• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Eksistensi Naskah Akademik Sebelum Pengaturan Undang-undang ... - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Eksistensi Naskah Akademik Sebelum Pengaturan Undang-undang ... - Unud"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Penelitian yang berjudul “Eksistensi Naskah Akademik Sebelum Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011” ini penting untuk dilakukan dalam rangka mengoptimalkan proses pembentukan perundang-undangan yang baik. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaturan Naskah Akademik sebelum berlakunya Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011dan pengaturan mengenai isi dan bentuk dari Naskah Akademik sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Naskah akademik dianggap penting sebagai landasan dalam penyusunan suatu RUU, karena dengan disertakannya naskah akademik, suatu RUU dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepnya, baik itu dalam penyusunan latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan lingkup, jangkauan, objek, serta arah pengaturannya.

Naskah akademik merupakan gambaran tentang berbagai permasalahan yang ingin dipecahkan melalui undang-undang yang akan dibentuk dan disahkan. Demikian juga dengan naskah akademik, dengan diawali menyusun naskah akademik sebelum membuat RUU, diharapkan dapat membuat produk hukum yang stabil yang berbentuk undang-undang yang berfungsi untuk menghindarkan masyarakat dari kekacauan. Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011, naskah akademik di dalam penyusunan sancangan undang-undang masih belum memiliki kekuatan mengikat yang tegas, karena kegunaan naskah akademik dalam penyusunan RUU tidak merupakan suatu keharusan bagi para lembaga pembentuk undang-undang atau para pemrakarsa yang mengajukan RUU.

Naskah akademik juga pada masa itu, disusun dari suatu kebiasaan yang berlaku, karena belum ada pedoman atau pengaturan yang baku. Berdasarkan dari definisi yang ditetapkan mengenai naskah akademik, bahwa naskah akademik adalah suatu naskah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan lingkup, jangkauan, objek atau arah. Usul pembentukan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ini, didasarkan kepada evaluasi terhadap Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 yang ternyata setelah kurang lebih 7 tahun berlakunya terdapat banyak kelemahan-kelemahan.

Penelitian yang berjudul “Eksistensi Naskah Akademik Sebelum Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011” ini penting untuk dilakukan dalam rangka mengoptimalkan proses pembentukan perundang- undangan yang baik.

Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Seidmann dan Nalin Abeyserkere, 2002, Penyusunan Rancangan Undang-Undang Dalam Perubahan Masyarakat Yang Demokratis : Sebuah Panduan Untuk Pembuat Rancangan Undang-Undang, terjemahan Johanes Usfunan, et. Tahapan perencanaan ini, merupakan tahapan yang dilakukan oleh lembaga pembentuk undang-undang untuk menentukan rancangan undang-undang apa saja yang akan diprioritaskan akan dibentuk. Rancangan undang-undang yang akan diprioritaskan tersebut dituangkan ke dalam Prolegnas untuk setahun ke depan.

Pada tahapan ini juga merupakan tahapan penyiapan dari naskah akademik, karena berdasarkan pengaturanPasal 19 ayat (3) yaitu materi yang diatur mengenai konsepsi Rancangan Undang-Undang yang meliputi latar belakang dan tujuan penyusunan; sasaran yang ingin diwujudkan; dan jangkauan dan arah pengaturan.yang telah melalui pengkajian dan penyelerasan dituangkan ke dalam Naskah Akademik. Juga Pasal 43 ayat (3) mengatur Rancangan Undang- Undang yang berasal dari DPR, Presiden, atau DPD harus disertai Naskah Akademik. Penyusunan terhadadap perumusan norma dalam pasal rancangan undang-undang berdasarkan hasil pengkajian dalam naskah akademik.

Sehingga untuk merumuskan pasal-pasal dalam rancangan undang- undang yang berasal dari isi naskah akademik haru benar-benar memperhatikan perumusan satu pasal satu norma ini. Pada tahap pembahasan ini, berdasarkan pengaturan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.

Jenis Penelitian

Jenis Pendekatan

Pendekatan analisis konsep hukum (analytical and conceptual approach), mengkaji konsep-konsep hukum yang ada yang berkaitan dengan naskah akademik.

Sumber Bahan Hukum

15 artikel-artikel, dan bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik Analisis Bahan Hukum

Pengaturan Naskah Akademik Sebelum Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

Naskah akademik sebelum berlakunya Undang-Undang No.12 Tahun 2011

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, sudah ada undang-undang yang mengatur pembentukan peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005 dikeluarkan Peraturan Presiden Nomo 68 Tahun 2005, peraturan presiden ini mengatur mengenai definisi naskah akademik dan pengaturan lebih lanjut mengenai naskah akademik dengan peraturan menteri, sehingga akhirnya dikeluarkan Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Nomor M.HH-01.PP.01.01 Tahun 2008 yang dalam peraturan menteri ini terdapat lampiran pedoman penyusunan naskah akademik rancangan peraturan perundang-undangan. Adapun sistematika teknik penyusunannya naskah akademik pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM, yaitu sebagai berikut.

LATAR BELAKANG B. IDENTIFIKASI MASALAH

PENUTUP

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pokok pikiran tentang konstatering fakta-fakta yang merupakan alasan-alasan pentingnya materi hukum yang bersangkutan harus segera diatur;. Daftar Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dan yang dapat dijadikan dasar hukum bagi pengaturan materi hukum yang bersangkutan.

RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK 1. Ketentuan Umum

Luas lingkup materi yang diatur, dan kaitannya secara sistematik dengan lain-lain peraturan perundang-undangan;. Apakah semua materi Naskah Akademik sebaiknya diatur dalam satu bentuk undang-undang atau ada sebagian yang sebaiknya dituangkan dalam peraturan pelaksana atau peraturan yang lain;. Usulan mengenai penetapan skala prioritas penyusunan Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan dan saat paling lambat RUU/RPP harus selesai diproses, beserta alasannya/sebabnya.

