• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI ... - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI ... - Unismuh"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan Hasil Penelitian

Sefryan Ardi Saputra (2014) berjudul Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Desa Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil survei ini menunjukkan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang siap melaksanakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di kecamatan.

Tinjauan Teoretis

  • Pengertian Implementasi
  • Pengertian Pemberdayaan
  • Program dan Pemberdayaan Masyarakat
  • Definisi Masyarakat Pesisir
  • Program Pemerintah dan Pemberdayaan Masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan, sebagaimana disebutkan di atas, ketidakberdayaan nelayan miskin terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang berlaku pada mereka di masing-masing daerah. Untuk mengentaskan kemiskinan pada masyarakat pesisir, khususnya nelayan miskin, pemerintah telah melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat. Program PEMP yang ditetapkan pemerintah pusat telah memberikan dampak positif terhadap nelayan miskin di wilayah pesisir.

Beberapa aspek yang mengalami perubahan pasca penerapan program ini antara lain aspek pendapatan nelayan. Sebelum diterapkannya strategi pemberdayaan dalam bentuk PEMP, nelayan mempunyai pendapatan yang rendah karena pedagang ikan memiliki daya tawar yang lebih besar dibandingkan nelayan dalam menentukan harga ikan yang ditangkapnya. Tidak hanya melalui PEMP, pemberdayaan masyarakat pesisir, khususnya nelayan miskin, juga dapat dilakukan melalui bentuk program lain dari pemerintah maupun dari masyarakat nelayan itu sendiri.

Strategi ini sangat penting karena pada dasarnya permasalahan utama yang selalu dianggap sebagai faktor penghambat utama untuk mengangkat taraf perekonomian nelayan miskin adalah sulitnya memperoleh modal untuk mengembangkan teknologi dan skala usaha. Pemerintah mungkin akan mengalokasikan dana yang lebih besar untuk memberikan modal kepada nelayan, karena tingginya tingkat keengganan perbankan di Indonesia untuk memberikan modal bagi usaha penangkapan ikan nelayan. Perbaikan sistem dan pengembangan akses pemasaran merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pemerintah daerah, sehingga nelayan miskin dapat bersaing dengan nelayan kaya dan pemilik modal lainnya.

Harapannya melalui kelembagaan yang kemudian dibentuk akan mendorong modal sosial nelayan sehingga memiliki kekuatan sosial dan ekonomi yang lebih mandiri. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh nelayan miskin di wilayah pesisir tertinggal sangat mempengaruhi perkembangan usaha mereka.

Kerangka Pikir

Implementasi program ini dilakukan melalui Bumdes yang merupakan salah satu program pemerintah desa untuk mengatasi permasalahan permodalan dan sosial masyarakat pesisir. Sebagian masyarakat pesisir mengalami keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya, sehingga keberadaan Bumdes khusus masyarakat diharapkan dapat meringankan beban mereka. Penyelenggaraan Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir mempunyai tujuan utama untuk memberikan akses dan kemudahan permodalan bagi masyarakat sejalan dengan model pelaksanaan dari segi komunikasi, sumber daya, disposisi dan sistem birokrasi yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

Deskripsi Fokus Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Tipe Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Sumber Data
  • Unit Analisis dan Penentuan Informan
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Temuan

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene. Selain itu, penjelasan berbeda disampaikan salah satu perwakilan masyarakat pesisir di Desa Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene sebagai berikut. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Balombong Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene.

Oleh karena itu berdasarkan hasil wawancara tersebut ditemukan adanya kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene. Faktor pendukung tersebut dapat mendorong keberhasilan dalam proses pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene.

Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene adalah tumpang tindih antara Dinas Kelautan dan. Strategi komunikasi yang dilakukan pemerintah daerah dan pemerintah desa Balombong dilakukan dengan sosialisasi top-down mengenai program pemberdayaan masyarakat pesisir di Desa Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene. Sedangkan kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Desa Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene adalah tumpang tindih antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi.

Gambar 3.1. Teknik Analisis Data oleh Miles dan Huberman
Gambar 3.1. Teknik Analisis Data oleh Miles dan Huberman

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Desa Balombong

Desa Balombong yang sebelum ditetapkan atau dikembangkan menjadi satu desa merupakan satu kesatuan dari Desa Sirindu yang meliputi Kelurahan Pesuloang, Kelurahan Leba, Kelurahan Balombong Selatan, Kelurahan Balombong Utara dan Kelurahan Ulu Balombong, Kelurahan Parappe, Kecamatan Salewang, Kecamatan Sirindu, Udzung. Lingkungan Kecamatan Ambawe dipimpin oleh Camat Sirindu Muh pada tahun 2010. Yassin Djamil, S.Sos. Masyarakat Balombong sudah lama ingin sejahtera karena terbukti dari kondisi penduduknya yang memenuhi syarat untuk menjadi desa atau hidup mandiri. Ia mengatakan, masyarakat mempunyai beberapa kendala dalam pembentukan Desa Balombong. Awalnya Balombong dan Pesuloang akan dilebur menjadi satu desa, karena syarat menjadi desa tidak mungkin jika Pesuloang tidak bergabung.

Majene, Camat Pamboang, Kepala Desa Sirindu, dan tokoh masyarakat memutuskan Desa Balombong dan Desa Pesuloang masing-masing menjadi desa tersendiri. Majene Nomor: 1 Tahun 2010 tentang Pedoman dan Penetapan Penghapusan dan Penggabungan Desa di 8 Kecamatan Pamboang di Kab. Pada tahun 2011, untuk pertama kalinya diadakan pemilihan Kepala Desa, yaitu Pak. Napsir terpilih dan memperoleh suara terbanyak dari lima orang calon dan pada tahun 2017 kembali diadakan pemilihan Kepala Desa, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 2017, dan kembali lagi Bapak. Napsir terpilih kembali memimpin Desa Balombong periode dengan perolehan suara terbanyak dari 3 calon Kepala Desa Balombong.

Secara geografis Desa Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene memiliki luas wilayah 3,32 Km2 yang terdiri dari 3 (tiga) dusun dan 8 (delapan) Rukun Tetangga (RT). Selain itu, jarak Desa Balombong dengan Ibu Kota Kabupaten adalah 5 km, sedangkan jarak Desa Balombong dengan Ibu Kota Kabupaten Majene adalah 20 km, dan jarak antara ibu kota desa dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Barat adalah 120 km. Secara umum kondisi sosial Desa Balombong cukup tinggi, terlihat dari sifat gotong royong yang mampu menggerakkan masyarakat, kerja bakti sosial masih terlihat di tempat-tempat ibadah seperti masjid dan fasilitas umum lainnya, sejumlah fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit terdekat serta fasilitas umum dan prasarana pendidikan juga tersedia bagi akses masyarakat terhadap pendidikan dasar dan menengah seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi, yang juga dapat dikatakan letaknya berdekatan. kota.

Tabel  4.3  Mata  Pencaharian  Desa  Balombong  Kecamatan  Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Komunikasi merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya suatu implementasi kebijakan publik khususnya program pemberdayaan masyarakat pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene. Bentuk komunikasi yang dilakukan pemerintah provinsi Sulawesi Barat dan pemerintah daerah Kabupaten Majene adalah dengan mensosialisasikan program tersebut kepada masyarakat, sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara sebagaimana dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan pemerintah daerah dan pemerintah desa Balombong dilakukan secara top-down contact mengenai program pemberdayaan masyarakat pesisir di desa Balombong kecamatan Pamboang. Kabupaten Maine.

Selain itu, pemerintah daerah memberikan bantuan sumber daya anggaran melalui Dinas Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pemerintah daerah dan pemerintah desa konsisten dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Majene. Indikator selanjutnya adalah mengukur implementasi kebijakan/program pemberdayaan masyarakat pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene dengan melihat hasil indikator disposisi yaitu sifat pelaksana kebijakan, aparatur birokrasi, pemerintah desa dan masyarakat sebagai tujuan dan sasaran program.

Oleh karena itu, hasil wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut. Selain itu, hasil wawancara juga sesuai dengan keterangan yang disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene berikut ini. Bidang Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pelatihan untuk menunjang ilmunya ketika terjun ke lapangan” (Wawancara “S” 25 September 2018).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program

Selain itu, penjelasan mengenai keberhasilan proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pesisir juga disampaikan oleh perwakilan masyarakat nelayan sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang menyukseskan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pesisir Desa Balombong adalah keselarasan antara kebijakan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Kelautan dan Perikanan. diekspor. Dinas dan Pemerintahan Desa Balombong. Namun kendala tersebut dapat diatasi dengan memperkuat komunikasi dan koordinasi aktif antara masyarakat, pemerintah kota Balombong, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Desa Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene adalah adanya tumpang tindih antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majene. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat.

Pembahasan

Pemerintah daerah dan pemerintah desa konsisten dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Majene. Pemerintah daerah dan pemerintah desa telah menerapkan dengan baik indikator disposisi yang ditandai dengan pemberian upah (insentif) kepada aparatur yang akan melaksanakan kebijakan/program pemberdayaan masyarakat pesisir di desa Balombong. Selain itu, unit ini dibekali dengan pengetahuan dan wawasan mengenai pemberdayaan masyarakat pesisir karena mereka telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu sebelum berinteraksi dengan masyarakat pesisir di Desa Balombong.

Struktur dan sistem birokrasi secara umum masih mempunyai beberapa kelemahan dan terdapat beberapa kendala yang penulis identifikasi khususnya pada bidang tumpang tindih tanggung jawab urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat pesisir antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat. Dinas dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Majena. Salah satu faktor yang menyukseskan pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Desa Balombong adalah keselarasan antara kebijakan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Majena melalui Dinas Kelautan dan Perikanan dan Pemerintah Desa Balombong. Selain itu, kendala-kendala yang teridentifikasi harus dapat diselesaikan oleh seluruh pemangku kepentingan guna mengurangi berbagai kelemahan dalam proses pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Desa Balombong, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene.

Selain itu, dari segi sumber daya, pemerintah daerah dan pemerintah desa juga konsisten dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Majene. Faktor yang menyukseskan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pesisir di Desa Balombong adalah keselarasan antara kebijakan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Kelautan dan Perikanan dan Pemerintah Desa Balombong. Pada tahun 2016 melanjutkan program postdoctoral di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik dengan konsentrasi Kebijakan Publik dan selesai pada tahun 2019 setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul “Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Kabupaten Majene”.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1. Teknik Analisis Data oleh Miles dan Huberman
Tabel  4.3  Mata  Pencaharian  Desa  Balombong  Kecamatan  Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat

Referensi

Dokumen terkait

The limitations of the problems in the design of the pig manure waste treatment installation system are as follows: a Design of an automation system for treating pig manure, b In