• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan berkelanjutan diarahkan pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. SDGs memiliki 17 tujuan dan terbagi menjadi 169 target yang mencakup segala bidang termasuk sektor kesehatan. Pada tujuan ketiga menyatakan tentang jaminan kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Salah satu target dari tujuan tersebut adalah pada tahun 2030 mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental.1

Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronis, dan tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut World Health Organization (WHO) meliputi penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. Adapun jenis penyakit kadiovaskular diantaranya jantung, stroke dan hipertensi.2

Di Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2013, dan 2018, menunjukan tingginya prevalensi PTM seperti stroke, kanker, diabetes melitus, dan hipertensi. Pada hasil Riskesdas tahun 2007 prevalensi hipertensi pada usia ≥18 tahun sebesar 31,7%3, Riskesdas tahun 2013 sebesar 25,8%,4 dan kembali meningkat pada Riskesdas tahun 2018 sebesar 34,1%.5 Provinsi Jawa Barat menempati urutan kedua dengan prevalensi hipertensi tertinggi setelah Provinsi Kalimantan Selatan. Di Kota Bandung, hipertensi menduduki posisi ketiga dari 20 penyakit terbesar di Kota Bandung dengan angka 11,24%.6

(2)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg untuk usia lebih dari 18 tahun pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (jantung koroner) dan otak (stroke) bila tidak di deteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.7

Hipertensi adalah proses degeneratif sistem sirkulasi yang dimulai dengan atherosclerosis yang menimbulkan kekakuan dan kelambanan aliran darah. Kekakuan dan kelambanan tersebut menyebabkan beban jantung bertambah berat sehingga dikompensasi dengan peningkatan tekanan darah.8 Peningkatanan tekanan darah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya perilaku merokok atau keterpaparan terhadap asap rokok, diet/pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, konsumsi minuman beralkohol, riwayat keluarga (keturunan), maupun penggunaan kontrasepsi hormonal.7

Kontrasepsi Hormonal merupakan metode yang dapat mengubah kerja tubuh akibat efek yang disebabkan oleh obat-obatan yang terkandung berupa estrogen dan progesteron yang menyerupai hormon dalam tubuh. Berubahnya kerja tubuh akibat kontrasepsi hormonal ini memberikan dampak kepada tubuh salah satunya peningkatan tekanan darah. Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesterone dapat menyebabkan terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System.9 Cara kerja kontrasepsi suntik yang menghambat sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dapat memicu gangguan tingkat pembuluh darah yang dimanifestasikan dengan kenaikan tekanan darah.20

Metode Kontrasepsi Hormonal diantaranya meliputi kontrasepsi pil, suntik, implant. Data Survei Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI)

(3)

Tahun 2017 menunjukan bahwa presentase akseptor suntik wanita kawin usia 15-49 menempati posisi tertinggi dibandingkan metode kontrasepsi lain dengan angka 29%. Akseptor kontrasepsi suntik tersebut terdiri dari 85,2%

suntik progestin 3 bulan dan 14,8% suntik kombinasi 1 bulan.10

Pengguna kontrasepsi menggunakan kontrasepsi suntik lam jangka waktu yang lama. Padahal menurut penelitian Azka Rafia tahun 2016 penggunaan kontrasepsi hormonal selama 2 tahun sudah menunjukan adanya peningkatan tekanan darah. Penggunaan selama 6 bulan sampai 1 tahun dapat meningkatan tekanan darah hingga 20mmHg. Setelah penggunaan lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan darah hingga 40mmHg.11

Hasil penelitian Azka Rafia tahun 2016 menunjukan peningkatan rata- rata tekanan darah, awal pemeriksaan sebesar 103/74.78 mmHg dan tekanan darah akhir sebesar 110/75.22 mmHg, dimana kontrasepsi hormonal memberikan pengaruh pada kenaikan tekanan darah.11 Penelitian lain yang dilakukan Bella Tendean tahun 2017 didapatkan bahwa responden yang paling banyak dengan penggunaan KB suntik > 12 bulan dengan tekanan darah dalam kategori hipertensi yaitu 44 responden (37.8 %) dan yang paling sedikit dengan penggunaan KB suntik > 12 bulan dengan tekanan darah dalam kategori normal yaitu 6 responden (6.1%).12

Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sejalan dengan komponen–komponen yang ada dalam Sistem Kesehatan Nasional, khususnya dalam sub sistem upaya kesehatan yang memprioritaskan pada upaya promotif dan preventif. Klinik Pratama sebagai salahsatu Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana (KB).13 Klinik Amalia sebagai salah satu klinik pratama memberikan pelayanan Keluarga Berencana. Tahun 2018 sepanjang Bulan Januari hingga Desember terdapat sebanyak 684 akseptor suntik di Klinik Amalia, meningkat dari tahun 2017 dengan jumlah 553 akseptor suntik.14

(4)

Sepanjang tahun 2019 dari Bulan Januari hingga Bulan Juni pengguna kontrasepsi suntik sebanyak 357 akseptor di Klinik Amalia Kota Bandung.15 Adapun penelitian tentang pengaruh lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah pada akseptor suntik, belum pernah dilakukan di Klinik Amalia Kota Bandung.

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh lama penggunaan metode kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah pada akseptor suntik progestin 3 bulan dan kombinasi 1 bulan di Klinik Amalia Kota Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang dapat meningkatkan tekanan darah. Salah satu metode kontrasepsi yang banyak digunakan adalah kontrasepsi suntik. Belum ditemukan penelitian yang melakukan kajian terhadap pengaruh lama pengunaan suntik progestin dan kombinasi pada peningkatan tekanan darah. Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh lama penggunaan metode kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah pada akseptor suntik progestin 3 bulan dan kombinasi 1 bulandi Klinik Amalia Kota Bandung?

(5)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh dari lama penggunaan metode kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah pada akseptor suntik progestin 3 bulan dan kombinasi 1 bulan di Klinik Amalia Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik dengan tekanan darah di Klinik Amalia Kota Bandung.

b. Mengetahui pengaruh lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah di Klinik Amalia Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang nyata tentang penelitian khususnya mengenai pengaruh lama penggunaan metode kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah pada akseptor suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Amalia Kota Bandung.

2. Bagi Klinik Amalia

Memberikan gambaran pengguna kontrasepsi suntik di Klinik Amalia serta gambaran lama penggunaan dari kontrasepsi suntik yang digunakan.

3. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Dharma Husada Bandung

(6)

Sebagai tambahan referensi khususnya tentang pengaruh lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan peningkatan tekanan darah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan masukan dan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik dengan penigkatan tekanan darah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini terfokus pada lama penggunaan kontrasepsi hormonal yaitu metode suntik progestin dan kombinasi sebagai faktor resiko yang dapat meningkatkan tekanan darah di Klinik Amalia Kota Bandung dengan waktu penelitian pada Bulan Juli Tahun 2019. Adapun metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen Bina Gizi KIA selaku Ketua Sekretariat Pembangunan Kesehatan Pasca-2015. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses dari htttp://www.sdgsindonesia.or.id tanggal 26 September 2017.

2. Ticoalu, Jansje H.V. dan Samodra, Yoseph L. 2014. Prevalensi Penyakit Tidak Menular Pada Tahun 2012-2013 Di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utarasulawesi Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008. Riset Kesehatan Kesehatan 2007.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008. Riset Kesehatan Kesehatan 2013.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018. Dipublikasikan 2 November 2018. Diakses dari situs http://www.depkes.go.id/article/ tanggal 17 November 2018.

6. Dinas Kesehatan Kota Bandung, Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2017.

7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Hipertensi.

Dipublikasikan tanggal 17 Mei 2014. Diakses dari http://www.pusdatin.kemkes.go.id/ tanggal 18 November 2018.

8. Bustam M, Nadjib. 2015. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Jakarta: Rineka Cipta.

9. Cunningham, F., et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

10. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017.

