MAKALAH
DASAR-DASAR BISNIS JASA KONSTRUKSI
“Parameter Kelayakan Proyek”
MUH AGUS 031-2021-0205
C2
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
ii KATA PENGANTAR
Puji Syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimah kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami . untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, Desember 2024
Penulis
iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Masalah ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
a. Parameter utama yang digunakan untuk menilai kelayakan bisnis jasa konstruksi ... 3
b. Penerapan metode kelayakan proyek dapat meningkatkan keberhasilan konstruksi ... 8
BAB III PENUTUP... 11
a. Kesimpulan ... 11
b. Saran ... 11
Daftar Pustaka ... 12
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam dunia konstruksi, keberhasilan sebuah proyek sangat bergantung pada
perencanaan yang matang dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada analisis yang mendalam. Salah satu langkah awal yang krusial adalah penilaian kelayakan proyek. Penilaian ini bertujuan untuk memastikan bahwa proyek dapat berjalan sesuai rencana, memberikan keuntungan yang optimal, serta memenuhi kebutuhan
stakeholder yang terlibat.
Parameter kelayakan proyek menjadi pedoman utama untuk mengevaluasi apakah sebuah proyek layak untuk dilaksanakan. Parameter tersebut mencakup berbagai aspek, seperti finansial, teknis, pasar, lingkungan, dan hukum. Setiap parameter memiliki peran penting dalam memberikan gambaran menyeluruh tentang potensi keberhasilan proyek. Misalnya, analisis finansial membantu menilai profitabilitas proyek, sementara aspek teknis memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan dengan teknologi dan sumber daya yang tersedia.
Di sektor konstruksi, penilaian kelayakan proyek semakin penting dengan adanya tantangan global, seperti fluktuasi harga material, persaingan yang semakin ketat, dan tuntutan keberlanjutan. Selain itu, perubahan regulasi dan kebutuhan akan
infrastruktur hijau juga menjadi faktor yang harus diperhitungkan. Dalam konteks ini, perusahaan konstruksi memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk
mengevaluasi berbagai parameter kelayakan proyek agar dapat bersaing dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat.
Namun, proses penilaian kelayakan proyek tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi potensi keuntungan, tetapi juga sebagai langkah mitigasi risiko.
Dengan menggunakan parameter yang tepat, perusahaan dapat menghindari potensi kerugian, mengelola kendala teknis, dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu, pembahasan mengenai parameter kelayakan proyek menjadi penting untuk membantu perusahaan dan pihak terkait dalam mengambil keputusan yang strategis. Penilaian yang tepat tidak hanya menjamin keberhasilan proyek secara
2 finansial, tetapi juga mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa saja parameter utama yang digunakan untuk menilai kelayakan proyek?
- Bagaimana penerapan parameter kelayakan proyek dapat meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan proyek?
1.3 Tujuan Masalah
- Untuk mengetahui Apa saja parameter utama yang digunakan untuk menilai kelayakan proyek
- Untuk mengetahui penerapan parameter kelayakan proyek dapat meningkatkan keberhasilan dan keberlanjutan proyek?
3 BAB II
PEMBAHASAN
A. Parameter Utama Yang Digunakan Untuk Menilai Kelayakan Bisnis Jasa Konstruksi
1.
Aspek Finansial
Parameter ini digunakan untuk menilai kelayakan proyek dari segi keuangan. Beberapa metode utama dalam aspek finansial meliputi:
Net Present Value (NPV): Mengukur selisih antara nilai kini arus kas masuk dan keluar untuk menentukan apakah proyek memberikan keuntungan. Jika NPV positif, proyek dianggap layak.
Internal Rate of Return (IRR): Tingkat pengembalian investasi yang diharapkan. Proyek layak jika IRR lebih besar dari biaya modal.
Payback Period (PP): Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal dari arus kas yang dihasilkan proyek.
Profitability Index (PI): Rasio keuntungan bersih terhadap biaya investasi. Proyek layak jika PI > 1.
Parameter ini penting untuk memastikan bahwa proyek dapat memberikan hasil finansial yang menguntungkan bagi investor.
4 2.
Aspek Pasar
Aspek pasar menilai potensi permintaan dan persaingan dalam industri jasa konstruksi. Parameter yang digunakan meliputi:
Analisis Permintaan: Mengevaluasi kebutuhan pasar terhadap jenis proyek konstruksi, seperti perumahan, infrastruktur, atau gedung komersial.
