade locations and traditional stalls and secondary data to complement the data analysis needs.

In conclusion, this study found that the existence of minimarkets tends to be around the main streets of a neighborhood. In addition, the existence of minimarkets does not affect the number of traditional warung businesses. This is indicated by the reach of minimarket services with traditional warung businesses in several locations experiencing intersections. However, although there are many trading facilities in Gedebage District, around 3619 houses or 36.61% of the total houses in Gedebage District, are still not reached by trading facilities, This is an opportunity for entrepreneurs for the community to set up traditional stalls to serve areas not yet covered by trading facilities.

Kata Kunci: Minimarket, Area, Service, Shop, Traditional

Pendahuluan

Kota Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang berfungsi sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Dengan fungsinya sebagai ibu kota provinsi, Kota Bandung dituntut untuk dapat menunjang berbagai macam aktivitas manusia. Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan yang terjadi di Kota Bandung menjadi semakin padat sehingga memunculkan wacana untuk memindahkan Pusat Pemerintahan Kota Bandung ke Kecamatan Gedebage.

Pramudya Alif Irland Fardani

(2)

Dalam RTRW Kota Bandung 2011 - 2031, kecamatan yang terletak di paling timur Kota Bandung ini termasuk dalam SWK Gedebage bersama dengan Kecamatan Rancasari. Kecamatan Gedebage memiliki fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang ditetapkan sebagai kawasan strategis berdasarkan sudut kepentingan ekonomi. Selama rentang tahun 2015 – 2018 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan di Kecamatan Gedebage, pertumbuhan penduduk selama rentang waktu tersebut berjumlah 7.537 Jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2019). Meningkatnya jumlah penduduk yang sangat pesat dapat menyebabkan peningkatan permintaan akan penggunaan lahan yang yang dimanfaatkan oleh berbagi aktivitas didalamnya, pemanfaatan lahan produktif harus dimaksimalkan oleh penguna lahan untuk mewadai pelaksanaan kegiatan produktif salah satunya yatu kegiatan perdagangan (Priyanka & Yuliani, 2017). Kegiatan perdagangan yang berkembang ini membuat sarana perdagangan seperti minimarket terus bertambah.

Pada tahun 2016, Indonesia berada di urutan keempat setelah India, China dan Malaysia, yang mana negara-negara tersebut memiliki pertumbuhan ritel terbaik di kawasan Asia. Perusahaan ritel adalah suatu cara untuk menjual atau memperkenalkan sebuah produk yang meliputi semua kegiatan pasar, dimana melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk menggunakan barang secara pribadi dan bukan bisnis. Lembaga, organisasi ataupun perorangan yang menjalankan bisnis ini disebut sebagai penjual eceran. Adapun perusahaan ritel di Indonesia dibagi menjadi dua, antara lain: perusahaan ritel tradisional dan perusahaan ritel modern (Obsidian, 2019).

Minimarket menjadi bagian dari ritel-ritel atau toko modern yang membangun strategi dalam mengembangkan usahanya di kota-kota kecamatan, pinggiran kota, desa-desa, bahkan ke plosok- plosok, keadaan ini memberikan keuntungan kepada pemilik minimarket untuk mengembangkan usaha dikarenakan di daerah perkotaan sudah banyak hypermarket dan supermarket besar sehingga strategy ini dikembangkan dengan sengaja guna mendekati sasaran konsumen aktif yaitu penduduk yang bermukim (Priyanka & Yuliani, 2017). Tidak dapat dipungkiri bahwa minimarket kini telah merubah gaya hidup masyarakat pada umumnya. Bukan tanpa sebab, kelengkapan barang, kemampuan minimarket melayani berbagai macam transaksi menjadi sebagian alasan mengapa kini banyak masyarakat yang membutuhkannya. Gerai minimarket juga melakukan inovasi terhadap fitur- fitur perbelanjaan yakni dengan menjual pulsa elektronik dan tiket kereta api, gas dan galon air mineral. Sehingga membuat antusias masyarakat sangat tinggi dalam melakukan kegiatan belanja digerai ini, karena alasan kenyamanan kemudahan serta banyak fitur serta promo yang ditawarkan (Permatasari, 2016). Namun, hal ini disisi lain menjadi ancaman bagi pelaku usaha toko tradisional seperti warung, grosir, dan lainnya karena toko tradisional umumnya hanya dapat melayani transaksi jual beli dengan kelengkapan barang yang terbatas. Berdasarkan hal tersebut, apakah keberadaan minimarket memengaruhi jumlah usaha toko tradisional di Kecamatan Gedebage?

Kemudian apabila dilihat dari penelitian terdahulu ditemukan bahwa studi tentang keberadaan minimarket telah banyak dilakukan di berbagai daerah. Metode yang digunakan pun bermacam – macam, seperti analisis biaya perjalanan, analisis jarak minimum, dan analisis buffer. Studi tersebut menunjukkan bahwa keberadaan minimarket di tengah masyarakat cukup mempengaruhi keputusan masyarakat dalam berbelanja. Selain itu, pada penelitian sebelumnya ditemukan bahwa radius jangkauan pelayanan minimarket berkisar antara 100-500 meter dari lokasi minimarket.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh (Ginting, 2018), menunjukkan bahwa keberadaan minimarket berpengaruh nyata terhadap penghasilan pedagang tradisional di wilayah Talang Kelapa Sumatera Selatan. Penurunan pendapatan yang dirasakan oleh para pedagang tradisional mencapai kisaran 25-60%. Para pedagang mengakui bahwa penurunan pendapatan yang terjadi karena konsumen lebih memilih untuk berbelanja ke minimarket karena dianggap lebih lengkap sehingga lebih menarik bagi konsumen. Hal yang serupa ditemukan oleh (Raharjo, 2015) melalui penelitiannya bahwa terdapat dampak yang cukup signifikan, yaitu adanya perubahan tingkat omset, keuntungan, jumlah pembeli, dan jam buka toko akibat dari munculnya minimarket modern di sekitar tempat berdirinya toko kelontong. Perubahan tersebut adalah berupa penurunan tingkat omset, keuntungan, dan jumlah pembeli. Serta para pedagang mengubah jam buka tokonya guna mencapai pendapatan yang maksimal akibat munculnya minimarket modern di sekitar toko kelontong tersebut.

(3)

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP JUMLAH USAHA WARUNG TRADISIONAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan minimarket terhadap usaha toko tradisional yang ada di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung dan memberikan rekomendasi lokasi pembangunan sarana perdagangan di Kecamatan Gedebage. Dengan adanya studi ini, harapannya dapat menjadi suatu bahan pertimbangan bagi pemerintah Kota Bandung khususnya Kecamatan Gede Bage dalam membangun sarana perdagangan. Adapun beberapa sasaran dalam penelitian ini, yaitu :

a. Identifikasi sebaran sarana perdagangan di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.

b. Menganalisis daerah pelayanan minimarket dan toko tradisional ditinjau berdasarkan jarak maksimum dari sarana perdagangan.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Menurut Poerwandari dalam (Maesyaroh, 2018), pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip, wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman, video, dan lain sebagainya. Krik dan Miller dalam (Hikmah, 2017) bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi lapangan di Kecamatan Gedebage selaku lokasi studi. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui open street map, literatur yang didapatkan secara daring dan beberapa instansi terkait. Analisis yang dilakukan adalah analisis jangkauan pelayanan minimarket dan toko tradisional dan analisis keberadaan minimarket terhadap jumlah usaha toko tradisional.

ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Smartphone, digunakan untuk mendukung kegiatan survei geotagging;

2. Laptop, digunakan untuk penyimpan data hasil survei;

3. Open Street Map, digunakan untuk mengambil data shp dasar seperti jaringan, persil bangunan, dan batas administrasi;

4. Aplikasi Maverick, digunakan untuk ploting lokasi; dan 5. ArcGis, digunakan untuk melakukan analisis data.

Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Citra satelit Kecamatan Gedebage

2. SHP batas wilayah administrasi Kecamatan Gedebage 3. SHP jaringan jalan Kecamatan Gedebage

4. SHP persil bangunan Kecamatan Gedebage 5. Hasil plotting lokasi sarana perdagangan

DIAGRAM ALIR

Mulai

Citra SatelitSHP Jaringan JalanSHP Persil BangunanData

Hasil Survei Pengumpulan

Data

Pramudya Alif Irland Fardani

(4)

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP JUMLAH USAHA WARUNG TRADISIONAL

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.

Diagram alir dari penelitian ini merupakan gambaran dari langkah – langkah penelitian. Awal penelitian ini berupa penentuan lokasi studi, lalu perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, dan kesimpulan. Metode ini dilakukan sebagai dasar dari penelitian ini.

NETWORK ANALISIS

Network Analysis (NA) secara umum adalah Permodelan Transportasi Makroskopis untuk melihat hubungan antar obyek yang dihubungkan oleh jaringan transportasi. Network mempunyai topologi berupa garis, sebagai contoh nya adalah jalan. Jalan merupakan salah satu contoh sistem network dengan atribut seperti panjang, luas, dan tipe. Termasuk dalam kategori ini adalah jalan kereta api, jalur sepeda, saluran/aliran sungai. Sistem network sering digunakan dalam analisis transportasi dalam rangka mencari solusi atas permasalahan bidang transportasi, seperti mencari rute alternatif, menentukan jalur yang paling cepat, jalur paling pendek, lokasi terdekat (Eko Satria Permana, Triyatno, 2019). Dalam bidang ilmu perencanaan wilayah dan kota, metode ini dapat digunakan untuk merencanakan rute alternatif transportasi, menentukan jangkauan pelayanan suatu fasilitas, serta menyelesaikan masalah keruangan lainnya.

Service Area Analysis

Dalam (Andari, Sasmito, & Firdaus, 2021), analysis service area adalah metode untuk memperhitungkan area cakupan dari suatu obyek. Cakupan ini didasarkan pada waktu ataupun jarak tempuh yang diperlukan untuk mencapai suatu obyek melalui jaringan transportasi. Network Analysis dapat menemukan area layanan di sekitar lokasi dalam sebuah jaringan. Area layanan adalah sebuah wilayah yang meliputi seluruh jalan yang dapat diakses, yaitu jalan yang terletak dalam nilai hambatan yang ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Gedebage.

Kelurahan Jumlah Penduduk 2010 2015 2018 Rancabolang 8.566 8.969 7.479

Hasil Survei

Digitasi Sarana Perdagangan

Melengkapi Data Attribute Table

Membuat HTML POP UP

Membuat Geodatabase Cek Topology SHP Jaringan

Jalan

Membuat Geodatabase

Baru

Membuat

Network Data Set Analisis Service Area Peta Service Area(Jangkauan

Pelayanan)

Pramudya Alif Irland Fardani

(5)

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP JUMLAH USAHA WARUNG TRADISIONAL

Rancanumpang 4.809 5.014 4.593 Cisaranten

Kidul 17.786 18.541 17.785

Cimincrang 3.138 3.272 13.259 Total

Penduduk 34.299 35.579 43.116 Sumber: Kecamatan Gedebage Dalam Angka, 2019

Kecamatan Gedebage mengalami pertumbuhan jumlah penduduk yang signifikan semenjak tahun 2015. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2018, Kecamatan Gedebage mengalami pertumbuhan penduduk menjadi 43.116 jiwa, meningkat sebesar 7.535 jiwa dari jumlah penduduk pada tahun 2015. Hal ini menyebabkan beberapa sektor lain turut berkembang, salah satunya adalah sektor perdagangan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan sarana perdagangan seperti minimarket ataupun toko tradisional. Adapun kategori sarana perdagangan yang termasuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Retail yang termasuk adalah minimarket, seperti Alfamart, Indomart, SB Mart, dsb.

2. Toko tradisional yang termasuk adalah warung, grosir, dsb.

Gambar 2. Peta 1 Sebaran Minimarket Kecamatan Gedebage.

Pramudya Alif Irland Fardani

(6)

Gambar 3. Peta 2 Sebaran Toko Tradisional Kecamatan Gedebage.

Berdasarkan gambar 2 dan 3, lokasi minimarket cenderung berada pada lokasi yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi seperti pada ruas jalan utama suatu lingkungan. Sedangkan untuk toko tradisional, faktor aksesibilitas lokasi tidak menjadi suatu pertimbangan karena keberadaannya dapat ditemukan hingga ke gang kecil. Dapat dilihat bahwa toko tradisional memiliki jumlah yang lebih banyak daripada minimarket. Ini berarti keberadaan minimarket di Kecamatan Gedebage tidak mempengaruhi masyarakat untuk membuka usaha perdagangan tradisional.

ANALISIS SERVICE AREA

Berdasarkan hasil analisis service area, dapat disimpulkan bahwa:

1. Jangkauan pelayanan minimarket telah menjangkau seluruh kelurahan di Kecamatan Gedebage dengan jarak maksimal 500 meter dari minimarket. Kendati minimarket telah ada diseluruh kelurahan tetapi sebarannya tidak cukup merata seperti di Kelurahan Cisaranten Kidul dan Rancabolang, minimarket cenderung berpusat pada satu lokasi tertentu.

2. Jangkauan pelayanan toko tradisional di Kecamatan Gedebage telah tersebar di berbagai kelurahan dengan jangkauan maksimal 300 meter dari toko tradisional. Namun, pada Kelurahan Cisaranten Kidul, sebagian besar rumah tidak termasuk dalam jangkauan toko tradisional.

3. Jangkauan pelayanan antara minimarket dan toko tradisional saling tumpang tindih. Hal ini akan mempengaruhi daya jual dari toko tradisional karena minimarket memiliki target konsumen yang lebih luas daripada toko tradisional sehingga secara tidak langsung mempengaruhi preferensi konsumen untuk berbelanja.

4. Tumpang tindih jangkauan pelayanan tidak hanya antara minimarket dengan toko tradisional, beberapa minimarket memiliki jangkauan pelayanan yang tumpang tindih dengan minimarket lainnya.

5. Baru 6266 rumah atau 63,69% dari total rumah yang ada di Kecamatan Gedebage yang terlayani oleh sarana perdagangan baik dalam bentuk retail maupun tradisional.

Sedangkan 3619 rumah atau 31,61% dari total rumah yang ada di Kecamatan Gedebage

(7)

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP JUMLAH USAHA WARUNG TRADISIONAL

belum terlayani oleh sarana perdagangan. Kawasan rumah yang tidak terlayani mayoritas berada di Kelurahan Cisaranten Kidul.

Gambar 4. Peta 3 Jangkauan Pelayanan Minimarket Kecamatan Gedebage.

Gambar 5. Peta 4 Jangkauan Pelayanan Toko Tradisional Kecamatan Gedebage.

Pramudya Alif Irland Fardani

(8)

Gambar 6. Peta 5 Overlay Jangkauan Pelayanan Minimarket & Toko Tradisional Kecamatan Gedebage.

KESIMPULAN

Kecamatan Gedebage yang terletak di timur Kota Bandung mulai mengalami perkembangan yang pesat. Sarana perdagangan seperti minimarket dan toko tradisional mengalami hal yang serupa guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat setempat. Sebaran sarana perdagangan minimarket cenderung berkelompok di suatu tempat yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi mengikuti pola jaringan jalan utama/tempat yang merupakan pusat kegiatan suatu lingkungan. Sedangkan, toko tradisional lokasinya cenderung tersebar dan mudah untuk ditemukan karena jumlahnya yang sangat banyak.

Jangkauan minimarket dapat menjangkau konsumen hingga jarak 500 meter dari lokasi minimarket. Sedangkan untuk toko tradisional hanya dapat menjangkau konsumen hingga jarak 300 meter dari lokasi toko tradisional. Keduanya sarana tersebut telah tersebar di seluruh kelurahan di Kecamatan Gedebage tetapi jangkauan pelayanannya belum mampu untuk mencakup seluruh kawasan permukiman yang ada.

Jangkauan pelayanan minimarket dan toko tradisional mengalami persinggungan. Namun, adanya persinggungan antara jangkauan pelayanan minimarket dan toko tradisional tidak mempengaruhi jumlah sebaran toko tradisional di Kecamatan Gedebage. Terbukti melalui survei bahwa jumlah toko tradisional di Kecamatan Gedebage masih sangat banyak, bahkan beberapa diantaranya terletak sangat dekat dengan lokasi minimarket. Hal ini menandakan bahwa pengaruh keberadaan minimarket di Kecamatan Gedebage saat ini tidak mengancam keberlangsungan usaha toko tradisional.

Dengan adanya studi ini, harapannya mampu menjadi suatu bahan pertimbangan bagi pengawasan dan pemanfaatan ruang khususnya sektor perdagangan yang ada di Kecamatan Gedebage dan dapat menjadi masukan baik untuk pemerintah Kota Bandung khususnya Kecamatan Gedebage maupun pihak swasta dalam pembangunan sarana perdagangan.

(9)

PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP JUMLAH USAHA WARUNG TRADISIONAL

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih untuk kedua orang tua saya yang telah menjadi support sistem terbaik saya. Bapak Irland Fardani, S.Si., M.T. selaku dosen pembimbing saya yang telah banyak memberikan dukungannya sedari awal mula penelitian ini dimulai.

DAFTAR PUSTAKA

Andari, A. B., Sasmito, B., & Firdaus, H. S. (2021). Prediksi Zonasi Penerimaan Peserta Didik baru Sekolah Dasar Negeri Tahun 2020-2024 Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Kecamatan Tembalang). 9.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2019). Kecamatan Gedebage Dalam Angka 2019. Retrieved from https://bandungkota.bps.go.id/publication/download.html?

nrbvfeve=MDE0NDhkNTI5OWQ4ZDJkYzg1MzZhMTJl&xzmn=aHR0cHM6Ly9iYW5kdW5na290YS5icHMuZ28 uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOS8wOS8yNi8wMTQ0OGQ1Mjk5ZDhkMmRjODUzNmExMmUva2VjYW1hdGF uLWdlZGViYWdlLWRhbGFtLWFuZ2thLTIwMTku

Eko Satria Permana, Triyatno, A. Y. N. (2019). Pemanfaatan Network Analysis Dalam Mengidentifikasi Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tanah Datar. 2, 30–39.

Ginting, S. Y. B. (2018). Keberadaan Mini Market Alfarmart dan Indomart Kaitannya Dengan Tingkat

Penghasilan Pedagang Tradisional Di Wilayah Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Swarnabhumi, 3(1). Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/322573476.pdf Hikmah, L. A. (2017). Manajemen Peningkatan Hafalan Al Quran Melalui Program Tahfidz Di MI Riyadlotul Uqul

Doroampel Sumbergempol Tulungaung. 39–58.

Maesyaroh. (2018). Aplikasi Apersepsi Dan Penguasaan Materi Ajar Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Peningkatan Prestasi Siswa (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Nurul Huda Baros). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Obsidian, J. (2019). Pengaruh Berkembangnya Minimarket Modern Terhadap Kelangsungan Toko Usaha

Tradisional. Retrieved from https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14382/JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Permatasari, W. (2016). Pengaruh Persepsi Tentang Minimarket Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Tradisional Ciputat Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. http://repository.uinjkt.ac.id/.

Retrieved from http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33662/1/Wulan Permatasari 1112015000103 Watermark.pdf

Priyanka, M. D., & Yuliani, E. (2017). Analisis Tingkat Jangkauan Pelayanan Pengembangan Minimarket Di Koridor Jalan Terhadap Perilaku Konsumen Studi Kasus Koridor Jl. Semarang-Boja Kecamatan Mijen.

Jurnal Planologi, 14(1), 75–88.

Raharjo, R. H. (2015). Analisis Pengaruh Keberadaan Minimarket Modern terhadap Kelangsungan Usaha Toko Kelontong Di Sekitarnya (Studi Kasus Kawasan Semarang Barat , Banyumanik, Pedurungan Kota

Semarang).

Pramudya Alif Irland Fardani

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran jarak kedekatan lokasi toko/ warung tradisional dengan Indomaret ternyata hanya berdampak terhadap keberlangsungan usaha toko/ warung tradisional yang

Keberadaan minimarket berjaringan yang saling berdekatan dengan minimarket berjaringan lainnya maupun dengan toko tradisional di sekitarnya memiliki dampak negatif berupa

Dilihat dari kelompok sasaran yang pertama yaitu pasar tradisional, toko/warung dan usaha kecil atau UMKM maka manfaat kebijakan penataan toko modern minimarket di Kecamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga jual minimarket Alfamart terhadap tingkat keuntungan usaha retail.Penelilitian ini terdiri dari I variabel

Hal inilah yang diterapkan oleh para pemilik warung tradisional di Kecamatan Medan Helvetia, di tengah maraknya toko modern di Kota Medan khsusnya Kecamatan Medan Helvetia,

Penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dengan keberadaan minimarket terhadap pendapatan syariah toko kelontong di Kecamatan Somba Opu,

Dengan demikian omset penjualan gula pasir yang dialami usaha warung tradisional setelah adanya warung retail modern tidak mengalami penurunan dikarenakan dari 20 warung yang

Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana dampak kehadiran minimarket terhadap pasar tradisional Ngaliayan (2) Bagaimana strategi yang dilakukan