• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab I Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab I Pendahuluan"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Pengendalian keuangan desa dilakukan oleh kepala desa yang dibantu oleh kontraktor teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD). Kepala desa merupakan pemegang pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan aset desa tersendiri.

Bisa mengasuh

Mampu berbicara

Bersedia dibicarakan

Badan Permusyawaratan Desa

Sekretaris Desa

Sekretaris Desa telah melimpahkan wewenang kepada kepala desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada kepala desa.

Bendahara Desa

Pelaksana Teknis Desa

Tugas KAUR KESRA adalah membantu kepala desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan program keagamaan serta pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan sosial. e) Kepala Urusan Keamanan dan Ketertiban (KAUR-JENDERAL). Tugas KAUR-JENDERAL adalah membantu sekretaris desa dalam pelaksanaan administrasi umum, administrasi dan kearsipan, serta penyiapan bahan rapat dan bahan laporan.

Pelaksana Kewilayahan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDesa)

Pendapatan Desa

6 Tahun 2014 menambahkan bahwa dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Penggunaan dana desa untuk kegiatan non prioritas dapat dilakukan sepanjang kegiatan pembangunan dan penguatan masyarakat terpenuhi.

Alokasi Dana Desa (ADD)

Pada prinsipnya dana desa dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai kewenangan yang berada di wilayah desa. Untuk mengoptimalkan penggunaannya, dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, antara lain: membangun layanan pendidikan dasar, kesehatan, dan infrastruktur.

Bagian Dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah

Dalam proses penganggaran desa, bupati/walikota menginformasikan rencana ADD dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah kebijakan umum anggaran dan prioritas serta pagu anggaran sementara (KUA/PPAS) disepakati oleh kepala daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. . Berdasarkan ADD tersebut, bupati/walikota memberitahukan kepada kepala desa mengenai rencana bagi hasil pajak daerah paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah kebijakan umum anggaran dan prioritas serta pagu anggaran sementara (KUA/PPAS) disetujui bersama oleh pimpinan daerah. dengan wakil rakyat daerah.

Bantuan Keuangan APBD Provinsi

Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan kepada kepala desa mengenai bantuan keuangan yang akan diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas serta Pagu Anggaran Sementara (KUA/PPAS) disepakati bersama oleh Kepala Daerah. . dengan Dewan Rakyat Daerah.

Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota

Belanja Desa

Informasi dari Gubernur/Bupati/Walikota menjadi bahan penyusunan rancangan APBD Desa. bidang pengembangan masyarakat desa, dan bidang pemberdayaan masyarakat serta bidang-bidang yang tidak terduga. Pendapatan tetap, pemerintahan desa, tunjangan dan operasional BPD serta intensif RT/RW dibiayai dengan dana dari alokasi Dana Desa. Kebutuhan pembangunan mencakup kebutuhan sekunder namun tidak terbatas pada kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan hidup, dan kegiatan penguatan masyarakat desa. Yang dimaksud dengan tidak terbatas adalah kebutuhan pembangunan di luar pelayanan dasar yang dibutuhkan masyarakat desa.

Pembiayaan Desa

Pengelolaan Keuangan Desa

  • Pengertian Pengelolaan Keuangan Desa
  • Asas Pengelolaan Keuangan Desa
  • Tahapan/Siklus Pengelolaan Keuangan Desa

Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta pengawasan keuangan desa.7. 113 Tahun 2014 menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa. Keuangan desa dikelola berdasarkan prinsip transparan, akuntabel, partisipatif, dan dilaksanakan secara tertib dan anggaran.

Keuangan desa dikelola dalam 1 tahun anggaran yaitu mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang mendasarinya. 113 Tahun 2014 merupakan keseluruhan bagian yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa, yaitu:

Perencanaan

Asas akuntabilitas menyatakan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan pengelolaan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara umum perencanaan keuangan merupakan suatu kegiatan memperkirakan pendapatan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Dalam hal ini desa menyusun rencana desa sesuai dengan amanahnya dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota.

