Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menyusun tesis yang berjudul “Pengenalan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian manajemen pada PT. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan kami bahas adalah “Bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian manajemen pada PT. Izinkan penulis melihat dan mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian manajemen telah berjalan. dengan baik dan efektif."
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian manajemen. Penelitian Yogi Setio Langgeng (2014) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Cost Center”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis bagaimana penggunaan sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat berperan dalam penilaian kinerja manajemen.
Penelitian Lucia Dianingtyas (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan dan Masyarakat Untuk Mengukur Kinerja Sosial Pada PT. Astra International, Tbk”. Peneliti sebelumnya meneliti penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat untuk menilai kinerja pusat biaya, sementara peneliti saat ini memperdebatkan penerapan akuntansi. Peneliti sebelumnya hanya menganalisis apakah akuntansi pertanggungjawaban telah diterapkan dengan baik atau belum, sedangkan peneliti saat ini membahas akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat manajemen.
Peneliti terdahulu telah menganalisis akuntansi pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan masyarakat, sedangkan peneliti saat ini membahas tentang akuntansi.
Landasan Teori
Akuntansi Pertanggungjawaban
- Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
- Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban
- Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban
- Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
- Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban
- Pusat Pertanggungjawaban
- Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban
- Syarat – Syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
- Struktur Organisasi sebagai Pola Pendelegasian Wewenang
Suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban terhadap informasi yang dibutuhkan oleh manajer untuk mengelola pusat pertanggungjawabannya sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen. Menurut Viyanti dan Tino, akuntansi pertanggungjawaban adalah “suatu sistem akuntansi yang mengidentifikasi berbagai pusat pertanggungjawaban di seluruh perusahaan, mencerminkan rencana dan tindakan masing-masing pusat pertanggungjawaban dengan menentukan pendapatan dan biaya tertentu.” Menurut Hansen dan Mowen, akuntansi pertanggungjawaban adalah “suatu sistem yang dirancang untuk mengukur hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban dan membandingkan hasil tersebut dengan hasil yang diharapkan atau diprediksi.”
Tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah menghasilkan laporan untuk setiap tingkat manajemen di setiap pusat pertanggungjawaban. Menurut Nafarin, M (2009:14), sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah “sistem akuntansi yang dihubungkan dengan pusat pengambilan keputusan dalam suatu struktur organisasi untuk memudahkan pengendalian biaya-biaya yang menjadi tanggung jawab pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan”. Elemen terpenting bagi keberhasilan sistem akuntabilitas adalah kesediaan manajer pusat pertanggungjawaban untuk menerima tanggung jawab yang diberikan kepada mereka (Mulyadi, 2001).
Menurut Henry Simamora, pusat pertanggungjawaban adalah “suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan, pusat pertanggungjawaban adalah “suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan. Apabila kinerja keuangan suatu pusat tanggung jawab diukur dalam laba (selisih antara pendapatan dan biaya), maka pusat ini disebut pusat laba.
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang pengelolanya berwenang mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan pengeluaran pusat pertanggungjawaban. Menurut Siddhartha (2004:94), pusat pertanggungjawaban dapat dianggap sebagai suatu sistem yang memproses masukan menjadi keluaran.
Ada pusat pertanggungjawaban yang inputnya mempunyai hubungan nyata dan erat dengan output, misalnya departemen produksi. Dan ada pula pusat pertanggungjawaban yang input dan outputnya tidak mempunyai hubungan nyata, misalnya bagian pemasaran. Ada juga pusat pertanggungjawaban yang outputnya tidak dapat diukur secara kuantitatif, misalnya departemen personalia dan departemen hubungan masyarakat.
Klasifikasi biaya menurut apakah manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengendalikannya atau tidak. Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan bahwa pengendalian organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan jaringan pusat tanggung jawab yang sesuai dengan struktur organisasi formal perusahaan.
Anggaran
- Karakteristik Penyusunan Anggaran
- Jenis – Jenis Anggaran
- Manfaat Anggaran
- Proses Penyusunan Anggaran
- Fungsi dari Anggaran
- Anggaran Penjualan
- Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Alat Pengendalian
- Hubungan Anggaran dengan Akuntasi Pertanggungjawaban
Organisasi yang terdesentralisasi adalah manajemen organisasi di mana manajer tingkat menengah atau bawah mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dalam organisasi. Anggaran adalah rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditentukan dalam proses penyusunan program”. Anggaran tidak hanya sekedar rencana keuangan mengenai biaya dan pendapatan yang ingin dicapai oleh pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan, tetapi juga merupakan alat untuk mengendalikan, menegaskan, mengkomunikasikan, memotivasi dan mengevaluasi pencapaian kinerja para pengelola atau pelaksana anggaran. (Sinuraya, 2004). : 5-7).
Keterkaitan langsung antara sistem anggaran dengan pusat tanggung jawab manajer berdampak pada perilaku manajer, hal ini dikarenakan sistem anggaran akan mengontrol tindakan manajer, yang membatasi apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan (Sinoraya, 2004 : 8 -9). Dalam penyusunan anggaran, baik anggaran keuangan maupun anggaran operasional, diperlukan karakteristik anggaran yang baik agar hasilnya terlihat baik. Anggaran memuat komitmen atau komitmen manajemen, artinya manajer sepakat menerima tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam anggaran.
Proses penganggaran pada hakikatnya adalah proses penentuan peran dalam upaya mencapai tujuan perusahaan dan sumber daya yang diberikan kepada pemegang peran untuk memenuhi perannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban bertindak sebagai alat untuk mengirimkan peran kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, penganggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi atas tanggung jawab, yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan.
Proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang dapat membuat setiap manajer di perusahaan memiliki persepsi yang jelas mengenai perannya masing-masing dalam mencapai tujuan anggaran. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan menghubungkan manajer tingkat bawah dan atas.
Anggaran bertindak sebagai alat kontrol yang memungkinkan manajemen mengidentifikasi area kuat dan lemah perusahaan. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar selalu bertindak efektif sesuai dengan tujuan organisasi. Menurut Hansen dan Mowen, anggaran penjualan adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan dan uang.
Agar proses penyusunan anggaran menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, maka proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan “rasa komitmen” dalam penyusunannya. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai sarana transmisi peran dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai ukuran kinerja manajer dalam melaksanakan anggaran.
Pengendalian Manajemen
- Sistem Pengendalian Manajemen
- Kegiatan Pengendalian Manajemen
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang membandingkan anggaran dengan tindakan masing-masing pusat pertanggungjawaban yang digunakan untuk mengukur kinerja seseorang dan/atau departemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut, manajer pemasaran berusaha keras untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh bagian penjualan dapat mencapai target penjualan. Oleh karena itu, hubungan antara anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa anggaran harus disusun pada setiap tingkat manajemen yang bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban.
Anggaran penjualan dalam hal ini disusun oleh bagian pemasaran yang bertanggung jawab atas pendapatan yang dicapai sesuai dengan target penjualan dan biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran. Melalui laporan kinerja yaitu anggaran penjualan dibandingkan dengan realisasinya, apakah target penjualan dapat tercapai atau tidak, sehingga dapat diukur kinerja manajer penjualan. Pada perusahaan yang lebih kecil, manajer tentu saja masih mampu mengarahkan, mengendalikan, dan memantau perusahaan sendirian.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2013:8), pengendalian manajemen adalah “Proses memotivasi dan menginspirasi orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas dalam organisasi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi”. Kegiatan pengendalian manajemen meliputi kegiatan perencanaan sebagai pedoman bagi para anggota organisasi untuk mengarah pada tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tugasnya serta mampu mengendalikan dan mengarahkan kinerja organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan organisasi. . Oleh karena itu, sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk memastikan bahwa semua operasi organisasi menerapkan kebijakan dan prosedur secara efektif dan efisien.
Selain itu, pengendalian manajemen terdiri dari unsur-unsur yang disusun dan digunakan secara sistematis. Menurut Mulyadi (2009:5), sistem pengendalian manajemen adalah “suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang ingin dicapai organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, dan melaksanakan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan serta melakukan pengawasan”. . Sistem pengendalian manajemen dalam suatu perusahaan merupakan suatu sistem yang mencakup kelompok struktural dan kelompok proses.
Kelompok struktur terdiri atas unsur struktur organisasi, pusat tanggung jawab dan pendelegasian wewenang, serta tolok ukur kinerja dan motivasi. Sedangkan kelompok proses terdiri dari pengembangan program, pengembangan anggaran, implementasi dan pengukuran, serta pelaporan dan analisis. Manajer memerlukan suatu sistem untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya keuangan perusahaan yang berbeda secara efektif dan efisien (Wijoto, 2009:29).
Kerangka Konseptual
- Research Question
- Mini Research Questions
- Model Analisis
- Bagan Model Analisis
- Proposisi Yang Digunakan
- Desain Studi Untuk Penelitian Kualitatif
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dalil penelitiannya adalah untuk memperoleh dan menjamin keakuratan dan keandalan data akuntansi, maka perlu diterapkan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian manajerial. Akuntansi pertanggungjawaban mempunyai 4 jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi. 2013 dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan dan Masyarakat Untuk Mengukur Kinerja Sosial PT.
Astra International, Tbk telah menerapkan akuntansi tanggung jawab sosial untuk mendukung hubungan harmonis dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Pendekatan Penelitian .1 Rancangan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Sumber Data
Data ini diperlukan untuk memahami tugas, fungsi dan tanggung jawab pada departemen dan unit kerja di perusahaan yang akan diteliti. Data-data tersebut berkaitan dengan prosedur penyusunan anggaran dengan kebijakan yang diterapkan di dalamnya, serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses penyusunan anggaran.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan Penelitian
Asumsi Penelitian
Unit Analisis
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .1 Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan buku teks serta berbagai literatur ilmiah yang berkaitan dengan penulisan skripsi, yang dapat dijadikan pedoman dalam memecahkan masalah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penelitian langsung terhadap objek yang diteliti untuk mencari dan memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan berbagai teknik yaitu.
Teknik Analisis Data