• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab Ii Studi Pustaka Dan Landasan Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab Ii Studi Pustaka Dan Landasan Teori"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB II

STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Studi Pustaka

Dalam penelitian ini, banyak literatur-literatur yang digunakan oleh penulis sebagai bahan bacaan untuk memahami materi terkait tema penelitian seperti buku, jurnal, skripsi, tesis, dan lain sebagainya. Berbagai literatur tersebut digunakan guna membantu proses penyelesaian penelitian. Penelitian ini menggunakan studi pustaka antara lain seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 1: Studi Pustaka perbadaan dan persamaan.

Judul Skripsi Persamaan Perbedaan

Skripsi Silvan Martha Dipta “Kerjasama Perdagangan Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil) Indonesia- India Dalam Kerangka ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) 2010- 2013.12

Membahas tentang adanya kebutuhan India akan minyak kelapa sawit Indonesia yang semakin meningkat namun terdapat hambatan

kebijakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap produk minyak kelapa

Perbedaan pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada pokok-pokok

pembahasan yang tidak hanya fokus melihat satu jenis komoditas ekspor saja, melainkan

memperhatikan

12 Skripsi Silvan Martha Dipta “Kerjasama Perdagangan Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil) Indonesia-India Dalam Kerangka ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) 2010-2013”, (Bandung : Universitas Pasundan Bandung 2020). https://respository.unpas.ac.id

(2)

14

sawit dan turunannya, mengakibatkan turunnya ekspor yang dilakukan Indonesia ke India.

komoditas lainnya beserta dampak yang lebih luas.

Jurnal Nuzulia Afrahunnisa

“Peningkatan Kerjasama Indonesia-India”13

Membahas tentang peningkatan kerjasama Indonesia dengan India dibidang perdagangan.

Disimpulkan alasan Indonesia terus berusaha meningktakan kerjasama perdagangan dengan India kerena kedua negara, khususnya Indonesia mendapatkan surplus

Perbedaan pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada pembahasan yang

membicarakan tentang dinamika dan faktor- faktor yang

mempengaruhi kerjasama bilateral Indonesia dan India.

Jurnal Juniar Sinaga

“Kerja Sama Espor Cengkeh Indonesia-India Tahun 2017-2019”14

Membahas tentang kerjasama Indonesia- India pada sektor perdangan cenkeh yang menimbulkan budaya

Perbedaan pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada pembahasan yang lebih luas dan dinamika serta

13 Jurnal Nuzulia Afrahunnisa “Peningkatan Kerjasama Indonesia-India.

14 Juniar Sinaga, “Kerja Sama Espor Cengkeh Indonesia-India Tahun 2017-2019”,

(3)

15

politik luar negeri saling membutuhkan dan terikat satu sama lain. Selain itu, persamaannya adalah pendekatan politik yang digunakan dalam menjalin kerjasama bilateral Indonesia-India.

faktor-faktor yang berpengaruh untuk kerja sama di bidang ekonomi.

Jurnal Indah Octaviani

“Hubungan Kerjasama Perdagangan

Internasional Antara RI- India Dalam Impor Cpo Asal Indonesia 2006- 2009”15

Membahas tentang tantangan kerjasama Indonesia dan India dalam persoalan impor CPO dan pendekatan- pendekatan politik untuk memperkuat kerjasama dalam bidang

perdagangan minya sawit.

Perbedaan pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada pemahasan yang lebih melebar, dan tidak hanya bicara masalah tantangan yang di hadapi dalam memperkuat kerjasama perjualan minyak sawit, tetapi mencari tahu lebih dalam tentang

peningkatan nilai dagang Indonesia dan India

15 Jurnal Indah Octaviani “Hubungan Kerjasama Perdagangan Internasional Antara RI-India Dalam Impor Cpo Asal Indonesia 2006-2009”,

(4)

16

diluar minyak sawit.