11. Azka Rafia, Adam M Ramadhan, Rolan Rusli, (2016), Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormopnal terhadap Tekanan Darah pada Akseptor KB di Kota Samarinda, Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-4 Oktober.

12. Bella Tendean, Rina Kundre, Rivelino S. Hamel, (2017), Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan Tekanan Darah pada Ibu di Puskesmas Ranotana Weru, E- Journal Keperawatan (e-Kp) Vol. 5 No. 1 Mei.

(8)

13. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina kesehatan Ibu dan Anak. 2014. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

14. Buku Register KB Klinik Amalia Kota Bandung Bulan Januari-Desember Tahun 2018.

15. Buku Register KB Klinik Amalia Kota Bandung Bulan Januari-Juni Tahun 2019.

16. Ririn Harini, (2010), Perbedaan Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi Suntik (Cyclofem dan Depoprogestin) terhadap Peningkatan Tekanan Darah pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisaji Malang, Jurnal Keperawatan, ISSN: 2086-3071 Juli.

17. Amiruddin, Muh. A, Vennetia R. Danes dan Fransiska Lintong. “Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) Ta. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi”. Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol. 3 No. 1 (2015).

18. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019. Jakarta: Indonesian Society of Hypertension.

19. Bustam M, Nadjib. 2015. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Jakarta: Rineka Cipta.

20. Department of Reproductive Health and Research World Health Organization. 2016. Rekomendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi.

21. Ardiansyah Ardiansyah, Muhammad Fachri, (2017), Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Tiga Bulanan selama Satu Tahun dengan Peningkatan Tekanan Darah, Jurnal Kesehatan Masyarakat ISSN: 1978 – 0575 Vol. 11, No. 1 Maret.

22. Tanti A. Sujono, Alfiana Milawati, Arif R. Hakim, (2013), Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap Peningkatan Tekanan Darah Wanita di Puskesmas Wonogiri, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 2 No 2.

23. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. ISSN 2088 270X.

24. Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

(9)

25. Dewi S dan Familia D. 2010. Hidup Bahagia dengan Hipertensi. Yogyakarta:

A Plus Book

26. Barthon, Mathias, dan Meyer, Matthias, R. 2009. Postmenopausal Hypertension Mechanism And Therapy. Jurnal American Heart Association.

2009; 54:11-18.

27. Greenspan, FS., John DB. 2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik (Basic and Clinical Endocrinology). Edisi 4. Jakarta: EGC.

28. Kemenkes RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses dari http://www.searo.who.int/indonesia/ tanggal 6 Agustus 2019.

Referensi

Dokumen terkait

kesejahteraan petani dengan sasaran utama pencapaian rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita sebesar 11,10% per tahun. Tantangan ke depan adalah merubah

Daluningrum, Ika P Wahyu Penapisan Awal Komponen Bioaktif Dari Kerang Darah ( Anadara granosa ) Sebagai Senyawa Antibakteri.. Nama Penulis Judul Penelitian Tahun

9 walaupun mengetahui kadar oksigen dalam darah pada pasien syok dilakukan pemeriksaan analisis gas darah sebagai pemeriksaan gold standart karena dapat memberikan hasil yang

Dilihat dari Tabel 1.2 tersebut, rata-rata derajat desentralisasi fiskal pemerintah kab/kota di Provinsi Sumatera Selatan selama 5 tahun (2016-2020) masih

Gambia terhadap Taiwan dan Cina dari tahun 1968 hingga 2016 dan faktor- faktor yang mempengaruhi inkonsistensi kebijakan pengakuan Gambia untuk Taiwan dan Cina

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Musik Suara Alam terhadap Respon Fisiologis Pasien tekanan darah, frekuensi nadi,

Berdasar atas latar belakang tersebut maka tema sentral pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Selama ini hampir semua pengukuran tekanan darah dan nadi dilakukan secara

Menganalisis hubungan antara kualitas istirahat-tidur dengan tekanan darah pada pasien post operasi laparatomi Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi