Untuk mengetahui persentase perusahaan yang melakukan pengungkapan dan yang tidak, dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Rangkuman ukuran perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menghitung rata-rata setiap tahunnya atau setiap perusahaan, nilai maksimum dan nilai minimum. Statistik deskriptif ukuran perusahaan berdasarkan total aset perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan yang mempunyai rata-rata ukuran perusahaan terkecil diantara perusahaan pertambangan adalah perusahaan Mitra Investindo Tbk sebesar Rp dan perusahaan yang mempunyai rata-rata ukuran perusahaan. Gambaran return on assets (ROA) perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menghitung rata-rata baik setiap tahunnya maupun setiap perusahaan, nilai maksimum dan nilai minimum. Perusahaan dengan return on assets terkecil pada perusahaan pertambangan adalah Perusahaan Cakra Mineral Tbk sebesar -13,605% dan perusahaan dengan return on assets terbesar adalah Perusahaan Indo Tambang Raya Megah Tbk sebesar 15,935%.
Analisis Hasil Penelitian
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokorelasi
- Model Regresi Berganda
- Koefisien Korelasi
- Koefisien Determinasi
Uji normalitas dapat dilakukan dengan melakukan uji scatterplot dan uji Kolmogorov Smirnov dimana hipotesisnya adalah sebagai berikut. Untuk lebih memastikan residu mengikuti asumsi normalitas, maka residu diuji kembali menggunakan uji Kolomorov Smirnov. Dengan cara ini, penduga model yang akan diperoleh tidak bias atau mendekati nilai sebenarnya dalam populasi.
Multikolinearitas merupakan keadaan dimana sebagian atau seluruh variabel independen mempunyai korelasi yang kuat, artinya semakin besar korelasi antar variabel independen maka semakin besar pula tingkat kesalahan koefisien regresi sehingga menghasilkan standar error yang semakin besar. Cara yang digunakan untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF) atau dapat juga dilihat dari nilai toleransinya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 19 dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas karena nilai toleransinya lebih besar dari.
Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat ketidaksamaan varians antara sisa pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain dalam suatu model regresi. Jika varians antara sisa pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika variansnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dengan cara ini estimator model yang diperoleh akan memberikan hasil terbaik atau dapat dikatakan varians dari residunya minimal.
Pada penelitian ini dilakukan uji autokorelasi dengan uji statistik Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai statistik perhitungan SPSS Durbin Watson dengan nilai Durbin Watson pada tabel. Hasil uji autokorelasi Durbin Watson dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh hasil p-value sebesar 0,335 dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0,10 nilai tersebut lebih besar dari alpha yang berarti H0 diterima maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. . Pengertian analisis regresi linier berganda menurut Sugiyono adalah: “Analisis yang digunakan oleh peneliti ketika hendak meramalkan bagaimana keadaan (kenaikan dan penurunan) variabel terikat (kriteria), jika ada dua atau lebih.
Aset (ROA) pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meningkat sebesar 7.118. Korelasi ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan dan arah hubungan antar variabel independen yaitu variabel independen Corporate Social Responsibility Disclosure (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2), dengan variabel dependen Profitabilitas diukur dengan Return on Assets ( ROA). ) Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Return on Assets (ROA) mempunyai hubungan positif yang signifikan dan dikategorikan rendah dengan Corporate Social Responsibility Disclosure dimana koefisien korelasinya sebesar 0,260 sedangkan Return on Assets (ROA) mempunyai hubungan negatif dan bernilai dikategorikan sangat rendah dengan Ukuran Perusahaan dimana koefisien korelasinya sebesar -0,117.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai R = 0,287, nilai tersebut menunjukkan rendahnya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sekaligus, dimana koefisien korelasinya berada pada kisaran tersebut. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,083 menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility Disclosure dan Ukuran Perusahaan memberikan variasi sebesar 8,3% pada Return on Assets (ROA) (Y), sedangkan sisanya sebesar 91,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati pada penelitian ini.
Analisis Pengujian Hipotesis
Uji simultan (F-test)
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Uji parsial (t-test)
Nilai hasil perhitungan selanjutnya akan dibandingkan dengan tabel pada taraf signifikansi (α) = 10% dengan kriteria sebagai berikut. Tingkat signifikansi ( ) sebesar 10% dan derajat kebebasan (dk) = 67 menunjukkan bahwa nilai tabel distribusi nilai sebesar 1,668. Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis pertama yaitu variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility diperoleh nilai t hitung.
Dan untuk hipotesis kedua yaitu variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai thitung sebesar 1,048 dengan ttabel 1,668 maka nilai thitung (1,048) < ttabel (1,668) dan selanjutnya nilai sig (0,298) > Diperoleh α (0,10) maka Ho diterima yang berarti secara parsial variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pembahasan
Pengaruh pengungkapan CSR terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat 89% (n=31) perusahaan dari perusahaan pertambangan yang mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR), sedangkan perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR hanya terdapat pada 11% (n=4) perusahaan. . diantaranya BRAU, BYAN, PKPK dan CITA. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Corporate Social Responsibility Disclosure berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana hubungan yang terjalin adalah positif yang artinya perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR akan meningkatkan profitabilitas. perusahaan dari tahun sebelumnya, sedangkan perusahaan yang tidak mendeklarasikan CSR tidak meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Octavia dan Hermi (2014) yang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada tahun berikutnya dan penelitian ini juga didukung oleh Eva Sriviana (2013) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap profitabilitas yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pengungkapan Corporate Social Responsibility maka profitabilitas perusahaan akan semakin besar.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh pengungkapan CSR dan Ukuran Perusahaan secara simultan terhadap Profitabilitas