• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab I Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab I Pendahuluan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Konsep tata kelola perusahaan diusulkan dalam rangka mencapai pelaporan perusahaan yang lebih transparan bagi pengguna laporan keuangan.2. Prinsip dasar tata kelola perusahaan yang diterima secara umum untuk mencapai tata kelola yang baik adalah transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi dan keadilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tata kelola perusahaan dan hasil penelitian ini mendukung penelitian Rofika dan Mustika Debby Apsari (2011).

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Petri Natalia dan Zulaikha (2012), Ichsan Pamungkas dan Dul Muid (2012), Linda Santioso dan Yenny (2012), Noor Laila Fitriani dan Andri Prastiwi (2014), Ida Mulyati , Noor Hikmah dan Ayu Oktaviani (2016) berpendapat bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap sejauh mana pengungkapan tata kelola perusahaan. Namun berbeda dengan Ichsan Pamungkas dan Dul Muid (2012) yang berpendapat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan tata kelola perusahaan. Karena adanya perbedaan hasil penelitian, maka penulis menjadikan fenomena tersebut agar peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian kembali dengan topik penelitian yang berbeda dan tahun yang berbeda. Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka judul disertasi ini adalah ‘Faktor’. Yang Mempengaruhi Luasnya Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017.”

Penelitian ini menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi luasnya pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017. Bagi perusahaan, sebagai masukan dan tambahan informasi mengenai pentingnya penerapan dan pengungkapan tata kelola perusahaan.

LANDASAN TEORI

Teori Keagenan (Agency Theory)

Salah satu cara untuk mengurangi konflik antara agen dan prinsipal adalah melalui keterbukaan informasi oleh manajemen (agen) yang sejalan dengan perkembangan isu tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) merupakan salah satu pilar sistem ekonomi pasar yang erat kaitannya dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang menerapkannya maupun iklim usaha di suatu negara. 5Amalia Kartini Rini, “Analisis ekstensif pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2010, hal.

Komite Nasional Kebijakan Tata Kelola menyatakan bahwa setiap dunia usaha harus memastikan bahwa prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik diterapkan di seluruh aspek bisnis dan di semua tingkatan bisnis. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan. Untuk memudahkan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan lainnya yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran dan kesetaraan, maka perusahaan harus dikelola secara independen agar masing-masing badan perusahaan dapat berfungsi tanpa saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan prinsip kewajaran dan kesetaraan. Tujuan penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah untuk menciptakan nilai tambah yang langgeng bagi seluruh pemangku kepentingan dalam jangka panjang.

Luas Pengungkapan Corporate Governance Dalam Laporan Tahunan

Pengungkapan mencakup semua informasi yang dimuat dalam laporan tahunan perusahaan, media massa, majalah, dan lain-lain. Banyak perusahaan mengungkapkan informasi yang tidak diwajibkan dan tidak direkomendasikan; artinya, beberapa pengungkapan sebenarnya merupakan pengungkapan sukarela. Kenyataan bahwa perusahaan terkadang melakukan pengungkapan lebih dari yang direkomendasikan menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.6 Darrough dalam Amalia Kartini Rini mengemukakan bahwa ada dua jenis pengungkapan terkait dengan persyaratan yang ditentukan oleh standar, yaitu:.

Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)

Pengungkapan dapat dibedakan berdasarkan apakah pengungkapan tersebut merupakan pengungkapan wajib atau direkomendasikan, atau pengungkapan sukarela.

Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Governance
    • Leverage
    • Profitabilitas
    • Likuiditas
    • Ukuran Perusahaan
  • Penelitian Terdahulu
  • Kerangka Pemikiran Penelitian
  • Pengembangan Hipotesis
    • Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Governance

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Dan Leverage Dewan Komisaris Terhadap Dimensi Pengungkapan Good Corporate Governance”, Jurnal Akuntansi FE UIN, Malang, Vol. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rianto Jati Putranto dan Surya Raharja ( 2013) yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luasnya pengungkapan tata kelola perusahaan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan, dispersi kepemilikan berpengaruh positif signifikan, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan, ukuran dewan direksi dewan komisaris berpengaruh positif signifikan dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tata kelola perusahaan.

