GMS DAN KANTOR PT. WIN WAHANA CIPTA MARGA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
FAIZAL : 31122035 SUMANTRI : 31122040
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2024 / 2025
i Laporan ini membahas mengenai studi kelayakan konstruksi proyek pembangunan Gedung GMS dan Kantor PT. Win Wahana Cipta Marga di Kota Makassar dan alokasi. Alokasi tersebut merupakan hasil perhitungan penulis. Konstruksi dan alokasi pada proyek pembangunan Gedung GMS dan Kantor PT. Win Wahana Cipta Marga di Kota Makassar bersumber dari survey langsung, data tender (laporan metode konstruksi) dan basic price. Alokasi bahan, pekerja, peralatan ,dan biaya yang penulis lakukan bersumber dari analisis perhitungan penulis sendiri yang memperoleh selisih biaya Rp.97.884.770,-.
Metode konstruksi pada proyek pembangunan Gedung GMS dan Kantor PT. Win Wahana Cipta Marga di Kota Makassar Kota Makassar secara umum hampir memenuhi kelayakan konstruksi. Namun, evaluasi yang penulis lakukan kebanyakan pada pekerjaan bekisting dan pembesian.
ii Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini. Laporan ini disusun sebagai bagian dari tugas mata kuliah studi kasus untuk mendalami aspek teknis, manajerial, dan analitis dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Dalam laporan ini, kami membahas secara mendalam mengenai studi kasus pada proyek pembangunan Gedung GMS dan Kantor PT. Win Wahana Cipta Marga. Melalui studi kasus ini, kami berupaya menggambarkan proses pelaksanaan proyek, permasalahan yang dihadapi, serta solusi yang diterapkan untuk memastikan keberhasilan proyek.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Eng. Ir. Adiwijaya S,ST. M.T. atas bimbingan, informasi, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki karya ini di masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya dalam memahami dan menerapkan konsep manajemen proyek konstruksi.
Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang diberikan untuk membaca laporan ini.
Makassar, 8 Desember 2024
Kelompok 8
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 iii DAFTAR ISI RINGAKASAN……….……….i
PRAKATA...………...……….….……….ii
DAFTAR ISI………..………...iii
DAFTAR TABEL………..………...iv
DAFTAR GAMBAR………..………..,v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Manfaat Penulisan ... 2
1.4 Tujuan Penulisan ... 2
BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK ... 3
2.1 Data Umum Proyek... 3
2.2 Ruang Lingkup Proyek ... 5
2.3 Penyajian Time Schedule Proyek... 7
2.4 Penyajian Sumber Daya 4M (Man, Meterial, Machine, dan Money) ... 8
BAB III PERENCANAAN SUMBER DAYA PROYEK ... 11
3.1 Rencana Time Schedule Tie Beam Dan Pelat Lantai... 11
3.2 Rencana Alokasi Bahan Kerja Tie Beam dan Pelat Lantai ... 11
3.3 Rencana Alokasi Tenaga Kerja Tie Beam dan Pelat Lantai ... 12
3.4 Rencana Alokasi Peralatan Tie Beam dan Pelat Lantai ... 13
3.5 Rencana Alokasi Pembiayaan Tie Beam dan Pelat Lantai ... 14
BAB IV EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (SUBSTRUCTURES) ... 16
4.1 Spesifikasi ... 16
4.2 Spesifikasi Tiang Pancang ... 16
4.3 Spesifikasi Pile Cap dan Tie Beam ... 18
4.4 Peralatan Pekerjaan ... 20
4.5 Tenaga Kerja ... 24
4.6 Metode Pelaksanaan ... 25
BAB V EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR ATAS (UPPER STRUCTURES) ... 38
5.1 Spesifikasi ... 38
5.2 Pelaratan ... 41
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 iv 5.3 Tenaga Kerja ... 43
5.4 Metode Pelaksanaan... 44
BAB VI EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR ATAP ... 62
6.1 Spesifikasi ... 62
6.2 Peralatan ... 63
6.3 Tenaga Kerja ... 65
6.4 Metode Pelaksanaan... 66
BAB VII PENUTUP ... 73
7.1 Kesimpulan ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN ... 75
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 v DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Struktur yang akan di bahas pada laporan studi kasus ini ... 5
Tabel 2. 2 Data Time Schedule ... 7
Tabel 2. 3 Penyajian Sumber Daya 4M (Man, Meterial, Machine, dan Money)... 8
Tabel 3. 1 Time Schedule proyek ... 11
Tabel 3. 2 Time Schedule Pelaksanaan Tie Beam Dan Pelat Lantai ... 11
Tabel 3. 3 Rencana Alokasi Bahan ... 12
Tabel 3. 4 Rencana Alokasi Tenaga Kerja Tie Beam ... 12
Tabel 3. 5 Rencana Alokasi Tenaga Kerja Pelat Lantai ... 13
Tabel 3. 6 Rencana Alokasi Peralatan Tie Beam ... 13
Tabel 3. 7 Rencana Alokasi Peralatan Pelat Lantai ... 13
Tabel 3. 8 Rencana Alokasi Pembiayaan ... 14
Tabel 4. 1 Peralatan konstruksi pekerjaan fondasi ... 20
Tabel 4. 2 Peralatan pekerjaan tanah dan pembobokan tiang pancang... 21
Tabel 4. 3 Peralatan konstruksi pekerjaan pile cap dan tie beam ... 22
Tabel 5.1 Peralatan konstruksi pekerjaan struktur atas
Tabel 6.1 Peralatan Konstruksi Struktur atap
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Peta Lokasi Proyek ... 3
Gambar 2. 2 Site Plan Lokasi Proyek ... 4
Gambar 2. 3 Rencana Pile Cap dan Tie Beam ... 5
Gambar 2. 4 Rencana Plat Lantai Semi-Basement ... 6
Gambar 4. 1 Spesifikasi tiang pancang ... 17
Gambar 4. 2 Spesifikasi Pile Cap ... 18
Gambar 4. 3 Spesifikasi Tie Beam ... 19
Gambar 4. 4 Hydraulic Static Pile ... 20
Gambar 4. 5 Crawler Crane ... 20
Gambar 4. 6 Total station... 20
Gambar 4. 7 Excavator ... 21
Gambar 4. 8 Breker excavator ... 21
Gambar 4. 9 Waterpass ... 21
Gambar 4. 10 Stamper ... 22
Gambar 4. 11 Bar bender ... 22
Gambar 4. 12 Bar Cutter... 22
Gambar 4. 13 Concrete mixer truck ... 23
Gambar 4. 14 Concrete Pump... 23
Gambar 4. 15 Vibrator Concrete ... 23
