SAP HUKUM PERDATA
I. PENGANTAR HK PERDATA
II. Pengertian dan Ruang lingkup hk perdata III. Hk perdata dalam arti luas dan sempit
HUKUM PERDATA DI INDONESIA
• I. SISTEM HK PERDATA DI INDONESIA
• ASAS-ASAS HK PERDATA
• SEJARAH DAN SISTEMATIKA KUHPERDT/BW
DI INDONESIA
• BUKU I TENTANG ORANG/ Van personnen
• 1.pengertian dan wujud subyek hukum
• 2.wujud subyek hukum
• II. Kewenangan berhak dan kecakapan berbuat
• 1.pengertian kewenangan berhak
• 2.pasal 2 KUHPerdata
• 3. pengertian kecakapan berhak
• 3. akibat hukum ketidakwenangan berhak dan
ketidakcakapan berhak
• 4.handlichting
• Badan hukum
• 1. pengertian badan hukum
• 2. hakikat badan hukum
• 3. kedudukan badan hukum
• 4.pengertian domisili
Buku II tentang Benda/ Van zaken
• 1. pengantar hukum benda
• 2. macam-macam benda
• 3. Buku II setelah UU No. 5 tahun 1960
• 4. sistem hukum benda
• 5. perbedaan sistem hukum benda
dengan hukum perikatan
• Hak kebendaan:
• 1. oengertian hak kebendaan
• 2. ciri-ciri hak kebendaan
• 3. hak kebendaan yang memberi
kesenangan dan hak kebendaan yang
memberi jaminan
• 4. cara memperoleh hak kebendaan
• Privilegie, hak retentie
Buku III tentang perikatan
• Van verbintenissen
• Pengertian perikatan, perjanjian
• sumber-sumber perikatan
• Pengertian perjanjian
• Jenis-jenis perikatan
PENGERTIAN HK PERDATA
• SUBEKTI—hk. Pdt dlm arti luas—semua
hk privat materiil, yaitu segala hukum
pokok yg mengatur
kepentingan-kepentingan perseorangan.
• Sri Sudewi– hk yg mengatur kepentingan
antara warga negara perseorangan yg
Pengertian hukum
• Van Apeldorn—hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yg bergolak terus menerus dalam keadaan bentur membentur tanpa hentinya dengan gelaja lainnya.
• Grotius—peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan
• Mochtar Kusumaatmadja—keseluruhan kaidah-kaidah serta asas-asas yang mengatur pergaulan hidup
hukum
• Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat
• Peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwajib
• Peraturan itu bersifat memaksa
Ciri-ciri hukum
• Ada perintah dan larangan
Pembagian hukum
Menurut sumbernya: • 1. hukum UU
• 2. kebiasaan. • 3. traktat
• 4.Yurisprudensi Menurut bentuknya: • 1. hukum tertulis
• 2. hukum tidka tertulis
Menuurt tempat berlakunya: • 1. hukum nasional
• 2. hukum internasional • 3. hukum asing
• Menurut waktu berlakunya:
• 1. ius constitutum
• 2. ius constituendum
• Menurut cara mempertahankan dan fungsinya:
• 1. hukum materiil
• 2. hukum formil
• Menurut sifatnya atau daya kerjanya:
• 1. hukum memaksa (dwingend recht)
• 2. hukum mengatur/menambah (aanvulend
recht)
Menurut wiryono prodjodikoro
• Hk perdata—suatu rangkaian hukum
antara orang-orang atau badan hukum
satu sama lain tentang hak dan kewajiban.
• Sudikno mertokusumo—hukum
antarperorangan yg mengatur hak dan
kewajiban perorangan yg satu terhadap yg
lain dalam hubungan keluarga dan
KESIMPULAN
• HUKUM PERDATA—hukum yg mengatur
hubungan hukum antara orang/badan hukum yg
satu dengan orang/badan hukum yg lain dalam
masyarakat dengan menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan.
PERBEDAAN HUKUM PERDATA/PRIVAT
DENGAN HK. PIDANA/PUBLIK
• A. hk publik salah satu pihak penguasa sedang hk
perdata kedua belah pihak adalah perseorangan tanpa menutup kemungkinan salah satu pihak penguasa.
• Hk.publik sifatnya memaksa/dwingent recht—hk perdata melengkapi/aanvulend recht meskipun ada juga yg
memaksa.
• Tujuan hk publik—melindungi kepentingan umum—hk perdata—melindungi kepentingan perseorangan/individu • Hk publik—mengatur hubungan hukum antara negara
Hukum Perdata dalam arti luas
• Meliputi semua hukum privat materiil , yaitu segala
hukum pokok yg mengatur kepentingan perseorangan. (peraturan yang ada– dalam KUHPerdata, KUHD, serta sejumlah undang-undang tambahan (UU pasar modal, UU tentang PT dsb.)