LAMPIRAN 1. Daftar Kepustakaan

  • Naskah Akademik berdasarkan ketentuan Undang-Undang No

Bagian Kedua Naskah Akademik adalah konsep awal RUU atau RPP yang terdiri dari pasal-pasal yang diusulkan dan sudah memuat saran-saran yang konkrit. Memuat pokok-pokok pikiran dan konstatasi fakta yang menunjuk pada perlunya/urgensi pengaturan materi hukum yang bersangkutan. Memuat daftar Peraturan Perundang-undangan yang perlu diganti, dan/atau yang berkaitan serta dapat dibedakan dijadikan alas/dasar hukum bagi pengaturan materi hukum yang dibuat Naskah Akademik- nya.

Memuat Konsep tentang asas-asas dan materi hukum yang perlu diatur, serta rumusan norma dan pasal-pasalnya yang disarankan, bila mungkin dengan mengemukakan beberapa alternatif. Ketentuan peralihan harus memuat pemikiran tentang penyelesaian masalah/keadaan atau peristiwa yang sudah ada pada saat mulai berlakunya peraturan perundang-undangan baru. Ketentuan-ketentuan tentang penerapan peraturan perundang- undangan baru terhadap keadaan yang terdapat pada waktu peraturan perundang-undangan yang baru itu mulai berlaku.

Ketentuan-ketentuan mengenai aturan khusus bagi keadaan atau hubungan yang sudah ada pada saat mulai berlakunya peraturan perundang-undangan baru itu. Saran tentang penunjukan lembaga/instansi atau perlengkapan negara yang terkait dan karena itu perlu diikutsertakan dalam penyusunan dan pelaksanaan Rancangan Undang-Undang/. Pendapat tentang pengaruh Undang-Undang yang baru terhadap Undang-Undang yang lain: baik yang sudah ada sebelumnya dan Undang-Undang yang masih harus dimuat.

33 Meskipun naskah akademik sudah ada pengaturannya, namun karena bentuk aturan yang mengatur mengenai naskah akademik tersebut masih dalam bentuk Peraturan Presiden, Peraturan Menteri maupun Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional, maka naskah akademik pada masa itu, masih belum terlalu dianggap penting di dalam pengajuan RUU. Seharusnya untuk naskah akademik rancangan undang-undang, apabila dilihat dari hierarki perundang- undangan, pengaturannya juga harus menggunakan bentuk produk hukum yang setara, yaitu diatur dengan undang-undang. Naskah akademik setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 yang merupakan undang-undang pengganti dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 yang mengatur mengenai Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, telah mengatur mengenai pengaturan mengenai naskah akademik secara tegas.

Pengaturan mengenai naskah akademik dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ini, mengatur mengenai kewajiban dari pembentuk undang-undang dalam mengajukan RUU menyertakan naskah akademik. Adapun sistematika dari naskah akademik dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 ini, yang diatur dalam Lampiran 1 Undang-Undang ini, yaitu.

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIS EMPIRIS I EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

Simpulan

Sudah terdapat pengaturan mengenai Naskah Akademik sebelum adanya pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH- 01.PP.01.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Perundang-Undang. Peraturan Presiden Nomo 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Dan Rancangan Peraturan Presiden.

Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Nomor G- 159.PR.09.10 Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah akademik Peraturan Perundang-Undangan. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1970 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang dan Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Pengaturan Naskah Akademik pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menjadi lebih baik dari pengaturan-pengaturan sebelumnya.

Saran-Saran

Halim, Hamzah dan Kemal Redindo Syahrul Putera, 2009, Cara Praktis Menyusun Dan Merancang Peraturan Daerah (Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Disertai Manual) : Konsepsi Teoritis Menuju Artikulasi Empiris, Kencana Perdana Media Group, Jakarta. Kelsen, Hans, 2007, General Theory of Law and State (Teori Hukum Dan Negara : Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik), diterjemahkan oleh H. Vlies, I.c Van Der, 2005, Buku Pegangan Perancangan Peraturan Perundang- Undangan, diterjemahkan oleh Linus Doludjawa, Direktoral Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta.

Subawa, Made, 2003, “Implikasi Yuridis Pengalihan Kekuasaan Membentuk Undang-Undang Terhadap Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesi Pasca Perubahan ndang-Undang Dasar”, (diseratsi) Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043.

Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-undangan, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan Presiden.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang ITE mengatur tindak pidana pencemaran nama baik melalui media elektronik dengan memberikan pidana terhadap semua

Ketentuan Pasal 44 ayat (I) dan Pasal 64 ayat (1) Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 menghendaki baik penyusunan naskah akademik maupun rancangan undang-undang dilakukan

Perlindungan hukum terhadap hak cipta software diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (pada Pasal 1 Angka 9, Pasal 11 Ayat 2, Pasal 40 Ayat 1,

Hal ini secara tegas diatur dalam Pasal 52 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang mengatur bahwa perjanjian kerja yang dibuat oleh para

Bahwa pada Pasal 1 angka 1, Pasal 4 ayat (1) dan penjelasan Pasal 4 ayat (1) Undang – Undang Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, yang merupakan Undang-Undang

“Undang-Undang ini menggunakan nama Sistem Peradilan Pidana Anak tidak diartikan sebagai badan peradilan sebagaimana diatur dalam pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Wewenang diskresi penyidik tersebut diatur dalam Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang mengatur sebagai berikut “Perintah

Latar Belakang Latar belakang memuat pemikiran dan alasan-alasan perlunya penyusunan Naskah Akademik sebagai acuan pembentukan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah