• Tidak ada hasil yang ditemukan

AL-BAY’ Journal of Sharia Economic and Business

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AL-BAY’ Journal of Sharia Economic and Business"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Sharia Economic and Business

DETERMINAN PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING (STUDI EMPIRIS PADA PERBANKAN SYARIAH INDONESIA PERIODE 2017-2020)

Mahfira Musdalifah1, Hapisuddin Nasution2, Muhammad Al Ridho3, Syarifuddin Nasution4, Aldyan Syahputra5, Abdul Ikhsan Lubis6

1Universitas Pancabudi (Akuntansi, FEB, Universitas Pancabudi)

2,3,4,5,6Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidempuan (Ekonomi

Syariah, FEBI, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidempuan) Matfiramusdalifah26@gmail.com1, hapisnasution0@gmail.com2,

Muhammad.alridho47@gmail.com3, Nasutionarif@gmail.com4, aldyansyahputra555@gmail.com5, abdulikhsanlubis21@gmail.com6

Abstract

This study aims to determine and analyze the effect of company size, board of commissioners size, and sharia securities on the disclosure of Islamic social reporting. This type of research in this research is causal quantitative. The population of this study is Islamic banks registered with the Financial Services Authority in 2017-2020. The sample selection method uses a census (saturated sample), so the number of samples used is 13 sample data. Methods of data analysis using multiple linear regression with a significance level of 5%. The study results show that partially company size has a significant negative effect on disclosure of Islamic Social Reporting, Board of Commissioners size has an insignificant negative effect on disclosure of Islamic Social Reporting, and Sharia Securities has an insignificant positive effect on Islamic Social Reporting. Simultaneously Company Size, Board of Commissioners Size, and Sharia Securities affect the disclosure of Islamic Social Reporting.

Keywords: Company Size, Board of Commissioners Size, and Sharia Securities ,Islamic Social Reporting

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Surat Berharga Syariah terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah kausal kuantitatif.

Populasi penelitian ini adalah bank syariah yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan tahun 2017-2020. Metode pemilihan sampel menggunakan sensus (sampel jenuh), sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 13 data sampel. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting, Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting dan Surat Berharga Syariah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Islamic Social Reporting. Secara simultan Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Surat Berharga Syariah berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Surat Berharga Syariah, Islamic Social Reporting

(2)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 A. PENDAHULUAN

Bank syariah sebagai lembaga yang bergerak pada industri keuangan syariah memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari bank konvensional dalam melakukan kegiatan sosial sesuai dengan prinsip-prinsip syariah guna memenuhi tanggung jawab kepada Allah SWT dan umat serta untuk meningkatkan transparasi kegiatan operasional bank syariah, (Haniffa, 2002 dalam Nasution, 2018).

Informasi pengungkapan tanggung jawab sosial sesuai dengan aturan syariah atau Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) merupakan isu penting untuk diungkapkan mengingat bahwa adanya anggapan bahwa bank syariah sama dengan bank konvensional dalam kegiatan operasional (Ahmed H, 2014). Anggapan tersebut datang dari berbagai pihak seperti praktisi bank, masyarakat dan pembuat keputusan. Di dalam pengawasan bank syariah memiliki peraturan yang ketat jika dibandingkan dengan bank konvensional. Standar internasional tentang aturan syariah yang ditetapkan Islamic Financial Service Board (IFSB) dimana kepatuhan syariah merupakan bagian dari tata kelola lembaga (corporate governance) dan di Indonesia sendiri terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (Mardian, 2015).

Informasi ISR juga diperlukan stakeholder yang memperhatikan tingkat

kepatuhan syariah suatu bank syariah sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan apakah akan terus menabung atau tidak (Othman dan Thani, 2010). Perusakan terhadap lingkungan, ketidakpedulian terhadap umat dan tidak melakukan penyaluran zakat, shadaqah dan infaq merupakan hal yang bertentangan terhadap aturan Islam dan bentuk ketidak pedulian Bank Syariah terhadap masyarakat sekitar.

The Economist, (2005) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility adalah salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, tetapi juga dapat dianggap sebagai topeng untuk mengejar keuntungan yang sebesar- besarnya. Selain itu, penerapan ICSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja keuangan bank syariah, dimana deposan cenderung menabung pada bank syariah yang melakukan aktivitas CSR dengan baik. Karena bagi deposan, bank syariah yang melakukan aktivitas CSR memiliki potensi dalam menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan yang tidak, sehingga kedepannya bank syariah mampu meningkatkan kinerja keuangannya (Arshad et al. 2012).

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial pada entitas syariah, AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) menetapkan Indeks Islamic Social Reporting (ISR) yang berisi item-

(3)

item standar CSR yang disesuaikan dengan perspektif syariah. Namun indeks ISR yang dikembangkan oleh AAOIFI dinilai belum lengkap dan masih mengacu pada entitas yang tidak menetapkan syariah. Lebih jauh lagi Ross (Nasution et al., 2018) mengembangkan konsep Islamic Social Reporting (ISR) yang lebih lengkap sehingga banyak penelitian yang menggunakan konsep ISR ini.

Othman et al (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran dewan direksi muslim secara signifikan memengaruhi tingkat pengungkapan ISR, sedangkan tipe industri bukanlah faktor yang memengaruhi pengungkapan ISR secara signifikan.

Raditya (2012) yang menggunakan variabel penerbitan sukuk dan umur perusahaan yang dianggap dapat memengaruhi pengungkapan ISR dan membuktikan bahwa penerbitan sukuk, jenis industri dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan ISR, sedangkan ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan ISR.

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan Putri dan Yuyeta (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dan surat berharga syariah, berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting. Othman dan Thani (2010), Ousama dan Fatima (2010), dan Ibrahim et al. (2013) melakukan penelitian untuk

menguji tingkat pengungka pan ISR pada entitas non keuangan di Bursa Malaysia, yaitu perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Shariah Approved Company (ShAC) atau perusahaan yang aktivitasnya tidak bertentangan dengan syariah. Ukuran dewan komisaris merupakan bagian penting perusahaan dengan fungsi utamanya adalah memberikan perhatian dan bertanggungjawab atas tata pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen dalam mengungkapkan CSR. Sehingga perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih banyak akan lebih banyak mengungkapkan CSR. Hubungan antara dewan komisaris dan pengungkapan CSR juga menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian lain yang dilakukan oleh Luqman (2010) dan Chandra (2011) menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Penelitian- penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan ISR pada laporan tahunan perusahaan masih belum cukup memadai dalam mengungkapkan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan nilai- nilai islam. Menurut Ousama dan Fatima (2010), hal tersebut kemungkinan dikarenakan perusahaan-perusahaan ShAC beroperasi pada sistem ekonomi yang tidak sepenuhnya syariah karena

(4)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 perusahaan ShAC listed pada Bursa

Malaysia dimana sistem pelaporan konvensional masih memengaruhinya.

Ukuran perusahaan dinilai mampu memberikan dampak bagi pengungkapan ISR bank syariah, Ukuran Dewan Komisaris yang digunakan dalam penelitian ini diproxykan dengan jumlah dewan komisaris yang dimiliki oleh bank syariah. Berikut disajikan grafik Ukuran Dewan Komisaris dengan menggunakan sampel 13 perbankan syariah di Indonesia yang terdaftar di OJK tahun 2017-2020.

Kepemilikan surat berharga syariah memberikan gambaran bahwa bank syariah masih menjalankan investasi dalam koridor ajaran Islam. Berikut disajikan kepemilikan surat berharga syariah pada bank syariah.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kausal kuantitatif. Umar (2008) menjelaskan bahwa penelitian kausal kuantitatif merupakan penelitian yang mengukur hubungan antara variabel riset, atau untuk menganalisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel-varaibel yang diteliti adalah ukuran perusahaan, ROI dan surat berharga syariah serta ISR.

Penelitian ini dilakukan di Otoritas Jasa Keuangan OJK melalui situs internet pada bulan agustus 2018 sampai oktober 2018. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.

Sumber data sekunder tersebut berasal dari laporan keuangan audit dan laporan tahunan bank (annual report) yang telah dipublikasikan pada website masing- masing bank syariah. Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah statistiK deskriftif, uji asumsi klasik; meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, uji regresi linear berganda, uji hipotesis, dan alat analisis yang digunakan adalah SPSS 24.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Objek Penelitian

Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama yang didirikan pada tahun 1991 atas usulan MUI yang menginginkan bank dengan konsep Islam dan bebas dari riba. Bank Syariah Mandiri berdiri pada 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi.

Bank Aceh didirikan pada tahun 1973 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Aceh (PT BPD Aceh). Pendirian tersebut dipelopori oleh Pemerintah Daerah beserta tokoh masyarakaat dan tokoh pengusaha swasta di Aceh atas dasar pemikiran perlunya suatu lembaga keuangan yang berbentuk Bank, yang

(5)

secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah.

PT. Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertaman kalinya dengan nama PT Bank Swaguna Tahun 1966. Akuisisi saham PT. Bank Swaguna sebesar 99,80

% oleh PT. Bank Victoria International, Tbk telah disetujui oleh Bank Indonesia pada tanggal 3 Agustus 2007 dan pada tahun 2010 Bank Victoria Syariah beroperasi secara penuh dengan sistem syariah.

BRI Syariah adalah lembaga perbankan syariah yang didirikan pada 1969, dahulu bernama Bank Jasa Arta, lalu diambil alih Bank Rakyat Indonesia, menjadi Bank Umum Syariah pada 2008.

PT Bank BJB Syariah atau yang lebih dikenal dengan BJB Syariah adalah bank yang berdiri sejak 2010. Bank ini merupakan pemisahan dari induk perusahaan,yaitu Bank BJB,setelah berberapa tahun menjadi UUS pada 2010.

BNI Syariah adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini semula bernama Unit Usaha Syariah Bank Negara Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT BNI, Persero, Tbk. Sejak 2010, Unit Usaha BNI Syariah berubah menjadi bank umum syariah dengan nama PT Bank BNI Syariah.

Bank Mega Syariah berawal dari anak usaha Asuransi Tugu yaitu PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu) yang berdiri pada 1990. Pada 2001, bank ini diambil alih CT Corp melalui Mega, pada tanggal 25 Juli

2004 di konversi menjadi Bank Syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia disingkat BSMI, lalu resmi beroperasi sebagai bank syariah pada 25 Agustus 2004

PT Bank Panin Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 2 Desember 2009, untuk mengembangkan bisnis perusahaan, selama 2005-2008 PT Bank Bukopin, Tbk. terlibat dalam asistensi kegiatan operasional PT Bank Persyarikatan Indonesia. Tambahan modal juga diberikan PT Bank Bukopin. PT Bank Persyarikatan Indonesia mengubah arah bisnisnya dari bank konvensional menjadi bank syariah. Izin usaha berdasarkan prinsip syariah pun diperoleh dari Bank Indonesia pada 2008 dan berubah menjadi PT Bank Syariah Bukopin.

BCA Syariah adalah lembaga perbankan syariah di Indonesia. Awalnya bank ini bernama Bank Utama Internasional (berdiri tahun 1990) dan diakuisisi oleh Bank Central Asia pada tahun 2009.

Bank Maybank Syariah Indonesia adalah Unit Usaha Syariah dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk, yang menjalankan kegiatan usaha perbankan secara profesional berdasarkan prinsip- prinsip Syariah sejak 20 Mei 2003.

(6)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 BTPN Syariah adalah bank umum

syariah ke 12 yang ada di Indonesia. BTPN Syariah lahir dari perpaduan PT Bank Sahabat Purbadanarta dan Unit Usaha Syariah BTPN. Kemudian dikonversi menjadi BTPN Syariah berdasarkan Surat Keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 22 Mei 2014.

Sistem yang dijalankan dalam perbankan syariah adalah sistem bagi hasil. Bank syariah bertindak sebagai lembaga intermediasi (penyaluran) dari nasabah sebagai pemilik dana (shahibul mal) dengan nasabah yang membutuhkan dana. Dana nasabah dalam bank syariah diperlakukan sebagai investor dan/atau penitip dana. Dana tersebut disalurkan perbankan syariah kepada nasabah pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal kerja) maupun konsumtif. Dari pembiayaan tersebut, bank syariah memperoleh bagi hasil/marjin keuntungan yang merupakan pendapatan bank syariah. Nasabah pembiayaan akan membayar (pokok+bagi hasil) / marjin keuntungan kepada bank syariah. Pokok akan dikembalikan sepenuhnya kepada nasabah, sedangkan bagi hasil/marjin akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan nasabah, sesuai dengan akad yang telah disepakati (BSM, 2010).

Dengan semakin banyak berdirinya bank-bank syariah di Indonesia, dapat menjadi titik balik bagi masyarakat Indonesia untuk terlepas dari konsep riba,

dimana konsep riba lebih banyak dianut oleh bank konvensional. Mengingat bahwa transaksi riba merupakan perbuatan yang sangat diharamkan dalam Islam dan merupakan salah satu dari dosa-dosa besar. Bahkan pelakunya diancam dengan hukuman yang berat di akhirat kelak. Saat ini sudah 13 bank umum syariah yang berdiri di Indonesia sehinga membuat persaingan antar bank syariah untuk menarik nasabah semakin menarik.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Sebelum diuraikan hasil analisis data, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai deskripsi statistik dari setiap variabel. Deskriptif statistik bertujuan memberikan gambaran data variabel- variabel penelitian mengenai nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi untuk 52 data pengamatan.

Berikut tabel 4.1 statistik deskriptif penelitian ini.

TABEL 4.1 Statistik Deskriptif Data Penelitian

Sumber : Hasil Olahan dengan SPSS 24

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Ukuran Perusahaan (X 52 10.93 18.29 15.5666 1.71053 Ukuran Dewan

Komisaris (X2)

52 2 6 3.63 .886

Surat Berharga Syariah (X3)

52 1 4 2.33 1.024

Islamic Social Reporting (Y)

52 .38 .77 .5616 .13253 Valid N (listwise) 52

(7)

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai minimum dari variabel ukuran perusahaan (X1) 10,93 dan nilai maksimum adalah 18,29. Nilai mean 15,56 dan std deviasi 1,71053. Nilai std deviasi yang lebih rendah dari nilai mean menunjukkan penyebaran data tidak berfluktuasi tinggi sehingga data normal dan tidak bias. Nilai minimum sebesar 10,93 terdapat pada Bank Muamalat tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar 18,29 terdapat pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2016.

Variabel Ukuran Dewan Komisaris (X2) memiliki nilai minimum sebesar 2 ,nilai maksimum sebesar 6 dan nilai mean 3,63, std deviasi sebesar 0,886. Nilai standard deviasi yang lebih rendah dari nilai mean menunjukkan bahwa penyebaran data tidak berfluktuasi tinggi. Penyebaran data tersebut menyebabkan data normal dan tidak bias.

Variabel Surat Berharga Syariah (X3) memiliki mean sebesar 2,33 dan standard deviasi sebesar 1,024 Nilai std deviasi yang lebih rendah dari nilai mean menunjukkan penyebaran data tidak berfluktuasi tinggi sehingga data normal dan tidak bias.

Nilai minimum variabel Islamic Social Reporting (Y) adalah 0,38 dan nilai maksimumnya adalah 0,77. Mean variabel Islamic Social Reporting (Y) 0,5616 atau 56%, hal ini mengindikasikan bahwa Bank Syariah di Indonesia cukup transparan dalam kegiatan operasionalnya. Nilai std

deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukkan bahwa penyebaran data tidak berfluktuasi tinggi sehingga data normal dan tidak bias. Bank syariah yang memiliki nilai minimum pengungkapan Islamic Social Reporting adalah Bank Muamalat dan BCA Syariah tahun 2015 dan 2017 sedangkan Bank Syariah yang memiliki nilai maksimum pengungkapan adalah BNI Syariah tahun dan Bank Syariah Mandiri tahun 2014 dan Bank Syariah Bukopin tahun 2015 dan 2017.

3. Uji Asumsi Klasik 3.1. Uji Multikolinieritas

Berikut hasil dari uji multikolinieritas yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Pearson Correlation

Correlations

Y X1 X2 X3

Pearson Correlation

Y 1.000 .270 -.085 -.205 X1 .270 1.000 -.099 .218 X2 -.085 -.099 1.000 -.190 X3 -.205 .218 -.190 1.000 Sig. (1-tailed) Y . .026 .275 .072 X1 .026 . .243 .060 X2 .275 .243 . .089 X3 .072 .060 .089 .

N Y 52 52 52 52

X1 52 52 52 52

X2 52 52 52 52

X3 52 52 52 52

Sumber : Data diolah dengan SPSS 24 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa korelasi antar variabel tidak ada yang melebihi 0,8. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel.

(8)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 tidak terjadi masalah autokorelasi pada

model yang digunakan.

4. Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 24. Berikut diperoleh persamaan sesuai tabel berikut.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .319 .185 1.731 .090 X1 .025 .011 .324 2.384 .021 X2 -.016 .020 -.109 -.807 .423

X3 -.038 .018 -.297 -

2.152 .036

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data diolah dengan SPSS 24 Dari tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,319 + 0,025 – 0,016 - 0,038 + e Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:

a. Jika segala sesuatu pada variabel- variabel independen dianggap nol maka nilai pengungkapan Islamic Social Reporting adalah sebesar 0,319.

b. Jika terjadi peningkatan Ukuran Perusahaan sebesar 1 satuan, maka pengungkapan Islamic Social Reporting akan meningkat sebesar 0,0250 satuan.

c. Jika terjadi peningkatan Ukuran Dewan Komisaris sebesar 1 satuan, maka pengungkapan Islamic Social Reporting akan menurun sebesar 0,016 satuan.

d. Jika terjadi peningkatan Surat berharga Syariah sebesar 1 satuan, maka pengungkapan Islamic Social Reporting akan menurun sebesar 0,038 satuan.

5. Uji Hipotesis

a. 5.1. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Berikut hasil dari uji t yang dapat terlihat pada tabel dibawah ini.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .319 .185 1.73

1

.090

X1 .025 .011 .324 2.38

4

.021

X2 -.016 .020 -.109 -

.807

.423

X3 -.038 .018 -.297 -

2.15 2

.036

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data diolah dengan SPSS 24 Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X1) terhadap Islamic Social Reporting (Y), Nilai koefisien regresi dari variabel Ukuran Perusahaan (X1) sebesar 0,025.

Nilai tersebut bertanda positif artinya ada hubungan yang positif antara Ukuran Perusahaan (X1) dengan Islamic Social Reporting (Y). Diketahui nilai Sig 0,021 < 0,05 dan t hitung 2,384

> t tabel 2,010 maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya Ukuran Perusahaan (X1)

(9)

berpengaruh positif signifikan terhadap Islamic Social Reporting (Y).

b. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (X2) terhadap Islamic Social Reporting (Y), Nilai koefisien regresi dari Ukuran Dewan Komisaris (X2) sebesar -0,016.

Nilai tersebut bertanda negatif artinya ada hubungan yang negatif antara Ukuran Dewan Komisaris (X2) dengan Islamic Social Reporting (Y). Diketahui nilai Sig 0,423 > 0,05 dan t hitung |0,807|

< t tabel 2,010 maka Ha ditolak dan H0 diterima, artinya Ukuran Dewan Komisaris (X2) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Islamic Social Reporting (Y).

c. Pengaruh Surat Berharga Syariah (X3) terhadap Islamic Social Reporting (Y), pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu: Nilai koefisien regresi dari Surat Berharga Syariah (X3) sebesar -0,038. Nilai tersebut bertanda negatif, artinya terdapat pengaruh negatif antara Surat Berharga Syariah (X3) terhadap Islamic Social Reporting (Y). Diketahui nilai Sig 0,036 < 0,05 dan t hitung 2,152 > t tabel 2,010 maka Ha diterima dan H0 diolak, artinya Surat Berharga Syariah (X3) berpengaruh positif signifikan terhadap Islamic Social Reporting (Y).

b. 5.2. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji 𝑭𝑭)

Berikut hasil dari uji F yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

ANOVAa Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .141 3 .047 2.996 .040b Residual .755 48 .016

Total .896 51 a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Sumber : Data diolah dengan SPSS 24 Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 3,770 sedangkan Ftabel sebesar 2.996 dan Probabilitas siginifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,040 < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya, secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

5.3. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase besarnya variasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .397a .158 .105 .125375159000000

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Data diolah dengan SPSS 24 Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien determinasi 𝑅𝑅2 terletak pada kolom Adjusted R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 𝑅𝑅2= 0,105.

(10)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 Nilai tersebut berarti seluruh variabel

independen, yakni Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris dan Surat Berharga Syariah secara simultan /bersama-sama memengaruhi variabel Islamic Social Reporting sebesar 10,5%, sisanya sebesar 89,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting, Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting, sedangkan Surat Berharga Syariah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Islamic Social Reporting.

b. Ukuran Perusahaan, Return On Investment dan Surat Berharga Syariah berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting.

c. Uji r yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen secara simultan memengaruhi variabel dependen sebesar 10,5%, 89,5%

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

2. Saran

a. Nilai koefisien determinasi yang hanya 10% menunjukkan variabel-variabel independen yang digunakan belum cukup untuk memberikan gambaran besar terhadap variabel dependen sehingga untuk penelitian selanjutnya harus menambahkan variabel-variabel independen lain seperti Corporate Governance dan Intellectual Capital.

b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah unit usaha syariah sebagai sampelnya.

c. Ukuran dewan komisaris tidak menentukan apakah bank syariah melakukan ISR lebih banyak terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting sehingga untuk peneliti selanjutnya lebih baik mengganti variabel tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, H. (2014). Islamic Banking and Shari’ah Compliance: A Product Development Perspective.

Journal of Islamic Finance , 3 (2), 15-29.

Amani, F. (2018). Retrieved from http://repository.ump.ac.id/7549/.

Astuti, T. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage Terhadap Pengungkapan ISR Studi Empiris

(11)

Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam JII 2010-2012.Universitas NegeriIslam Syarif Hidayatullah Jakarta. Bekasi.

Anggraini, R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi

Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek

Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI.

Anggraini, R. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Indeks saham syariah indonesia (issi) tahun 2014-2016. Skripsi.

Politeknik Negeri Padang

Anggono, R. I & Handoko. J. (2009).

Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan

Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Kontemporer Vol.1 (2) Juli 2009.

Hal 73-98

Arshad, R., Othman, S.,&Othman, R.

(2012). Islamic Corporate Social

Responsibility, Corporate

Reputation and

Performance.International Journal of Social, Behavioral, Educational, Economic, Business and Industrial Engineering Vol:6, No:4, 643-647 Budimanta, A., Prasetijo, A., & Rudito, B.

(2008). CSR Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia (2 ed.).

Jakarta: ICSD.

Chariri, A. (2008) .“Kritik Sosial Atas Pemakaian Teori dalam Penelitian Pengungkapan Sosial dan Lingkungan”.Jurnal Maksi, Vol. 8, 2 Agustus 2008, 151-169.

Cowen, S., Ferrari, L.& L. Parker. 1987.

“The Impact of Corporate Characteristics on Social Accounting Disclosure: A Topology and Frequency Based Analysis”.

Accounting, Organisations and Society.Vol. 12 No.2: 111-122.

Economist, T. (2005).The Good Company:

A Survey of Corporate Social Responsibility. The Economist.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Hadi, N. (2011) Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta.

Haniffa, R. (2002) . Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective.

Indonesia Management &

Accounting Research, I, 128-146.

(12)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 Hariyani, R. (2011). Pengaruh

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap

Perbedaan Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT

Unilever Indonesia Tbk).

Universitas Budi Luhur.

Hossain, M., Islam, K., & Andrew, J. (2006).

“Corporate Social and Environmental Disclosure in Developing Countries: Evidence from Bangladesh: Asian Pacific

Conference International Accounting Issues (hal. 1-22)”.

Hawaii: Research Online University of Wollongong.

Kusumawardani, Media. 2012. Pengaruh Size, Kemakmuran, Ukuran Legislatif, Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Accounting Analysis Journal, Vol. 1. ISSN:

2252-6765.

Mardian, S. (2015). Tingkat Kepatuhan Syariah Di Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam. 3(1).

Micheal, Gi & Parbonetti, A. (2010). The effect of corporate governance onsustainability disclosure. Journal of management & governance Vol 16.

Nasution, A. A., Lubis, A. F., & Fachrudin, K. A. (2018). Sharia Compliance and Social Reporting on Financial Performance of the

Indonesian. Atlantis Press, 292(Agc), 640–644.

Noegraheni. (2005). “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kualitas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Publik Non

Industri Keuangan di Bursa Efek Jakarta”. EQUITY, 2, 61-70.

Othman, R, T, A. M &Ghani, E.K. (2009).

Determinan of Islamic Social Reporting Among Top Sharia Approved Companies In Bursa Malaysia, Research Journal Internasional Studies.

Ousama, A., & Fatima, A. (2010). Voluntary disclosure by Shariah approved companies: an exploratory study. Journal of Financial Reporting and Accounting, Vol. 8 Iss: 1, 35-49

Putri & Yuyeta. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ISR Pada Perusahaan yang terdaftar di ISSI 2011-2012. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3, Nomor 2.

Raditya, A. N. (2012) . “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk

Daftar Efek Syariah (DES)”.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.

Rakhmawati, D. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri, Ukuran

(13)

Perusahaan, Perusahaan BUMN dan Non BUMNTerhadap Luas PengungkapanTanggung Jawab Sosial (CSR DISCLOSURE) pada Perusahaan di BEI Tahun2009.

SKRIPSI. Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro

Semarang

Rizkiningsing, P. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Studi Kasus Pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara Gulf Cooperation Council. Skripsi.

Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2010). Fundamental of Corporate Finance. Retrieved January 17, 2019

Saputra, S. E. (2016). Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan Size Terhadap Pengungkapan. Journal of Economic and Economic Education, 5(1), 75-89.

Saripudin .(2011).Pengaruh size perusahaan, profitabilitas, tipe industri dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate Social responsibility

(studi empiris pada perusahaan industri Di bursa efek indonesia tahun 2009). skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek

Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI.

Siregar, N.P & Utama, S.(2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Praktek Corporate Governance Terhadap

Pengelolaan Laba (EarningsManagement).

Simposium Nasional Akuntansi ke 8.

Suharto, E. (2010). CSR Syariah. Majalah Bisnis & CSR,, Vol. 3 No. 16, hal.

204- 221.

Sulastini, S. (2007). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure Perusahaan

Manufaktur Yang Telah Go Public.

Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Tyagita, A. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2003-2007).

Skripsi Universitas Sebelas Maret.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal.(2007).dariwww.bi.go.id/.../

(14)

Musdalifah et all Al-Bay Vol. 1, No. 2, Des 2022 UU25Tahun2007PenanamanMod

al.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. (2007). dari http://prokum.esdm.go.id/uu/2007/

uu-40-2007.pdf

Ulum, I. (2009). Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yoyakarta:

Graha Ilmu.

Widiawati, S. (2012). “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah

Tahun 2009-2011”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Yusanto, S. M., & Yunus, A. M. (2009).

Pengantar Ekonomi Islam. Jakarta:

Al Azhar Press.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibu ku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik, Maka dari itu ibu selalu

bahwa kalau ada orang yang lebih sesuai untuk menjadi kepala negara pemerintahan,. maka beliau selalu siap

Ikatan antara reseptor dengan vIL-10 walaupun sangat lemah yang telah dibuktikan pada penelitian terdahulu oleh Kis et al, 11 namun hal ini akan menyebabkan kadar hIL-10

Penyelenggaraan internet banking merupakan penerapan atau aplikasi teknologi informasi yang terus berkembang dan dimanfaatkan untuk menjawab keinginan nasabah perbankan

Tidak mengharapkan imbalan Masih banyak orang yang memberikan berita semata untuk memberikan informasi kepada sesama secara ikhlas Sama seperti sebelumnya Sama seperti

Pada gambar 4.23 diatas menampilkan halaman pelanggan melihat riwayat dari buku yang sudah di pesan, pada halaman ini berisikan nama toko, judul buku, jumlah buku yang di pesan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare di Puskesmas Melonguane Kabupaten

Implementasi kunjungan rumah menjadi salah satu upaya yang dilakukan guru dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran siswa di tengah pembelajaran daring pada masa pandemi