Skripsi Indra Prasetiyo

“Peningkatan Hubungan Kerjasama Antara Indonesia Dan India Di Bidang Ekonomi Melalui Comprehensive

Economic Cooperation Agreement (Ceca)”16

Membahas tentang meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi antara kedua negara secara konverhensip, sehingga saling menguntungkan dan memberikan dampak

Perbedaan pada

penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada pembahasan faktor-fakto yang mempengaruhi kerjasama Indonesia dan India beserta dinamika yang dilewati terkhusus

16 Skripsi Indra Prasetiyo “Peningkatan Hubungan Kerjasama Antara Indonesia Dan India Di Bidang Ekonomi Melalui Comprehensive Economic Cooperation Agreement (Ceca)” (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang 2011)

(5)

17

yang signifikan terhadap neraca impor dan expor kedua negara.

pada sektor ekonomi.

2.2 Kerangka Teori

Untuk menyelesaikan penelitian ini, dibutuhkan teori-teori yang akan dijadikan sebagai kerangka analisis. Teori yang akan dihadirkan harus relevan dengan judul penelitain agar mampu memberikan kerangka pemikiran yang sistematis dan terarah.

2.2.1 Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional adalah hubungan antar bangsa yang memiliki tujuan berlandaskan kepentingan nasional. Berbica tentang hubungan internasional, maka tidak akan pernah lepas dari negara dan non-negara.

Keduanya merupakan sub terpenting yang tidak bisa ditiadakan. Sebab, keduanya merupakan aktor terpenting yang harus dilibatkan ketika ingin melakukan hubungan internasional. Dan dalam menjalankan hubungan internasional tersebut biasanya direalisasikan melalui kerjasama. Kerjasama ditujukan untuk mendapatkan keuntung-keuntungan yang dapat menciptakan absolute gain sehingga negara-negara ingin melakukan kerjasama.17 Kerjasama internasional terdiri dari, seperangkat aturan, prinsip-prinsip, norma-norma, dan prosedur

17Scott Burchill, “The National Interest in International Relations Theory” (England: Palgrave Macmillan, 2005), 122.

(6)

18

pembuat keputusan yang mengatur jalannya rezim internasional.18 Selain itu, negara-negara yang melakukan kerjasama internasional mempunyai tujuan bersama atau kepentingan bersama, karena ketidakberadaan kepentingan bersama di dalam kerjasama merupakan suatu hal yang mustahil.19

Kerjasama internasional biasanya dilakukan karena kondisi domestik negara yang tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Kerjasama Internasioanl juga dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi ekonominya, berbagai permasalahan yang terjadi di suatu negara seperti politik, ekonomi, keamanan, dan lain sebagainya menjadi tuntutan setiap negara untuk melakukan kerjasama internasional. Bukan hanya itu, kerjasama internasional juga sering kali dimaksudkan untuk menunjukkan ataupun memperkuat legitimasi dan eksistensi suatu negara di dunia internasional.20

Thomas Bernauer berpendapat bahwa:

Change the behavior or state and other actors in direction intended by the cooperating parties, solve the environmental problem they are designed to solve and do so in an efficient and equitable manner”.21

Bentuk kerjasama internasional dapat dibedakan berdasarkan jumlah negara yang melakukan kerjasama, yaitu: kerjasama bilateral, kerjasama regional, dan kerjasama multilateral. Dalam penelitian ini, kerjasama yang dilakukan oleh

18 Lisa L. Martin, “Neo Liberalism in International Relation Theories : Disciplane And Diversity”, 2007, 11.

19 Robert O Keohane,”Neoliberal institusionalism : a Perspektif in World Politics, in international institusion and State Power” 1989, 3.

20Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan M. Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 33-34.

21 Kate O’Naill, The Environment and International Relations,2009. Hal.106

(7)

19

Indonesia dengan India disebut dengan kerjasama bilateral. Kerjasama bilateral merupakan hubungan timbal balik yang dilakukan oleh dua negara untuk mencapai tujuannya.22

2.2.2 Konsep Hubungan Bilateral

Keuntungan menjalin hubungan luar negeri dengan negara lain tentu lebih baik daripada menghadapi mereka. Perbedaan kepentingan dan politik luar negeri suatu negara seringkali menimbulkan ketegangan, bahkan konflik antar negara.