• Hk perdata dalam arti sempit—hukum perdata sebagaimana terdapat dalam KUHPerdata.
• Unsur yang terpenting dalam hukum perdata: • 1. norma peraturan
• 2. sanksi
Hukum perdata materiil
• Adalah aturan-aturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata itu sendiri, yaitu
mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subyek hukum.
• HUKUM PERDATA FORMIL—menentukan cara
bagaimana menuntut pemenuhan hak-hak materiil atau mengatur bagaimana tata cara seseorang menuntut
haknya apabila dirugikan orang lain.
• Hukum perdata formil (hukum acara perdata)
mempertahankan hukum perdata materiil, karena hukum perdata formil berfungsi menerapkan hukum perdata
HUKUM PERDATA DI INDONESIA
• SISTEM HK PERDATA DI INDONESIA
• BERSIFAT—PLURALISTIS (BERANEKA
RAGAM) KARENA MASING-MASING
GOLONGAN PENDUDUK MEMPUNYAI
HUKUM PERDATA SENDIRI-SENDIRI
KECUALI BIDANG TERTENTU YG
PENGGOLONGAN PENDUDUK
BERDASARTKAN PSL. 163 IS DAN PSL.
131 IS (INDISCHE STAATSREGELING
)
• 1. GOL EROPA—semua orang Belanda, semua orang Eropa lainnya, semua orang Jepang, semua orang yg berasal dari tempat lain yg dinegaranya tunduk kepada hukum keluarga yg pada pokoknya berdasarkan asas yg sama seperti hk Belanda.
• 2. Gol. Bumi Putera—rakyat Indonesia asli,--berlaku hukum adatnya—dan memberi kemungkinan kepada golongan Bumi putera secara perseorangan dapat
menghapuskan berlakunya hk adat dg jalan menundukan dirinya kepada hk perdata Eropa. Mellaui lembaga
Penundukan diri—(Stb 1912 No 12)
Hukum perdata Indonesia bersifat
pluralistis
• A. tidak sesuai dg isi UUD 45 Pasal 27 (1)
• Untuk mengatasi hal tersebut, sambil menunggu
terciptanya suatu kodifikasi hukum perdata
nasional, dg ketentuan Pasal II AP—kuhperdata,
KUHD masih tetap berlaku.
• Sema No. 3 tahun 1963—menjadi dasar hukum
bagi hakim dalam hal akan memberlakukan atau
tidak suatu pasal atau ketentuan hukum perdata,
bila hakim berpendapat pasal tsb. Tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman.
kesimpulan
• Secara yuridis formal—kedudukan
Kuhperdata/BW tetap sebagai
Menurut R. Abdoel Djamali
• HK Perdata di Indonesia terdiri dari:
• 1. HK perdata Adat—hukum ini tidak tertulis dan berlaku dalam kehidupan masyarakat adat secara turun temurun serta ditaati.
• Hk Perdata Eropa—berbentuk tertulis dan berlakunya berdasarkan Pasal II AP. UUD 45.—isinya mengatur hubungan hk/kepentingan orang-orang Eropa dan bukan Eropa yg tunduk pada ketentuan tsb.
• Hk perdata yg bersifat nasional—merupakan produk nasional—yaitu ketentuan hk yg mengatur tentang
SEJARAH BERLAKUNYA
KUHPERDATA DI INDONESIA
• A. Terbentuknya KUHPerdata tidak dapat
dilepaskan dari terbentuknya KUHperdata/BW
Belanda dan Code Civil Perancis.
• Melalui pengumuman Gubernur Jenderal—
Hindia Belanda– tgl 3 desember 1847—
dinyatakan bahwa sejak tgl 1 Mei 1848—
KUHPerdata berlaku di Hindia
Belanda/indonesia.
SISTEMATIKA KUHPERDATA.
