• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ISBN 978-602-5595-19-6 MONOGRAF - Hang Tuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF ISBN 978-602-5595-19-6 MONOGRAF - Hang Tuah"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Definisi Garam

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi garam manusia melalui teknologi garam dan Artemia yang terintegrasi. Oleh karena itu, sangat tepat jika kita fokus pada pemberdayaan usaha garam rakyat di daerah Paciran, fokus pada pemberdayaan garam untuk menunjang kebutuhan garam nasional.

Gambar 2. Kawasan Lahan Pegaraman Indonesia.
Gambar 2. Kawasan Lahan Pegaraman Indonesia.

Kualitas Garam

Air laut dengan kadar rata-rata seperti di atas mempunyai sifat/perilaku kristalisasi berdasarkan perbedaan densitas seperti terlihat pada Tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa mutu garam manusia masih belum memenuhi kategori mutu I dan II yang diinginkan seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 2. Komposisi Ion pada Salinitas 35 ppt
Tabel 2. Komposisi Ion pada Salinitas 35 ppt

Potensi Garam di Lahan

Pengambilan sampel garam krosok dilakukan dari hasil kristalisasi ladang garam dan gudang garam krosok milik masyarakat yang terletak di sekitar pantai utara Jawa Timur dan pantai selatan Pulau Madura. Sedangkan pengambilan sampel air laut dilakukan dengan perahu tradisional milik masyarakat dengan arah mendekati ladang garam dan pada titik di bawah 1,5 meter dari permukaan air pasang, dimana titik tersebut dimanfaatkan oleh petani garam sebagai sumber bahan baku utama. bahan pembuatan garam krosok. Selama penelitian dilakukan uji visual dan parameter fisik seperti diameter dan kemurnian garam crosoc, serta suhu, kecerahan dan salinitas air laut.

Berdasarkan pasang surut air laut dan keberadaan ladang garam di Pulau Jawa dan Madura, lokasi titik pengambilan sampel berada di wilayah Pantura Jawa Timur dan Pulau Madura bagian selatan Tuban, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Probolinggo, Pamekasan dan Sumenep direncanakan seperti terlihat pada Tabel 9. Pertama-tama perlu disinggung mengenai pengelolaan lahan garam, agar mutu garam crosok dapat berada pada posisi mutu II dan I sesuai peraturan direktur jenderal. perdagangan luar negeri no. 02/DAGLU/PER/5. /2011. Upaya lainnya adalah dengan sentuhan teknologi pemurnian garam krosok menjadi garam halus sehingga mutu garam konsumsi memenuhi SNI 2010.

Berdasarkan uraian hasil uji air laut terlihat bahwa penentuan lokasi air laut sebagai sumber bahan baku pembuatan garam crocus sangat diperlukan dalam menentukan komposisi ion air laut sebagai unsur pembentuk senyawa pada garam. .

Gambar 3. Pasut Air Laut Indonesia
Gambar 3. Pasut Air Laut Indonesia

Hasil Rekayasa Teknologi Pemrosesan

Produk garam dihasilkan dari tiga tingkat tangki pencucian - 1 "pencucian basah" yang pada akhirnya disimpan di tangki penyimpanan air lama. Tahap pertama pada proses pencucian garam adalah penggunaan air pencuci dengan tingkat kekentalan 0,0Be, dan air garam lama yang dihasilkan (disc mill dan dumping tank) mencapai 21,0Be. 20 200 Air mengalir dari belakang dan atas disc mill, hasil pencucian dump tank lama dan air dari washing tank mencapai 18 0Be.

10 100 Air mengalir dari bagian belakang dan atas disc mill, hasil proses pencucian dump tank lama dan air dari washing tank mencapai 18 0Be. Pada prinsipnya proses evaporasi-distilasi menggunakan air sisa hasil kristalisasi garam ladang atau air cucian garam crocus dengan kayu bakar atau LPG sebagai upaya proses kristalisasi garam dari air lama. Hasil air tua yang dipanaskan menjadi kristal garam bening atau putih untuk meningkatkan derajat keputihan dan kandungan NaCl.

