• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF 1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF 1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1. BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka pada penelitian sebelumnya. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan User Manajemen Jaringan Menggunakan Mikhmon :

1. (Ahdan, Firmanto dan Ramadona, 2018), Pada penelitian ini menjelaskan tentang Rancang Bangun Dan Analisis QoS (Quality Of Service) Menggunakan Metode HTB (Hierarchical Token Bucket) Pada RT/RW Net Perumahan Prasanti 2. Penelitian ini didasari dari permasalahan tentang kontinuitas bandwidth pada sebuah jaringan dimana hal tersebut dikarenakan pada jaringan tersebut belum memanfaatkan QoS (Quality of Service) secara optimal. Tanpa adanya manajemen bandwidth maka akan mengakibatkan permasalahan pada bdanwith yang diterima oleh node pada suatu jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana membangun jaringan pada perumahan prasanti 2 dan menganalisis QoS (Quality of Service) dengan cara mengimplementasikan metode HTB (Hierarchical Token Bucket) pada manajemen bandwidth dengan menggunakan router, agar mendapatkan hasil QoS yang baik dengan beberapa kriteria pengujian terhadap bandwidth dengan parameter pengujian yaitu delay, Throughput, packetloss dan jitter. Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan penerapan manajemen bandwidth dengan metode HTB telah berhasil memaksimalkan bandwidth , sehingga kualitas pelayanan bandwidth menjadi meningkat. Dengan mengimplementasikan manajemen bandwidth menggunakan HTB maka pengaturan bandwidth untuk user dapat terbagi secara merata.

2. (Amarudin dan Yuliansyah, 2018), Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana cara membuat simulasi menggunakan virtual machine untuk penerapan Mikrotik router sebagai user manager dan bagaimana cara mengintegrasi database MySQL dengan FreeRadius pada Debian 7 untuk

(2)

menciptakan internet sehat. Pada penelitian ini juga menggunakan virtual machine dimana akan dilakukan analisis penerapan user manager yang akan dibangun dengan memanfaatkan beberapa perangkat lunak. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk membangun sistem jaringan internet hotspot dengan penerapan user manager menggunakan FreeRadius+MySQL dan untuk mengintegrasikan database MySQL dengan FreeRadius pada Debian 7. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan FreeRadius sebagai server radius yang telah mendukung semua protocol otentikasi dimana terdapat fitur AAA (Authentication, Authorization dan Accounting). Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan peneliti menghasilkan sebuah sistem user manager dimana setiap user akan dibuatkan sebuah account supaya user dapat terhubung ke jaringan internet hotspot dengan penerapan database MySQL yang terintegrasi dengan server FreeRadius dalam virtual machine menggunakan sistem operasi Debian 7.

3. (Budiman, Samsugi dan Indarto, 2019), Pada penelitian yang berjudul “ Simulasi Perbandingan Dynamic Routing Protocol OSPF Pada Router Mikrotik Dan Router Cisco Menggunakan GNS3 Untuk Mengetahui QoS Terbaik”. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakash masing- masing dari router mikrotik dan router cisco memiliki nilai QoS yang berbeda jika diterapkan protokol OSPF dan apakah OSPF mampu memberikan jalur alternatif ketika terjadi pemutusan jaur pada router serta apakah masih memberikan hasil QoS. Pada penelitian ini menggunakan metode pengujian pemutusan kabel dan metode analisis nilai QoS menggunakan network analyzer, yaitu GNS3. Metode pengujian dipakai pada saat roses pemutusan kabel terhadap salah satu jalur yang saling terhubung antar router, tujuanya untuk menguji apakah dynamic routing protocol OSPF mampu memberikan jalur alternatif terbaik setalah terjadi pemutusan kabel. Analisis dalam penelitian yaitu nilai QoS yang berguna untuk mengetahui nilai QoS terbaik dari masing-masing vendor. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa dynamic routing protocol OSPF mampu memberikan jalur alternatif, dan berdasarkan nilai

(3)

parameter QoS menunjukan vendor Cisco lebih baik dibandingkan nilai QoS Mikrotik.

4. (Fitria dan Prihanto, 2018), Pada penelitian yang berjudul “Implementasi Generate Voucher Hotspot Dengan Batasan Waktu (Time Based) Dan Kuota (Quota Based) Menggunakan User Manager Di Mikrotik”. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan generate voucher hotspot dengan batasan waktu (time based) dan kuota (quota based) menggunakan fitur Mikrotik yaitu user manager. Selain itu manfaat dari penelitian ini yaitu mempermudah para pengguna hotspot dalam melakukan login untuk akses internet melalui perangkat mobile. Dalam penelitian ini ada sebuah alur diagram request voucher hotspot yang berguna bagi client baru untuk membuat user dan Password yang akan digunakan untuk tersambung ke internet melalui jaringan hotspot. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah berhasil membuat sebuah server hotspot dengan memanfaatkan fitur radius user manager untuk generate voucher hotspot, dari hasil pengujian voucher time base didapatkan hasil user tidak dapat login kembali bila batas waktu voucher yang digunakan telah habis, dan hasil pengujian quota base didapatkan hasil user tidak dapat login kembali bila kuota voucher yang digunakan telah habis.

5. (Hakim dan Nugroho, 2019), Pada penelitian yang berjudul “Implementasi Telegram Bot untuk Monitoring Mikrotik Router”. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan administrasi jaringan untuk monitoring Mikrotik router yang dapat memberikan informasi ketika koneksi terputus, log aktivitas user login hotspot, dan keadaan kinerja dari router Mikrotik pada CV.Infomedia Technology. Pada penelitian ini peneliti menerapkan beberapa bot telegram yang digunakan untuk proses monitoring diantaranya bot monitoring jaringan, bot monitoring user hotspot, dan bot monitoring kondisi Mikrotik.

Dari beberapa bot telegram yang telah disebutkan semua memiliki fungsi masing-masing seperti contoh bot monitoring user hotspot yang berfungsi mengirimkan notifikasi berisi pesan nama user dan Ip Address melakukan

(4)

Login maupun Logout. Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan bot telegram dapat mempermudah administrator jaringan dalam mendapatkan informasi konektivitas jaringan, informasi user hotspot, dan kondisi fisik dari Mikrotik router.

6. (Mustofa, Sutanta dan Triyono, 2019), Pada penelitian ini menjelaskan tentang sistem monitoring jaringan wifi di Wisma Muslim dengan memanfaatkan aplikasi mikhmon dengan harapan kegiatan monitoring sistem dapat dilakukan secara online, dari mana saja dan kapan saja.

Penelitian ini didasari dari proses monitoring wifi di Wisma Muslim dilakukan secara manual, proses-proses tersebut hanya bisa dilakukan dalam ruang kontrol sehingga proses monitoring yang dilakukan oleh administrator dirasa kurang praktis. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah memudahkan dalam monitoring sistem wifi di Wisma Muslim khususnya administrator jaringan sehingga proses monitoring dapat dilakukan secara real time atau tepat waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sebuah aplikasi open-source berbasis website bernama mikhmon (Mikrotik Hotspot Monitoring) yang digunakan untuk membantu manajemen hotspot Mikrotik, khususnya Mikrotik yang belum mendukung fitur user manager. Hasil akhir dari perancangan sistem monitoring jaringan menggunakan mikhmon berfungsi untuk mempermudah administrator jaringan dalam mengelola hotspot dan user pada jaringan wifi di Wisma Muslim, rancangan ini juga memudahkan administrasi jaringan dalam monitoring Mikrotik tanpa harus membuka aplikasi winbox dan tentunya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja secara real time.