• Kodifikasi—unsur-unsurnya:
• 1. meliputi bidang hukum tertentu • 2. tersusun secara sistimatis
• 3. memuat materi yang lengkap
• 4. penerapannya memberikan penyelesaian tuntas. • Sistimatika—susunan yang teratur
• Sistimatikan KUHPDT meliputi urutan bentuk-bentuk bagian terbesar sampai pada bentuk bagian terkecil yaitu:
• 1. kitab undang-undang tersusun atas buku-buku • 2. tiap-tiap buku tersusun dalam bab-bab
Sistematika menurut KUHPerdata
• Sistimatika isi KUHPDT meliputi kelompok materi berdasarkan sistim fungsional
• Sistim fungsional ada 2 macam: • 1. menurut pembentuk UU/BW
• 2. menurut ilmu pengetahuan/doktrin • Menurut pembentuk UU/BW sbb:
• Buku I tentang– orang (Van personen) • Buku II tentang Benda—Van Zaken
• Buku III tentang Perikatan ==Van Verbintenissen
Menurut doktrin
• 1. tentang orang/personenrecht
• 2. tentang hukum keluarga/familirecht
• 3. tentang hukum harta
kekayaan/vermogensrecht
• Di Belanda telah mengadakan rekodifikasi hk perdata, hk dagang sejak tgl 1 januari 1992—nieuw BW (NBW)—disatukan
KHUPerdata dan KUHD.
• Sistimatika NBW menjadi 8 buku:
a. Buku I—hk orang dan hk keluarga (hk harta kekayaan perkawinan)
b. Buku II—badan hukum (aturan umum, persekutuan, perseroan dan pertanggungjawaban terbatas).
c. Buku III—hukum harta kekayaan pada umumnya. d. Buku IV—hukum waris
e. Buku V—hukum kebendaan
f. Buku VI—bagian umum dari hk perjanjian g. Buku VII—perjanjian khusus
Pembaharuan HK perdata nasional
• Simposium pembaharuan Hk Perdata nasional
oleh BPHN—th 1981 di yogyakarta:
• A. Bidang hukum keluarga (hk perorangan)
• B. Bidang hukum waris
• C. Bidang hukum benda
• D. Bidang hukum jaminan
• E. Bidang hukum perikatan (umum)
• F. Bidang badan hukum
Berlakunya hukum perdata
• Berlaku artinya—diterima dan dilaksanakan.
Berlakunya hukum perdata:
• 1. ketentuan UU
• 2. perjanjian yang dibuat para pihak
• 3. keputusan hakim.
• Realitas keberlakuan—pelaksanaan kewajiban
hukum—yaitu melaksanakan perintah dan
Akibat berlakunya hukum perdata
• Adanya pelaksanaan, pemenuhan, realisasi
kewajiban hukum perdata, ada 3 (tiga)
kemungkinan hasilnya yaitu:
• 1. tercapai tujuan—apabila kedua pihak
memenuhi kewajiban dan hak bertimbal balik
secara penuh.
• 2.tidak tercapai tujuan—apabila salah satu pihak
tidak memenuhi kewajiban
• 3. terjadi keadaan yang bukan tujuan—kerugian
akibat perbuatan melanggar hukum
Asas-asas hukum perdata
• Pengantar Hukum Benda
• 1.asas individualitas—dapat menikmati dengan
sepenuhnya dan menguasai sebebas-bebasnya (hak eigendom) dan dapat melakukan perbuatan hukum, selain itu juga dapat memiliki hasil, memakai merusak dan memelihara dsb.---batasan asas tsb.:
• A. hukum tata negara (campur tangan pemerintah terhadap hak milik
• B.pembatasan dengan ketentuan hukum tetangga • C. tidak menyalahgunakan hak dan mengganggu
• 2. asas kebebasan berkontrak—setiap orang
berhak mengadakan perjanjian apapun juga,
baik yang sudah diatur dalam UU maupun yang
belum (pasal 1338 KUHPerdata ayat 3) asal
perjanjian tersebut tidak bertentangn dengan
UU, ketertiban umum dan kesusilaan (Pasal
1337)
Perkembangan KUHPerdata di
Indonesia
• Hukum perdata Eropa (code civil des Francis) dikodifikasi tanggal 21 Maret 1804
• Tahun 1807—Code Civil des Francis diundangkan dengan nama Code Napoleon
• Tahun 1811—Code Napoleon berlaku di Belanda
• KUHPerdata Indonesia berasal dari Hukum Perdata Belanda, “Burgerlijke Wetboek” (BW) dikodifikasi pada tanggal 1 Mei 1848.
Perubahan yang terjadi pada
KUHPerdata Indonesia
• Tahun 1960—UU No. 5 tahun 1960 mencabut ketentuan Buku II
KUHPerdata sepanjang mengatur tentang bumi,air, serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya kecuali Hipotik.
• SEMA No. 3 tahun 1963 ditujukan—kpd semua Ketua PT dan Ketua PN di seluruh Indoensia—bahwa MA menganggap tidak berlaku lagi antara lain pasal-pasal:
• 1. psl 108 dan 110—wewenang seorang istri untuk melakukan perbuatan hukum dan mengahadap di pengadilan tanoa izin atau bantuan suaminya (tidak ada lagi)
• Psl 284 ayat 3—pengakuan anak di luar kawin oleh seorang perempuan Indonesia asli—tidak ada
• Psl 1682—harus ada penghibahan dengan akta notaris.
• Psl 1579—sewa menyewa pemilik tidak dapat menghentikan penyewaan dengan alasan akan memakai sendiri, kecuali sudah diperjanjikan
sebelumnya.
Buku I tentang Orang
(Van personen)
• Hukum perorangan—subyek hukum—segala sesuatu yang dapat menjadi pendukung hak dan kewajiban:terdiri dari:
• 1. orang / natuurlijke person • 2. badan hukum / recht person
• Yang membatasi kewenangan berhak orang sebagai subyek hukum:
• A. tempat tinggal • B. umur
• C. nama
• D. perbuatan seseorang • E. kedudukan/jabatan
Buku I
• Wujud subyek hukum:
• 1. orang (natuurlijke persoon)
• 2. badan hukum (recht persoon)
• Sebagai pendukung/ pelaksana hak dan
kewajiban—berlaku sejak dilahirkan
sampai meninggal dunia, pengecualian
(pasal 2 KUHPerdata—recht fictie) jika:
• A. lahir hidup
• Subyek hukum:
• 1. pendukung hak dan kewajiban
( syahrani)
• 2. pembawa hak dan kewajiban
• 3. segala sesuatu yang dapat
Wujud subyek hukum
• Orang dan badan hukum—kewenangan
menyandang hak dan kewajiban—
kewenangan menyandang hukum
• Hal-hal yang membatasi kewenangan
hukum:
Badan hukum
• Badan hukum—subyek hukum ciptaan manusia
pribadi berdasarkan hukum, yang diberi hak dan
kewajiban seperti manusia pribadi.
• Diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban
seperti halnya orang
• Persoon—subyek hak, pendukung hak—orang /
naturlijk persoon) yang meliputi juga badan
Badan hukum/perkumpulan
• KUHperdata memandang “perkumpulan” sebagai suatu perjanjian—diaturu dalam Buku III KUHPerdata (pasal 1653 s/d 1665)
• Pengaturan itu tidak tepat karena badan hukum
merupakan badan pribadi, maka diatur dalam Buku I. • Badan hukum—suatu badan yang disamping manusia
perorangan juga dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak dan kewajiban,
kepentingan-kepentingan hukum terhadap orang lain atau badan lain. • Kumpulan dari orang-orang yang bersama-sama
• Badan hukum—subyek hukum berarti ia
melakukan perbuatan hukum untuk
mencapai tujuan ttt. Yang dilakukan oleh
para pengurusnya (organ badan hukum)
• Bila menimbulkan kerugian maka dapat
dipertanggungjawabkan (digugat)
Teori badan hukum
• Teori fiksi (Von Savigny)—hanya manusia
yang menjadi subyek hukum, sedang
badan hukum menjadi subyek hukum
hanyalah fiksi—yang sebenarnya tidak
• Teori organ (otto van gierke)—organ seperti
halnya manusia yg menjelma dalam pergaulan
hukum, yg dapat menyatakan kehendak melalui
alat-alat/ organ/pengurus, anggota)—jadi badan
hukum bukan suatu hak yg abstrak atau ada
dalam anggapan /alam pikiran tetaoi suatu
realita.
• Teori harta kekayaan bertujuan----bdn hukum
merupakan kekayaan yg bukan merupakan
• Teori kekayaan bersama—Planiol dan Molengraaf—apa yg merupakan hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya juga merupakan hak dan kewajiban para anggota bersama-sama.—makak kekayaan badan hukum merupakan kekayaan bersama-sama (milik seluruh anggota)
• Teori kenyataan yuridis—Meijers—Paul Scholten—
• Teori kekayaan bersama—Planiol dan Molengraaf—apa yg merupakan hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya juga merupakan hak dan kewajiban para anggota bersama-sama.—makak kekayaan badan hukum merupakan kekayaan bersama-sama (milik seluruh anggota)
• Teori kenyataan yuridis—Meijers—Paul Scholten—
Nama, kewarganegaraan, domisili
• Nama—suatu tanda yang diperlukan untuk
membedakan orang yang satu dengan orang
lain, serta untuk mengetahui apa hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya.
• Sebagai tanda diri, identifikasi seseorang
sebagai subyek hukum.
• Untuk mengetahui seseorang itu keturunan
siapa—untuk kepentingan warisan
kewarganegaraan
• --merupakan satu faktor yang
mempengaruhi kewenangan berhak
seseorang (pasal 21 (1) UUPA-hanya WNI
yang dapat mempunyai hak milik.
• Berkaitan dengan:
Kewengan berhak dan kecakapan
berbuat
• Pasal 1 s/d 3 KUHPerdata—mengatur ttg
menikmati dan kehilangan hak-hak
keperdataan—hukum perdata mengakui
manusia sebagai orang—diakui sebagai
subyek hukum yaitu pendukung hak dan
kewajiban.
• Kewenangan untuk menjadi pendukung
hak dan kewajiban keperdataan—
Kewenangan berhak
(rechtsbevoegd)
• Atau kewenangan hukum—kewenangan untuk
menyandang hak dan kewajiban.
• Setiap subyek hukum—umumnya mempunyai
hak dan kewajiban, wenang untuk berhak. Tetapi
tidak setiap orang wenang berhak, karena dalam
hukum sanksi hanya berlaku dan diterapkan
pada kewajiban bukan pada hak.
• Kewenangan berbuat—pada hakekatnya adalah
melaksanakan kewajiban, orang yang melalaikan
kewajiban dikenakan sanksi, orang yang
• Orang sebagai subyek hukum—mempunyai
kewenangan berhak sejak ia lahir, bahkan sejal
dalam kandungan (Psl 2 KUHPdt)—berlangsung
sampai meninggal dunia.
• Kewenangan berhak subyek hukum—tidak
dapat dihilangkan/ditiadakan oleh sutau
• Hak perdata—hak asasi/hak kodrat
melekat pada setiap orang.—berupa
identitas diri.
Kewenangan berbuat
• Untuk mengetahui apakah seseorang itu
wenang berbuat atau tidak, ada beberapa faktor
yang membatasi yaitu umur, kesehatan,
perilaku.
• Wenang berbuat ada 2 pengertian:
• 1. cakap atau mampu berbuat karena memenuhi
syarat hukum (bekwaam)
• 2. kuasa/ berhak berbuat karena diakui oleh
• Kewenangan berhak (bevoegd)—ada pada
setiap orang kecuali dalam pasal 330 dan 1330
KUHPdt.
• Kewenangan berbuat (bekwaam) —orang
dewasa yang tidak berkepentingan tidak wenang
melakukan perbuatan hukum—menjual rumah
bukan miliknya—kecuali dengan kuasa dari si
pemilik
Pendewasaan/ handlichting
• Suatu pernyataan tentang seorang yang belum
mencapai usia dewasa sepenuhnya atau hanya
untuk beberapa hal saja dipersamakan dengan
seorang yang sudah dewasa
• Diajukan oleh seorang anak yang sudah
mencapai umur 20 tahun kepada presiden,
melampirkan surat kelahiran atau alat bukti lain.
• Keputusan presiden setelah mendapat
persetujuan MA
Pengampuan (curatele)
• Keadaan dimana seseorang (curandus) karena
sifat-sifat pribadinya dianggap tidak cakap atau
tidak di dalam segala hal cakap untuk bertindak
sendiri dalam lalu lintas hukum.
• Atas dasar keputusan hakim—dimasukan ke
dalam golongan orang yang tidak cakap
bertindak sendiri (harus melalui curandus)
• Pengampuan terjadi dengan keputusan
hakim—berdasarkan permohonan.
• Yang mengajukan permohonan:
• 1. keluarga sedarah
• 2. suami terhadap istrinya atau sebaliknya
(pasal 434 ayat 3)
Akibat hukum pengampuan
• Orang yang ditaruh dibawah pengampuan
(curandus) kedudukannya sama dengan anak di
bawah umur (pasal 452 ayat 1)—perbuatan
hukumnya harus diwakili curatornya (pasal 499)
• Perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan
curandus dapat dibatalkan melalui curatornya
• Pengampuan berlangsung terus sampai
Perwalian(voogdij)
• Pengawasan terhadap seorang anak yang
belum dewasa yang tidak berada di bawah
kekuasaan orang tua serta pengurusan benda
atau kekayaan anak tersebut diatur oleh UU.
• Di bawah perwalian jika: anak sah yang kedua
orang tuanya telah dicabut kekuasaannya
Macam-macam perwalian
• Wettelijke voogdij—jika salah satu orang tua
meninggal, menurut UU orang tua lainnya
dengan sendirinya menjadi wali.
• Datieve voogdij—wali yang diangkat hakim atas
permintaan salah satu pihak.
• Testamentaire voogdij—perwalian yang ditunjuk
berdasarkan surat wasiat.
• Yang tidak dapat diangkat menjadi wali: orang
yang belum dewasa, ditaruh dibawah
• Seorang wali diwajibkan mengurus harta kekayaan anak yang ada di bawah pengawasannya
• Bertanggung jawab ttg kerugian-kerugian yang ditimbulkan karena pengurusannya yg buruk
• Melarang seorang wali meminjam uang untuk si anak • Tdak diperkenankan menjual, menggadaikan, harta
benda, tanpa ijin dari hakim.
Orang yang hilang
• Seseorang meninggalkana tempat tinggal tanpa
memberikan kuasa pada seseorang untuk mengurus
kepentingan, atas permintaan yg berkeptntingan, jakasa atau hakim, diurus oleh BHP( weeskamer)
• Jika 5 tahun lewat terhitung sejak hari keberangkatan— tidak ada kabar yang menunjukan ia masih hidup—maka orang yang berkepentingan minta pada hakim—
membuat pernyataan bahwa—orang tsb dianggap telah meninggal—dengan sebelumnya membuat surat
• Jika dalam meninggalkan tsb. Seseorang meninggalkan suatu penguasaan untuk mengurus kepentingannya,
maka harus ditunggu selama sepuluh tahun sejak diterimanya kabar terakhir.
• Setelah dikelurkan pernyataan oleh hakim—maka para ahli waris berhak mengoper kekuasaan atas segala
harta kekayaan—asal tidak menjual benda-benda itu.
• Setelah lewat 30 tahun—terhitung mulai hari dan tanggal surat pernyataan dari hakim—bila orang yang dianggap meninggal masih hidup—sudah mencapai umu 100
Syarat formal badan hukum
• Suatu badan, perkumpulan atau badan usaha
berstatus badan hukum jika:
• 1.adanya kekayaan yang terpisah
• 2. mempunyai tujuan ttt.
• 3. mempunyai kepentingan sendiri
• 4. ada organisasi yang teratur, dari syarat-syarat
tsb, harus diperjuangkan, bukan sesuatu yg
kodrati
Syarat formal
• Syarat-syarat yang harus dipenuhi sehubungan dengan permohonan untuk mendapatkan status sebagai badan hukum---pasal 36 KUHD—peranan hukum positif
• Macam-macam badan hukum—
• A. badan hukum yang didirikan oleh pemerintah, kekuasaan umum,--provinsi dsb.
• B. yang diakui pemerintah—perseroan, gereja, organisasi agama dsb
Badan hukum menurut sifatnya:
• A. badan hukum ketatanegaraan—badan yang
dikuasai oleh peraturan-peraturan yang atas
dasar itu badan tsb didirikan/diakui, dan berhenti
karena dihapuskan oleh penguasa yg
berwenang—daerah otonom, provinsi, kab. Dsb
• B. badan hukum keperdataan –badan hukum yg
didirikan atas dasar perjanjian-perjanjian yang
dibuat sendiri, berhentinya diatu rjuga oleh
Yang bertindak mewakili badan
hukum
• Sebagai subyek hukum yang tidak berjiwa maka sudah barang tentu untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibutuhkan bantuan, OKI harus diwakili oleh
manusiai biasa.—mereka berbuat untuk dan atas nama badan hukumnya, dengan sebutan menjadi wakil dari
badan hukum.perwakilan tsb didasarkan pada perjanjian, bukan atas dasar ditentukan UU—AD, ART—Pasal 1654 KUHPerdata—badan hukum punya kewenangan
bertindak/berbuat
• Pasal 1655—yang bertindak/berbuat adalah
pengurusnya atau direksinya-organ badan hukum
Tanggung jawab
• Organ dalam tanggung jawabnya
melanggar perbuatan hukum—melanggar
batas kewenangan—yang harus
bertanggung jawab bukan badan
Domisili
• Tempat tinggal, tempat kediaman—tempat
dimana seseorang dianggap selalu hadir
mengenai hal melakukan hak-haknya dan
memenuhi kewajibannya meskipun pada
kenyataannya dia tidak ada disitu.
• KUHPerdata—rumah, kadang-kadang
kota/daerah
• Tiap orang dianggap selalu mempunyai tempat
tinggal dimana sehari-harinya melakukan
• Tempat kediaman hukum—tempat dimana
seseorang dianggap selalu hadir
berhubungan dengan hal melakukan hak
dan kewajiban, meskipun sesungguhnya
ia bertempat tinggal di lain tempat.
Macam-macam domisili
• Tempat tinggal sesungguhnya—bertalian
dengan kewenangn perdatanya—ada 2:
• 1. TT/ TK sukarela/bebas/berdiri sendiri—yang
tidak terikat pada orang lain.
• 2. TT/TK yang wajib/tidak bebas—ditentukan
oleh hubungan yang ada antara seseorang
Tempat kediaman/ TT dipilih
• Bertalian dengan hal-hal melakukan perbuatan
hukum yang tertentu saja untuk memudahkan
pribadi atau orang lain untuk kepentingan pihak
yang memilih TT tsb. Dibedakan:
• 1. TK dipilih atas dasar ketetapan UU—terdapat
dalam hukum acara, waktu melakukan eksekusi
• 2. TT yang dipilih secara bebas—dalam
Pentingnya domisili
• Untuk menentukan atau menunjukkan suatu
tempat dimana berbagai perbuatan hukum harus
dilakukan—kearah pengadilan mana gugat
diajukan—gugata harus dikirim ke tempat tinggal
tergugat
• Untuk mengetahui dengan siapa seseorang itu
melakukan hubungan hukum serta apa yang
menjadi hak dan kewajiban masing-masing
• Arti penting dalam kaitannya dengan
seseorang--Catatan sipil (burgerlijke stand)
• Diatur dalam Pasal 4 s/d 16 --Mempunyai arti penting untuk menentukan kedudukan seseorang.
• Adalah suatu lembaga yang diadakan oleh penguasa untuk membukukan secara lengkap dan memberikan kepastian sebesar-besarnya tentang semua peristiwa yang penting bagi status keperdataan seseorang,
kelahiran, pengakuan perkawinan, perceraian, dan kematian.
Hukum perkawinan
• Arti perkawinan menurut UU no tahun
1974 dan KUHPerdata
• Hakikat, asas, tujuan perkawinan menurut
UU No. I tahun 1974 dan KUHPerdata
• Pencegahan dan pembatalan Perkawinan
• Akibat hukum perkawinan
• Putusnya perkawinan dan akibatnya
Arti perkawinan
• KUHPerdata titel IV Buku I pasal 26 dst—tidak ada satu pasalpun yang memberikan pengertian perkawinan.
• Ali Afandi—suatu persetujuan kekeluargaan— mempunyai ciri-ciri ttt.
• Sholten, Safioedin—hubungan hukum antara seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama
dengan kekal, yang diakui oleh negara.
• Pasal 26---perkawinan hanya sebagai hubungan
• Pasal 27—perkawinan menurut KUHperdata
menganut asas monogami.
• K wantjik Saleh—ikatan lahir bathin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai
UU No. I tahun 1974
• Pasal 1—ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri denegan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME.
• Rumusan tersebut—merupakan rumusan
Hakikat, asas, syarat, dasar dan
tujuan perkawinan
• UU No. I tahun 1974—hakikat perkawinan—ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri (pasal 1) • ikatan lahir batin—fondasi dalam membentuk rumah tangga.
• KUHPerdata—hubungan hukum antara subyek yang mengikatkan dirinya dalam perkawinan—berdasarkan persetujuan—walaupun persetujuan perkawinan punya unsur yang sama dengan– adanya ikatan antara dua belah pihak, tetapi ada perbedaannya yaitu
dalam hal bentuk dan isi.
• Perjanjian perkawina—luas—sebab untuk melangsungkan
Pasal 1 dan 3 UU No; 1/1974
• Asas perkawinan—monogami—
• Pasal 27 dan 28 KUHPerdata—asas perkawinan adalah monogami serta menganut adanya asas kebebasan kata sepakat di antara para calon suami istri, melarang
adanya poligami.
• Asas monogami merupakan asas yang dianut dalam perkawinan kristen—KUHPerdata berasal dari Belanda (kristen)
• Pasal 66 UU No. 1 tahun 1974, asas perkawinan tunduk pada UU No. 1 tahun 1974.
• Perkawinan—persetujuan kekeluargaan yang
• Sifat, tujuan perkawinan (pasal 1 UU No.
1/1974—sebab kebahagiaan akan
Syarat perkawinan
• Bab II pasal 6-12 UU No. 1tahun 1974
• A.adanya persetujuan kedua calon
• B.izin orang tua /wali bagi calon mempelai yang
belum mencapai 21 tahun
• Usia calon mempelai laki-laki 19 tahun, wanita
16 tahun
• Tidak ada hubungan darah/keluarga yang tidak
boleh nikah
• Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan
pihak lain
KUHPerdata
• Perkawinan syah:
• Syarat materiil/ inti terdiri dari:
• Syarat material absolut---syarat yang mengenai pribadi seorang yang harus diinfahkan untuk perkawinan pada umumnya meliputi:
• 1. asas monogami (Pasal 27 KUHPerdata) • 2.persetujuan kedua calon suami istri
• 3. batas usia—laki-laki 18 tahun, wanita 15 tahun.