Selesaikan desain peralatan evaporasi untuk memasukkan air garam lama dan pipa knalpot.

Gambar 5. Metode Penguapan
Gambar 5. Metode Penguapan

PROSES PEMURNIAN GARAM

Teknologi Produksi

Buku ini memaparkan inovasi penggunaan tangki pencuci secara bertahap sebagai tempat pencucian garam (tempat pencucian basah) yang optimal dan mesin pelembut garam untuk menggiling garam sebelum mencuci garam di tempat pencucian garam. Jadi tujuan yang pertama adalah untuk mempercepat proses produksi dan meningkatkan kadar NaCl serta mengurangi kotoran atau pengotor yang bercampur dengan garam pada proses pencucian basah, efek dari pencucian. Manfaat yang akan diperoleh adalah peningkatan kandungan NaCl pada proses pencucian garam, serta peningkatan kecepatan proses pembuatan garam dan penghilangan kotoran yang menempel pada garam untuk memperoleh hasil garam yang maksimal melalui pemurnian garam. proses menggunakan larutan garam basah. sistem cuci atau cuci kering sehingga dapat menghemat tenaga, waktu dan tempat yang luas bagi petani garam.

Kondisi disc mill dan tangki pencuci di Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran - Lamongan yang dibangun akan disesuaikan untuk mencuci garam secara horizontal dengan menggunakan dump tank sebagai fungsi pencucian garam selanjutnya sebelum masuk ke tangki cuci. Hasil kandungan NaCl pada proses pencucian garam pada tangki pencucian dalam satu kali proses lebih sedikit dibandingkan dengan proses kristalisasi garam kimia. Namun kandungan pengotor khususnya Cl¯ dan Ca pada kristalisasi garam kimia lebih besar dibandingkan hasil pencucian garam dalam tangki pencucian untuk satu kali proses.

Oleh karena itu diperlukan suatu proses untuk meningkatkan konsentrasi NaCl pada air laut sebelum dicampurkan dengan garam crocus untuk lebih mempercepat proses tersebut.

Gambar 7.  Kondisi Eksisting Disc Mill & Wash Tank  di Ponpes Sunan Drajat, Paciran - Lamongan
Gambar 7. Kondisi Eksisting Disc Mill & Wash Tank di Ponpes Sunan Drajat, Paciran - Lamongan

Peningkatan Capaian Kinerja

Air laut sebagai bahan dasar cair digunakan untuk membuat air tua dan ditambahkan garam crosox, dimana hasil pengujian air laut menunjukkan pengujian sebagai berikut: air laut yang belum diolah mengandung konsentrasi 3 - 4°BE dengan kandungan NaCl sebesar 23% air laut yang telah diolah dengan pemanasan dalam waktu ± 3 jam. Langkah -3 Pada tahap proses ini produk garam “wet wash” yang dikeluarkan dari penangas air lama ditiriskan hingga benar-benar kering menggunakan mesin spinner yang kemudian dilanjutkan mengeringkan garam menggunakan mesin pengering. Setelah menemukan desain terbaik, alat dibuat dan dirakit, dimana garam tumbuk dan air tua yang dihasilkan dimasukkan ke dalam hammer mill (pelembut garam), atau proses pemurnian garam melalui pompa impeller dilakukan secara basah multi tahap. proses pencucian garam (washing tank) dengan tujuan untuk meningkatkan kadar NaCl dan kecepatan proses serta menghilangkan pengotor pada garam.

