Nama: Rahmad Hari Wibowo Nim: 0434443736
Mata Kuliah: Introduction to Morphology & Syntax - PBIS4326.01
1. Penanda syntactic untuk noun: Penanda sintaktik untuk kata benda (noun) dapat bervariasi tergantung pada bahasa yang digunakan. Berikut adalah beberapa contoh penanda sintaktik untuk noun dalam bahasa Indonesia:
1. Penentu (determiner): Penentu seperti "sebuah," "satu," "beberapa," atau kata ganti penunjuk seperti "ini," "itu,"
"mereka," mengikuti kata benda untuk memberikan informasi tambahan tentang jumlah atau identitas benda tersebut. Contoh: "sebuah buku," "beberapa meja," "ini mobil."
2. Kata sifat (adjective): Kata sifat seperti "besar," "kecil," "indah," "cerdas," menggambarkan atribut atau karakteristik benda yang diterangkan. Contoh: "rumah besar," "buku kecil," "pemandangan indah."
3. Kata benda yang memodifikasi (noun modifier): Noun modifier memberikan informasi tambahan tentang benda tersebut dan mengikuti langsung setelah kata benda. Contoh: "meja kayu," "mobil sport," "buku pelajaran."
4. Preposisi: Preposisi seperti "di," "ke," "dari," "untuk" digunakan bersama kata benda untuk menunjukkan
hubungan spasial atau hubungan antara benda dengan tindakan atau tujuan. Contoh: "di rumah," "ke sekolah," "dari teman," "untuk pekerjaan."
5. Penanda plural (jamak): Penanda jamak seperti "-s" atau "-es" ditambahkan ke kata benda untuk menunjukkan bahwa ada lebih dari satu benda. Contoh: "buku-buku," "anak-anak," "meja-meja."
2. Penanda syntactic untuk verbs: Penanda sintaktik untuk kata kerja (verb) juga dapat bervariasi tergantung pada bahasa yang digunakan. Berikut adalah beberapa contoh penanda sintaktik untuk verb dalam bahasa Indonesia:
1. Subjek: Subjek dalam kalimat mengindikasikan siapa atau apa yang melakukan tindakan tersebut. Subjek seringkali mendahului kata kerja. Contoh: "Dia berlari," "Mereka makan."
2. Objek: Objek adalah penerima dari tindakan yang dilakukan oleh kata kerja. Objek dapat berupa benda, orang, atau frasa kata yang berfungsi sebagai objek. Contoh: "Dia membaca buku," "Mereka membeli makanan."
3. Penanda waktu (temporal marker): Penanda waktu, seperti "kemarin," "hari ini," "besok," digunakan untuk menunjukkan kapan tindakan dilakukan. Contoh: "Dia tidur kemarin," "Saya akan pergi besok."
4. Penanda keterangan (adverbial marker): Keterangan memberikan informasi tambahan tentang bagaimana, di mana, mengapa, atau mengapa tindakan dilakukan. Keterangan seringkali mengikuti kata kerja. Contoh: "Dia berlari cepat," "Mereka makan di restoran."
5. Pelengkap (complement): Pelengkap adalah bagian dari kalimat yang melengkapi makna dari kata kerja.
Pelengkap dapat berupa kata benda (noun), kata sifat (adjective), atau klausa. Contoh: "Dia merasa bahagia," "Saya memilih kamu sebagai pemimpin."
3. Penanda syntactic untuk adjectives: Penanda sintaktik untuk kata sifat (adjective) dapat bervariasi tergantung pada bahasa yang digunakan. Berikut adalah beberapa contoh penanda sintaktik untuk adjective dalam bahasa Indonesia:
1. Penentu (determiner): Penentu seperti "sangat," "sangatlah," "sangat sekali," digunakan sebelum kata sifat untuk memberikan tingkat intensitas atau kekuatan yang lebih dalam menggambarkan sifat benda atau orang tersebut.
Contoh: "sangat indah," "sangat pintar," "sangat tinggi."
2. Kata benda yang dimodifikasi (noun modifier): Kata sifat dapat berfungsi sebagai modifier atau pengubah dari kata benda yang mengikutinya. Kata sifat ini memberikan informasi tambahan tentang sifat atau karakteristik benda tersebut. Contoh: "mobil cepat," "makanan lezat," "buku menarik."
3. Komparatif dan superlatif: Komparatif digunakan untuk membandingkan dua benda atau lebih, sementara
superlatif digunakan untuk menyatakan yang tertinggi atau terbaik dalam suatu kelompok. Penanda sintaktik seperti
"lebih," "paling," "ter-" digunakan bersama dengan kata sifat untuk menunjukkan perbandingan atau superlative.
Contoh: "lebih tinggi," "paling cantik," "terbaik."
4. Penanda keterangan (adverbial marker): Kadang-kadang, kata keterangan dapat mengikuti kata sifat untuk memberikan informasi tambahan tentang bagaimana sifat tersebut diterapkan atau dalam konteks apa sifat tersebut digunakan. Contoh: "sangat panas di luar," "sangat jelas terlihat."
4. Penanda syntactic untuk Adverbs: Penanda sintaktik untuk kata keterangan (adverb) juga dapat bervariasi tergantung pada bahasa yang digunakan. Berikut adalah beberapa contoh penanda sintaktik untuk adverb dalam bahasa Indonesia:
1. Penempatan di depan atau di belakang kata kerja: Adverb dapat ditempatkan sebelum atau sesudah kata kerja untuk memberikan informasi tambahan tentang cara, waktu, tempat, atau frekuensi tindakan tersebut dilakukan.
Contoh: "Dia cepat berlari," "Mereka sering pergi ke taman."
2. Penempatan sebelum atau sesudah kata sifat: Adverb dapat mengubah atau memberikan informasi tambahan tentang intensitas atau tingkat sifat. Adverb ini sering ditempatkan sebelum kata sifat. Contoh: "Dia sangat pintar,"
"Makanan sangat enak."
3. Penanda waktu (temporal marker): Adverb dapat digunakan untuk menyatakan waktu atau frekuensi tindakan.
Contoh: "Kemarin saya pergi ke bioskop," "Saya jarang bermain game."
4. Penanda tempat (locative marker): Adverb dapat digunakan untuk menunjukkan tempat atau lokasi tindakan.
Contoh: "Dia berada di luar," "Mereka berjalan di sekitar taman."
5. Penanda cara (manner marker): Adverb dapat digunakan untuk menggambarkan cara atau cara tindakan dilakukan. Contoh: "Dia berbicara dengan lembut," "Mereka bermain dengan cerdik."