• 4. Bagi seorang wanita waktu tunggu 300 hari setelah perkawinan dahulu putus
Syarat material relatif
• Tentang ketentuan-ketentuan yang merupakan
larangan bagi seseorang untuk kawin dengan
orang tertentu meliputi:
• 1. larangan untuk kawin dengan orang yang
sangat dekat dalam kekeluargaan sedarah atau
karena perkawinan (pasal 30-31 KUperdata)
• 2. larangan untuk kawin dengan orang dengan
siapa orang itu pernah melakukan zina (psal 32
KUHperdata)
• 3. larangan memperbaharui perkawinan setelah
adanya perceraian jika belum lewat waktu 1
Syarat formal dibagi dalam:
• 1. syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebelum perkawinan
• A. pemberitahuan tentang maksud untuk
kawin
• B.pengumumam tentang maksud untuk
kawin (pasal 50 s/d pasl 57 KUHperdata)
• C.syarat-syarat yang harus dipenuhi
Tujuan perkawinan
• UU No. 1 tahun 1974—membentuk keluarga
rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan YME
• KUHPerdata---tidak ada pasal yang
mencantumkan mengnai tujuan perkawinan—
untuk mendapatkan keturunan, status
kewarganegaraan, mendapatkan warisan
Pencegahan perkawinan
• Suatu usaha untuk menghindari adanya sebuah
perkawinan yang bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan UU yang ada
• Suatu upaya hukum yang dapat digunakan oleh
pentutut umum, orang-orang yang berhak
dengan alasan-alasan ttt mempunyai hubungan
sesuatu dengan calon suami istri.
• Pasal 13 jo 20 UU No. 1tahun 1974—
perkawinan dapat dicegah bila ada pihak yang
tidak memenuhi syarat-syarat untuk
yang berhak melakukan
pencegahan
• Salah satu pihak yang melangsungkan
perkawinan
• Orang tua atau keluarga sedarah, wali,
pengampu, pejabat yang ditunjuk—
memenuhi syarat-syarat ttt—berdasarkan
keputusan pengadilan
• Sebelum perkawinan—(pasal 2 s/d 9 PP 9
tahun 1975)—adanaya pemberitahuan
• Pengumuman—agar sebelumnya diketahui oleh
umum—khususnya mereka yang punya
wewenang mencegah perkawinan—dalam
perkawinan sudah terlanjur dilaksanakan—maka
perkawinan dapat dibatalakan
pembatalan
• Pasal 85 s/d 99a KUHPerdata
• Pasal 22 s/d 28 UU No. 1tahun 1974
• Pihak-pihak yang mengajukan pembatalan--:
• 1. keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami istri
• 2. suami istri
• 3. pejabat yang berwenang • 4. pejabat yang ditunjuk
• 5. jaksa
Akibat perkawinan
• Suami istri memikul kewajiban hukum untuk menegakan rumah tangga
• Saling mencintai, hormat menghormati, memberi bantuan lahir batin
• Hak dan kedudukan suami istri seimbang dalam kehidupan rumah tangga
• Suami istri berhak melakukan perbuatan hukum
• Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai
kemampuannya dan istri mengurus rumah tangga
Harta bersama
• Pasal 35 UU No 1 tahun 1974—harta benda yang
diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, harta bawaan dari masing-masing di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
• KUHPerdata pasal 119—tidak ada perjanjian kawin
maka terjadi persatuan bulat demi hukum, sehingga baik harta bawaan dan harta yang didpat dalam perkawinan menjadi harta persatuan.
Perjanjian perkawinan
• Tidak boleh bertentangan dengan hukum,
kesusilaan.
• Perjanjian tsb berlaku sejak perkawinan, selama
perkawinan berlangsung para pihak tidak dapat
mengubah perjanjian kawin kecuali ada
persetujuan untuk mengubahnya dan tidak
merugikan pihak lain.
• Putusnya perkawinan—perceraian dan
Perkawinan bubar (KUHPerdata)
• Kematian
• Keadaan tidak hadir suami istri selama 10
tahun, diikuti perkawinan baru istrinya
• Putusan hakim setelah adanya
perpisahan ranjang dan pembukuan
pernyataan bubarnya perkawinan
Alasan perceraian
• Salah satu pihak berbuat zina menjadi pemabuk, pemadat,penjudi dsb yang sukar disembuhkan
• Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama duatahun berturut-turut tanoa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemauannya
• Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat
• Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan [ihak lain
• Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang berakibat tidak dapat menjalanken kewajiban sebagi suami istri • Antara suami istri terue menerus terjadi perselisihan dan