Gambar 4. 16 Gerobak... 23
Gambar 4. 17 Molen Beton ... 23
Gambar 4. 18 Gerobak... 23
Gambar 4. 19 Diagram alir pekerjaan tanah dan pembobokan tiang pancang ... 25
Gambar 4. 20 Penggalian tanah ... 26
Gambar 4. 21 Elevasi tiang pancang ... 26
Gambar 4. 22 Proses pembobokan ... 27
Gambar 4. 23 Denah Pile Cap yang ditinjau ... 28
Gambar 4. 24 Diagram alir pekerjaan pile cap ... 29
Gambar 4. 25 Proses Stake Out ... 30
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 vii Gambar 4. 26 Pemotongan tulangan pile cap ... 30
Gambar 4. 27 pembuatan lantai kerja pile cap ... 31
Gambar 4. 28 Pemasangan beton decking ... 31
Gambar 4. 29 Proses Stake Out ... 32
Gambar 4. 30 Memasang tulangan kolom ... 32
Gambar 4. 31 Memasang tulangan kolom ... 33
Gambar 4. 32 Diagram alir pekerjaan tie beam ... 34
Gambar 4. 33 Penggalian tanah ... 35
Gambar 4. 34 Lantai kerja ... 35
Gambar 4. 35 Bekisting batako ... 36
Gambar 4. 36 Menyetel concrete pump... 36
Gambar 4. 37 Uji Slump ... 37
Gambar 5. 1 Denah Lantai 2 ... 38
Gambar 5. 2 Prinsip Penulangan Kolom ... 39
Gambar 5. 3 Detail Penulangan Kolom ... 39
Gambar 5. 4 Prinsip Penulangan Balok ... 40
Gambar 5. 5 Detail Penulangan Balok ... 40
Gambar 5. 6 Prinsip Penulangan Pelat ... 41
Gambar 5. 7 Detail Penulangan Pelat ... 41
Gambar 5. 8 Bar bender ... 41
Gambar 5. 9 Bar cutter ... 42
Gambar 5. 10 Concrete mixer truck ... 42
Gambar 5. 11 Concrete pump truck ... 42
Gambar 5. 12 Vibrator concrete... 42
Gambar 5. 13 Blower... 43
Gambar 5. 14 Total Station ... 43
Gambar 5. 15 Mobile Crane ... 43
Gambar 5. 16 Diagram Alir Pekerjaan Kolom ... 44
Gambar 5. 17 Penentuan as kolom ... 45
Gambar 5. 18 Mesin Bar Cutter dan Bar Bender ... 45
Gambar 5. 19 Oprasional mobile crane ... 46
Gambar 5. 20 Merangkai tulangan kolom ... 46
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 viii Gambar 5. 21 Pabrikasi Bekesiting ... 46
Gambar 5. 22 Merakit bekisting ... 47
Gambar 5. 23 Oprasional Mobile Crane ... 47
Gambar 5. 24 Marking Kolom ... 47
Gambar 5. 25 Bekisting Kolom ... 48
Gambar 5. 26 Bucket Cor ... 48
Gambar 5. 27 Mengambil sampel... 49
Gambar 5. 28 Truck Mixer ... 49
Gambar 5. 29 Oprasional Mobile Crane ... 49
Gambar 5. 30 Penuangan Beton ... 50
Gambar 5. 31 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan pelat ... 51
Gambar 5. 32 Melevel kolom ... 52
Gambar 5. 33 Pabrikasi Bekisting ... 52
Gambar 5. 34 Kupingan kolom ... 53
Gambar 5. 35 Menyetel Scaffolding ... 53
Gambar 5. 36 Memasang Balok ... 53
Gambar 5. 37 Menyetel Bekisting ... 54
Gambar 5. 38 Mesin Bar Cutter dan Bar Bender ... 54
Gambar 5. 39 Oprasional Mobile Carne ... 55
Gambar 5. 40 Merangkai Tulangan Balok... 55
Gambar 5. 41 Merakit Scaffolding ... 56
Gambar 5. 42 Memasang Balok ... 56
Gambar 5. 43 Memasang Bondek ... 57
Gambar 5. 44 Bar Bender ... 57
Gambar 5. 45 Oprasional Mobile Crane ... 57
Gambar 5. 46 Merakit Tulangan Pelat Lantai... 58
Gambar 5. 47 Besi Spacer ... 58
Gambar 5. 48 Memasang Tahu Beton ... 58
Gambar 5. 49 Blower... 59
Gambar 5. 50 Waterpass ... 59
Gambar 5. 51 Concrete Pump... 59
Gambar 5. 52 Slump test dan Pengambilan Sampel ... 60
Gambar 5. 53 Pengecoran Pelat Lantai dan Balok ... 60
FAIZAL / 31120035
SUMANTRI / 31120040 ix Gambar 5. 54 Meratakan Cor ... 60
Gambar 6. 1 Denah pelat atap ... 62
Gambar 6. 2 Detail Tulangan Pelat atap ... 63
Gambar 6. 3 Bar bender ... 63
Gambar 6. 4 Bar cutter ... 63
Gambar 6. 5 Concrete mixer truck ... 64
Gambar 6. 6 Concrete pump truck... 64
Gambar 6. 7 Vibrator concrete... 64
Gambar 6. 8 Blower... 64
Gambar 6. 9 Total Station ... 65
Gambar 6. 10 Mobile Crane ... 65
Gambar 6. 11 Diagram alir pelat atap ... 66
Gambar 6. 12 Merakit Scaffolding ... 67
Gambar 6. 13 Memasang Balok ... 67
Gambar 6. 14 Memasang Bondek ... 68
Gambar 6. 15 Bar Bender ... 68
Gambar 6. 16 Oprasional Mobile Crane ... 68
Gambar 6. 17 Merakit Tulangan Pelat Lantai... 69
Gambar 6. 18 Besi Spacer ... 69
Gambar 6. 19 Memasang Tahu Beton ... 69
Gambar 6. 20 Blower... 70
Gambar 6. 21 Waterpass ... 70
Gambar 6. 22 Concrete Pump... 70
Gambar 6. 23 Slump test dan Pengambilan Sampel ... 71
Gambar 6. 24 Pengecoran Pelat Lantai dan Balok ... 71
Gambar 6. 25 Meratakan Cor ... 71
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Proyek konstruksi gedung merupakan salah satu jenis proyek yang kompleks, membutuhkan koordinasi dan pengelolaan sumber daya yang tepat agar proyek dapat berjalan sesuai jadwal dan standar kualitas yang telah ditetapkan. Salah satu pendekatan penting dalam manajemen proyek konstruksi adalah pengalokasian 4M: Material, Man (tenaga kerja), Machine (mesin dan peralatan), dan Money (biaya). Keempat elemen ini menjadi fondasi utama dalam memastikan keberhasilan proyek.
Proyek pembangunan gedung ini bertujuan untuk menciptakan infrastruktur modern yang memenuhi standar fungsional dan estetika sesuai dengan kebutuhan pasar dan regulasi setempat. Dalam rangka mencapai target waktu dan kualitas, pengalokasian sumber daya 4M harus direncanakan dengan matang dan diawasi secara berkala agar tidak terjadi pemborosan atau ketidakefisienan. Selain itu, proyek ini juga harus mematuhi standar keselamatan dan kelestarian lingkungan, sehingga pengelolaan 4M menjadi lebih krusial.
Dengan pengelolaan yang tepat, proyek diharapkan dapat selesai sesuai jadwal, dalam batas biaya yang telah ditetapkan, serta dengan kualitas bangunan yang optimal.
Pengawasan dan evaluasi yang kontinu terhadap penggunaan sumber daya akan menjadi kunci keberhasilan proyek konstruksi gedung ini.
Dalam bidang ketekniksipilan, terkadang kita menemukan permasalahan, seperti apa yang telah direncanakan tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang memustuskan untuk melakukan studi kasus alokasi sumber daya pada proyek pembangungan struktur yang ada dikota Makassar tepatnya di CPI yaitu “Pembangunan Gedung Serba Guna” agar dapat memperoleh ilmu dan pengalaman langsung dilapangan
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, pengelolaan sumber daya menjadi salah satu faktor krusial yang mempengaruhi keberhasilan proyek. Sumber daya yang dikenal dengan konsep 4M—Material, Man (tenaga kerja), Machine (mesin/peralatan), dan Money (anggaran)—harus dialokasikan dengan cermat dan efisien agar proyek dapat
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
2 berjalan sesuai rencana. Namun, sering kali muncul beberapa permasalahan dalam pengelolaan dan alokasinya, yang dapat mempengaruhi waktu, kualitas, dan biaya proyek.
Beberapa permasalahan yang perlu dikaji dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengoptimalkan pengadaan dan penggunaan material agar sesuai dengan jadwal proyek dan meminimalkan pemborosan?
2. Bagaimana strategi yang tepat untuk mengalokasikan tenaga kerja secara efisien sehingga dapat menyelesaikan tugas sesuai tenggat waktu dan standar kualitas yang telah ditetapkan?
3. Bagaimana memastikan pengelolaan anggaran proyek tetap efisien, mencegah pembengkakan biaya, dan tetap berada dalam batas yang telah direncanakan?
1.3 Manfaat Penulisan
Agar kita dapat merencanakan alokasi sumber daya proyek yaitu man, material, machine, dan money, dan mengevaluasi metode pelaksaan pekerjaan struktur pada proyek konstruksi
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik pada semester lima dan untuk mengetahui teori-teori praktis yang dilaksanakan di lapangan sehingga mahasiswa dapat membandingkan antara apa yang diperoleh di kampus dan bagaimana mengaplikasikannya di lapangan , agar dengan sendirinya dapat menunjang keahlian tersendiri bagi mahasiswa yang menekuni ilmu Teknik sipil. Dan Untuk mendapatkan proses tahap konstruksi yang layak teknis dan menjamin kelayakan Gedung serta efesiensi dari segi material dan sumber daya.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
3 BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1 Data Umum Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Serbaguna dan Kantor PT.Win Wahana Cipta Marga memiliki data-data proyek sebagai berikut:
1. Nama Proyek adalah Pembangunan Gedung Serbaguna dan Kantor PT.Win Wahana Cipta
2. Waktu Pelaksanaan : 280 Hari Kalender
3. Lokasi Proyek : Jalan Ocean Drive, Citraland Point of Indonesia, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Gambar 2. 1 Peta Lokasi Proyek
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
4 Gambar 2. 2 Site Plan Lokasi Proyek
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
5 4. Format Pelaksanaan Proyek
a. Pemilik Proyek : PT.Win Wahana Cipta Marga b. Kontraktor Pelaksana : PT.Win Wahana Cipta Marga c. Konsultan Pengawas : GMS
d. Sumber Dana : PT.Win Wahana Cipta Marga 5. Biaya Proyek : Rp. 14.426.493.136
6. Dimensi Proyek
a. Luas Area : 1600 m² b. Jumlah Lantai : 7 Lantai c. Tinggi Bangunan : 25,20 m Mutu Beton : K-300
2.2 Ruang Lingkup Proyek
Tabel 2. 1 Struktur yang akan di bahas pada laporan studi kasus ini NO
.
ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
1. Pekerjaan Pile Cap Menggunakan Pile Cap PC1, PC2, PC3, PC4
2. Pekerjaan Tie Beam Menggunakan Tie Beam TB1, TB2 3. Pekerjaan Lantai Semi Basement Menggunakan Beton Tebal 15 cm
• Menentukan As Pada Setiap Item Pekerjaan, Sebagai Berikut;
Gambar 2. 3 Rencana Pile Cap dan Tie Beam
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
6 Gambar 2. 4 Rencana Plat Lantai Semi-Basement
7 2.3 Penyajian Time Schedule Proyek
Tabel 2. 2 Data Time Schedule
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
8 2.4 Penyajian Sumber Daya 4M (Man, Meterial, Machine, dan Money)
Tabel 2. 3 Penyajian Sumber Daya 4M (Man, Meterial, Machine, dan Money)
PERENCANAAN ALOKASI BAHAN 4M (MAN POWER, MATERIAL, MACHINE, DAN MONEY)
A. KEGIATAN B KONDISI
CUACA No Pekerjaan Yang
Dikerjakan Cerah
Cerah Berawan Mendung Gerimis
Hujan
Jam
6 agts
S /d S /d S /d S /d S /d
1 PEKERJAAN PILE CAP Jam 19
ags
PEKERJAAN PEMBESIAN Jam
a. Tul. Utama
Ulir D19&D16 Jam
b. Tul. sengkang ∅12&∅10 Jam
PEKERJAAN BEKISTING Batako PEKERJAAN PEMBETONAN K-300
I. MAN POWER III. MACHINE
No Keahlian
Pekerja Jumlah
Org Org Org Org
No Jenis Mesin
Bar bender Waterpass Meteran Concrete Mixer Bar Cutter
Unit
1 Mandor 1 1 1
2 Tukang besi 4 2 1
3 4.
4.
Tukang Batu 10
Pekerja 13
3 1
4 1
5 1
II. MATERIAL IV. MONEY (Rp)
No Jenis Material Volu me Pembesian Ulir PembesianPolos Beton
Bekisting
Sat No Anggaran
Pekerjaan
Harga (Rp)
1 Kg 1 Pembesian tul.
Utama
2 Kg 2 Pembesian tul.
Sengkang
3 m2 3 Beton
4 m2 4 Bekisting
Proyek : PT. Win Wahana Cipta Marga Pekerjaan Spesifik : Pekerjaan Pile Cap
Lokasi : Jalan Ocean Drive, CPI Kota Makassar Pemilik/Owner : PT. Win Wahana Cipta Marga
Kontraktor : PT. Win Wahana Cipta Marga Konsultan Pengawas : GMS
Waktu Pelaksanaan : Day Waktu Pemeliharaan : Day Pekan Ke : 10 Hari : Selasa Tanggal : 6 Agustus
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
9
PERENCANAAN ALOKASI BAHAN 4M (MAN POWER, MATERIAL, MACHINE, DAN MONEY)
A. KEGIATAN B
KONDISI CUACA No Pekerjaan Yang
Dikerjakan Cerah
Cerah Berawan Mendung Gerimis Hujan
Jam
16 agts
S /d S /d S /d S /d S /d
1 PEKERJAAN Tie Beam Jam 2
sept mbe r
PEKERJAAN PEMBESIAN Jam
a. Tul. Utama
Ulir D25&D19 Jam
b. Tul. sengkang ∅12&∅12 Jam
PEKERJAAN BEKISTING Batako PEKERJAAN PEMBETONAN K-300
I. MAN POWER III. MACHINE
No Keahlian
Pekerja Jumlah
Org Org Org Org
No Jenis Mesin
Bar bender Waterpass Meteran Concrete Mixer Bar Cutter
Unit
1 Mandor 1 1 1
2 Tukang besi 4 2 1
3 4
Tukang Batu 10
Pekerja 13
3 1
4 1
5 1
II. MATERIAL IV. MONEY (Rp)
No Jenis Material Volu me Pembesian Ulir
Pembesian Polos Beton Bekisting
Sat No Anggaran
Pekerjaan
Harga (Rp)
1 Kg 1 Pembesian tul.
Utama
2 Kg 2 Pembesian tul.
Sengkang
3 m2 3 Beton
4 m2 4 Bekisting
Proyek : PT. Win Wahana Cipta Marga Pekerjaan Spesifik : Pekerjaan Tie Beam
Lokasi : Jalan Ocean Drive, CPI Kota Makassar Pemilik/Owner : PT. Win Wahana Cipta Marga
Kontraktor : PT. Win Wahana Cipta Marga Konsultan Pengawas : GMS
Waktu Pelaksanaan : Day Waktu Pemeliharaan : Day Pekan Ke : 12 Hari : Senin Tanggal : 19 Agustus
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
10
PERENCANAAN ALOKASI BAHAN 4M (MAN POWER, MATERIAL, MACHINE, DAN MONEY)
A. KEGIATAN B KONDISI
CUACA No Pekerjaan Yang
Dikerjakan Cerah
Cerah Berawan Mendung Gerimis
Hujan
Jam
02 Sept
S /d S /d S /d S /d S /d 1 PEKERJAAN Pelat Lantai Semi-
Basement
Jam 10
Sept
PEKERJAAN PEMBESIAN Jam
a. Tul. Utama ∅12
Jam PEKERJAAN BEKISTING -
PEKERJAAN PEMBETONAN K-300
I. MAN POWER III. MACHINE
No Keahlian
Pekerja Jumlah
Org Org Org Org
No Jenis Mesin
Bar bender Waterpass Meteran Concrete Mixer Bar Cutter
Unit
1 Mandor 1 1 1
2 Tukang besi 4 2 1
3 4.
1.
Tukang Batu 10
Pekerja 13
3 1
4 1
5 1
II. MATERIAL IV. MONEY (Rp)
No Jenis Material Volu me Pembesian Ulir PembesianPolos Beton
Bekisting
Sat No Anggaran
Pekerjaan
Harga (Rp)
1 Kg 1 Pembesian tul.
Utama
2 Kg 2 Pembesian tul.
Sengkang
3 m2 3 Beton
4 m2 4 Bekisting
Proyek : PT. Win Wahana Cipta Marga
Pekerjaan Spesifik : Pekerjaan Pelat Lantai Semi-Basement Lokasi : Jalan Ocean Drive, CPI Kota Makassar Pemilik/Owner : PT. Win Wahana Cipta Marga
Kontraktor : PT. Win Wahana Cipta Marga Konsultan Pengawas : GMS
Waktu Pelaksanaan : Day Waktu Pemeliharaan : Day Pekan Ke : 14 Hari : Senin Tanggal : 2 September
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
11 BAB III
PERENCANAAN SUMBER DAYA PROYEK
3.1 Rencana Time Schedule Tie Beam Dan Pelat Lantai
Berikut (tabel 3.1) ditampilkan rencana time schedule pada pekerjaan struktur lantai semi-basement pada proyek gedung serbaguna dan kantor win tower Kota Makassar.
Tabel 3. 1 Time Schedule proyek
Tabel 3. 2 Time Schedule Pelaksanaan Tie Beam Dan Pelat Lantai
3.2 Rencana Alokasi Bahan Kerja Tie Beam dan Pelat Lantai
Rencana alokasi bahan (materials) merupakan perencanaan yang detail mengenai bagaimana material akan digunakan dalam produktivitas proyek. Berikut di tampilkan rencana alokasi pekerjaan struktur Tie Beam dan Pelat Lantai pada proyek gedung serbagunar dan kantor win tower
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
12 Tabel 3. 3 Rencana Alokasi Bahan
3.3 Rencana Alokasi Tenaga Kerja Tie Beam dan Pelat Lantai
Rencana alokasi tenaga kerja (Man) merupakan perencanaan detail mengenai bagaimana tenaga kerja dialokasikan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dalam suatu proyek. Berikut di tampilkan rencana alokasi tenaga kerja pekerjaan struktur Tie Beam dan Pelat Lantai pada proyek gedung serbaguna dan kantor win tower kota Makassar.
Tabel 3. 4 Rencana Alokasi Tenaga Kerja Tie Beam
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
13 Tabel 3. 5 Rencana Alokasi Tenaga Kerja Pelat Lantai
3.4 Rencana Alokasi Peralatan Tie Beam dan Pelat Lantai
Rencana alokasi peralatan (Machine) merupakan perencanaan detail mengenai peralatan-peralatan yang akan digunakan selama proyek berjalan. Berikut di tampilkan rencana alokasi tenaga kerja pekerjaan struktur Tie Beam dan Pelat Lantai pada proyek gedung serbaguna dan kantor win tower kota Makassar.
Tabel 3. 6 Rencana Alokasi Peralatan Tie Beam
Tabel 3. 7 Rencana Alokasi Peralatan Pelat Lantai
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
14 3.5 Rencana Alokasi Pembiayaan Tie Beam dan Pelat Lantai
Rencana alokasi pembiayaan (Money) merupakan perencanaan detail mengenai penggunaan dana yang tersedia dan digunakan selama proyek berjalan. Harga yang digunakan berasal dari dokumen pribadi proyek, dukungan media sosial, dan perkiraan harga rasional dari basic price tahun 2023. Berikut di tampilkan rencana alokasi pembiayaan pekerjaan struktur Tie Beam dan Pelat Lantai pada proyek gedung serbaguna dan kantor win tower kota Makassar.
Tabel 3. 8 Rencana Alokasi Pembiayaan
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
15
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
16 BAB IV
EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH (SUBSTRUCTURES)
4.1 Spesifikasi
Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di bawah permukaan tanah yang berfungsi untuk menahan beban dari struktur atas dan memindahkannya kedalam tanah keras. Struktur bawah meliputi fondasi, pile cap, dan tie beam.
Pada pekerjaan struktur bawah ini, kami mengambil proyek Pembangunan GEDUNG KANTOR PT. WIN DAN GMS. Kami melakukan peninjauan dan pengamatan secara langsung untuk proses pekerjaan struktur bawah pada gedung ini.
4.2 Spesifikasi Tiang Pancang
Fondasi tiang pancang pada proyek ini menggunakan tiang pancang berbentuk persegi (square pile) dengan 2 dimensi. Yaitu 40 x 40 x 2300 cm, dan 40 x 40 x 600 cm dengan mutu beton K-1000. Pertimbangan menggunakan fondasi tiang pancang pada proyek ini adalah karena tidak memiliki potensi merusak bangunan di sekitar karena lokasi pemancangan berada pada lahan yang luas dan jauh dari bangunan di sekitarnya.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
17 Gambar 4. 1 Spesifikasi tiang pancang
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
18 4.3 Spesifikasi Pile Cap dan Tie Beam
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Sedangkan Tie Beam berfungsi untuk memikul beban dinding (sama halnya seperti balok) dan untuk mengikat pondasi satu sama lain agar tidak terjadi pergeseran dan meminimalisir penurunan pada pondasi.
Untuk Pile Cap pada proyek ini terdapat 4 tipe dengan menggunakan besi D19 dan D16. Untuk Tie Beam sendiri terdapat 2 tipe dengan ukuran dan penempatan tulangan yang berbeda-beda. Tie beam pada proyek ini dicor monolit dengan pile cap. Untuk spesifikasi lengkap pile cap dan tie beam akan dilampirkan pada bagian lampiran.
Gambar 4. 2 Spesifikasi Pile Cap
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
19 Gambar 4. 3 Spesifikasi Tie Beam
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
20 4.4 Peralatan Pekerjaan
4.1.1 Peralatan Pekerjaan Fondasi
Tabel 4. 1 Peralatan konstruksi pekerjaan fondasi
No Peralatan Pemanfaatan Gambar
1 hydraulic static pile driver (hspd)
hydraulic static pile driver (hspd) adalah alat yang digunakan untuk
memancang tiang
pancang ke dalam tanah.
2 Crawler Crane Crawler crane merupakan alat pengangkat material yang digunakan untuk mengangkat material seperti tiang pancang.
3 Total Station Total Station digunakan untuk menentukan posisi titik tiang pancang sesuai dengan gambar design
Gambar 4. 4 Hydraulic Static Pile
Gambar 4. 5 Crawler Crane
Gambar 4. 6 Total station
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
21 4.1.2 Peralatan Pekerjaan Tanah dan Pembobokan Tiang Pancang
Tabel 4. 2 Peralatan pekerjaan tanah dan pembobokan tiang pancang
No Peralatan Pemanfaatan Gambar
1 Excavator Excavator berfungsi
untuk menggali, meratakan, dan memindahkan tanah.
2 Breaker excavator Breaker excavator digunakan untuk memecah kepala tingang pancang
3 Waterpass Waterpass digunakan
untuk mememudahkan elevasi bobokan tiang pancang dan lantai kerja pileca
Gambar 4. 7 Excavator
Gambar 4. 8 Breker excavator
Gambar 4. 9 Waterpass
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
22
4 Stamper Stamper merupakan alat
yang dipergunakan untuk memadatkan tanah.
4.1.3 Peralatan Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
Tabel 4. 3 Peralatan konstruksi pekerjaan pile cap dan tie beam
No Peralatan Pemanfaatan Gambar
1 Bar Bender Bar bender merupakan alat yang dipakai untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan.
2 Bar Cutter Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sehingga pemotongan dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat dan hemat tenaga.
Gambar 4. 10 Stamper
Gambar 4. 11 Bar bender
Gambar 4. 12 Bar Cutter
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
23 3 Concrete Mixer Truck
Spesifikasi:
Concrete mixer truck merupakan alat untuk mengangkut beton ready mix ke lokasi
pengecoran.
4 Concrete Pump Truck
Truck yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ketempat-tempat sulit dijangkau.
5 Vibrator concrete Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukan kedalam bekisting.
6 Gerobak Geroak digunakan
mengangkut campuran pada pembuatan lantai kerja
Gambar 4. 13 Concrete mixer truck
Gambar 4. 14 Concrete Pump
Gambar 4. 15 Vibrator Concrete Gambar 4. 15 Vibrator
Concrete
Gambar 4. 16 Gerobak
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
24
7 Molen Molen digunakan untuk
membantu adukan semen pada saat pembuatan lantai kerja
8 Waterpass Waterpass digunakan
untuk mengelevasi pekerjaan pile cap dan tie beam
4.5 Tenaga Kerja
4.1.4 Pekerjaan Fondasi 1. Pelaksana
2. Operator alat pancang 3. Operator crawler crane 4. Pekerja
4.1.5 Pekerjaan Tanah dan Pembobokan Tiang Pancang 1. Pelaksana
2. Surveyor
3. Operator excavator 4. Mandor
5. Pekerja
Gambar 4. 17 Molen Beton
Gambar 4. 18 Waterpass
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
25 4.1.6 Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
1. Pelaksana 2. Surveyor 3. Mandor 4. Tukang besi 5. Tukang kayu 6. Pekerja 4.6 Metode Pelaksanaan
4.1.7 Pekerjaan Tanah dan Pembobokan Tiang Pancang Diagram alir pekerjaan tanah dan pembobokan tiang pancang:
Gambar 4. 19 Diagram alir pekerjaan tanah dan pembobokan tiang pancang
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
26 Langkah kerja pelaksanaan pekerjaan tanah dan pembobokan tiang pancang sebagai berikut.
1. Memulai penggalian disetiap titik pile cap menggunakan excavator sesuai ukuran dan elevasi pada gambar rencana.
Gambar 4. 20 Penggalian tanah
2. Hasil tanah galian disimpan agak berjarak dari tempat galian tanah, agar tanah yang sudah digali tidak jatuh kembali.
3. Melakukan elevasi dudukan pile cap pada tiang pancang sebagai batas bobokan
Gambar 4. 21 Elevasi tiang pancang
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
27 4. Membobok tiang pancang sesuai dengan batas ketinggian yang telah di marking.
Gambar 4. 22 Proses pembobokan
5. Sisa bobokan pancang diangkut ke tempat sisa galian sebelumnya.
6. Meratakan permukaan tanah pada area yang telah dibobok sebagai landasan lantai kerja pile cap
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
28 4.1.8 Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
A. Pekerjaan Pile Cap
Gambar 4. 23 Denah Pile Cap yang ditinjau
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
29 Diagram alir pekerjaan pile cap:
Gambar 4. 24 Diagram alir pekerjaan pile cap Langkah kerja pelaksanaan pekerjaan pile cap sebagai berikut:
1. Melakukan Stake Out menggunakan total station untuk menetukan sudut pile cap pada masing – masing area yang telah bobok, lalu memberkan tanda dengan patok besi
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
30 Gambar 4. 25 Proses Stake Out
2. Melakukan elavasi pada patok besi lalu menandai dengan plester sebagai top lantai kerja
Gambar 4. 26 Pemotongan tulangan pile cap
3. Memasang Benang sebagai acuan pada patok sesuai dengan tanda elevasi lantai kerja
4. Melakukan urugan pasir pada area lantai kerja
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
31 5. Membuat lantai kerja dari adukan semen dan pasir dengan mengikuti benang
acuan.
Gambar 4. 27 pembuatan lantai kerja pile cap
6. Mengangkut tulangan pile cap menggunakan mobile crene sembari mengatur jatuhnya posisi tulangan pile cap agar pas di tengah lantai kerja.(tulangan pile cap telah dipabrikasi)
Gambar 4. 28 Pemasangan beton decking
7. Memasang tahu beton pada sisi bawah dan samping pile cap.
8. Menghubungakan tulangan pile cap dengan tulangan pancang
9. Melakukan stake out menggunakan total station untuk menentukan as kolom pada tulangan pile cap dan memberi marking
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
32 Gambar 4. 29 Proses Stake Out
10. Memasang tulangan kolom pada tulangan pile cap, sesuai dengan markingan
Gambar 4. 30 Memasang tulangan kolom
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
33 11. Memasang batako sebagai bekisting pile cap sampai -15 cm dari batas lantai
0,00 (persiapan tulangan pelat semi basement).