Analisis Kompetisi: Menilai jumlah dan kekuatan pesaing di wilayah proyek untuk menentukan peluang dan strategi diferensiasi.
Target Pasar: Menentukan segmen pasar yang akan dilayani berdasarkan demografi, lokasi, dan preferensi pelanggan.
Aspek ini membantu memahami potensi keberhasilan proyek di pasar yang kompetitif.
3.
Aspek Teknis
Aspek teknis berfokus pada kelayakan operasional dan teknis proyek konstruksi. Parameter utamanya meliputi:
Ketersediaan Sumber Daya: Memastikan bahwa material, tenaga kerja, dan alat berat tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat waktu.
Teknologi yang Digunakan: Menilai efisiensi dan kelayakan teknologi yang diterapkan dalam proyek, seperti BIM
5 (Building Information Modeling) atau metode konstruksi modular.
Rencana Desain dan Pelaksanaan: Mengevaluasi desain proyek untuk memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan klien dan kondisi lokasi proyek.
Aspek teknis penting untuk memastikan bahwa proyek dapat dijalankan secara efisien dan memenuhi standar kualitas.
4.
Aspek Hukum dan Regulasi
Proyek konstruksi harus mematuhi regulasi dan peraturan yang berlaku untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari.
Parameter yang diperiksa meliputi:
Kepatuhan terhadap Undang-Undang: Memastikan bahwa proyek mematuhi regulasi seperti Undang-Undang Jasa Konstruksi dan Undang-Undang Perlindungan Lingkungan.
Izin dan Sertifikasi: Menilai kelengkapan izin, seperti
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), IMB (Izin Mendirikan Bangunan), dan sertifikasi tenaga kerja.
Kesepakatan Kontrak: Meninjau perjanjian kontrak antara penyedia jasa, pengguna jasa, dan pihak terkait untuk mengurangi potensi sengketa.
Aspek hukum memastikan bahwa proyek berjalan sesuai aturan dan melindungi semua pihak yang terlibat.
6 5.
Aspek Lingkungan
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan, parameter lingkungan menjadi semakin penting. Beberapa hal yang dievaluasi meliputi:
Dampak Lingkungan: Menilai potensi dampak negatif proyek terhadap lingkungan, seperti polusi udara, limbah, atau
deforestasi.
Penggunaan Material Ramah Lingkungan: Menerapkan bahan yang mendukung keberlanjutan, seperti beton hijau atau baja daur ulang.
Pembangunan Berkelanjutan: Memastikan proyek
mendukung prinsip green building untuk efisiensi energi dan air.
Parameter ini tidak hanya membantu melindungi lingkungan, tetapi juga meningkatkan citra perusahaan di mata investor dan masyarakat.
6.
Aspek Sosial
Selain aspek teknis dan finansial, aspek sosial juga penting, terutama untuk proyek yang berdampak langsung pada masyarakat.
Penerimaan Masyarakat: Mengevaluasi apakah proyek mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar.
7
Dampak Sosial: Menilai bagaimana proyek dapat meningkatkan kualitas hidup, seperti melalui akses infrastruktur atau penciptaan lapangan kerja.
Kemitraan dengan Komunitas Lokal: Melibatkan masyarakat lokal dalam proses pembangunan untuk menciptakan hubungan yang harmonis.
7.
Analisis Risiko
Selain parameter di atas, analisis risiko juga menjadi bagian integral dari penilaian kelayakan bisnis. Hal ini mencakup:
Risiko Keuangan: Seperti fluktuasi harga bahan baku atau keterlambatan pembayaran.
Risiko Operasional: Seperti kegagalan teknis atau kecelakaan kerja.
Risiko Eksternal: Perubahan regulasi atau kondisi pasar yang tidak stabil.
B. Penerapan Parameter Kelayakan Proyek Dapat Meningkatkan Keberhasilan dan Keberlanjutan Proyek?
1. Meningkatkan Efisiensi dan Profitabilitas (Aspek Finansial)
Penerapan Parameter: Menggunakan alat seperti Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) membantu mengidentifikasi apakah proyek akanmemberikan keuntungan yang layak dibandingkan investasi.
Manfaat:8
Mengurangi risiko kerugian finansial dengan memilih proyek yang paling menguntungkan.
Membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya ke proyek yang memiliki potensipengembalian tinggi.
2. Memenuhi Permintaan Pasar dan Meningkatkan Daya Saing (Aspek Pasar)
Penerapan Parameter: Analisis pasar, seperti evaluasi kebutuhan pelanggan dan proyeksi permintaan, membantu memastikan bahwa proyek relevan dan sesuai kebutuhan pasar.