Profil tangki penyimpanan air limbah bertambah satu kali lipat dan ukurannya menjadi dua kali lipat. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan garam dari air bekas hasil pencucian garam. Dilakukan sendiri di laboratorium dengan alat dan bahan yang digunakan: meja kristalisasi, air laut yang digunakan berasal dari 24 ◦Air rejeki dengan pH 5,6. Keberadaan disc mill atau tangki limbah di Paciran belum menghasilkan produk garam yang kualitas NaClnya belum optimal. Oleh karena itu, perlu ditambahkan tangki pembuangan pada disc mill untuk menampung air dan garam lama dari disc mill.

Profil tangki penyimpanan air lama bertambah satu ukuran lebih panjang dan dua kali lebih besar.

DISC MILL DAN WASH TANK

Rancang Bangun Disc Mill

Penelitian pendahuluan menentukan metode pelunakan garam yang akan digunakan untuk merancang pelembut garam. Secara umum penentuan metode melihat efektivitas dan keberhasilan sejumlah metode pelunakan yang ada. Untuk melihat keberhasilan dan efektivitas masing-masing metode, dilakukan pengujian di laboratorium. Pengujian dilakukan dengan membuat prototipe yang berbeda seperti metode yang sudah ada dengan variabel yang berbeda dan menguji prototipe tersebut serta menganalisis keberhasilan dan efektivitasnya dalam melunakkan garam. tingkat keberhasilan dan efektivitasnya adalah ukuran butir, kecepatan, kapasitas, dan sebagainya). Dengan melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya maka perencanaan mesin diperhalus pada perencanaan umum seperti pada perencanaan peralatan produksi secara umum dengan menggunakan metode aproksimasi yang relevan dengan mesin yang akan direncanakan.

Produksi mesin pelunak garam atau disc mill sesuai rencana yang ada berlangsung di bengkel produksi.

Gambar 10. Desain Disc Mill IDS000001519  Keterangan gambar
Gambar 10. Desain Disc Mill IDS000001519 Keterangan gambar

Cara Kerja Disc Mill

Rancang Bangun Wash Tank

Cara Kerja Wash Tank

Rancang Bangun Dump Tank

Instal-Uji Coba Disc Mill dan Wash Tank . 40

Kunjungan LPPM UHT dan asesor internal pada disc mill, tangki septik dan proses pengujian. Hasil laboratorium kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga menunjukkan kandungan garam krosok terhadap kadar garam yang dihasilkan pada proses pencucian basah ditunjukkan pada Tabel 15 sampai dengan Tabel 19. 23°BE dari Proses Tangki Limbah. Hal ini memberikan indikasi bahwa kedua alat ini layak digunakan, karena dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kadar NaCl pada garam.

13 200 - Air mengalir dari bagian belakang dan atas disc mill, hasil proses pencucian air dari dump tank dan washing tank 16 ◦ Be. Hasil uji laboratorium kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga menunjukkan bahwa kadar NaCl garam krosok sampai dengan kadar garam NaCl yang dihasilkan pada proses pencucian basah multi tahap (proses terbuka) menunjukkan kadar NaCl meningkat dari 95,46% menjadi 98,20%. Hal ini menunjukkan bahwa melalui proses pencucian basah multi tahap telah berhasil meningkatkan kandungan NaCl pada garam dengan menghilangkan pengotor yang ada di dalamnya, yang berarti hasil dari proses tersebut adalah peningkatan kualitas garam hingga kualitas tone satu. .

Hal ini juga menunjukkan bahwa proses pencucian multifasa layak digunakan karena dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kadar NaCl pada garam.

Gambar 14. Panel Listrik Proses Pencucian Garam  Basah
Gambar 14. Panel Listrik Proses Pencucian Garam Basah

Rancang Bangun Evaporasi - Destillasi

Pembangunan tangki pencuci berdasarkan perencanaan desain pencucian garam secara bertahap akan dilakukan di bengkel produksi.

Gambar 18. Evaporasi – Distilasi IDP000053717  Keterangan Gambar :
Gambar 18. Evaporasi – Distilasi IDP000053717 Keterangan Gambar :

Cara Kerja Evaporasi – Distillasi

Biasanya masyarakat yang berprofesi sebagai petani garam membuat garam dari air laut dengan cara diuapkan di bawah sinar matahari langsung, sehingga kemungkinan sedikitnya garam yang didapat disebabkan oleh penguapan. Cara penguapannya adalah dengan membangkitkan panas pada alat evaporasi, sehingga air yang lama mendidih dan menguap, kemudian dialirkan melalui saluran tabung destilasi. Uap tersebut mengalami pendinginan di dalam tabung distilasi dengan bantuan mesin pendingin atau menara pendingin, sedangkan asap pemanas keluar melalui tabung gas buang.

Akibat pemanasan air lama, akan terbentuk kristal garam halus dan kotoran serta mineral yang tercampur di dalam air lama akan terpisah.

Instal-Uji Coba Evaporasi – Distillasi

Sedangkan cara yang digunakan adalah dengan memanaskan meja evaporasi sehingga mengakibatkan sisa garam yang tertimbun lebih banyak. Evaporasi - Distilasi IDP000053717 Pembangunan dan pengujian peralatan evaporasi - distilasi untuk air garam berumur dilakukan di Mr. Bengkel pembuatan Budtomo (HP dan berlokasi di Dusun Sumbersari/Cembo, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Air laut tersebut memakan waktu yang cukup lama hingga semuanya menguap dan hanya tersisa endapan putih berupa kristal halus berwarna putih.

Dalam proses pembuatan garam dilakukan dengan cara pemanasan dengan bantuan kayu dan kuarsa, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan dengan sinar matahari langsung untuk menghilangkan hidrat yang masih terkandung.Biasanya para pembuat garam membuat garam dari air laut dengan cara diuapkan dengan sinar matahari langsung. jadi setidaknya garam itu mungkin. Dari tabel diatas terlihat garam crosco diolah dengan cara digiling dengan air tanah 0° Be, kandungan NaCl hanya lebih rendah 89,77% dibandingkan kadar garam. Produktivitas perusahaan garam Indonesia saat ini masih rendah terutama dari segi kualitas, sehingga penggunaan tangki pengendapan dan tangki pencucian akan berdampak pada peningkatan kualitas garam NaCl hasil olahan.

Penyelesaian desain dan konstruksi peralatan disc mill dan waste tank yang belum sempurna sehingga peningkatan NaCl dan kecepatan proses produksi mencapai maksimal.

Gambar 19. Meja Re-kristalisasi
Gambar 19. Meja Re-kristalisasi

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil percobaan kecepatan proses mesin cuci basah mencapai kapasitas 10 kg per menit, sedangkan hasil uji laboratorium kadar garam crosox sebesar 95,46%.

Saran

Amarullah, Husni dan Sriyanto, 2006, Teknologi Garam Artemia dan Produk Terkait Lainnya, BPPT, Makalah Workshop Masa Depan Industri Garam di Indonesia. Purbani, D., 2002, Proses pembentukan kristalisasi garam, Pusat Penelitian Kawasan Laut dan Sumber Daya Non Hayati, Badan Penelitian Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Pengembangan Perusahaan Garam dan Artemia Terpadu, Pusat Penelitian Kawasan Kelautan dan Sumber Daya Non Hayati, Badan Penelitian Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.

Saksono, N., 2002, Kajian Pengaruh Proses Penggaraman Terhadap Komposisi dan Stabilitas Iodium Garam Meja, Makara Teknologi, vol.

Gambar

Gambar 2. Kawasan Lahan Pegaraman Indonesia.
Tabel 2. Komposisi Ion pada Salinitas 35 ppt
Tabel 3.  Tingkat Kepekatan dan Senyawa Terendam dari  Air Laut
Gambar 3. Pasut Air Laut Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

EDITOR W L Michell FFA Crit Care University of Cape Town DEPUTY EDITOR B Morrow BSc Physio, PhD University of Cape Town NURSING SCIENCE EDITOR P Brysiewicz RN, PhD University of