Perencanaan keuangan desa dilaksanakan setelah RPJMDesa dan RKPDesa disusun yang menjadi dasar penyusunan APBD Desa yang merupakan hasil perencanaan keuangan desa. RPJMDesa merupakan rencana pembangunan desa yang dirancang dalam waktu 6 tahun ke depan setelah disahkan, sedangkan RKPDesa dirancang dalam waktu 1 tahun sejak pelaksanaan. Perencanaan pembangunan desa disusun berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah desa yang dilaksanakan paling lambat bulan Juli tahun anggaran berjalan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa)

Tim penyusun RPJM desa menyusun rancangan RPJM desa berdasarkan berita acara kesepakatan desa dan menuangkannya dalam format rancangan RPJM desa dan melampirkan dokumen rancangan RPJM desa. Kepala desa memeriksa dokumen hasil rancangan RPJM desa yang telah disusun oleh tim penyusun RPJM desa. Kepala desa mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang dilaksanakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM desa.

Pemerintah desa, badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat (toko tradisional, agama, komunitas, pendidikan, perwakilan kelompok tani, nelayan, perajin, perempuan dan lain-lain sesuai sosial budaya masyarakat). Kepala desa mengarahkan tim perumus RPJM desa untuk melakukan penyempurnaan terhadap rancangan dokumen RPJM desa berdasarkan hasil kesepakatan kajian perencanaan pembangunan desa. Kepala desa menyusun rancangan peraturan desa terkait RPJM desa, dibahas dan disetujui bersama oleh kepala desa dan badan permusyawaratan desa untuk disetujui menjadi peraturan desa terkait RPJM desa.

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

Penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan desa yang menjadi pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun rancangan RCP Desa dan daftar usulan RCP Desa. Kepala desa mengadakan rapat perencanaan pembangunan desa yang dilaksanakan untuk membahas dan menyetujui rancangan RCP Desa. Kepala desa menginstruksikan kepada tim penyusun RCP Desa untuk melakukan penyempurnaan terhadap dokumen rancangan RCP Desa berdasarkan hasil Perjanjian Perencanaan Pembangunan Desa.

Kepala desa mengadakan rapat perencanaan pembangunan desa yang diselenggarakan khusus untuk membahas dan menyepakati perubahan RKP desa. Kepala desa meneruskan daftar usulan RKP desa kepada bupati/walikota melalui camat paling lambat tanggal 31 Desember tahun berjalan. Daftar usulan RKP desa menjadi bahan pembahasan dalam pembahasan perencanaan pembangunan kecamatan dan kabupaten/kota.

Penganggaran Keuangan Desa

Rancangan peraturan desa tentang APB desa disepakati bersama pada bulan Oktober tahun berjalan antara kepala desa dan BPD; Rancangan peraturan desa tentang APB Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh kepala desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari setelah disetujui. evaluasi; Bupati/walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APB Desa paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah menerima Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa.

Penyusunan APB Desa sebagaimana diuraikan di atas mempunyai batas waktu yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Penetapan RKP Desa pada akhir bulan September Penyusunan rancangan PPB Desa pada awal bulan Oktober Kesepakatan bersama dengan BPD pada akhir bulan Oktober Disampaikan kepada Bupati/Walikota Kotamadya. Proses evaluasi R-APB Desa Maksimal 20 hari kerja Proses pemrosesan Maksimal 7 hari kerja Penetapan APB Desa maksimal 31 Desember.

Pelaksanaan

Belanja Desa yang membebani APB Desa tidak dapat dilaksanakan sampai rancangan peraturan desa yang berkaitan dengan APB Desa telah ditetapkan menjadi peraturan desa. Belanja desa yang tidak termasuk biaya pegawai yang mengikat dan kegiatan perkantoran yang tidak diatur dalam peraturan kepala desa. Sebelum timbul biaya yang tidak terduga, harus disusun terlebih dahulu rincian anggaran dan disetujui oleh kepala desa.

Pelaksana kegiatan yang mengajukan permohonan dana untuk melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen, termasuk rencana anggaran biaya. Penyelenggara kegiatan menyampaikan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa. Surat Permintaan Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa diterima. Berdasarkan surat permohonan pembayaran yang telah diverifikasi oleh petugas desa, kepala desa menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara desa melakukan pembayaran.

Penatausahaan Keuangan Desa

Penatausahaan keuangan desa dilakukan secara sederhana oleh Bendahara Desa, yaitu melalui pembukuan tanpa menggunakan jurnal akuntansi. Penerimaan kas yang diterima oleh Bendahara Kota dijadikan sebagai bukti penerimaan dan dicatat oleh Bendahara Kota dalam Buku Kas Umum. Selain mencatatnya pada Buku Kas Umum atau Buku Bank, Bendahara Desa juga mencatat realisasi pendapatan pada Buku Rincian Pendapatan.

Pengeluaran kegiatan kas yang dikeluarkan oleh Bendahara Desa dijadikan sebagai bukti pendapatan pengeluaran dan dicatat oleh Bendahara Desa dalam buku kas umum. Sedangkan untuk pembelian yang bersifat transfer langsung ke pihak ketiga, bendahara desa mencatatnya di buku bank (tidak dicatat di BKU karena BKU untuk transaksi tunai). Buku kas pendamping kegiatan mencatat penerimaan dari bendahara desa (panjar) atau dari masyarakat (swadaya) yang telah dikonversikan ke dalam rupiah.

Pelaporan

Pengeluaran dicatat oleh Pelaksana Kegiatan atas pengeluaran yang telah dilakukan, baik berupa belanja barang/jasa maupun belanja modal. Sisanya dan kegiatan yang dilaksanakan akan disetorkan kepada bendahara desa. Contoh bukti transaksi penerimaan yang akan dilakukan oleh pelaksana kegiatan adalah faktur swadaya berupa barang dan daftar hadir pekerja gotong royong.

Pengelolaan keuangan yang baik memerlukan sistem klasifikasi yang dijelaskan dalam Kode Rekening atau Bagan Akun. Kode Rekening terdiri dari kumpulan lengkap rekening yang digunakan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, administrasi dan pelaporan. Laporan semester I berupa laporan pelaksanaan APB desa, disampaikan paling lambat akhir bulan Juli tahun berjalan.

Pertanggungjawaban

Penelitian Terdahulu

Rianti Pratiwi (2016) dengan judul “Implementasi Keuangan Desa yang Diambil dari APBN Tahun 2015 (Studi Kasus di Desa Tunjunggtirto Kecamatan) Elsa Dwi Wahyu Dewanti (2010) dengan judul “Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan di Desa Boreng (Studi Kasus di Desa Boreng, Kabupaten Hasil penelitian menunjukkan masih banyak kesenjangan antara perencanaan keuangan desa di desa Boreng dengan pencatatan keuangan desa menurut Permendagri No.

Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

  • Metode Penelitian
  • Obyek dan Lokasi Penelitian
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Data Primer
  • Data Sekunder Menurut Suryabrata
    • Tehnik Pengumpulan Data
    • Tehnik Keabsahan Data Menurut Sugiyono
    • Teknis Analisis Data Menurut Sugiyono
  • Reduksi Data
  • Penyajian Data
  • Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari internal organisasi atau lembaga berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (BPB), Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Pertanggungjawaban dan dokumen lain yang terkait dengan pengelolaan keuangan desa di Desa Sihonongan Paranginan. Kecamatan, Kabupaten Humbang Hasundutan. 2019. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan memperoleh data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan.”14. Triangulasi teknis berarti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama.

Merupakan proses memilih, menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh dalam proses penelitian di lapangan. Dimana peneliti mencatat data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi lapangan. Pada tahap awal ini diperoleh data berupa dokumen-dokumen terkait pengelolaan keuangan desa.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Data Adapun sumber data yang dalam penelitian ini adalah: 1 Sumber Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, laporan