BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit asimptomatik yaitu seringnya tidak menunjukkan tanda gejala sebelum menyerang organ lain seperti serangan jantung atau stroke. Hal ini juga yang menyebabkan banyak pendapat bahwa hipertensi adalah the silent killer (Rohatami 2015).
Data WHO menyebutkan, jumlah penderita hipertensi di India tahun 2000 sebanyak 69,3 juta jiwa dan diperkirakan sebanyak 107,3 juta jiwa pada tahun 2025. Di Cina pada tahun 2000 sebanyak 98,5 juta jiwa menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025 meningkat menjadi 151 juta jiwa.
Sedangkan di bagian Asia tercatat tahun 2000 penderita hipertensi sebanyak 38,4 juta jiwa dan diperkirakan tahun 2025 meningkat menjadi 67,3 juta. Data ini menunjukkan bahwa hipertensi masih menjadi ancaman bagi masyarakat dunia (Kamaludin, 2010).
Menurut Riskesdas (2013), hipertensi termasuk golongan penyakit tidak menular. Prevalensi hipertensi meningkat dari 7,6 persen pada tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebanyak 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). Sedangkan di pulau Jawa, propinsi Jawa Tengah ada di urutan terbanyak nomor dua (26,4%) setelah Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2013 jumlah pasien hipertensi yaitu sebanyak 7.544 jiwa, pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 9.373 jiwa. Jumlah pasien hipertensi terbanyak di Kabupaten Pekalongan tepatnya berada di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo (Data Dinkes Kabupaten Pekalongan, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan jumlah pasien hipertensi sejak bulan Januari hingga
bulan Oktober 2015 sebanyak 1.975 pasien hipertensi. Terbanyak kasus di Desa Jetak Kidul yaitu sebanyak 193 pasien. Kebanyakan diderita oleh perempuan usia di atas 45 tahun. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang sering terjadi pada usia lebih dari 30 tahun dan akan meningkat pada usia 50 tahun (Smeltzer & Bare, 2004).
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita hipertensi apabila tidak terdeteksi secara dini antara lain komplikasi ginjal sebanyak 10 %, stroke 15
%, dan komplikasi jantung 75 % (Listiyani, 2004). Berdasarkan data Depkes RI (2010) presentasi penduduk Indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan secara nasional pada tahun 2008 adalah 33,24 %, penyakit sistem sirkulasi darah menduduki peringkat pertama penyebab kematian yaitu 11,06 %.
Hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan untuk mengendalikan tekanan darah. Banyak metode yang telah ditemukan untuk mengatasi hipertensi, baik secara farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang penderitanya harus minum obat secara rutin, hal ini menyebabkan penderita menjadi bosan, sehingga penderita hipertensi kurang patuh meminum obat. Hal ini merupakan alasan tersering kegagalan terapi farmakologi (Harvey, 2013 dalam Rohatami 2015). Terapi non- farmakologi yaitu dengan cara hipnoterapi, pijat refleksi, relaksasi Benson, terapi murottal, terapi musik dan bekam. Jenuhnya masyarakat terhadap pengobatan medis yang syarat akan efek samping penggunaan obat dapat merusak hati dan ginjal jika digunakan dalam jangka panjang, kini masyakat mulai melirik pengobatan non-farmakologi (Harvey, 2013).
Di antara penanganan non-farmaklogi tersebut yaitu hipnoterapi dan terapi murottal. Metode ini dipilih karena kecilnya efek samping yang ditimbulkan dan lebih ekonomis. Terapi dengan hipnoterapi tidak ada obat yang diminum, pembedahan, ataupun penggunaan alat kedokteran. Terapi ini hanyalah menggunakan kekuatan sugesti yang akan langsung merelaksasikan kondisi pasien, sehingga dapat menjadi lebih nyaman dalam waktu yang cukup singkat. Hipnoterapi belum banyak dikenal dan dikembangkan sebagai terapi keperawatan di Indonesia. Namun bagi yang sudah memahami, terapi
kognitif seperti hipnoterapi ini merupakan jenis terapi yang efektif dalam mengatasi beberapa masalah kesehatan, termasuk dalam menurunkan tekanan darah dengan sedikit atau hampir tidak ada efek samping sama sekali. Dampak yang diharapkan adalah dapat segera merilekskan dan menurunkan tekanan darah, mempersingkat lama rawat, meningkatkan pemulihan fisik, serta meringankan respon psikoemosional pasien (Closkey & Bulechek, 2004 dalam Nugroho, Asrin & Sarwono, 2012).
Keefektifan hipnoterapi telah banyak dibuktikan. Menurut American Psichological Association (APA), Dictionary of sychology (2007), bukti-bukti ilmiah menunjukkan hipnoterapi dapat mengatasi hipertensi, asma, insomnia, manajemen rasa nyeri akut maupun kronis, anorexia, nervosa, makan berlebih, merokok, dan gangguan kepribadian. Selain itu dibuktikan oleh Nugroho, Asrin & Sarwono (2012) dalam hasil penelitiannya di Desa Sumpiuh bahwa hipnoterapi dapat menurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Metode non-farmakologi lain yang efektif terhadap penurunan tekanan darah adalah terapi murottal, yaitu dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’. Suara Al-Qur’an ibarat gelombang suara yang memiliki ketukan dan gelombang tertentu, menyebar dalam tubuh kemudian menjadi getaran yang bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak dan membuat keseimbangan di dalamnya. Terapi murottal dapat mempengaruhi getaran neuronnya akan stabil kembali. Al-Qur’an mempunyai beberapa manfaat karena terkandung beberapa aspek yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan antara lain mengandung unsur meditasi, autosugesti dan relaksasi (Ernawati & Sangiran, 2013).
Pengaruh terapi murottal berupa adanya perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembuluh nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi murottal bekerja pada otak, ketika didorong oleh rangsangan dari luar (terapi murottal), maka otak akan
memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini menyangkut pada reseptor-reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan (Sadriyah, 2012).
Mendengarkan murotal dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual seseorang (SQ).
Murottal yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat Ar-Rahman. Surat ini terdiri dari 78 ayat. Dalam surat ini terdapat ayat yang diajadikan acuan para dokter muslim untuk menangani masalah kesehatan yang dinyatakan sebagai state of equilibrium dan merupakan sumber terbaik menurut Islam pada prinsip sehat (Ernawati & Sangiran, 2013).
Terapi murottal ini salah satunya telah dibuktikan oleh Matin, Lutfi &
Abdul (2012) di Desa Pegumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan bahwa dalam penelitiannya didapatkan hasil ada pengaruh mendengarkan terapi murottal terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Banyaknya metode yang digunakan yang mana masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing metode tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi.
B. Rumusan masalah
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dan tidak dapat disembuhkan, sehingga penderita membutuhkan perawatan untuk mengendalikan tekanan darahnya. Untuk mengendalikan tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi farmakologis dan non-farmakologi.
Pasien harus meminum obat secara rutin pada terapi farmakologi, sehingga menjadikan pasien hipertensi kurang patuh meminum obat dan ini menjadikan alasan tersering kegagalan terapi farmakologi.
Pengobatan non-farmakologi untuk mengendalikan tekanan darah bisa dilakukan dengan hipnoterapi dan terapi murottal seperti pada penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal dapat memberikan efek relaksasi sehigga dapat mengaktifkan saraf parasimpatis sehingga dapat mempengaruhi tekanan darah menjadi menurun.
Prevalensi hipertensi di Asia termasuk di Indonesia ini terus meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahum 2013 jumah pasien hipertensi yaitu sebanyak 7.544 jiwa, pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 9.373 jiwa. Jumlah pasien hipertensi terbanyak di Kabupaten Pekalongan tepatnya berada di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo.
Dengan demikian dirumuskan pertayaan penelitian “Bagaimanakah perbandingan pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?”
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum
Tujuan secara umum dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk menganalisis efektifitas hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.
2. Tujuan khusus
a. Membandingkan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan Mean Arterial Pressure (MAP) pasien hipertensi sebelum dan setelah diberi perlakuan hipnoterapi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.
b. Membandingkan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan MAP pasien hipertensi sebelum dan setelah diberi perlakuan terapi murottal di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.
c. Membandingkan tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan MAP antara perlakuan hipnoterapi dan terapi murottal pada pasien
hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.
D. Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan literatur untuk menambah wawasan tentang manfaat hipnoterapi dan terapi murottal dalam tindakan keperawatan serta dijadikan sebagai referensi bagi peneliti berikutnya.
2. Bagi profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam tindakan keperawatan mandiri non-farmakologi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
3. Bagi responden
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada responden tentang manfaat hipnoterapi dan terapi murottal terhadap kesehatan khususnya stres, sehingga responden dapat menjaga kestabilan tekanan darah dan dapat menjaga kesehatannya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi serta bahan kajian bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis maupun modifikasi terutama mengenai aplikasi hipnoterapi dan terapi murottal.
E. Keaslian penulisan
Penelitian ini membandingkan pengaruh hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pada psien hipertensi. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu:
Tabel 1.1 Keaslian penelitian
No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian
Desain
Penelitian Hasil Penelitian
1 Matin, Lutfi Abdul
2012 Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Dengan
Hipertensi di Desa
Pegumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan
Jenis penelitian pra eksperimen dengan pendekatan one group pretest and posttest design
Hasil penelitian
menggunakan paired sample T-Test didapatkan nilai p- value penurunan tekanan darah sistol sebesar 0,000 dan p-value penurunan tekanan darah diastol sebesar 0,000, sehingga ada pengaruh mendengarkan terapi murottal terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Pegumenganmas Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan.
2. Sadriyah 2012 Pengaruh Terapi Murottal pada Penurunan Tingkat Stres Pasien
Hipertensi di RSUD Kraton Pekalongan
Jenis penelitian Quasi
experiment.
Hasil penelitian diketahui ada pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tingkat stress pasien hipertensi di RSUD Kraton Pekalongan dengan p-value sebesar 0,000<0,05.
3. Nugroho, Irnawan Andri., Asrin, Sarwono
2012 Efektifitas Pijat Refleksi Kaki dan Hipnoterapi terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi
Jenis penelitian Quasi experiment yang
menggunkanan two group pretes- posttest design.
Dari hasil penelitian ini adanya perbedaan keefektifan antara pijat refleksi kaki dan hipnoterapi terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Hasil perhitungan statistic pada tekanan darah sistole didapatkan nilai Sig. 0,000 (Sig. < 0,05).
4. Ernawati 2013 Pengaruh Mendengarkan Murottal Q.S.
Ar-Rahman Terhadap Pola Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta
Jenis penelitian Quasy
experiment design dengan pendekatan pre- post test with control group
Hasil penelitian meunjukkan bahwa nilai tekanan darah sisstol pada kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberi perlakuan adalah 0.117 dan nilai tekanan darah diastole 0.340. Sedangkan nilai tekanan darah sistol pada kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberi perlakuan sebesar 0.012 dan 0,049 pana nilai tekanan darah diastole. Kedua nilai dianggap signifikan karena nilai p <0.05.
No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian
Desain
Penelitian Hasil Penelitian
5. Widyastuti, Maria, Berthy
2015 Pengaruh Terapi Murottal Surah Ar-Rahman Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia (Lansia) Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Kenanga Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara
Jenis penelitian quasy experiment dengan
rancangan one group pre-test post-test tanpa kelompok kontrol
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p tekanan darah sistoik sebelum dan setelah diberikan terapi murottal surah Ar-Rahman adalah 0.000 dan hasil uji Wilcoxon di dapatkan bahwa nilai p tekanan darah diastolic sebelum dan setelah dilakukan terapi murottal surah ar-rahman adalah 0.000. Sehingga ada pengaruh terapi murottal surah Ar-Rahman terhadap tekanan darah sebelum dan setelah diberikan intervensi pada lansia penderita hipertensi.
6. Wahyuningsih, F. E.
2015 Efektifitas Hipnoterapi Dan Terapi Murottal Terhadap Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Desa Jetak Kidul
Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
Jenis penelitian quasy experiment dengan
rancangan one group pre-test post-test tanpa kelompok kontrol
Tekanan darah diastolik dan MAP didapatkan hasil p=0.157>0.05 dan p=0.751>0.05 dengan menggunakan independent t- test. Kesimpulannya tidak ada perbedaan efektifitas hipnoterapi dan terapi murottal terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Desa Jetak Kidul Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.