• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Dalam Internalisasi Karakter Nusantara

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Dalam Internalisasi Karakter Nusantara"

Copied!
286
0
0

Teks penuh

Generasi Mellenial

Frofil Generasi Millenial

Sedangkan menurut Biro Sensus Amerika Serikat (2015), generasi milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1982 hingga 2000. Selain generasi pra-milenial, ada generasi pasca-milenial yang disebut Generasi Z, yang lahir antara tahun 2001 hingga 2010.

Tabel 2.1 Pengelompokkan Generasi
Tabel 2.1 Pengelompokkan Generasi

Ciri-Ciri Generasi Millenial dalam Kajian Teori

Dengan kondisi tersebut, Indonesia harus optimis terhadap berbagai potensi generasi milenial. Berbagai karakteristik yang dimiliki generasi milenial tersebut di atas menjadi modal untuk bersaing di bonus demografi Indonesia.

Jumlah dan Sebaran Generasi Milenial

Dilihat dari wilayah tempat tinggal, persentase generasi milenial di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, generasi milenial lahir dan tumbuh di tengah kuatnya arus perkembangan teknologi.

Status Perkawinan

Tingginya angka pernikahan milenial di pedesaan juga didukung oleh rata-rata usia pernikahan pertama. Tingginya angka pernikahan milenial di Kalimantan Tengah disebabkan oleh pernikahan dini yang masih marak terjadi terutama pada perempuan (Tabel 3.2).

Capaian Pendidikan

Pada tahun 2017, generasi Milenial memiliki tingkat literasi tertinggi dibandingkan populasi Generasi X dan BabyBoom+Veteran. Sementara rata-rata lama sekolah generasi milenial dengan pertumbuhan tercepat di Provinsi Papua hanya sekitar 7 tahun atau kelas 1 SMP/sederajat.

Karakteristik Generasi Millenial

Idealnya bagi umat Islam, sikap yang harus diambil adalah memanfaatkan iptek dan juga sebaliknya menjaga akhlak dan akhlaknya sebagai umat Islam, karena manusia lebih unggul dari makhluk lainnya. Kehadiran teknologi pada manusia modern yang tidak berakhlak baik menimbulkan berbagai permasalahan seperti disintegrasi ilmu pengetahuan, disintegrasi kepribadian, penyalahgunaan iptek dan pendangkalan iman.

Reduksi Individualisme dalam Era Globalisasi

Globalisasi

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya, hal ini sejalan dengan angka melek huruf yang hampir 100 persen dan rata-rata lama sekolah 10 tahun. Di sisi kesetaraan gender, generasi milenial yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi berdasarkan gender menunjukkan pola yang menarik.

Indikator Dampak Globalisasi

Dampak Globalisasi Ekonomi Globalisasi ekonomi merupakan proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di dunia menjadi kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa sekat-sekat batas wilayah negara. Tidak ada definisi yang baku atau baku mengenai globalisasi, namun secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia. Hibridisasi didefinisikan sebagai suatu cara dimana suatu bentuk dipisahkan dari kesatuannya (keberadaan) kemudian digabungkan dengan bentuk baru lainnya.

Jenis Ancaman Individualisme Global

Individu lahir dari masyarakat dan masyarakat terbentuk dari individu, sehingga individualisme menjadi bahaya bagi kehidupan masyarakat manakala potensinya tidak terserap untuk kepentingan sosial. Jika ini berlebihan, akan menyebabkan ketidakpedulian atau kurangnya toleransi sosial. Hasilnya adalah kontak pribadi yang sering ditandai dengan pengekangan, ketidakpedulian, dan kecurigaan tertentu.

Cara untuk Mengatasi Sikap Individualisme

Namun ada juga bentuk-bentuk tradisi gotong royong yang semakin sulit ditemui, salah satunya kerja bakti. 59 Achsannanda Amaulyta Sari, “Menjunjung Tinggi Tradisi Pengabdian Kepada Masyarakat Sebagai Bentuk Revitalisasi Nilai Gotong Royong” (Universitas Airlangga), 4-5. Untuk mengatasi sikap individualisme di era globalisasi, perlu dididik nilai-nilai pancasila, nasionalisme dan sikap gotong royong.

Dimensi-Dimensi Karakter yang Baik

Pengertian Karakter yang Baik

Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia yang bersumber dari nilai-nilai moral universal (mutlak) sebagai pengejawantahan dari nilai-nilai agama yang biasa disebut dengan golden rule. Kita harus tahu bagaimana mengendalikan diri kita, keinginan dan nafsu kita untuk melakukan hal yang benar untuk orang lain. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui yang baik, menginginkan yang baik, dan melakukan yang baik—kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan tindakan.Ketiga hal ini penting untuk menjalani kehidupan moral; ketiganya merupakan faktor pembentuk kematangan moral.

Dimensi-Dimensi Karakter yang Baik

Menghormati juga bisa berarti bersikap toleran, terbuka dan menerima perbedaan dengan tetap menghormati otonomi orang lain. Non-kekerasan (non-violence), yaitu prinsip non-kekerasan sangat penting bagi karakter kita untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain. Kita perlu mendengarkan orang lain dan memahami apa yang mereka rasakan dan pikirkan, atau setidaknya apa yang mereka katakan.

Strategi Implementasi Pendidikan Karakter di

Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti luhur bagi anak dengan melibatkan aspek pengetahuan, perasaan dan perbuatan. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan karakter yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri manusia sehingga dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan tersebut. Membangun hubungan baik dalam character building juga memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam akhlak mulia dalam character building, nilai-nilai tersebut diantaranya.

Pendidikan Karakter

Pengertian Pendidikan

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan watak, jiwa dan raga anak agar selaras dengan alam dan masyarakat. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. karakter dan kemampuan , yang dia sendiri, masyarakat dan negara butuhkan. Tujuan pendidikan adalah pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan hakiki subjek dengan tingkah laku dan sikap hidupnya.

Pengertian Karakter

Karakter adalah kualitas psikologis, moral atau watak yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. 87 Lizwati, Indriyana Uli, Meningkatkan kemandirian belajar melalui pembelajaran sastra nusantara berbasis pendidikan karakter bertanggung jawab, (Pontianak: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.2 No.1, Mei 2019). 88 Kristi Wardani, Peran Guru dalam Pendidikan Karakter Menurut Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, (Yogyakarta: Jurnal, 8-10 November 2010).

Pengertian Pendidikan Karakter

Secara sederhana, pendidikan karakter dapat diartikan sebagai segala upaya yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Proses pendidikan karakter bagi siswa saat ini lebih tepat menggunakan model pembelajaran berbasis interaksi sosial (model interaksi) dan transaksi. Oleh karena itu, pendidikan karakter di lembaga pendidikan harus mampu melatih dan membimbing perkembangan peserta didik agar karakternya menjadi manifestasi dari nilai-nilai yang diakui dan diakuinya.

Tujuan Pendidikan Karakter

Pengertian Karakter

Karakter yang baik ada hubungannya dengan mengetahui yang baik (knowing the good), mencintai yang baik (loving the good), dan melakukan yang baik (doing the good). Hal ini mengacu pada kemampuan untuk membuat dan menjaga komitmen yang bijaksana.Aristoteles kemudian menyimpulkan bahwa karakter yang baik adalah perilaku yang baik terhadap orang lain dan juga terhadap diri sendiri. Lickona menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk membantu seseorang agar mereka dapat memahami nilai-nilai etika inti, memperhatikannya dan bertindak berdasarkan itu.

Alasan Perlunya Pendidikan Karakter

Pengertian yang diberikan oleh Lickona di atas mengisyaratkan adanya proses perkembangan yang meliputi pengetahuan, perasaan dan tindakan serta memberikan landasan yang kuat untuk membangun pendidikan karakter yang koheren dan menyeluruh. Definisi di atas juga menekankan bahwa kita perlu melibatkan siswa dalam kegiatan yang akan mengarahkan mereka untuk berpikir kritis tentang masalah etika dan moral, menginspirasi mereka untuk kesetiaan dan kesetiaan melalui tindakan etis dan moral, dan memberi mereka kesempatan untuk mempraktikkan perilaku. etika dan moral .103.

Jenis-Jenis Pendidikan Karakter

Berbasis nilai dan pembentukan karakter religius, misalnya masyarakat memiliki hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan keyakinannya masing-masing.

Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk terwujudnya peserta didik yang memiliki prinsip-prinsip kebenaran, yang saling menghormati dan saling mencintai. Oleh karena itu, kecerdasan moral harus secara sadar dipelajari dan dikembangkan melalui pendidikan karakter terapan. 108 Sabar, Budi Raharjo, Pendidikan karakter sebagai upaya mewujudkan akhlak mulia Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol.

Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter

Demikian pula seorang anak harus dapat menggunakan nilai-nilai karakter yang baik dalam lingkungan sosialnya. Sopan santun mengacu pada bagaimana kita menghormati orang lain dan memfasilitasi hubungan sosial yang ada. Lingkungan masyarakat yang baik dapat menciptakan berbagai kegiatan masyarakat yang mendukung tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai karakter.

Membangun Ikatan dan Model Karakter

Membangun Ikatan dan Model Karakter

Dalam membangun ikatan diperlukan kesadaran seorang pendidik untuk dapat memahami karakter individu, dalam meningkatkan karakter diperlukan hubungan yang harmonis dan baik antara individu itu sendiri dengan orang lain. Oleh karena itu, proses menjalin hubungan yang baik merupakan pengaruh yang penting dan menjadi dasar utama untuk belajar dan membangun karakter yang baik. Dasar utama dalam membangun ikatan atau hubungan yang perlu diperhatikan meliputi beberapa hal diantaranya selanjutnya. Karakter yang melekat pada setiap individu oleh karena itu terkait dengan perbedaan dalam hal karakter masing-masing individu.

Implementasi dalam Membangun Ikatan

Membentuk Model Karakter yang Baik

Guru yang baik adalah guru yang percaya bahwa setiap anak memiliki potensi karakter baik yang dapat dikembangkan. Komunikasi antara guru dan siswa merupakan salah satu unsur interaksi yang baik antara guru dan siswa. Agar siswa mau berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang akan dibangun, salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah memberikan motivasi yang baik.

Membangun Disiplin Masyarakat Berbasis

Pengertian Disiplin

Dalam hal ini, sikap dan perilaku tersebut tercipta melalui proses pembinaan keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan perilaku teladan dari lingkungannya. Disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap seorang siswa yang berniat mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan aktivitas, disiplin sholat merupakan sikap dan perilaku santri terhadap peraturan-peraturan dalam suatu organisasi.

Manfaat Disiplin

Sikap ini berfungsi sebagai kompetisi untuk tidak melakukan sesuatu secara tergesa-gesa atau tergesa-gesa, sehingga mereka dapat mengkondisikan dengan baik apa yang mereka miliki. Postur ini berfungsi agar anak dapat melakukan segala sesuatu tanpa perlu bantuan orang lain dan dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik. Sikap ini sebagai wujud komunikasi yang baik dengan sesama dan mempererat tali kekeluargaan satu sama lain.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Metode pembelajaran tradisional dianggap tidak dapat mencapai tujuan pendidikan karakter karena tidak mencakup kesinambungan pengalaman siswa dari kehidupan keluarganya. Menekankan lingkungan yang paling dekat dengan peserta didik dalam kaitannya dengan lingkungan masyarakat luas. Zubaedi, M.Ag., Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Penerapannya di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Kencana prenada media group, 2011), p.230.

Pertama, pendidik atau orang tua harus memberikan contoh yang baik bagi peserta didik. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti dan merupakan spesifikasi pendidikan nilai di sekolah atau lembaga pendidikan.

Karakter Bangsa Indonesia dan Era Globalisasi

Kondisi Pendidikan di Indonesia

Konsep yang Digunakan Pendidikan Karakter

Peran Mahasiswa dalam Penguatan Amaliyah

Pengertian Mahasiswa dan Peranan

Pancasila dan Nilai Pancasila

Keadaan Geografis dan Sosial Indonesia

Islam Nusantara

Peran Mahasiswa dalam Penguatan Amaliyah

Gambar

Gambar 1.1 Rasio Ketergantungan Indonesia Tahun 2010 – 2040
Tabel 2.1 Pengelompokkan Generasi
Tabel 2.2 Perbedaan Generasi Menurut Benesik, Csikos, dan Juhes Tahun

Referensi

Dokumen terkait