Gambar 4. 31 Memasang tulangan kolom
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
34 B. Tie beam
Gambar 4. 32 Diagram alir pekerjaan tie beam
Langkah kerja pelaksanaan pekerjaan tie beam sebagai berikut:
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
35 1. Menggali tanah menggunakan excavator pada daerah tie beam nantinya,
sembari mengontrol kedalam galian menggunakan waterpass
Gambar 4. 33 Penggalian tanah
2. Meratakan permukaan tanah yang akan menjadi daerah pasangan tie beam 3. Melakukan pengukuran manual posisi tie beam lalu diberi tanda dengan patok
besi
4. Melakukan elevasi lantai kerja tie beam sesuai tipe tie beam pada patok besi Lalu diberi tanda dengan plester
5. Memasang benang acuan disetiap patok tie beam 6. Melakukan urugan pasir pada area lantai kerja
7. Membuat lantai kerja dengan mengikuti benang acuan
Gambar 4. 34 Lantai kerja
8. Memasang tulangan utama tie beam pada tulungan pile cap sesuai gambar rencana
9. Merakit begel yang telah terpabrikasi pada tulangan utama tie beam
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
36 12. Setelah proses perakitan tulangan tie beam rampung, selanjutnya memasang
tahu beton pada sisi bawah dan samping tie beam
10. Memasang batako sebagai bekisting tie beam sampai -15 cm dari batas lantai 0,00 (persiapan tulangan pelat semi basement).
Gambar 4. 35 Bekisting batako
11. Membersihkan area tie beam dan pile cap yang akan dicor
12. Menginspeksi pembesian , jika tidak terjadi kesalahan lahan siap diccor 13. Menyetel posisi concrete pump.
Gambar 4. 36 Menyetel concrete pump
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
37 14. Sebelum beton dari truck mixer di tuang ke concrete pump, terlebih dahulu
dilakukan uji test slump dan pengambilan sampel
Gambar 4. 37 Uji Slump 15. Melakukan pengecoran diikuti dengan vibarator
Evaluasi Metode Struktur Bawah:
1. Untuk pada bagian pembobokan pancang menggunakan breker excavator memang secara efisensi waktu bagus namun hasil dari bobokan kurang presisi karena getaran terlalu besar
2. Pembuatan lantai kerja hanya menggunakan campuran semen dan air. Tidak menggunakan kerikil sehingga cenderung menurunkan kekuatan dan stabilitas lantai kerja ketika proses pengecoran.
3. Metode yang dilakukan pada pekerjaan pile cap dan tie beam dinilai rasional, karena mulai dari pemilihan batako sebagai bekisting dan pemanfaatan pasir yang sebelumnha digali digunakan Kembali sebagai timbunan
4. Tidak dilakukan proses pembersihan area yang akan dicor
5. Pengecoran pile cap dan tie beam dilakukan secara bersamaan sehingga dapat mengefisienkan waktu
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
38 BAB V
EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR ATAS (UPPER STRUCTURES)
5.1 Spesifikasi
Struktur atas adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di atas permukaan tanah. Struktur ini terdiri atas kolom, balok, dan pelat. Pada pekerjaan struktur atas ini, kami mengambil proyek Pembangunan Gedung GMS dan Kantor PT.
WWCM. Kami melakukan peninjauan berdasarkan pengalaman PKL dan Kerja yang kami dapat di lapangan.
5.1.1 Detail Spesifikasi Struktur
Gambar 5. 1 Denah Lantai 2
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
39 a. Spesifikasi Kolom
Kolom merupakan tiang vertikal yang digunakan untuk mendukung struktur bangunan, seperti atap, balok, atau lantai. Biasanya terbuat dari beton, baja, atau batu, dan berfungsi untuk mentransfer beban dari bagian atas ke bagian bawah bangunan.
Gambar 5. 2 Prinsip Penulangan Kolom
Gambar 5. 3 Detail Penulangan Kolom
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
40 b. Spesifikasi Balok
Balok adalah elemen struktural horizontal yang berfungsi untuk menahan beban dan mentransfernya ke kolom atau elemen struktural lainnya. Balok biasanya digunakan dalam konstruksi bangunan untuk mendukung beban dari lantai, atap, atau dinding, dan mentransfer beban tersebut ke struktur penyangga vertikal seperti kolom atau dinding.
Gambar 5. 4 Prinsip Penulangan Balok
Gambar 5. 5 Detail Penulangan Balok c. `Spesifikasi Pelat
elemen struktural datar dan tipis yang berfungsi untuk mendistribusikan beban dari atas (seperti beban dari lantai, atap, atau dinding) ke elemen-elemen penopang vertikal, seperti kolom atau dinding. Pelat sering digunakan dalam konstruksi bangunan sebagai lantai, langit-langit, atau atap.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
41 Gambar 5. 6 Prinsip Penulangan Pelat
Gambar 5. 7 Detail Penulangan Pelat 5.2 Pelaratan
Tabel 5.1 Peralatan konstruksi pekerjaan struktur atas
No Peralatan Pemanfaatan Gambar
1 Bar Bender Bar bender merupakan alat yang dipakai untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan.
Gambar 5. 8 Bar bender
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
42 2 Bar Cutter Bar cutter yaitu alat
pemotong baja tulangan sehingga pemotongan dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat dan hemat tenaga.
Gambar 5. 9 Bar cutter
3 Concrete Mixer Truck Concrete mixer truck merupakan alat untuk mengangkut beton ready mix ke lokasi
pengecoran.
Gambar 5. 10 Concrete mixer truck
4 Concrete Pump Truck Truck yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ketempat-tempat sulit
dijangkau. Gambar 5. 11 Concrete pump
truck 5 Vibrator concrete Alat ini berfungsi
memadatkan adonan beton yang dimasukan kedalam bekisting.
Gambar 5. 12 Vibrator concrete
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
43 6 Kipas Blower Kipas blower digunakan
untuk membersihkan area yang akan dicor beton dari sisa sisa pekerjaan bekisting dan pembesian seperti potongan kawat, serbuk kayu dan juga debu.
Gambar 5. 13 Blower
7 Total Station Total Station digunakan untuk menentukan posisi titik as kolom dan level balok dan lantai sesuai dengan gambar design
Gambar 5. 14 Total Station 8 Mobile Crane Mobile Crane
digunakan untuk mengangkat dan memindahkan beban berat, dengan cara yang dapat bergerak sendiri dari satu lokasi ke lokasi lain.
Gambar 5. 15 Mobile Crane
5.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan pada pekerjaan struktur atas diantaranya : 1. Pelaksana
2. Surveyor 3. Mandor 4. Tukang Besi 5. Tukang Kayu 6. Pekerja
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
44 5.4 Metode Pelaksanaan
5.4.1 Pekerjaan Kolom a. Spesifikasi
Kolom merupakan tiang vertikal yang digunakan untuk mendukung struktur bangunan, seperti atap, balok, atau lantai. Biasanya terbuat dari beton, baja, atau batu, dan berfungsi untuk mentransfer beban dari bagian atas ke bagian bawah bangunan.
