• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab I Pendahuluan A.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab I Pendahuluan A."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Seberapa tinggi kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka. Menjelaskan kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka. Menjelaskan kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah menggunakan permainan lempar gelang angka.

Alat Permainan Edukatif

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat atau perlengkapan bermain yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan dapat merangsang pertumbuhan otak anak untuk mengembangkan segala aspek kemampuan (potensi) anak. Untuk anak usia 2-4 tahun tentunya berbeda dengan Alat Bermain Edukasi (APE) untuk anak usia 4-6 tahun. Puzzle merupakan salah satu jenis Alat Permainan Edukasi (APE) yang menarik untuk dikenalkan kepada anak PAUD.

Mengenal Lambang Bilangan a. Pembelajaran Matematika

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan lambang bilangan untuk menyatakan suatu bilangan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan berada pada tahapan-tahapan berikut. Sedangkan menurut STPPA, indikator terkait kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia kelas B di Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut.

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Berdasarkan pernyataan mengenai indikator kemampuan anak mengenal lambang bilangan, baik berdasarkan pendapat ahli maupun dari STPPA yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, maka peneliti menetapkan indikator kemampuan mengenal lambang bilangan yang berbeda pada tahun ini. pelajari sebagai berikut. Perkembangan kognitif pada anak usia dini merupakan proses berpikir berupa kemampuan menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Tahap sensorimotor, sejak lahir hingga sekitar dua tahun masa bayi, merupakan masa di mana bayi bisa

Karena perkembangan kognitif bayi yang drastis, Jean Piaget membagi periode sensorimotor menjadi 6 bagian dari organisme refleksif hingga refleksif. a) Pengembangan keterampilan pemecahan masalah. Piaget mengakui adanya adaptasi mimik yang penting dan tertarik dengan perkembangannya. Peniruan akurat dari peristiwa respons paling sederhana mungkin memerlukan ratusan contoh latihan sebelum seorang anak berusia 8-12 bulan.

Peniruan tertunda, yaitu kemampuan mengulangi perilaku yang telah lama dicontohkan, baru akan muncul pada usia 18-24 bulan. Piaget percaya bahwa bayi yang lebih tua mampu menunda peniruan karena mereka sekarang membangun mentalitas simbolik, atau gambaran perilaku teladan yang disimpan dalam ingatan dan dipanggil kembali di lain waktu untuk memandu perilaku itu. Seringkali anak usia 3-4 tahun mengatakan bahwa orang lain akan melihat dengan tepat apa yang mereka lihat, dan oleh karena itu tidak mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

31 Fridani Lara, Wulan Sri, Astuti Indah Sri, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm.

Hasil Penelitian yang Relevan

Meningkatkan kemampuan berhitung sejak dini dengan penggunaan strategi permainan angka pada kelompok B anak TK 2 Mojorejo tahun ajaran 2013/2014.

Kerangka Berpikir

Alat bermain harus memenuhi syarat untuk mengembangkan berbagai keterampilan anak sesuai dengan tingkat usianya dan memperhatikan karakteristik perkembangannya, secara kreatif guru dapat membuat dan menggunakan alat bermain yang berasal dari lingkungan sekitar dan menggunakan barang bekas atau media yang ada atau tersedia. . Bermain adalah segala kegiatan untuk mendapatkan kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir yang dilakukan secara spontan tanpa paksaan dari orang lain, yang harus diperhatikan oleh orang tua, bermain harus menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Mungkin tidak untuk pengembangan beberapa aspek meskipun kegiatan ini dapat mendukung pengembangan beberapa aspek.

Prinsip penggunaan berhitung di taman kanak-kanak adalah berhitung dilakukan secara bertahap, dimulai dengan menghitung benda atau mengalami kejadian konkrit yang kita alami dengan mengamati lingkungan alam dan melalui tingkat kesulitannya, misalnya dari konkrit ke abstrak, sederhana ke sukar dan dari sederhana ke yang lebih kompleks. Oleh karena itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan objek nyata (tiruan), menarik dan variatif, mudah digunakan dan tidak mengancam, serta bahasa yang digunakan untuk memperkenalkan konsep berhitung haruslah bahasa yang sederhana. dan jika memungkinkan, ambil contoh dari lingkungan sekitar. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan merupakan kebutuhan yang sudah ada (melekat) pada diri anak.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka di atas maka hipotesis temporal yang merupakan jawaban dari masalah dan kebenaran yang akan diuji berdasarkan penelitian lapangan adalah sebagai berikut: Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan kognitif anak. H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan game edukasi lempar gelang. Rancangan penelitian meliputi metode, pendekatan, dan jenis penelitian yang digunakan oleh seorang peneliti.

Menurut Ahmad Tanzeh, “Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh “sesuatu” yang dikenakan pada subjek yang diteliti. Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah bahwa, “Jenis penelitian ini hampir mirip dengan jenis penelitian klasik, tetapi membantu peneliti untuk melihat hubungan sebab akibat dari berbagai macam situasi yang disebut kuasi karena merupakan variasi dari penelitian klasik. penelitian”. Sedangkan berdasarkan pendapat Best dalam buku Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, “Penelitian ini memiliki kontrol yang lebih baik.