Dalam hubungan internasional, hubungan antara dua negara disebut hubungan bilateral. Hubungan ini mencakup beberapa bidang antara lain ekonomi, politik, militer, pertahanan dan keamanan. Menurut Bapak Kusumohamidjoyo, hubungan bilateral diartikan sebagai suatu bentuk kerja sama antara dua negara, baik yang letaknya berdekatan secara geografis maupun jauh di seberang lautan, dengan tujuan utama terciptanya perdamaian dengan memperhatikan saling pengertian satu sama lain. kesamaan budaya dan ekonomi.

Ekonomi adalah salah satu sektor penting dalam pembangunan, kebangkitan dan eksistensi sebuah negara. Tanpa ekonomi yang kuat, sebuah negara akan collapse atau fail. Banyak negara di dunia menjalin kerjasama dengan berbagai entitas internasional baik negara dan organisasi internasional dengan tujuan meningkatkan perekonomian negaranya. Sedangkan perdagangan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih dengan target atau sasaran komoditi tertentu

22Untuk lebih jelasnya, baca Yanuar Ikbar, Metodologi dan Teori Hubungan Internasional (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), 273-275.

(8)

20

dapat dikategorikan sebagai perdagangan internasional. Contoh dari adanya aktivitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor.23

Dengan demikian, dalam hubungan kerja sama bilateral antara dua negara yang letaknya berjauhan tidak lagi menjadi kendala besar. Perkembangan luar biasa telah memungkinkan semua ini. Tumbuhnya saling ketergantungan antar negara membuat jarak geografis tidak lagi menjadi kendala utama. Hubungan antara kedua negara dapat dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti; bidang ekonomi, politik, militer dan budaya. Hubungan akan terjalin sesuai dengan tujuan tertentu dan bidang tertentu sebagai standar suatu negara untuk melakukan hubungannya dengan negara lain. Hubungan ini sangat ditentukan oleh hasil interaksi kedua negara di berbagai bidang.

Terwujudnya kerjasama bilateral antara dua negara dinilai sangat penting, karena satu negara tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya tanpa bekerjasama dengan negara lain. Penggunaan modal dasar berupa SDA (sumber daya alam) untuk mencapai tujuan dan kepentingan nasional mutlak diperlukan, tetapi mau tidak mau dibatasi karena perbedaan letak geografis, kondisi iklim, dan luas wilayah negara. Inilah yang disebut dengan “gift factor”, yaitu anugerah yang diberikan Tuhan kepada negara.

Suatu negara dalam berinteraksi dengan negara lain akan menyebutkan kemampuan dan kelemahannya sendiri. Ada negara yang kaya sumber daya alam tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengubahnya, sedangkan ada negara

23 Dadang Ilham K. Mujiono Frisca Alexandra, “Buku Ajar Multi Track Diplomacy: Teori Dan Studi Kasus” (Mulawarman University Press. Samarinda 2019).

(9)

21

yang miskin sumber daya alam tetapi memiliki kemampuan teknologi untuk mengubahnya. kehidupan bangsa. Bentuk interaksi dua negara dalam hubungan internasional ditentukan oleh hubungan bilateral. Hubungan bilateral sebagai sebuah konsep dalam ilmu hubungan internasional memiliki makna yang lebih kompleks dan beragam dan mencakup beberapa makna yang berkaitan dengan dinamika hubungan internasional itu sendiri.

Dalam kamus politik internasional, hubungan bilateral secara sederhana dijelaskan sebagai, keadaan yang menggambarkan adanya hubungan saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua negara).24 Batas-batas seperti ini menyiratkan bahwa hubungan bilateral adalah hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara dua negara. Beberapa bidang yang mencakup hubungan bilateral ini, yang paling populer adalah di bidang perdagangan, pendidikan dan sosial budaya, politik atau bahkan pertahanan dan keamanan.

Yang dimaksud dengan hubungan bilateral atau bilateral adalah hubungan yang terjadi antara dua negara yang secara geografis berdekatan atau berjauhan, sebagaimana dikemukakan oleh Kusumohamidjojo dalam kaitannya dengan hubungan bilateral sebagai berikut; Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama antar negara, baik yang berdekatan secara geografis maupun berjauhan di laut, dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik, budaya dan ekonomi.

24 http://thesis.umy.ac.id.kerjasama/internasional/universitas-muhammadiyah-yogyakarta.

(diakses pada tanggal 1 Desember 2021).

(10)

22

Penyelenggaraan hubungan bilateral tidak lepas dari penandatanganan sejumlah kesepakatan antara kedua negara dalam rangka menjaga hubungan demi kepentingan nasional dalam rangka melaksanakan politik luar negerinya. Seiring dengan tujuan nasional yang ingin dicapai suatu negara, hal ini dapat dilihat dari kepentingan nasional yang dibentuk oleh para elit suatu negara.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Plano dan Olton bahwa : Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara didunia ini pada dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital yang mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.25 Selanjutnya, dalam kamus politik internasional, Didi Krisna mendifinisikan konsep tentang hubungan bilateral adalah sebagai berikut, bahwa “hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah pihak (dua negara)”.26

Hubungan bilateral yang dimaksud adalah kerjasama dibidang ideologi, politik, ekonomi, hukum, keamanan. Adapun menurut Holsty dan Azhary tentang variabel-variabel yang harus diperhitungkan dalam kerjasama bilateral adalah :

1. Kualitas dan kuantitas kapabilitas yang dimiliki suatu negara.

2. Keterampilan mengerahkan kapabilitas tersebut untuk mendukung berbagai tujuan.

25 Jack Plano & Roy Olton, “The International Relation Dictionary”(Engglan : Clio Press, ltd., 1079).

26 Didi Krisna, “Kamus Politik Internasional”, (Jakarta : Grasindo 1993).

(11)

23

3. Kredibilitas ancaman serta gangguan.

4. Derajat kebutuhan dan ketergantungan.

5. Responivitas di kalangan pembuat keputusan.27

Hubungan bilateral mencakup dua unsur yang bermakna, yaitu: konflik dan kerjasama. Antara keduanya memiliki arti yang bergantian tergantung pada konsep yang diajukan antara kedua negara tergantung pada motif internal dan pendapat yang melingkupinya. Selain adanya hubungan bilateral yang terjalin antara satu negara dengan negara lain, juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan antara kedua negara.

Seperti yang dikemukakan oleh Coplin bahwa : Melalui kerjasama internasional, negara-negara berusaha memecahkan masalah sosial, ekonomi, dan politik. Tipe yang pertama menyangkut kondisi-kondisi di lingkungan internasional yang apabila tidak diatur akan mengancam negara-negara yang terlibat. Tipe kedua mencakup keadaan sosial, ekonomi, dan politik domestik tertentu yang dianggap membawa konsekuensi luas terhadap sistem internasional sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional bersama28

Selanjutnya dalam konsepsi ideal pengambilan keputusan politik luar negeri senantiasa memperhatikan nilai-nilai ideal, yaitu membentuk sistem yang lebih menawarkan pola dan tata cara hidup politik dalam arti seluas-luasnya, bebas dari kekurangan materil serta bebas untuk mengembangkan nilai-nilai dan

27 K.J. Hoslty, “Politik Internasional. Krangka Untuk Ananalisis, Jilid II, Terjemahan. M. Tahrir Azhari, Jakarta : Erlangga, 1988).

28 William Coplin, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah, Terjemahan Marcedes Marbun.

(12)

24

martabat kemanusiaan29. Dalam kaitannya dalam rationality dan foreign policy, bahwa perwujudan atau penentu sasaran, objek atau mitra hubungan merupakan pilihan yang rasional dengan memperhhitungkan sirkumstansi internasional posisi politik dipentas internasional. Oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diperhatikan dari efisiensi dan tujuan yang ingin dicapai30. Adapun sisi lain yang dapat ditimbulkan dari adanya hubungan bilateral adalah bisa jadi mengandung makna konflik dan kerjasama31

Adanya tujuan-tujuan tertentu untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kerjasama politik, kebudayaan dan struktur ekonomi sehingga menghasilkan suatu hubungan yang lebih harmonis diantara kedua negara. Dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut tidak lepas dari adanya hubungan yang saling mempengaruhi yang memuat reciprositas atau adanya hubungan timbal balik antar dua pihak (dua negara).

Dua negara yang menjalin kerjasama bilateral ini tentu mengharapkan keuntungan. Kerjasama akan melahirkan kesepakatan bersama berupa ketentuan- ketentuan yang harus dipatuhi bersama bagi terjadinya harmonisasi hubungan diantara keduanya. Tentunya kesepakatan-kesepakatan yang telah dilahirkan merupakan kebijakan yang akan memberi keuntungan bagi kedua negara yang

29 Sudarsono “Remunerasi” dalam Ekonomi Sumber Daya Manusia hal 607.

30 Paul R Viottiand Mark A. Kauppi, 1998, International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism hal 547

31 http://portal-hi.net/index.php/teori-teori-realisme/72-konsep-hubungan –bilateral. (di akses pada tanggal 1 Desember 2021).

(13)

25

bekerjasama sesuai dengan tujuan dari masing-masing negara yang hendak dicapainya32.

2.2.3 Diplomasi Ekonomi

Negara sering kali menjalin hubungan kerjasama internasional dengan negara atau organisasi internasional lain baik dalam bentuk multilateral, utilateral, dan bilateral selalu menghadirkan kepentingan nasional mereka. Kepentingan nasional melibatkan banyak sektor seperti politik, keamanan, dan ekonomi. Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada analisis kepentingan ekonomi suatu negara yang selalu dilibatkan guna mendapatkan positive income ketika hendak melakukan kerjasama internasional.

Keputusan kebijakan luar negeri seringkali dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi negara. Kebijakan ekspansionis negara sering dipandang berasal dari mengejar kepentingan ekonomi mereka. Motif imperialistik sering dikaitkan dengan kebijakan luar negeri negara. Kebijakan Indonesia vis-a-vis India sebagian besar berasal dari kepentingan perdagangan hasil bumi. Di antara pengaruh ekonomi yang paling penting pada kebijakan luar negeri adalah kompleks industry perdagangan.

Konsep diplomasi ekonomi berawal dari dua kata yang bergabung yakni diplomasi yang konsepnya sudah dijelaskan di atas dan ekonomi, maka diplomasi ekonomi memiliki pengertian sendiri. Namun demikian diplomasi ekonomi tidak

32 http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2232271-konsep-hubungan-bilateral.

(diakses pada tanggal 1 Desember 2021).

(14)

26

dapat dipisahkan dari pengertian diplomasi itu sendiri. Kishan S. Rana (2004) menjelaskan pengertian dari diplomasi jenis ini: Economic diplomacy is the process through which countries tackle the outside world, to maximize their national gain in all the fields of activity, including trade, investment and other forms of economically beneficial exchanges, where they enjoy a comparative advantage; it has bilateral, regional, and multilateral dimensions, each of which is important.33

Dari pengertian Rana itu tampak bahwa secara konseptual diplomasi ekonomi bertujuan untuk memaksimalkan lingkungan eksternal sebuah negara melalui perdagangan dan investasi yang menguntungkan negaranya. Dengan kata lain diplomasi ekonomi pada dasarnya adalah memperkuat negaranya melalui kegiatan seperti perdagangan. Menurut Geoff R. Berridge and Alan James (2003) seperti yang dikutip Sabaruddin (2018) mengartikan diplomasi ekonomi sebagai sesuatu sesuatu yang concerned with economic policy questions and it employs economic resources, either as rewards or sanctions, in pursuit of a particular foreign policy objective. Konsep ini kembali menekankan bahwa diplomasi ekonomi tidak terlepas dari tujuan kebijakan luar negeri sebuah negara dalam meraih manfaat dari dunia internasional.34

Menurut Berridge dan James (2003), diplomasi ekonomi terkait dengan masalah-masalah kebijakan ekonomi termasuk tugas delegasi ke sejumlah

33 Kishan S. Rana “Economic Diplomacy: The Experience of Developing Countries

https://www.researchgate.net/publication/337532192. (Di akses pada tanggal 1 Desember 2021).