Urutan pekerjaan kolom dapat dijelaskan flowchart pada pengerjaan kolom :
Gambar 5. 16 Diagram Alir Pekerjaan Kolom
MARKING KOLOM - STEK TULANGAN KOLOM
CEK KEMBALI TULANGAN DAN
BEKISTING
PABRIKASI TULANGAN KOLOM PABRIKASI BEKISTING KOLOM
PEMASANGAN BEKISTING
PERBAIKI TIDAK
PEMBONGKARAN BEKISTING PENGECORAN KOLOM
PERAWATAN BETON PEMASANGAN SEPATU KOLOM – PIPA INSTALASI
PEMASANGAN TULANGAN KOLOM
IYA
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
45 b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pembesian kolom
Pada pembesian kolom dilakukan pabrikasi sekaligus pemasangan dengan menggunakan tulangan pokok D19 dan D16, serta tulangan Sengkang menggunakan besi polos dengan diameter 10 mm dengan jarak 100 mm.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Menentukan titik-titik as kolom menggunakan total station dan memberi markingan menggunakan sipatan agar kolom lurus dan siku sesuai denah kolom
Gambar 5. 17 Penentuan as kolom
b) Memotong dan membengkokkan besi tulangan pokok dan besi tulangan sengkang dengan menggunakan bar cutter dan bar bender.
Gambar 5. 18 Mesin Bar Cutter dan Bar Bender
c) Memobilisasi tulangan yang telah di pabrikasi ke lapangan untuk dipasang menggunakan mobile crane.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
46 Gambar 5. 19 Oprasional mobile crane
d) Merangkai tulangan kolom sesuai dengan gambar kerja dan memasang tahu beton dengan ketebalan 5 cm agar tulangan kolom tidak mengalami korosi setelah pengecoran akibat pengaruh cuaca.
Gambar 5. 20 Merangkai tulangan kolom 2. Bekisting kolom
Bekisting berfungsi sebagai cetakan sebelum kolom dicor. Pada pekerjaan bekisting terkhusus pada bekisting kolom, yang harus diperhatikan adalah kekuatannya.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Memotong besi holow 2mm dan phenolic 1,2 mm sesuai kebutuhan
Gambar 5. 21 Pabrikasi Bekesiting
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
47 b) Merakit dinding phenolic dengan hollow sebagai dinding bekiting
Gambar 5. 22 Merakit bekisting
c) Memobilisasi bekisting yang telah di pabrikasi ke lapangan untuk dipasang menggunakan mobile crane.
Gambar 5. 23 Oprasional Mobile Crane
d) Memasang bekesitng pada setiap kolom yang telah melewati tahap penulangan dan mengikuti garis markingan
Gambar 5. 24 Marking Kolom
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
48 e) Menyetel Bekisting dengan memasang tie rod sebagai pengunci bekisitng dan unting-unting untuk menyetel ketegakan kolom lalu dikakuan menggunakan pipa support
Gambar 5. 25 Bekisting Kolom 3. Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom merupakan proses menuangkan beton segar ke dalam bekisting lalu dipadatkan menggunakan vibrator. Lalu setelah ± 24 jam bekisting dapat di buka.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Memasang bucket cor pada tali sling mobile crane dan memasang selang
Gambar 5. 26 Bucket Cor
b) Melakukan slump test dan mangambil sampel pada beton truck mixer
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
49 Gambar 5. 27 Mengambil sampel
c) Menuang beton dari truck mixer ke dalam bucket cor
Gambar 5. 28 Truck Mixer
d) Mobilisasi bucket cork ke kolom siap cor
Gambar 5. 29 Oprasional Mobile Crane
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
50 e) Membuka penutup bucket cor agar beton beton mengalir ke dalam
bekisting kolom
Gambar 5. 30 Penuangan Beton 4. Perawatan beton
Perawatan betonn dilakukan untuk menjaga kelembapan beton agar tidak terjadi keretakan pada beton, perawatan beton ini dilakukan dengan cara penyiraman selama 7 hari.
Evaluasi:
1) Kelalain K3 saat pengcoran, pada saat pekerja menaiki bucket cor, tidak menggunakan APD
2) Untuk pembesian dan dan bekisting hingga perawatan beton sudah memenuhi standar prinsip yang berlaku
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
51
CEK KONDISI TULANGAN DAN
BEKISTING
PERBAIKI PEMASANGAN BESI TULANGAN
PABRIKASI PANEL BEKISTING DAN SCAFFOLDING PABRIKASI TULANGAN
BALOK DAN PELAT
PEMASANGAN BEKISTING PENGUKURAN DAN MARKING
5.4.2 Pekerjaan Balok
Balok merupakan suatu batang yang dikenai pasangan gaya-gaya serta momen yang terletak pada suatu bidang yang mempunyai sumbu longitudinal. Fungsi balok sendiri adalah menahan gaya-gaya yang bekerja pada daerah tersebut seperti gaya geser dan momen. Biasanya balok dicor monolit dengan pelat lantai.
Adapun diagram alir pelaksanaan pekerjaan balok:
TIDAK IYA
Gambar 5. 31 Diagram Alir Pekerjaan Balok dan pelat
MULAI
PEMBONGKARAN BEKISTING PENGECORAN
PERAWATAN BETON
SELESAI
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
52 a. Metode Pelaksanaan
Pemasangan perancah bertujuan untuk menopang bekisting balok selama proses pembuatannya hingga pengecoran. Jenis perencah yang digunakan dalam proyek ini adalah scaffolding, dan balok kayu sebagai gelagar melintang.
1. Pemasangan Bekisting
Bekisting balok adalah sebuah struktur yang digunakan untuk mendukung balok selama proses penulangan sampai pengecoran
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Melevel kolom setinggi 1m menggunakan waterpass lalu diberi marking sebagai acuan dudukan balok
Gambar 5. 32 Melevel kolom
b) Merakit phenolic dan balok kayu sebagai bekisting balok ditempat pabrikasi
Gambar 5. 33 Pabrikasi Bekisting
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
53 c) Memasang phenolic sebagai kupingan pada ujung kolom setinggi
dudukan balok dengan mengambil acuan pada marking level kolom
Gambar 5. 34 Kupingan kolom
d) Menyetel scaffolding susuai tinggi dudukan balok
Gambar 5. 35 Menyetel Scaffolding
e) Memasang balok kayu pada u head sebagai dudukan bekisting
Gambar 5. 36 Memasang Balok
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
54 f) Menyetel bekisting balok sesuai dengan gambar desain
Gambar 5. 37 Menyetel Bekisting 2. Pembesian
Perangkaian tulangan balok dilakukan di tempat dimana akan dipasangi balok. Pembesian pada balok utama menggunakan besi D19 dan D16 sebagai tulangan utama serta D10 sebagai tulangan sengkang.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Memotong dan membengkokkan besi tulangan pokok dan besi tulangan sengkang dengan menggunakan bar cutter dan bar bender
Gambar 5. 38 Mesin Bar Cutter dan Bar Bender
b) Memobilisasi tulangan yang telah di pabrikasi ke lapangan untuk dipasang menggunakan mobile crane.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
55 Gambar 5. 39 Oprasional Mobile Carne
c) Merangkai tulangan kolom sesuai dengan gambar kerja dan memasang tahu beton dengan ketebalan 5 cm agar tulangan kolom tidak mengalami korosi setelah pengecoran akibat pengaruh cuaca
Gambar 5. 40 Merangkai Tulangan Balok 3. Pengecoran dan Perawatan Beton
Untuk pengecoran dan Perawan beton dilakukan bersamaan dengan pelat lantai
5.4.3 Pekerjaan Pelat Lantai a. Spesifikasi
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom- kolom bangunan.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
56 b. Metode Pekerjaan
1. Bekisting
Pada pekerjaan bekisting pelat menggunakan material bondek dan balok kayu sebagai balok penyangga. Dan penambahan styrofoam untuk mengisi rongga lengkungan bondek.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Menyetel scaffolding susuai tinggi dudukan pelat lantai.