2 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. Penelitian eksperimen berarti metode eksperimen untuk mempelajari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain melalui eksperimen dalam kondisi tertentu yang sengaja diciptakan. Jadi yang dimaksud disini adalah adanya kondisi khusus yang dibuat oleh peneliti untuk menguji metode atau teknik dan strategi yang akan diterapkan oleh peneliti.

Namun jenis metode yang digunakan peneliti adalah jenis eksperimen semu yang biasa disebut dengan eksperimen semu.

Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono, “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk sumber data dengan pertimbangan tertentu.”6 Alasan penggunaan teknik purposive sampling karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik purposive sampling yang menentukan pertimbangan atau kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon yang memenuhi kriteria tertentu.

Pada tahap awal perkembangan, baik dari segi kognitif maupun motorik, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan percobaan dalam penelitian. Kemudian ditetapkan sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yang meliputi sebanyak 20 anak di Kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Observasi menurut Sugiyono yaitu “Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang memiliki ciri-ciri khusus berkenaan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, fenomena alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar”. Dalam proses observasi ini, peneliti dapat mengamati situasi di lapangan dengan mencatat apa yang dianggap penting untuk mendukung tujuan penelitian.

Teknik Pengolahan Data

  • Analisis Statistik Deskriptif a. Analisis Persentase
  • Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data
  • Gambaran Variabel X1 (Kemampuan kognitif anak Kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon Sebelum Permainan Lempar Gelang
  • Gambaran Variabel X2 (Kemampuan Kognitif Anak Kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon Sesudah Menggunakan Permainan

Untuk memperoleh data kemampuan kognitif anak, setelah dilakukan tabulasi data kemudian diolah dengan statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif anak kelompok A di PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan lempar gelang angka. Data variabel X1 yaitu kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka diperoleh dari observasi di sekolah yang berjumlah 20 anak.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama yaitu kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon, sebelum menggunakan permainan lempar gelang dengan angka digunakan Analisis Kriteria Skor Ideal yaitu pembuatan kriteria untuk mendeskripsikan variabel X1. dengan menggabungkan skor masing-masing variabel dengan menggunakan kriteria skor ideal yaitu. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka kategori variabel kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang nomor adalah sebagai berikut: Kategori Perceived High = X X≥12.013. Berdasarkan kategorisasi di atas, gambaran kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka adalah sebagai berikut.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka termasuk dalam kategori cukup tinggi. Data variabel X2 yaitu kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah menggunakan permainan lempar gelang angka diperoleh dari hasil observasi 20 anak yang ditetapkan sebagai sampel dari kelas eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, setelah dilakukan perhitungan, maka kategori variabel kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah menggunakan permainan lempar gelang angka adalah sebagai berikut.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah menggunakan permainan lempar gelang angka termasuk dalam kategori tinggi.

Pengujian Persyaratan Analisis

Uji Normalitas Distribusi Variabel X1

Untuk mengetahui apakah variabel X1 berdistribusi normal atau tidak, maka harus diuji dengan menggunakan rumus chi-kuadrat dengan kriteria keputusan jika 2hitung≤2tabel maka data berdistribusi normal.

Berdasarkan tabel di atas, harga Chi-Square hitung adalah 3,01, sedangkan harga Chi-Square tabel pada α = 5% dengan dk = 5-1 = 4, yaitu 9,488. Untuk mengetahui apakah variabel X2 berdistribusi normal atau tidak, perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus Chi-Square, dengan kriteria keputusan jika 2 hitung ≤ 2 tabel maka distribusi data berdistribusi normal.

  • Pengujian Hipotesis (Test “t”)
  • Pembahasan Hasil Penelitian
  • Keterbatasan Penelitian
  • Saran-saran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kognitif anak kelompok A di PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan lempar gelang angka. Pertama, kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata kemampuan anak sebesar 8,9. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka termasuk dalam kategori cukup tinggi.

Kedua, kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah dilakukan pelemparan gelang angka berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata kemampuan anak sebesar 17,15. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah menggunakan nomor lempar gelang termasuk dalam kategori tinggi. Ketiga, kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan lempar gelang angka diperoleh nilai thitung = 8,505.

Sehingga dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (8,505 > 1,734) yang berarti H0 (hipotesis nol) ditolak yang berarti terdapat perbedaan kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan gelang nomor. permainan lempar. Kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum menggunakan permainan lempar gelang angka berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata karakter disiplin anak sebesar 8,9. Kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon setelah menggunakan permainan lempar gelang angka mencapai rata-rata nilai karakter disiplin 17,15.

Perbedaan kemampuan kognitif anak kelompok A PAUD Tunas Harapan Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan lempar gelang angka dibuktikan dengan hasil perbandingan yang diperoleh thitung = 8,505.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta membentuk Tim Tanggap Covid-19 pada 2 Maret 2020 yang diketuai oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov DKI, sedangkan Pemerintah Pusat