7. (Mukti, 2019), Penelitian ini menjelaskan tentang implementasi jaringan hotspot pada kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam dengan menggunakan router Mikrotik guna menunjang proses akademik seluruh dosen maupun mahasiswa. Penelitian ini didasari karena jaringan internet yang ada pada kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam belum bisa digunakan oleh seluruh mahasiswa maupun dosen, hal ini hanya bisa

(5)

digunakan pada tempat-tempat tertentu seperti contoh laboratorium komputer. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengimplementasikan jaringan hotspot yang ada di kampus supaya bisa digunakan oleh seluruh mahasiswa maupun dosen untuk mengakses informasi terutama yang berkaitan dengan proses akademik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode PPDIOO yang memiliki 6 tahapan yaitu (Prepare) persiapan, (Plan) merencanakan, (Design) mendesain, (Implement) menerapkan, (Operate) operasikan, dan (Optimize) optimalkan. Pada tahapan design, implementasi wireless menggunakan fitur WDS (Wireless Distribution System) yaitu sebuah metode atau teknik menghubungkan (interconnection) antara satu access point lain menggunakan media wireless dalam suatu wireless local area network (wlan). Hal ini memungkinkan client wireless ketika berpindah dari satu wireless Mikrotik ke wireless Mikrotik yang lain tanpa kehilangan koneksinya. Hasil akhir dari penelitian yang diperoleh yaitu dengan adanya router Mikrotik ini manajemen bandwidth dan user hotspot dapat diterapkan, karena perangkat Mikrotik sendiri memiliki beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan seperti QoS berupa Simple Queue, Queue Tree dan PCQ.

Dengan adanya jaringan wireless ini mahasiswa maupun dosen bisa mengakses internet pada berbagai tempat dalam lingkup kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam.

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka No

Literatur

Penulis Tahun Latar Belakang Masalah

Pembahasan/

Metode

Hasil

Literatur 01

Syaiful Ahdan, Okta Firmanto, Suci Ramadona

2018 Permasalahan tentang kontinuitas bandwidth pada sebuah jaringan dimana hal

Menggunaka n metode HTB

(Hierarchical Token

Bucket)

Dengan menerapkan metode HTB telah berhasil memaksimalka n bandwidth sehingga

(6)

tersebut dikarenakan pada jaringan tersebut belum memanfaatkan QoS (Quality of Service) secara optimal

kualitan layanan bandwidth semakin meningkat dan terbagi secara merata.

Literatur 02

Amarudin , Atri Yuliansya h

2018 Menggunakan Virtual

Machine untuk penerapan Mikrotik Router sebagai User manager dan cara mengitegrasi database MySQL dengan FreeRadius pada Debian 7.

Client diminta autentikasi user dan password yang sesuai dengan database yang telah dibuat, jika sesuai akan mendapatkan internet jika tidak akan kembali ke halaman login.

User manager dapat

digunakan sebagai autentifikasi account user dengan penerapan Mikrotik Router

menggunakan FreeRadius + MySQL pada simulasi VirtualBox.

Literatur 03

Budiman, Samsugi dan Indarto

2019 Penelitian bertujuan untuk

membandingka n simulasi antara router cisco dan

Menggunaka n metode pemutusan kabel dan metode analisis niali QoS

Hasil akhir menunjukan bahwa dynamic routing

protocol OSPF mampu

Tabel 2.1 (Lanjutan)

(7)

mikrotik menggunakan routing OSPF untuk mencari nilai dari Quality of Service dari masing-masing vendor router.

mengguanak n network analyser.

memberikan jalur alternatif, dan

berdasarkan nilai parameter QoS

menunjukan vendor Cisco lebih baik dibandingkan nilai QoS Mikrotik.

Literatur 04

Tiara Sukma Fitria, Agus Prihanto

2018 Administrator jaringan mengalami kendala dalam generate voucher

hotspot dengan batasan waktu dan kuota

Pengujian generate voucher, login hotspot oleh client, voucher berdasarkan batasan waktu dan kuota

Dari pengujian batasan waktu user tidak dapat login kembali bila batas waktu telah habis dan bila kuota telah habis.

Literatur 05

Dimara Kusuma Hakim , Septian Adi Nugroho

2019 Pengawasan pada perangkat Mikrotik , untuk

mendapatkan informasi kondisi Mikrotik router yang ada pada

Menggunaka n beberapa bot telegram diantaranya bot

monitoring jaringan, bot monitoring user hotspot, dan bot

Dengan menggunakan bot telegram memudahkan administrator jaringan dalam mendapatkan informasi kondisi Mikrotik Tabel 2.1 (Lanjutan)

(8)

ruangan secara real time.

monitoring kondisi mirkotik.

secara real time.

Literatur 06

Tomy Alif Mustofa , Edhy Sutanta , Joko Triyono

2019 Proses monitoring dilakukan secara manual, dan hanya bisa dilakukan di dalam ruang kontrol sehingga proses monitoring dirasa kurang praktis.

Konfigurasi Mikhmon pada panel web hosting menggunak- an VPN Server sebagai terowongan dalam web hosting menggunak- an API router Mikrotik dengan port 1020.

Mempermudah administrator jaringan dalam mengatur dan mengontrol hotspot user yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Literatur 07

Yogi Isro’

Mukti

2019 Jaringan internet yang ada di kampus belum bisa dinikmati oleh seluruh

mahasiswa dan dosen.

Menggunaka n metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize)

Dengan menggunakan perangkat Mikrotik manajemen bdanwith dan user hotspot dapat

diterapkan di kampus.

2.2 Jaringan Wireless

Jaringan wireless berfungsi sebagai mekanisme pembawa antara peralatan Tabel 2.1 (Lanjutan)

(9)

atau antar peralatan dan jaringan kabel tradisional (jaringan perusahaan dan internet). Jaringan wireless banyak jenisnya, tetapi biasanya digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan jangkauannya, yaitu Wireless Wide Area Network (WWAN), WLAN, dan Wireless Personal Area Network (WPAN). WWAN meliputi teknologi dengan daerah jangkauan luas seperti 2G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Global System for Mobile Communications (GSM),dan Mobitex (Mustofa, Sutanta dan Triyono, 2019).

2.3 Router

Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan (network). Dalam jaringan yang lebih kompleks, router digunakan untuk memilihkan jalan bagi paket data untuk mencapai komputer tujuan. Router mikrotik akan mampu memblokir website tertentu jika diinginkan, bahkan menurut pengaturan waktu. Router mikrotik juga akan mampu membagi bandwidth internet kepada komputer user, sehingga tidak ada user yang sedang mendownload file-file besar.

Beberapa router mikrotik dilengkapi dengan interface wireless, sehingga dapat berfungsi sebagai access point pada jaringan wireless (Wi-Fi). Fungsi utama dari router yaitu menghubungkan beberapa network dan berusaha untuk menentukan jalur terbaik untuk menuju komputer tujuan (Towidjojo, 2012) .

2.4 Mikrotik

Mikrotik merupakan sistem operasi router, yang di-release dengan nama Mikrotik RouterOS. Kelebihan dari RouterOS ini adalah mampu di install pada komputer biasa, tidak seperti sistem operasi lainya yang bisa diinstal pada hardware tertentu. RouterOS merupakan sistem operasi router berlisensi. Lisensi tersebut dibagi dalam beberapa level, mulai dari level 0 yang merupakan versi trial (demo) sampai dengan level 6 yang merupakan level tertinggi dan dapat berperan sebagai controller (Towidjojo, 2012). Berikut level lisensi yang dapat digunakan pada sistem operasi RouterOS :

• Level 0 (gratis)

Pengguna tidak memerlukan lisensi untuk menggunakanya dan penggunaan

(10)

fitur dibatasi hanya dalam jangka waktu 24 jam setelah proses instalasi dilakukan.

• Level 1 (demo)

Pada lisensi ini kita dapat menggunakan sebagai fungsi stdanar routing dengan 1 pengaturan.

• Level 3

Kemampuan mencakup level 1 dengan ditambah manajemen berbagai perangkat keras seperti kartu jaringan maupun wireless pada client.

• Level 4

Kemampuan mencakup level 1 dan 3 dengan ditambah kemampuan manajemen perangkat wireless tipe access point.

• Level 5

Kemampuan mencakup pada level 1,3 dan 4 dengan ditambah kemampuan manajemen jumlah user hotspot yang lebih banyak.

• Level 6

Kemampuan mencakup semua level sebelumnya dan tidak memiliki batasan fitur apapun.

2.5 User Manager

User manager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh Mikrotik.

Sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan Accounting), user manager memiliki database yang bisa digunakan untuk melakukan autentikasi user yang login ke dalam network, memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer rate, dan juga perhitungan serta pembatasan kuota yang dilakukan user nantinya (Bayu dan Abel, 2018).

2.6 Hotspot

Hotspot server merupakan konsep akses internet dengan menggunakan authentication pada halaman web untuk sisi keamanan, setiap user akan diberikan akses sesuai dengan aturan yang berlaku berupa username dan Password sehingga setiap user hanya bisa menggunakan username sesuai ketentuan dan jika username dan Password yang digunakan tidak sesuai atau valid makan user tersebut tidak

(11)

dapat menggunakan akses internet yang diberikan (Rifai dan Sudibyo, 2018).

2.7 Mikhmon

Mikhmon adalah singkatan dari Mikrotik Hotspot Monitor yang merupakan sebuah aplikasi open-source berbasis website (Mikrotik API PHP Class) untuk membantu manajemen hotspot Mikrotik khususnya Mikrotik yang tidak mendukung fitur User Manager. Mikhmon sendiri memiliki beberapa fitur yang ada di dalamnya termasuk CRUD pada website Mikhmon (Mustofa, Sutanta dan Triyono, 2019).

Adapun fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi Mikhmon antara lain:

Multi Platform (Windows, Linux, Danroid, OpenWRT).

• Menampilkan user Hotspot Aktif, jumlah seluruh user dan jumlah user berdasarkan profile.

User Profile (Add, Edit, Remove)

Mode Expired (Remove, Notice, Remove & Record, Notice & Record) a. Remove: User akan dihapus ketika masa langganan habis.

b. Notice: User akan mendapat notifikasi setelah masa langganan habis.

(User tidak dihapus).

c. Record: Menyimpan data harga tiap user yang login. Untuk menghitung total pendapatan dari user hotspot tersebut.

User Hotspot (Add, Edit, Remove, Enable, Disable, Filter).

a. Filter berdasarkan Username, Server, Profile dan Tanggal/Kode Generate.

Add & Generate a. Add Custom User

b. Generate Username & Password c. Generate Username = Password

Custom Template Voucher (Settings Template Editor) dan cetak voucher

2.8 Bot telegram

Telegram adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna atau user untuk mengirim pesan dengan cepat dan aman, selain itu Telegram sangat ringan,

(12)

mudah dan gratis. Telegram dapat digunakan pada smartphone, tablet dan bahkan komputer. salah satu keunggulan Telegram adalah fasilitas Bot telegram. Bot telegram merupakan akun khusus yang tidak memerlukan nomor telepon tambahan untuk didaftarkan ke Server Telegram. Akun ini berfungsi sebagai antarmuka antara kode program dengan server Telegram (Sokibi, 2017).

2.9 Quality of Service (QoS)

Quality Of Service (QoS) dapat dikatakan kemampuan untuk mengatur prioritas yang berbeda pada aplikasi, pengguna atau arus data yang berbeda, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu pada arus data. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda (Budiman, Samsugi dan Indarto, 2019).

Tabel 2.2 Presentase dan Nilai Quality of Service (QoS) (TIPHON, 1999) Nilai Persentase (%) Indeks

3,8 - 4 95 - 100 Sangat Memuaskan 3 - 3,79 75 - 94,75 Memuaskan 2 - 2,99 50 - 74,75 Kurang Memuaskan

1 - 1,99 25 - 49,75 Jelek

Paramater Quality of Service (QoS) terdiri dari 1. Throughput

Throughput merupakan kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps (bit per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu (Kusbandono dan Syafitri, 2019) .

Tabel 2.3 Parameter Throughput (TIPHON, 1999) Kategori Throughput Indeks

Sangat Bagus 100 % 4

Bagus 75 % 3

Sedang 50 % 2

Jelek < 25 % 1

(13)

Dengan persamaan 2.1 untuk mencari nilai Throughput : Throughput = Paket data diterima

Lama pengamatan

2. Delay (Latency)

Merupakan total waktu yang dilalui suatu paket dari pengirim ke penerima melalui jaringan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama (Kusbandono dan Syafitri, 2019).

Tabel 2.4 Parameter Delay (Latency) (TIPHON, 1999)

Kategori Delay Indeks

Sangat Bagus < 150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

Dengan persamaan 2.2 untuk mencari nilai Delay (Latency) : Delay rata-rata = Total delay

Total paket yang diterima

3. Jitter (Variasi Kedatangan Paket)

Merupakan variasi dari delay end-to-end. Level-level yang tinggi pada jitter dalam aplikasi-aplikasi berbasis UDP merupakan situasi yang tidak dapat diterima dimana aplikasi-aplikasinya merupakan aplikasi-aplikasi real- time. Pada kasus seperti itu, jitter akan menyebabkan sinyal terdistorsi, yang dapat diperbaiki hanya dengan meningkatkan buffer diantrian (Kusbandono dan Syafitri, 2019).

Tabel 2.5 Parameter Jitter (TIPHON, 1999)

Kategori Jitter Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 0 s/d 75 ms 3

Sedang 75 s/d 125 ms 2

Jelek 125 s/d 225 ms 1

(2.1)

(2.2)

(14)

Dengan persamaan 2.3 untuk mencari nilai Jitter : Jitter = Total variasi delay

Total paket yang diterima

4. Packet loss

Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima (Kusbandono dan Syafitri, 2019) .

Tabel 2.6 Parameter Packet loss (TIPHON, 1999) Kategori Packet loss Indeks

Sangat Bagus 0 % 4

Bagus 3 % 3

Sedang 15 % 2

Jelek 25 % 1

Dengan persamaan 2.4 untuk mencari nilai Packet loss : Packet loss= Paket dikirim - Paket diterima

Paket dikirim

2.10 Manajemen Bandwidth

Bandwidth menjadi tolak ukur kecepatan transfer informasi melalui channel. Semakin besar bandwidth , semakin banyak informasi yang bisa dikirimkan. Manajemen bandwidth merupakan teknik pengelolaan jaringan sebagai usaha untuk memberikan performa jaringan yang adil dan memuaskan.

Manajemen bdanwith juga digunakan untuk memastikan bandwidth yang memadai untuk memenuhi kebutuhan trafik data dan informasi serta mencegah persaingan antara aplikasi. Manajemen bandwidth menjadi hal mutlak bagi jaringan multi layanan, semakin banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat dilayani oleh suatu jaringan akan berpengaruh pada penggunaan link dalam jaringan tersebut. Link- link yang ada harus mampu menangani kebutuhan user akan aplikasi tersebut

(2.3)

(2.4) x 100%

(15)

bahkan dalam keadaan kongesti sekalipun (Silitonga dan Morina, 2014).

2.11 Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada perorangan maupun kelompok untuk melakukan percobaan yang sengaja dirancang dan terencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori dengan menempuh atau menggunakan cara yang teratur dan sistematis (Rismawati, Ratman dan Dewi, 2006). Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian (Cahya, 2013). Selain itu, metode eksperimen dilakukan untuk menghasilkan suatu data yang diperlukan dengan parameter yang sudah ditentukan. Metode eksperimen dilakukan dengan cara melakukan pengetesan langsung pada media (Hasim dan Riadi, 2013).

Karakteristik dari metode eksperimen menurut (Rismawati, Ratman dan Dewi, 2006) sebagai berikut :

1. Metode untuk melakukan percobaan, pengamatan dan penarikan kesimpulan terhadap sesuatu yang sedang diuji.

2. Metode yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan.

3. Metode yang membantu dalam pemrosesan informasi yang aktif.

4. Metode yang mengarahkan untuk mempelajari lingkungan belajar sebagai suatu teknologi.

5. Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat ilmiah.

2.12 Pengujian Sistem

Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan parameter QoS, yang merujuk pada parameter throughput, delay, jitter, dan packet loss. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya (Panjaitan, 2019) .

Referensi

Dokumen terkait

Bab II, merupakan tinjauan pustaka (landasan teori) yang berisikan landasan teori yang terdapat dalam penelitian ini yang bertujuan untuk memahaminsetiap makna pada teori