Gambar 5. 41 Merakit Scaffolding
b) Memasang balok kayu pada u head sebagai dudukan bondek
Gambar 5. 42 Memasang Balok
c) Memasang bondek pada dudukan balok dan memberi styrofoam untuk mengisi rongga lengkungan bondek.
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
57 Gambar 5. 43 Memasang Bondek
2. Pembesian
Perangkaian besi tulangan lantai dak dilakukan di lokasi secara langsung menggunakan tulangan polos diameter 10 mm
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Meluruskan besi menggunakan mesin bar bender
Gambar 5. 44 Bar Bender
b) Memobilisasi besi ke tempat pelat lantai menggunakan mobile crane
Gambar 5. 45 Oprasional Mobile Crane
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
58 c) Merakit tulangan pelat lantai sesusai dengan gambar desain dan memberi
besi spacer
Gambar 5. 46 Merakit Tulangan Pelat Lantai
Gambar 5. 47 Besi Spacer
d) Memasang tahu beton pada tulangan pelat lantai
Gambar 5. 48 Memasang Tahu Beton 3. Pengecoran
Mutu beton yang digunakan dalam pengecoran pelat lantai dak adalah F’c 26,4 dengan syarat uji slump 10±2 cm (8 – 12 cm). Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dilakukan pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
59 direncanakan. Perataan ini bertujuan agar permukaan plat rata dan memastikan tidak ada udara yang terjebak didalam campuran beton.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Mensterilkan lahan yang akan di cor menggunakan blower
Gambar 5. 49 Blower
b) Melevel ketinggian cor pelat lantai mengunakan waterpass dan memberi tanda pada besi stek kolom lalu memberi benang sebagai batas top cor.
Gambar 5. 50 Waterpass c) Menyetel posisi concrete pump
Gambar 5. 51 Concrete Pump
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
60 d) Melakukan slump test dan mengambil sampel beton
Gambar 5. 52 Slump test dan Pengambilan Sampel
e) Mulai menuangkan beton dan melakukan pemadatan menggunakan vibarator
Gambar 5. 53 Pengecoran Pelat Lantai dan Balok
f) Meratakan permukaan cor sesuai batas benang menggunakan ruskam
Gambar 5. 54 Meratakan Cor
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
61 4. Perawatan Beton
Perawatan beton dilakukan untuk menjagan kelembaman beton, pada perawatan beton ini dilakukan dengan penggunaan curing compound.
Evaluasi:
1) Kelalaian K3 pada saat perakitan bekisting dan tulangan balok dimana pekerja tidak menggunakan helm dan rompi
2) Untuk masalah teknis pekerjaan balok dan pelat lantai sudah memenuhi standar ketentuan yang berlaku
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
62 BAB VI
EVALUASI PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
6.1 Spesifikasi
Atap dak beton adalah struktur atap berbahan beton bertulang yang biasanya memiliki permukaan datar atau sedikit miring untuk mendukung berbagai fungsi, mulai dari pelindung terhadap cuaca hingga ruang tambahan di atas bangunan. Pekerjaan atap dak beton hampir sama dengan pekerjaan pelat lantai yang membedakan ada pada kemiringan pelat dan jenis lapisan pelindung (waterproofing).
Gambar 6. 1 Denah pelat atap
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
63 Pada proyek pembangunan gedung GMS dan kantor PT. WWCM ini menggunakan 2 jenis atap, yaitu berupa atap dak beton panda bagian kantor dan atap rangka baja pada bagian gereja. Namun yang akan kami bahas pada laporan ini yaitu jenis atap dak beton dikarenakan pekerjaan baja belum masuk sampai saat ini.
Gambar 6. 2 Detail Tulangan Pelat atap 6.2 Peralatan
Tabel 6.1 Peralatan Konstruksi Struktur atap
No Peralatan Pemanfaatan Gambar
1 Bar Bender Bar bender merupakan alat yang dipakai untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan.
Gambar 6. 3 Bar bender
2 Bar Cutter Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sehingga pemotongan dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat dan hemat tenaga.
Gambar 6. 4 Bar cutter
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
64 3 Concrete Mixer Truck Concrete mixer truck
merupakan alat untuk mengangkut beton ready mix ke lokasi
pengecoran.
Gambar 6. 5 Concrete mixer truck
4 Concrete Pump Truck Truck yang dilengkapi dengan pompa dan lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ketempat-tempat sulit
dijangkau. Gambar 6. 6 Concrete pump
truck 5 Vibrator concrete Alat ini berfungsi
memadatkan adonan beton yang dimasukan kedalam bekisting.
Gambar 6. 7 Vibrator concrete
6 Kipas Blower Kipas blower digunakan untuk membersihkan area yang akan dicor beton dari sisa sisa pekerjaan bekisting dan pembesian seperti potongan kawat, serbuk kayu dan juga debu.
Gambar 6. 8 Blower
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
65 7 Total Station Total Station digunakan
untuk menentukan posisi titik as kolom dan level balok dan lantai sesuai dengan gambar
design Gambar 6. 9 Total Station
8 Mobile Crane Mobile Crane digunakan untuk mengangkat dan memindahkan beban berat, dengan cara yang dapat bergerak sendiri dari satu lokasi ke lokasi lain.
Gambar 6. 10 Mobile Crane
6.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan pada pekerjaan struktur atas pekerjaan kolom, balok, dan pelat lantai diantaranya:
1. Pelaksana 2. Surveyor 3. Mandor 4. Tukang Besi 5. Tukang Kayu 6. Pekerja
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
66 6.4 Metode Pelaksanaan
Adapun diagram alir pada Proses pekerjaan struktur untuk pelat atap pada proyek Pembangunan Gedung GMS dan Kantor PT. WWCM ditunjukkan pada flowchart berikut:
Gambar 6. 11 Diagram alir pelat atap
FAIZAL / 31120035 SUMANTRI / 31120040
67 a. Bekisting
Pada pekerjaan bekisting pelat menggunakan material bondek dan balok kayu sebagai balok penyangga. Dan penambahan styrofoam untuk mengisi rongga lengkungan bondek.
Adapun proses pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Menyetel scaffolding susuai tinggi dudukan pelat lantai.
Gambar 6. 12 Merakit Scaffolding
2. Memasang balok kayu pada u head sebagai dudukan bondek
Gambar 6. 13 Memasang Balok
3. Memasang bondek pada dudukan balok dan memberi styrofoam untuk mengisi rongga lengkungan bondek.