Manfaat:
Proyek yang dirancang berdasarkan kebutuhan pasar memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Menyesuaikan proyek dengan tren pasar meningkatkan daya saing perusahaan.3. Menjamin Keberhasilan Pelaksanaan Proyek (Aspek Teknis)
Penerapan Parameter: Evaluasi teknis memastikan bahwa desain, teknologi, dan sumber daya yang digunakan sesuai dengan kebutuhan proyek.
Manfaat:
Menghindari kendala teknis, seperti keterlambatan atau kegagalan desain, yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya.
Memastikan penggunaan teknologi modern yang meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil.4. Mengurangi Risiko Hukum dan Kepatuhan terhadap
Regulasi (Aspek Hukum dan Regulasi)
9
Penerapan Parameter: Penilaian izin dan kepatuhan terhadap peraturan menghindarkan proyek dari potensi sengketa hukum atau penalti.
Manfaat:
Memastikan proyek berjalan sesuai kerangka hukum yang berlaku.
Mengurangi risiko penghentian proyek akibat ketidaksesuaian regulasi.5. Mendukung Keberlanjutan dan Perlindungan Lingkungan (Aspek Lingkungan)
Penerapan Parameter: Menggunakan material ramah lingkungan, menerapkan green building standards, dan menganalisis dampak lingkungan (AMDAL).
Manfaat:
Proyek yang ramah lingkungan tidak hanya memenuhi regulasi tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan.
Meningkatkan citra perusahaan sebagai pelopor dalam konstruksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.6. Memperkuat Hubungan dengan Masyarakat (Aspek Sosial)
Penerapan Parameter: Melibatkan masyarakat lokal dalam proyek dan memperhitungkan dampak sosial.
Manfaat:
Proyek yang diterima dengan baik oleh masyarakat lebih mudah mendapatkan dukungan dankelancaran operasional.
Memberikan manfaat langsung, seperti penciptaan lapangan kerja, yang meningkatkan nilai sosial proyek.10
7. Mengelola Risiko dengan Lebih Baik (Analisis Risiko)
Penerapan Parameter: Mengidentifikasi risiko sejak awal proyek, termasuk risiko finansial, teknis, dan eksternal
Manfaat:
Perusahaan dapat menyusun strategi mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak risiko.
Mengurangi ketidakpastian selama pelaksanaan proyek, sehingga meningkatkan kemungkinan proyek selesai tepat waktu dan sesuai anggaran..
11 BAB III
PENUTUP a. Kesimpulan
Penilaian kelayakan bisnis di sektor jasa konstruksi merupakan langkah yang sangat penting untuk memastikan keberhasilan proyek. Berbagai metode analisis, seperti finansial, teknis, pasar, hukum, lingkungan, dan risiko, harus dilakukan secara menyeluruh agar proyek tidak hanya layak secara ekonomi tetapi juga
berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Analisis finansial (NPV, IRR, Payback Period,
Profitability Index) memberikan gambaran tentang potensi keuntungan proyek.
Analisis pasar membantu memahami kebutuhan, kompetisi, dan peluang dalam sektor konstruksi.
b. Saran
1. Pelaksanaan Studi Kelayakan yang Mendalam
Perusahaan jasa konstruksi harus melakukan studi kelayakan secara menyeluruh sebelum memulai proyek. Hal ini
melibatkan kolaborasi antara tim keuangan, teknis, hukum, dan lingkungan untuk memastikan semua aspek telah
diperhitungkan.
12 DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Mengatur penyelenggaraan jasa konstruksi, termasuk hak dan kewajiban para pihak, serta persyaratan izin usaha dan sertifikasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Jasa Konstruksi.
Memberikan pedoman teknis terkait pelaksanaan proyek konstruksi dan pengelolaan risiko.
Jones, C., & Pimlott, J. (2020). Construction Business Management. New York:
McGraw-Hill.
Menyajikan konsep manajemen bisnis konstruksi, termasuk metode penilaian kelayakan proyek.
Kerzner, H. (2017). Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. Hoboken: John Wiley & Sons.
Membahas metodologi manajemen proyek, termasuk analisis risiko dan kelayakan.
Ghaffar, S. H., Corker, J., & Fan, M. (2018). "Additive Manufacturing Technology and Its Application to the Construction Industry." Automation in Construction, 93, 1-11.
Menjelaskan peran teknologi dalam meningkatkan kelayakan teknis dan operasional proyek konstruksi.
13