Petri Natalia dan Zulaikha (2012) melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan. Ichsan Pamungkas dan Dul Muid (2012) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi tata kelola perusahaan yang baik. Ida Mulyati, Noor Hikmah dan Ayu Oktaviani (2016) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sejauh mana pengungkapan good corporate governance dalam laporan tahunan BUMN.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh leverage, profitabilitas dan komisaris independen belum dapat disimpulkan, sedangkan likuiditas dan jenis auditor berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tata kelola perusahaan. Nailun Ahmad Ridho dan Dwi Sulistiani (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan leverage terhadap tingkat pengungkapan good corporate governance pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap luasnya pengungkapan tata kelola perusahaan, sedangkan profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap luas pengungkapan tata kelola perusahaan.

Amalia Kartini Rini (2010) melakukan penelitian mengenai analisis ekstensif terhadap pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan publik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tata kelola perusahaan, sedangkan umur pencatatan perusahaan, sebaran kepemilikan, perusahaan multinasional dan ukuran dewan komisaris tidak menunjukkan pengaruh terhadap luas pengungkapan. .tata kelola perusahaan. Dalam penelitian ini akan diuji faktor-faktor yang mempengaruhi derajat pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan suatu perusahaan.

Variabel terikatnya adalah sejauh mana pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan, baik pengungkapan wajib maupun pengungkapan sukarela. Penelitian yang dilakukan oleh Nailun Ahmad Ridho dan Dwi Sulistiani (2014) mengemukakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap luasnya pengungkapan tata kelola perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nailun Ahmad Ridho dan Dwi Sulistiani (2014) mengemukakan bahwa profitabilitas terbukti berpengaruh signifikan terhadap luasnya pengungkapan tata kelola perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ida Muliyati, Noor Hikmah dan Ayu Oktaviani (2016) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan tata kelola perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ichsan Pamungkas dan Dul Muid (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan tata kelola perusahaan.

Tabel 2.1 Item Pengungkapan Corporate Governance
Tabel 2.1 Item Pengungkapan Corporate Governance

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Sumber Data
  • Populasi Dan Sampel Penelitian .1 Populasi
    • Sampel
  • Variabel Penelitian .1 Variabel Dependen
    • Variabel Independen
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis
    • Analisis Statistik Deskriptif
    • Analisis Regresi Berganda
    • Uji Asumsi Klasik
  • Jika ada pola tertentu, seperti titik-tititk yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
    • Uji Autokorelasi
    • Pengujian Hipotesis

Perusahaan mengungkapkan informasi tata kelola perusahaan dalam laporan tahunannya, yaitu data yang diperlukan untuk melacak pengungkapan tata kelola perusahaan. Berdasarkan kriteria di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai contoh pengukurannya yaitu dengan membagi total utang dengan total modal. Dalam mengukur profitabilitas, penelitian ini menggunakan Return On Assets (ROA) yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aset usaha. Penelitian ini menggunakan Current Ratio (CR) untuk pengukuran likuiditas yaitu perbandingan antara aset lancar dan liabilitas jangka pendek.

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam metode ilmiah karena umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data empiris dan tinjauan pustaka. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau gambaran suatu data yang dilihat dari mean (rata-rata), simpangan baku, varians, maksimum, minimum, jumlah, jangkauan, kurtosis, dan skewness (variasi sebaran). 20.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean (rata-rata), nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi untuk menggambarkan variabel penelitian. Hal ini dikarenakan data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan mempunyai lebih dari satu variabel bebas. Menurut Juliansyah Noor, “Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.” 21 Uji-t mengasumsikan bahwa nilai sisa mengikuti distribusi normal.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) dan uji koefisien determinasi (R2). Uji statistik menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel independen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Berbeda dengan nilai R2 yang dapat menimbulkan bias, nilai Adjusted R2 dapat bertambah atau berkurang jika ditambahkan variabel independen ke dalam model.

Gambar

Tabel 2.1 Item Pengungkapan Corporate Governance
Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian   H 1

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris, dan Kinerja Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibilty di dalam Sustainability

adalah profitabilitas, ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance (komposisi dewan komisaris independen dan komite audit) terhadap pengungkapan

Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility Di Indonesia 1.Dewan Komisaris

Dalam penelitian ini good corporate governance dengan indikator komite audit, dewan komisaris, dewan direksi dan struktur kepemilikan dengan indikator kepemilikan

Untuk membuktikan pengaruh kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas secara simultan terhadap pengungkapan

Apakah struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, reputasi auditor dan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan manajemen risiko pada perusahaan makanan dan minuman

Apakah Corporate Governance dalam hal ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, komite audit, dan

ABSTRAK Dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, ukuran dewan komisaris, size, leverage, umur perusahaan, dan kepemilikan dispersi terhadap luas