34 Sabaruddin , Sulthon Sjahril. “Grand Design Diplomasi Ekonomi Indonesia: Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi”. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. 2016. Vol 12, No 1.

(15)

27

konferensi yang disponsori oleh lembaga seperti Organisasi Perdagangan Dunia.

Dengan pengertian ini maka diplomasi ekonomi bisa memiliki dimensi diplomasi bilateral dan bisa juga multilateral. Di dalam forum bilateral dan multilateral ini diplomasi dapat dilakukan melalui individual negara , organisasi internasional atau perusahaan internasional. Cakupan diplomasi ekonomi meliputi berbagai aspek yang terkait dengan kegiatan pemerintah dalam memajukan ekonomi secara bilateral maupun multilateral.35

Berdasarkan konsep yang diajukan Rana mengenai diplomasi ekonomi selanjutkan dijelaskan bahwa diplomasi yang dilaksanakan pemerintah ini juga membantu sektor swasta. Rana membaginya dalam beberapa tahap yaitu :

1. Economic Salesmanship.

2. Economic Networking and Advocacy.

3. Image Building.

4. Regulatory Management and Resource Mobilization.

Rana juga memetakan empat tipe diplomasi ekonomi melalui kegiatan yang tradisional, lalu tipe yang fokus pada ceruk pasar tertentu, tipe yang berkembang dan tipe inovatif. Promosi Perdagangan dan Investasi secara tradisional dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dengan bantuan Kementerian Luar Negeri. Namun dalam tipe yang fokus kepada ceruk market tertentu promosi juga dijalankan hanya kepada ceruk pasar khusus. Tipe evolving atau berkembang secara bertahap maka koordinasi dilakukan antara Kementerian

35 Sabaruddin , Sulthon Sjahril. “Grand Design Diplomasi Ekonomi Indonesia: Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi”. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional. 2016. Vol 12, No 1.

(16)

28

Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri. Tipe diplomasi ekonomi yang inovatif adalah, kesepakatan gabungan dan kerjasama lainnya. Dalam kegiatannya mulai dari kebijakan manajemen sampai dengan peran diplomasi regional dijelaskan satu persatu sesuai dengan tipe diplomasinya.36

2.3 Kerangka Teori

36 Kishan S. Rana “Economic Diplomacy: The Experience of Developing Countries

https://www.researchgate.net/publication/337532192. (Di akses pada tanggal 1 Desember 2021)..

(17)

29 Gambar 1: Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pendekatan struktural, Irwan B menganalisis tokoh utama dengan menghubungkan unsur-unsur intrinsik yang membangun dalam sebuah novel, yaitu hubungan tokoh utama dengan

Pada gambar tersebut dijelaskan bahwa siklus hidup layanan ITIL terkait dengan kategori-kategori yang mencakup strategi, rancangan, transisi dan operasi layanan harus

Hubungan unsur intrinsik seperti yang telah dikemukakan di atas dengan unsur ekstrinsik yaitu proses sosial adalah dengan berangkat dari latar yang memiliki aturan-aturan yang harus

a) Hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiri

Teori struktural digunakan untuk membedah unsur-unsur yang berkaitan dalam karya sastra, dan teori fungsi guna melihat fungsi yang terdapat dalam karya sastra yang telah

Kerukunan hidup umat beragama, yang dalam terminologi pemerintah mencakup kerukunan intern umat beragama, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah,

unsur intrinsik dalam suatu karya sastra, dalam hal ini adalah roman, yaitu unsur –unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri yang akan di temukan

Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur yaitu manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa, manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama,