MAKALAH
PASAR MODAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah Dosen Pengampu : Dr. Syakaromilah, S.HI., M.H
Disusun Oleh : Kelompok 4
1. Muhammad Chaerul Rijal 61121035 2. Muhamad Samsul Ma'arif 61121040 3. Muhamad Sefitra Bahira 61121041
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK DAN HUKUM PROGARAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SERANG RAYA SERANG-BANTEN
2024-2025
Jl.Raya Cilegon No.Km.5, Taman, Drangong, Kec.Taktakan, kota Serang, Banten 42162
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah dengan judul “Pasar modal dalam perspektif islam".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, Kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Serang, 27 Desember 2024 Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Konsep Dan Prinsip Pasar Modal Dalam Perspektif Hukum Islam ... 3
2.2 Bagaimana perlindungan hukum atas pasar modal dalam perspektif hukum islam di Indonesia ... 6
BAB III PENUTUP ... 8
3.1 Kesimpulan ... 8
3.2 Saran ... 8
DAFTAR PUSTAKA ... 9
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal syariah merupakan alternatif investasi yang sesua1 dengan Prisıp-prinsip Islam, di mana semua aktivitasnya harus bebas dari praktik riba, Gharar, dan maysir. Dalam perspektif hukum Islam, investasi di pasar modal Syariah diperbolehkan selama tidak melanggar syariat, dengan mengacu pada Fatwa DSN-MUI sebagai pedoman Pasar ini berperan penting dalam Pengembangan ekonomi balal dan meningkatkan nvestasi produktif, serta Memberikan kontrībusi positif bagi perekonomian nasional.1
Dalam hal ini. Penulis sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Afdawvaisa. Bahwa salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh fiqth Muamalah era kontemporer sekarang ini adalah bagaimana hukum Islam Menjawab berbagai macam persoalan dan bentuk transaksi ekonomi Kontemporer serta perkembangannya yang belum didapat pengaturannya Dalam kitab-kitab fiqh klasik Hal ini dapat dimaklumi, karena para fuqaha Klasik telah mengkaji fiqih muammalah secara atomistik, di mana para fuqaha Langsung masuk ke dalam aturan- aturan kecil dan mendetail tanpa merumuskan Terlebih dahulu asas-asas umum hukum yang mengatur dan menyemangati Perjanjian-perjanjian khusus tersebut. Dalam kitab-kitab iqih, para fuqaha Klasik langsung membahas aturan-aturan rinci jual beli, sewa menyewa, serikat Persekutuan usaha. Berkaitan dengan hal tersebut, Syamsul Anwar Atau Berpendapat, bahwa untuk menjawab kebutuhan di atas, maka ahli hukum Islam menyarankan agar pengkajian hukum Islam di zaman modern ini Hendaknya ditujukan kepada penggalian asas-asas hukum Islam dari Aturan-aturan detail yang telah dikemukakan oleh para fuqaha klasik tersebut.Pasar modal merupakan salah satu nstrumen penting dalam Perekonomian modemn yang berfungsi sebaga: tempat pertemuan antara pihak. yang membutubkan dana (emten) dan pihak yang memliki dana (investor).2
Dalam konteks Indonesia, pasar modal telah berkembang pesat dan menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi. Namun, seiring dengan perkembangan tersebut,
1 Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana) 2010, hlm. 16
2 Sutedi, Adrian. Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika) 2011, hlm. 28
2
muncul kebutuhan untuk memastikan balwa aktivitas investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam Oleh karena itu, pendanaan secara syariah pada perbankan syariah namun tidak melaksanakan jaminan syariah merupakan kegiatan yang bertentangan dengan standar syariah Masalah ini harus segera diselesaikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan prinsip pasar modal dalam perspektif hukum islam?
2. Bagaimana perlindungan hukum atas pasar modal dalam perspektif hukum islam di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep dan prinsip pasar modal dalam perspektif hukum islam.
2. Dapat mengetahui perlindungan hukum atas pasar modal dalam perspektif hukum islam di Indonesia.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dan Prinsip Pasar Modal Dalam Perspektif Hukum Islam A. Pengertian Pasar Modal Dalam Perspektif hukum islam
Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementara untuk Istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pengetian Pasar Modal Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (13), yang didalamnya disebutkan, bahwa Pasar Modal adalah Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang Berkaitan dengan Efek. Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan Pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.3 Penjual dalam pasar Modal merupakan perusahaan untuk menjual efek-efek di pasar modal yang disebut emiten, Sedangkan pembeli disebut investor.Pasar modal Syari’ah sccara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang Menerapkan prinsip-prinsip Syari’ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-Hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi. Pasar modal Syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya Terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkannya telah sesuai dengan prinsip-Prinsip Syari’ah. Sedangkan efek Syari’ah adalah efek yang dimaksudkan dalam peraturan Perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun Cara penerbitnya memenuhi prinsip-prinsip Syari’ah yang didasarkan atas ajaran Islam yang Penetapannya đilakukan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia) Dalam bentuk fatwa.
Jadi yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan Yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik Yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga 4 dan profesi yang berkaitan Dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah.4
3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
4 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUIX/2003 Tentang Pasar Modal Syari’ah
4 B. Sejarah Pasar Modal Syari’ah
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan Untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan ananya secara syariah. Dengan Hadirnya indeks ersebut, maka para pemodal telah disediakan Saham-saham yang dapat Dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar Modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah I pasar modal terus Bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad Mudharabah. Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional Yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal S yariah tersebut.
Perkembangan tersebut dimulai Dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan Adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal Berbasis syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandaiDengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003.
Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur Organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara Khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal 5 syariah.
Sejalan dengan Perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya Ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon II.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IXA13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 Tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan
5
Bapepam dan LK Nomor I1.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan Peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah Mencapai tonggak sejarah baru dengan Disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan Surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk Pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFRO002. Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan 1I.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
C. Fungsi dan Karakter Pasar Modal Syari’ ah
Menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syari’ah secara umum berfungsi:5 1. Memungkinkan bagi Masyarakat berpartisipasi Dalam kegiatan bisnis dengan
Memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
2. Memungkinkan para Pemegang Saham Menjual sahamnya Guna Mendapatkan Likuiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan Mengembangkan lini produksinya Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham.
4. Yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Menurut Metwally karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal Syariah adalah sebagai berikut:
1. Semua saham harus diperjual belikan pada bursa efek Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat diperjual belikan.
2. Melalui pialang.
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa efek Diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan
5 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, hlm. 114
6
Kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak Tidak lebih dari 3 bulan Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan Dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
4. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST.
5. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
6. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat dalam Bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.
7. Perdagangan saham mestinya Hanya berlangsung dalam satu minggu periode Perdagangan setelah menentukan HST.
8. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan Dengan harga HST.
D. Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syari’ah Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syari’ah ialah:
1. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang Halal, spesifik, dan bermanfaat;
2. Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan Memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan investasi Harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan;
3. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas;
4. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi Kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian;
5. Adanya penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada Investor maupun emiten.
2.2 Bagaimana perlindungan hukum atas pasar modal dalam perspektif hukum islam di Indonesia
Terkait perlindungan pemodal pada Pasar Modal di Indonesia, Islam sangat memberikan apresiasi dan perhatian luar biasa, hal ini terlihat dengan adanya Pasar Modal Syariah yang dibentuk untuk menjamin bahwa kegiatan perdagangan Pasar Modal sesuai dengan prinsip- prinsip Islam. Diikuti fatwa-fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap kegiatan perdagangan di pasar modal untuk memberikan kepastian hukum kepada pemodal serta ketentuan tentang adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) di industri pasar modal.
7
Keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang dibentuk oleh DSN-MUI sangat penting yang di mana pada prinsipnya adalah memastikan kepatuhan terhadap prinsip Syariah dalam kegiatan di Pasar Modal Syariah.
Selain itu, untuk lebih menjamin keamanan dan terlindungi pemodal yang ingin berinvestasi dalam Pasar Modal Syariah maka DSN-MUI telah menetapkan kriteria-kriteria yang harus emiten dan perusahaan publik penuhi untuk menjadi emiten Syariah diantaranya:
1. Jenis Usaha, di mana tidak bertentangan dengan prinsip- prinsip Syariah baik produksi dan distribusi perusahaan.
2. Jenis transaksi yang berdasarkan prinsip kehati-hatian yang tidak mengandung spekulatif seperti, dharar, gharar, maysir, dan zhulm.
Dengan adanya kriteria tersebut kemungkinan sulit untuk melakukan tindak pidana kejahatan bagi emiten Syariah. Di mana dalam hal suatu waktu melakukan pelanggaran misalnya insider trading maka produk atau efek yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai produk atau efek Syariah. Dikarenakan dalam kegiatan muamalah ada tiga faktor yang perlu diperhatikan mulai dari input, proses, dan pemanfaatan hasil yang semuanya halal. Sebagaimana dijelaskan dalam Al- Quran surah An-Nisa :29.
Sehingga jelas dalam bermuamalah semuanya haruslah halal untuk memberikan manfaat bagi semua. Dengan demikian pemodal tentu dapat merasa aman dan nyaman dalam menginvestasikan dananya pada instrumen Pasar Modal Syariah, seperti saham, sukuk, reksadana dan lainnya.
Dalam Pasar Modal Syariah pengawasan dan pembinaan dilakukan pula oleh OJK akan tetapi OJK membangun kerjasama dengan DSN-MUI untuk menjamin terlaksananya prinsip- prinsip Syariah dalam Pasar Modal Syariah. pengawasan yang dilakukan berupa penerpan fatwa dan penerbitan keputusan kesesuaian Syariah dalam sektor jasa keuangan Syariah. Dan dalam pembinaan OJK dan DSN-MUI melakukan edukasi, sosialisasi dan perlindungan pemodal atas usaha baik produksi maupun distribusi usaha serta transaksi yang berdasarkan prinsip kehati-hatian untuk menjamin kehalalan semuanya.
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini :
1. Secara substansial ideal, pasar modal sekalipun konvensional dapat Dikatakan selaras dengan hukum Islam. Karena misi hukum Islam di bidang Muamalah adalah kemaslahatan umat juga menjadi tujuan dibentuknya pasar Modal. Tctapi dalam operasionalisasinya pasar modal tidak terhindar dari ulah Para pelaku pasar yang tidak lagi selaras dengan hukum Islam baik Secara Formal maupun substansial. Misalnya spekulasi dan praktik jual beli saham Yang tidak sesuai figh muamalah. Dalam kerangka mewujudkan tujuan Syariah dibidang ekonomi, Men’syariah’kan pasar modal bukan dengan meruntuhkan institusi pasar Modal, tctapi justru sebaliknya harus banyak memasukinya untuk Membersihkan praktik-praktik spekulasi dan praktik terlarang lainnya dalam Operasionalisasi pasar modal.
2. Perlindungan hukum pada Pasar Modal di Indonesia, Islam sangat memberikan apresiasi dan perhatian luar biasa, hal ini terlihat dengan adanya Pasar Modal Syariah yang dibentuk untuk menjamin bahwa kegiatan perdagangan Pasar Modal sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Diikuti fatwa-fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap kegiatan perdagangan di pasar modal untuk memberikan kepastian hukum kepada pemodal serta ketentuan tentang adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) di industri pasar modal.
3.2 Saran
1. Pasar modal syariah perlu mendapatkan perhatian lebih dalam hal edukasi masyarakat.
Masyarakat harus diberikan pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip investasi syariah, sehingga mereka dapat memahami manfaat dan keunggulan berinvestasi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Seminar, workshop, dan kampanye informasi dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kesadaran ini.
2. Penting untuk memperkuat regulasi yang mengatur pasar modal syariah. Regulasi yang ketat dan jelas akan memastikan bahwa semua transaksi dan produk investasi mematuhi prinsip-prinsip syariah. Hal ini tidak hanya melindungi investor tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal syariah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sutedi, Adrian. (2011). Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, Jakarta, Sinar Grafika.
Soemitra, Andri. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta, Kencana, Cetakan ke-2.
Frensidy, Budi. (2011). Matematika Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, edisi 3 Revisi, cetakan ke-4.
Jurnal, Web, Dokumen lain.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUIIV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syari’ah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syari`ah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUIX/2003 Tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.