• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Cover Letter & Statement Letter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Cover Letter & Statement Letter"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Yth.

Dr. apt. Dinar Sari C. Wahyuni, M.Si.

Ketua Editor

JPSCR:Journal of Pharmaceutical and Clinical Research

Berikut kami sampaikan naskah kami berjudul “…(tulis judul)…..” dengan author ….(tulis nama author, untuk koresponding author dicetak tebal). Penelitian ini mengkaji tentang “…(tulis bahasan di penelitian ini)” dan memiliki keterbaruan/novelty “……..(uraikan novelty penelitian anda)”.

Bersama ini saya (nama author) sebagai penulis korespondensi mewakili semua penulis menyatakan bahwa:

1. Naskah yang saya tulis sudah sesuai dengan format dan template yang telah diberikan oleh JPSCR:Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research.

2. Semua penulis yang tertulis pada naskah memiliki kontribusi subtantif pada naskah dan naskah telah dikoreksi serta mendapatkan persetujuan oleh semua penulis.

3. Penulis/penulis korespondensi tidak memiliki konflik kepentingan apapun terhadap naskah.

4. Naskah ini telah tervalidasi tidak ada tindakan plagiat atau kejahatan akademik dan ijin dari pihak ketiga ketika menggunakan gambar atau ilustrasi harus diperoleh sebelum melakukan publikasi.

5. Memenuhi etika publikasi terutama jika menggunakan model hewan uji/manusia sebagai obyek penelitian.

6. Artikel ini tidak sedang atau akan disubmit ke jurnal lainnya selain JPSCR:Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research.

7. Penarikan artikel ketika proses review atau saat diterima tanpa justifikasi saintifik maka dikenankan pinalti sesuai dengan “withdraw penalty

8. Editor berwenang untuk melakukan perubahan agar naskah dapat terpublikasi sesuai dengan ketentuan JPSCR: Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun Corresponding author,

(signed; electronic signature is acceptable)

(Name of the corresponding authur)

Affiliation along with address and phone number.

(2)

Judul Artikel:

I. Suggested reviewers (min. 2 reviewers) N

o Name Affiliation Expert field Email

1 2

II. Form kontribusi penulis

No. Author order Author’s name Substantive contribution 1. First author

2. Second author 3. Third author 4. Fourth author, etc.

Corresponding author assigned in author order and print in bold characters.

Subtantive contribution can be printed by: drafting, supervisor, investigator, review, editing, artwork preparation, resource, conceptualization.

Kota, Tanggal-Bulan-Tahun Corresponding author,

(signed; electronic signature is acceptable)

(Name of the corresponding authur)

Affiliation along with address and phone number.

(3)

JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 20xx, xx, xx-xx

DOI: xxx/jpscr.vxix

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER

TERHADAP STABILITAS FISIK MASKER CLAY

Yudi Srifiana1*, Rahmah Elfiyani1, dan Eka Diani Setyo Aprilianti1

1Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

HAMKA.

*email korespondensi:

[email protected]

Abstrak: Stabilitas fisik dari sediaan masker clay sangat dipengaruhi oleh konsentrasi plasticizer dikarenakan plasticizer pada sediaan masker clay dapat menurunkan kekakuan serta dapat meningkatkan fleksibilitas sediaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi gliserol sebagai plasticizer terhadap stabilitas fisik masker clay.

Sediaan dibuat menjadi 5 formula dengan konsentrasi gliserol sebesar 0%, 2%, 3%, 4% dan 5% serta dilakukan evaluasi selama 3 minggu. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan didapatkan nilai rentang pH 4,64-5,54, daya sebar 2,67-3,73 cm, kecepatan mengering 10,57-14,67 menit, konsistensi 215-396 1/10 mm, viskositas 107,417-282,550 cps dan memiliki sifat alir tiksotropik plastis. Dari hasil data ANOVA dua arah terhadap uji pH, daya sebar, konsistensi dan viskositas diperoleh nilai p < 0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan, kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Pada uji kecepatan mengering dilakukan uji

Friedman diperoleh nilai Asymp. Sig <

0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi gliserol sebagai plasticizer dapat mempengaruhi stabilitas fisik masker clay.

Kata kunci: Masker clay, plasticizer, gliserol, stabilitas fisik.

Abstract. Title in english

.

The

physical stability of the clay mask preparation is strongly influenced by the concentration of the plasticizer because the plasticizer in the clay mask preparation can reduce stiffness and increase the flexibility of the preparation. This study aims to determine the effect of increasing the concentration of glycerol as a plasticizer on the physical stability of clay masks. The preparations were made into 5 formulas with glycerol concentrations of 0%, 2%, 3%, 4% and 5% and evaluated for 3 weeks. Based on the evaluation carried out, the pH range was 4.64-5.54, dispersion was 2.67- 3.73 cm, drying speed was 10.57-14.67 minutes, consistency was 215-396 1/10 mm, viscosity was 107.417- 282,550 cps and has thixotropic plastic flow properties. From the results of the two- way ANOVA data on the pH, dispersibility, consistency and viscosity test, p value <0.05 was obtained which indicated there was a significant difference, then continued with the Tukey-HSD test which showed a significant difference. In the drying speed test, the Friedman test was carried out to obtain the Asymp value. Sig <

0.05 which indicates there is a significant difference, so it can be concluded that increasing the concentration of glycerol as a plasticizer can affect the physical stability of the clay mask.

(4)

Keywords: Clay mask, plasticizer, glycerol, physical stability.

1. Pendahuluan

Salah satu jenis masker wajah yang banyak diminati oleh banyak orang yaitu masker clay karena mampu meremajakan kulit. Perubahan kulit akan sangat terasa ketika masker mulai memberikan efek yang menarik dilapisan kulit pada saat masker mengering. Sensasi ini memberikan penyegaran di kulit wajah karena dapat meyerap minyak yang berlebih dikulit, mengangkat komedo dan dapat membersihkan kulit wajah. Efek setelah menggunakan masker clay yaitu akan terasa tampak lebih cerah dan bersih (Ahmad et al., 2017).

Pada masker clay dapat dikombinasikan dengan menggunakan bahan aktif seperti alpha atau beta- hydroxy acid sehingga menghasilkan masker clay dengan pH asam yang sesuai dengan pH wajah sekitar 4,5 hingga 6,5.

Salah satu senyawa kelompok AHA yaitu asam laktat. Pada bidang kosmetik asam laktat dapat digunakan sebagai zat yang dapat memberikan pengasaman pada sediaan dan menghambat aktivitas antimikroba sehingga dapat menjaga keseimbangan kulit wajah yang sehat (Rowe et al., 2009)

Pada sediaan masker clay konsentrasi plasticizer sangat mempengaruhi stabilitas fisik yang dihasilkan. Plasticizer adalah bahan

organik yang memliki berat molekul rendah yang ditambahkan ke dalam bahan polimer untuk dapat dapat menurukan kekakuan sediaan serta dapat meningkatkan fleksibilitas sediaan (Setiarto, 2020). Plasticizer dalam sediaan masker clay sangat berpengaruh terhadap daya sebar, viskositas, stabilitas sediaan dalam jangka panjang dan dapat mengontrol pengeringan sediaan (Ahmad et al., 2017).

Penelitian ini menggunakan gliserol sebagai plasticizer karena gliserol memiliki karakteristik yang dapat larut sempurna dalam air sehingga menghasilkan campuran yang stabil, bersifat higroskopis sehingga dapat menjaga lembab dalam suatu sediaan, tidak mudah teroksidasi jika disimpan dalam suhu ruang, tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit (Rowe et al., 2009). Selain itu gliserol sebagai plasticizer dapat memberikan fleksibilitas pada sediaan sehingga mudah dibentuk, dapat meningkatkan elastisitas polimer yang dihasilkan dan kemampuan untuk menguraikan ikatan hidrogen cukup baik sehingga dapat memperbesar ruang internal dalam struktur molekul (Setiarto, 2020).

Dengan demikian, diharapkan penelitian masker clay dengan menggunakan plasticizer gliserol dengan peningkatan konsentrasi 0%, 2%, 3%, 4%,

(5)

dan 5% dapat meningkatkan stabilitas fisik sediaan tersebut.

2. Bahan dan Metode

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan grade cosmetic yaitu : Asam Laktat dari Buana Chemical, Bentonit dari Brickstore, Kaolin dari Brickstore, Xanthan Gum dari PT. Sumber Berlian Kimia, Gliserol dari PT. Wilmar Nabati Indonesia, Lauril Glukosida dari Banaransoap, Nipasol dari Pharmastore, dan aquadest.

Alat yang digunakan meliputi : Timbangan Analitik (Ohaus), pH meter HANNA, mixer (Miyako), viskometer Brookfield RV DV-E, penetrometer (Herzoo), stopwatch dan alat-alat gelas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pembuatan masker clay dilakukan secara triplo. Bentonit sebanyak 5 gram dikembangkan dengan aqua fervida didalam lumpang sebanyak 12 kali berat bentonite selama 24 jam (Massa I). Xanthan gum sebanyak 4 gram dikembangkan dengan aqua fervida didalam lumpang sebanyak 20 kali berat xanthan gum (Massa II). Nipasol sebanyak 0,5 gram dilarutkan dengan aqua fervida (Massa III). Kaolin sebanyak 170 gram ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam massa I diaduk dengan mixer hingga homogen, lalu ditambahkan gliserol diaduk hingga homogen, kemudian ditambahkan massa III diaduk hingga homogen, lalu ditambahkan massa

II diaduk hingga homogen, lauril glukosida sebanyak 10 gram ditambahkan sedikit demi sedikit diaduk perlahan hingga homogen, kemudian ditambahkan asam laktat sebanyak 10 gram diaduk hingga homogen, lalu ditambahkan trietanolamin sebanyak 10 gram diaduk hingga homogen. Sediaan yang telah jadi dimasukkan ke dalam wadah dan dilakukan evaluasi sediaan selama 3 minggu. Lalu dilakukan evaluasi terhadap sediaan masker clay. Evaluasi mulai dilakukan setelah 24 jam sediaan masker clay terbentuk (Minggu ke-0). Sediaan masker clay dilakukan evaluasi selama 3 minggu pada minggu ke-0, 1, 2 dan 3 yang meliputi pemeriksaan yaitu pengamatan organoleptis, pengamatan homogenitas, uji ph, uji daya sebar, uji konsistensi, uji waktu mengering, viskositas dan sifat alir.

Dan dilakukan Analisa data dengan menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengujian pH, daya sebar, viskositas dan konsistensi dianalisis secara statistik dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) dua arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan variasi konsentrasi gliserol sebagai plasticizer terhadap masing masing uji.

Kemudian jika terdapat perbedaan dilakukan dengan uji Tuckey-HSD. Pada uji kecepatan mengering digunakan uji friedman sebagai alternatif dari uji

(6)

ANOVA dua arah dikarenakan hasil data yang diperoleh tidak terdistribusi normal.

3. Hasil dan Pembahasan 1. Uji Organoleptis

Hasil pengamatan organoleptik pada setiap formula memiliki bentuk yang kental, mempunyai bau khas, berwarna putih, serta homogen. Sediaan homogen ditunjukkan dengan tidak adanya partikel atau butiran kasar pada saat masker clay dioleskan dalam kaca objek. Pada pengamatan uji organoleptik masker clay dari segi bau, warna, dan homogenitas tidak terjadi perubahan selama 3 minggu, hal ini karena

penyimpanan masker clay yang dilakukan pada suhu kamar yang tetap yaitu sekitar 25°C dan sediaan yang terutup rapat.

Hasil uji organoleptik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Organoleptik Masker Clay

2. Uji pH

Hasil pengukuran pH menunjukkan nilai yang berbeda dari kelima formula

tersebut yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi atau banyaknya gliserol yang masuk ke dalam sediaan. Dikarenakan gliserol mempunyai pH basa maka semakin meningkatnya konsentrasi gliserol dapat menyebabkan pH sediaan semakin meningkat. Sediaan topikal harus mempunyai pH yang sesuai dengan rentang pada kulit wajah sebesar 4,5-6,5 dikarenakan jika mempunyai pH terlalu asam dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan jika mempunyai pH terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik

(Rahmawanty et al., 2015). Selama penyimpanan 3 minggu pada kelima formula mengalami peningkatan nilai pH dikarenakan gliserol dapat

terdekomposisi secara bertahap oleh adanya udara (Zulkarnain et al., 2013).

Hasil uji statistik ANOVA 2 arah terhadap formula, waktu dan

formula*waktu

diperoleh nilai sig 0,00

< 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD. Hasilnya peningkatan

konsentrasi gliserol pada setiap formula dapat menghasilkan perbedaan nilai pH yang bermakna dan lamanya penyimpanan dapat

menghasilkan perbedaan nilai pH yang bermakna pada setiap minggunya. Hasil

Formula Organoleptik

Bentuk Bau Warna Homogenitas Formula

1 Kental Khas Putih Homogen Formula

2 Kental Khas Putih Homogen Formula

3 Kental Khas Putih Homogen Formula

4 Kental Khas Putih Homogen Formula

5 Kental Khas Putih Homogen

(7)

pengujian pH masker clay dapat dilihat dari grafik tersebut:

Gambar 1. Grafik Pengukuran pH Masker Clay

3. Uji Daya Sebar

Hasil pengujian daya sebar sediaan masker clay menunjukkan nilai yang berbeda dari kelima formula tersebut, peningkatan konsentrasi gliserol pada setiap formula menyebabkan penurunan daya sebar. Penurunan daya sebar terjadi karena gliserol sebagai plasticizer mampu meningkatkan ukuran unit molekul yang telah mengabsorbsi pelarut sehingga membuat cairan tersebut tertahan dan dapat meningkatkan tahanan untuk menyebar dan mengalir (Sukmawati et al., 2014). Masker clay memiliki rentang daya sebar sebesar 2-5 cm (Santoso et al., 2018). Selama penyimpanan 3 minggu pada kelima formula mengalami

penurunan nilai daya sebar dikarenakan gliserol sebagai plasticizer mempunyai sifat higroskopis yang dapat mengikat air dan mengurangi jumlah air dalam

sediaan, sehingga banyaknya kandungan air yang bisa diikat oleh gliserol yang membuat sediaan semakin kental dan

mengalami penurunan kemampuan menyebar ditiap minggunya.

Hasil uji statistik ANOVA 2 arah terhadap formula dan waktu diperoleh nilai sig 0,00 < 0,05. sedangkan terhadap formula*waktu diperoleh nilai sig 0,013

< 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD. Hasilnya peningkatan konsentrasi gliserol pada setiap formula dapat menghasilkan perbedaan nilai daya sebar yang bermakna dan lamanya penyimpanan dapat menghasilkan perbedaan nilai daya sebar yang

bermakna pada setiap minggunya. Hasil pengujian daya sebar masker clay dapat dilihat dari grafik tersebut :

Gambar 2. Grafik Pengukuran Daya Sebar Masker Clay

4. Uji Kecepatan Mengering Hasil pengukuran kecepatan mengering menunjukkan nilai yang berbeda dari kelima formula tersebut, semakin besar konsentrasi gliserol pada setiap formula dapat membuat semakin lama waktu yang dibutuhkan sediaan masker clay untuk mengering,

dikarenakan gliserol sebagai plasticizer

4 4.5 5 5.5 6

0 1 2 3

KEASAMAN (PH)

WAKTU (MINGGU)

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5

0 1 2 3 4

0 1 2 3

DAYA SEBAR (CM)

WAKTU (MINGGU)

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5

(8)

mempunyai sifat higroskopis dengan afinitas yang tinggi sehingga dapat menarik dan menahan molekul air sehingga dapat menjaga kestabilan dengan cara mengabsorbsi lembab dari lingkungan serta mengurangi penguapan air dari sediaan (Sukmawati et al., 2014).

Rentang kecepatan mengering masker clay yaitu 10-20 menit (Septiani et al., 2011). Selama penyimpanan 3 minggu pada kelima formula mengalami

pengeringan yang semakin cepat, hal ini dikarenakan terjadi pengurangan jumlah air bisa disebabkan karena adanya penguapan atau banyaknya molekul air yang terikat oleh gliserol.

Hasil statistik uji friedman terhadap formula, waktu dan

formula*waktu diperoleh nilai asymp.sig 0,00 < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata akibat pengaruh konsentrasi gliserol, waktu dan interaksi antara konsentrasi dengan waktu

terhadap kecepatan mengering masker clay. Hasil pengujian kecepatan

mengering masker clay dapat dilihat dari grafik tersebut :

Gambar 3. Grafik Pengukuran Kecepatan Mengering Masker Clay

5. Uji Konsistensi

Hasil pengukuran konsistensi menunjukkan nilai yang berbeda dari kelima formula tersebut, Hasil pengukuran konsistensi masker clay menunjukkan semakin tinggi konsentrasi gliserol pada setiap formula dapat

menurunkan nilai penetrasi sediaan masker clay, penurunan nilai penetrasi menunjukkan bahwa sediaan semakin kental, hal ini dikarenakan jumlah air yang digunakan semakin berkurang seiring dengan peningkatan konsentrasi gliserol dan dikarenakan gliserol sebagai plasticizer mampu mengikat air dalam sediaan sehingga dapat meningkatkan ukuran unit molekul yang membuat sediaan semakin kental (Sukmawati et al., 2014). Nilai penetrasi yang semakin tinggi menunjukkan bahwa masker clay tersebut memiliki karakteristik

penyebaran yang baik, sehingga jumlah partikel yang tersebar menjadi hampir merata. Selama penyimpanan 3 minggu semua sediaan masker clay mengalami penurunan angka kedalaman penetrasi kerucut, hal ini menunjukkan bahwa konsistensi atau kepadatan masker clay menjadi lebih tinggi, hal ini disebabkan karena banyaknya kandungan air yang bisa diikat oleh gliserol sehingga membuat sediaan semakin kental

0 5 10 15 20

0 1 2 3

WAKTU MENGERING (MENIT)

WAKTU (MINGGU)

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5

(9)

sehingga terjadi penurunan nilai penetrasi ditiap minggunya. Hal ini berbanding lurus dengan pengujian viskositas sediaan yang semakin kental setiap minggunya

Hasil uji statistik ANOVA 2 arah terhadap formula dan waktu diperoleh nilai sig 0,00 < 0,05. sedangkan terhadap formula*waktu diperoleh nilai sig 0,058

> 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD. Hasilnya peningkatan konsentrasi gliserol pada setiap formula dapat menghasilkan perbedaan nilai konsistensi yang bermakna dan lamanya penyimpanan dapat menghasilkan perbedaan nilai konsistensi yang

bermakna pada setiap minggunya. Hasil pengujian konsistensi masker clay dapat dilihat dari grafik tersebut :

Gambar 4. Grafik Pengukuran Konsistensi Masker Clay

6. Uji Viskositas dan Sifat Alir a. Viskositas

Hasil pengukuran viskositas masker clay menunjukkan semakin tinggi konsentrasi gliserol pada setiap formula dapat meningkatkan viskositas sediaan masker clay dikarenakan gliserol sebagai

plasticizer mempunyai gugus hidroksil yang mampu berikatan dengan air dengan interaksi hidrogen sehingga dapat

meningkatkan ukuran unit molekul.

Meningkatnya ukuran unit molekul akan menjadikan sediaan semakin kental sehingga meningkatkan tahanan untuk mengalir (Sukmawati et al., 2014).

Selama penyimpanan 3 minggu semua sediaan masker clay masih masuk kedalam rentang viskositas, masker clay mempunyai rentang viskositas sebesar 100.000-296.000 cps (Santoso et al., 2018). Gliserol sebagai plasticizer mempunyai sifat higroskopis yang dapat mengikat air dan mengurangi jumlah air dalam sediaan sehingga perubahan yang terjadi pada masker clay ditiap

minggunya yang mengalami peningkatan nilai viskositas, hal ini disebabkan oleh banyaknya kandungan air yang bisa diikat oleh gliserol sehingga membuat sediaan semakin kental sehingga terjadi peningkatan nilai viskositas ditiap minggunya, selain itu tidak menutup kemungkinan wadah yang digunakan selama penyimpanan tidak cukup kedap udara sehingga menyebabkan udara masuk.

Hasil uji statistik ANOVA 2 arah terhadap formula, waktu dan

formula*waktu diperoleh nilai sig 0,00 <

0,05. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji Tukey-HSD. Hasilnya peningkatan konsentrasi gliserol pada

0 100 200 300 400 500

0 1 2 3

PENETRASI (1/10 MM)

WAKTU (MINGGU)

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5

(10)

setiap formula dapat menghasilkan perbedaan nilai viskositas yang bermakna dan lamanya penyimpanan dapat

menghasilkan perbedaan nilai viskositas yang bermakna pada setiap minggunya.

Hasil pengujian viskositas masker clay dapat dilihat dari grafik tersebut :

Gambar 5. Grafik Pengukuran Viskositas Masker Clay

b. Sifat Alir

Sifat alir sangat berkaitan dengan karakteristik sediaan masker clay, sehingga dengan mengetahui sifat alir suatu sediaan maka dapat mengetahui secara umum mengenai kemudahan masker clay tersebut menyebar,

konsistensinya selama penyimpanan dan kenyamanan dalam penggunaan. Hasil pengukuran dari minggu ke-0 dan

minggu ke-3 menunjukkan kurva tipe aliran tiksotropik plastis. Dikatakan memiliki sifat alir tiksotropik karena dapat dilihat pada hasil grafik yang menunjukkan kurva menurun terdapat disebelah kiri kurva menaik. Tiksotropik dalam sediaan farmasetika merupakan sifat alir yang sangat diharapkan karena memiliki konsistensi yang tinggi didalam wadah namun dapat dituang dan tersebar dengan mudah. Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tetapi memotong sumbu shearing stress pada suatu titik tertentu, pada kurva aliran plastis mempunyai yield value yang menunjukkan sediaan akan dapat

mengalir setelah adanya suatu gaya yang diberikan (Radjab & Sulistiyaningrum, 2019). Hal ini sesuai dengan sifat gliserol sebagai plasticizer yang mampu

meningkatkan ukuran unit molekul.

Meningkatnya ukuran unit molekul akan menjadikan sediaan semakin kental sehingga meningkatkan tahanan untuk mengalir, sehingga sediaan dapat

mengalir setelah adanya suatu gaya yang diberikan (Sukmawati et al., 2014)

0 50 100 150 200 250 300

0 1 2 3

VISKOSITAS (CPS)

WAKTU (MINGGU)

(11)

4. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masker clay dengan variasi konsentrasi gliserol 0%, 2%, 3%, 4%, dan 5% sebagai plasticizer dapat mempengaruhi stabilitas fisik masker clay yaitu pada uji pH, viskositas dan konsistensi dapat meningkatkan stabilitas fisik masker clay, sedangkan pada uji daya sebar dan kecepatan mengering dapat menurunkan stabilitas fisik masker clay.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada Lembaga Lemlitbang UHAMKA.

Deklarasi Konflik Kepentingan

Jika tidak ada konflik kepentingan ditulis “Semua penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan terhadap naskah ini”.

Daftar Pustaka

Ahmad, F. J., Ali, J., Iqubal, M. K., & Narang, J. K. (2017). Pharmaceutical Sciences Cosmetics. New Delhi : Pathshala

Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI 06-6989.11-2004. Cara Uji Derajat Keasaman (pH) Dengan Menggunakan Alat pH Meter. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional Elmitra. (2017). Dasar –Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. Yogyakarta : Deepublish.

Kuncari, E. S., Iskandarsyah, & Praptiwi. (2014). Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik dan Sinersis Sediaan Gel Yang Mengandung Minoksidil, Apigenin dan Perasan Herba Seledri (Apium graveolens L.). Buletin Penelitian Kesehatan, 42(4), 213–222.

Lachman, L., Lieberman, H. A., & Kanig, J. L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri (Edisi Kedua). Jakarta : UI Press.

Putra, Dewantara, & Swastini. (2014). Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Nilai pH Sediaan Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis, Herba Pegagan dan Daun Gaharu.

2–5.

Radjab, N. S., & Sulistiyaningrum, W. (2019). Physical Stability of Cream O/W Containing Guava Fruit Extract (Psidium guajava L.) with Variation Cetyl Alcohol as Stiffening Ag. Journal of Current Pharmaceutical Sciences, 2(2), 2598–2095.

Rahmawanty, D., Yulianti, N., & Fitriana, M. (2015). Formulasi dan Evaluasi Masker Wajah Peel-Off Mengandung Kuersetin dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan Gliserin.

Media Farmasi, 12(1), 17–32.

Reiger, M. M. (2000). Harry’s cosmeticology-8th ed. New York : Chemical Publishing Co., Inc.

Rowe, R., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook of Pharmaceutical Exipients (Sixth Edit). London : Pharmaceutical Press.

Santoso, C. C., Darsono, F. L., Hermanu, L. S., Farmasi, F., Katolik, U., & Mandala, W.

(2018). Formulasi Sediaan Masker Wajah Ekstrak Labu Kuning ( Cucurbita moschata ) Bentuk Clay Menggunakan Bentonit dan Kaolin Sebagai Clay Mineral.

Journal of Pharmacy Science and Practice, 5(1), 64–69.

Septiani, S., Wathoni, N., & Mita, S. R. (2011). Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetun gnemon Linn.). 1–27.

Setiarto, R. H. B. (2020). Teknologi Pengemasan Pangan Antimikroba Yang Ramah

(12)

Lingkungan. Depok : Guepedia.

Sukmawati, N. M. A., Arisanti, C. I. S., & Wijayanti, N. P. A. D. (2014). Pengaruh Variasi Konsentrasi PVA, HPMC, dan Gliserin terhadap Sifat Fisika Masker Wajah Gel Peel-Off Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana, Vol. 2(No. 3), 35–42.

Yuliati, E., & Binarjo, A. (2010). Pengaruh Ukuran Partikel Tepung Beras Terhadap Daya Angkat Sel Kulit Mati Lulur Bedak Dingin.

Zulkarnain, A. K., Susanti, M., & Lathifa, A. N. (2013). Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W dan W/O Ekstrak Buah Mahkota Dewa Sebagai Tabir Surya dan Uji IritasiI Primer Pada Kelinci. Traditional Medicine Journal, 18(3).

© 2019 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

Referensi

Dokumen terkait

The study was designed to reveal the relationship between national competitiveness and national culture namely individualism, power distance, uncertainty avoidance,