• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Itepa Vol 5 No. 1 - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Itepa Vol 5 No. 1 - Unud"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

itepa

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

ISSN 2527-8010

(2)

SUSUNAN PENGURUS JURNAL Itepa Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Penasehat

Pembantu Dekan I Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Pembantu Dekan II Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Pembantu Dekan III Fakultas Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

Ketua Program Studi S1 Ilmu dan Teknologi Pangan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu dan Teknologi Pangan

Pemimpin Redaksi Ir. I Gusti Ayu Ekawati, MS.

Anggota Redaksi IDP Kartika Pratiwi, S.TP., MP

Luh Ari Yusasrini, S.TP., M.Si Luh Putu Trisna Darmayanti, S.Hut., MP

AA Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.Sc Ni Made Indri Hapsari, S.TP., MP

Penyunting Ahli (Mitra Bestari)

Prof. Dr. Ir. I Ketut Suter, MS. (Univ. Udayana) Prof. Dr. Ir. I Made Sughita, M.Sc. (Univ. Udayana)

Dr. Ir. I N Kencana Putra, MS. (Univ.Udayana) Dr. Ir. Dewa Gede Mayun Permana, MS. (Univ.Udayana)

Ir. Putu Timur Ina, MS. (Univ, Udayana) Ir. Agus Selamet Djuniadji, Msi (Univ. Udayana)

Ir. Ni Made Yusa, MSi. (Univ.Udayana) Ir. KA. Nocianitri, M.Agr.Sc (Univ.Udayana) Ni Wayan Wisaniyasa, S.TP., MP (Univ.Udayana) I Putu Suparthana, S.P., M.Agr., Ph.D (Univ.Udayana)

Putu Ari Sandhi W, S.TP., MP (Univ.Udayana) I Wayan Rai Widarta, S.TP., MSi (Univ.Udayana) Ni Nyoman Puspawati, S.TP., MSi (Univ.Udayana)

Alamat Redaksi

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Telp./Fax. (0361) 701801

email : [email protected]

(3)

DAFTAR ISI

VIABILITAS Lactobacillus rhamnosus SKG 34 DALAM BERBAGAI JENIS ENKAPSULAN DAN SUHU PENYAJIAN

1-13

Adiel Kunti Permatasari, Komang Ayu Nocianitri, Agus Slamet Djuniaji

PENGARUH RASIO DAGING DAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KARAKTERISTIK SELAI

14-25

Anindya Putri Hardita, Ni Made Yusa, Agus Slamet Djuniaji

PENGARUH PERBANDINGAN KENTANG KUKUS DENGAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES

26-36

Kadek Ari Rahmadani, Ni Wayan Wisaniyasa, Putu Ari Sandhi Widpradnyadewi

PENGARUH PERBANDINGAN BERAS DAN PASTA UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var Ayamurasaki) TERHADAP KARAKTERISTIK NASI SEHAT

37-47

I Kadek Arif Arif Widyasnawan, Putu Timur Ina, I Wayan Rai Widarta

KAJIAN PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP SIFAT KIMIA, FISIK DAN SENSORI ES KRIM

48-58

Ni Putu Astrinia Djelantik, I Ketut Suter, I Made Sugitha

PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Var.

Amarum) TERHADAP KARAKTERISTIK TEH DAUN KELOR (Moringa oleifera)

59-68

Ni Putu Ayu Wisakarani, Putu Timur Ina, I Gusti Ayu Ekawati

PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN MATOA (Pometia pinnata)

69-79

Nyoman Citra Suryani, Dewa Gde Mayun Permana, AA GN Anom Jambe

(4)

1 KAJIAN PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum SEBAGAI BAHAN PENGISI

TERHADAP SIFAT KIMIA, FISIK DAN SENSORI ES KRIM Ni Putu Astrinia Djelantik1, I Ketut Suter2, I Made Sugitha2

Email: [email protected] ABSTRACT

The purposes of this research were to know the effect of the using of seaweed Eucheuma spinosum and the best concentration as a filler to the chemical, physical and sensory ice cream. The Randomized Block Design (RBD) were used to evaluate the research with five treatments of E.

spinosum concentration such as: 0, 5, 10, 15 dan 20% and three replications to obtain 15 units experiment. The variables measured were fat, protein, ash, crude fiber content, melting resistance, aroma, texture, color, flavor and overall acceptance. The data were analyzed by SPSS 17th version and if there was impact on the treatments, it would be followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT).

The results showed that E. spinosum were significantly effect to the chemical, physical and sensory ice cream. It could be concluded that the best result was obtained by using 10% of E. spinosum with the characteristics of 12,39% fat, 2,42% protein, 0,59% ash, 18,34% crude fiber, melting resistance of 367 seconds or 6 minutes 12 seconds, colour 4,1 (yellowish white), texture 3,5 (soft), aroma 3,9 (typical little milk), taste 5,5 (like) and 5,6 overall acceptance (like).

Keywords : Eucheuma spinosum, Ice cream

PENDAHULUAN

Kebanyakan rumput laut di Indonesia diekspor ke luar negeri dalam bentuk rumput laut kering sebagai bahan baku industri, sehingga nilai rumput laut lebih banyak dirasakan oleh negara importir atau pengolahnya (Utomo, 2011). Rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi di Indonesia salah satunya adalah jenis Eucheuma spinosum tetapi pemanfaatannya masih belum banyak. E.spinosum mengandung karbohidrat sebesar 13,38% dan lemak yang rendah yaitu 0,13% serta mengandung serat kasar sebesar 1,39%, sehingga dapat dilakukan suatu upaya pemanfaatan rumput laut E.spinosum sebagai suatu produk olahan yang bermutu dan memiliki nilai tambah salah satunya sebagai bahan pengisi es krim. Suryanto (2011) mengatakan bahan pengisi pada umumnya memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi serta pengaruhnya kecil terhadap sifat emulsi. Bahan tersebut ditambahkan dalam produk untuk menambah bobot atau membantu meningkatkan volume produk (Astriani, 2013).

Es krim merupakan makanan yang banyak digemari oleh masyrakat dari semua kalangan yang dibuat dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan stabilizer dalam jumlah sedikit.

Nilai gizi es krim ditentukan oleh nilai gizi bahan pembuatannya (Fitrahdini, 2010), sehingga dengan penambahan rumput laut E.spinosum ini diharapkan akan dapat meningkatkan nilai gizi es krim dan menjadikan es krim sebagai salah satu pangan fungsional. Oleh karena hal tersebut, maka akan

1 Mahasiswa Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

2 Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Univeritas Udayana

(5)

2 dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan rumput laut E.spinosum sebagai bahan pengisi dan konsentrasi penambahan terbaiknya terhadap sifat kimia, fisik dan sensori es krim.

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian inidilaksanakan diLaboratorium Analisis Pangan dan Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana serta PT. Rodhi Jaya Hutama Jalan Waribang Gang Titi Batu no. 11, Denpasar. Penelitian dilakukan dari bulan Maret-April 2015.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah rumput laut E. spinosum yang didapat dari Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Badung, susu pasteurisasi merk Diamond,whiping cream merk Anchor , susu skim bubuk,gula merk Gulaku ,CMC yang didapat di UD. Fenny, Jl. Kartini no. 83, Denpasar, beras jenis C4, air mineral merk Aqua yang didapat di Minimarket Diani, Denpasar; HCl , heksan, tablet kjeldahl, Aquades, H2SO4, NaOH, Asam borat, Alkohol dan Phenolphtalin (PP) .

Alat-alat yang digunakan adalah ice cream maker(Frigomat), freezer(Sansio), kompor (Rinnai), termometer (Boeco), blender (Philiphs) , panci , pisau, talenan, spatula, sendok, toples plastik (Panda Stam), cup plastik, soxhlet, desikator, destilator, labu lemak, labu kjeldahl, pendingin balik, destruktor , kompor listrik, timbangan, muffle , cawan porselin, pinset, pipet tetes, pipet volume, erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), gelas beaker (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), biuret, bola hisap, kertas saring, benang wol, cawan petri, kertas whatman No. 42 , corong dan sendok.

Rancangan Penelitian

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan, sehingga didapatkan 15 unit percobaan. Perlakuan pada penelitian ini adalah penggunaan rumput laut E.spinosum sebanyak 0, 5, 10, 15 dan 20%. Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam menggunakan SPSS versi 17 dan jika perlakuan menunjukan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (Harsujowono, et.al., 2011).

Variabel Yang Diamati

Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu kadar lemak dengan metode hidrolisis (Sudarmadji, et.al., 1989), kadar protein dengan metode semi mikro kjeldhal (Sudarmadji, et.al., 1989), kadar abu dengan metode pengabuan kering (Sudarmadji, et.al., 1989), kadar serat kasar dengan metode asam-basa (Sudarmadji, et.al., 1989), resistensi pelelehan menurut Hubies et. al.,

(6)

3 (1996) dalam Achmad, et.al.,(2012) dan evaluasi sensori dengan metode skoring (warna, aroma dan tekstur) serta dengan metode hedonik (rasa dan penerimaan keseluruhan) (Soekarto, 1985).

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan bubur rumput laut diawali dengan merendam rumput laut E.spinosum kering dengan air cucian beras untuk menghilangkan bau amisnya. Air cucian beras didapat dari pencucian beras jenis C4 menggunakan air dengan perbandingan 1:5 . Rumput laut yang sudah disortasi dan dicuci kemudian direndam dengan perbandingan 1:2 selama 10 jam. Setelah itu rumput laut dihancurkan menjadi bubur dengan menambahkan air sebanyak 1:1 lalu ditimbang sesuai dengan perlakuan (Pratiwi, 2005). Proses pembuatan bubur rumput laut E.spinosum dapat dilihat pada Gambar 1 .

Gambar 1. Proses pembuatan bubur rumput laut (Pratiwi, 2005)

Proses selanjutnya adalah pembuatan es krim yang didahului dengan penentuan formula es krim. Pada penelitian ini menggunakan formula es krim kelas home made menurut Arbuckle (1977) yang dimodifikasi yaitu 10% lemak, 10% Susu Bubuk Tanpa Lemak (SBTL), 13% gula, 0,3%

stabilizer , rumput laut sesuai perlakuan (0, 5, 10, 15 dan 20%) dan air. Berdasarkan perhitungan, didapatkan jumlah masing-masing bahan yang akan digunakan seperti pada Tabel 1.

Rumput laut E.spinosum kering Disortasi

Dicuci Ditimbang Direndam selama 10 jam

Ditiriskan Dicuci

Dihancurkan hingga menjadi bubur

Bubur rumput laut Air Cucian Beras

(1:2)

Air (1:1)

Benda asing

(7)

4 Tabel 1. Formula Ice Cream Mix (ICM)

BAHAN JUMLAH ( g )

E0 E1 E2 E3 E4

Krim 461 461 461 461 461

Susu 872 872 872 872 872

Gula 260 260 260 260 260

SBTL (susu skim) 107 107 107 107 107

Stabilizer (CMC) 6 6 6 6 6

Bubur rumput lautE.spinosum 0 100 200 300 400

Bahan kering seperti gula, susu skim dan CMC dicampurkan menjadi satu dalam satu wadah (Campuran 1). Bahan cair seperti susu dan krim dicampurkan pada tempat terpisah, lalu dipanaskan dengan suhu ±400C selama 5 menit sambil terus diaduk (Campuran 2). Setelah itu campuran 2 dituangkan ke dalam campuran 1 dan diaduk hingga semua bahan tercampur lalu ditambahkan bubur rumput laut sesuai dengan perlakuan, campuran itu disebut Ice Cream Mix (ICM). Selanjutnya ICM dipasteurisasi dengan suhu 800C selama ± 30 detik kemudian didinginkan. ICM dimasukkan ke dalam ice cream maker dimana proses homogenasi dan pendinginan terjadi secara bersamaan dan proses ini dilakukan selama ± 30 menit. Es krim yang sudah jadi dikemas ke dalam toples plastik dan dipadatkan di dalam freezer selama 24 jam. Proses pembuatan es krim dapat dilihat pada Gambar 2.

(8)

5 Gambar 2. Proses pembuatan es krim dengan bahan pengisi rumput laut (Arbuckle (1977) yang

dimodifikasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil rerata kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar serat kasar dan resistensi pelelehan es krim dengan bahan pengisi rumput laut E.spinosum disajikan pada Tabel 2.

Susu skim, gula, CMC gula

Bubur Rumput Laut

Ditimbang Dicampur

Campuran1

Diaduk merata Ice cream mix

Dipasteurisasi dengan suhu 800C ± 30detik

Didinginkan

Dimasukkan dalam ice cream maker± 30 menit Dimasukkan dalam ice cream maker

Es krim (Soft)

Dikemas dan dipadatkan selama 24 jam Es krim (Hard)

Susu dan Krim

Ditimbang Dicampur Dimasak pada

suhu 400C selama 5 menit

Campuran 2

(9)

6 Tabel 2. Nilai rerata kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar serat kasar dan resistensi pelelehan

es krim dengan bahan pengisi rumput laut E.spinosum.

Parameter Konsentrasi Rumput Laut E.spinosum

0% (E0) 5% (E1) 10% (E2) 15% (E3) 20% (E4)

Kadar Lemak 10,86±0,16 a 12,08±0,55 b 12,39±0,25 b 12,79±0,14 bc 13,25±0,58 c Kadar Protein 2,19±0,02 a 2,39±0,01 b 2,42±0,02 bc 2,45±0,05 c 2,54±0,06 c Kadar Abu 0,47±0,01 a 0,51±0,02 b 0,59±0,02 c 0,60±0,01 c 0,66±0,02 d Kadar Serat

Kasar

1,83±0,09 a 15,09±0,57 b 18,34±1,13 c 20,35±0,98 d 25,48±0,05 e Resistensi

Pelelehan

268±22,7 a 332±5,57 b 367±6,24 c 410±11,50 d 448±13,53 e Keterangan: Nilai rerata yang diikuti huruf yang sama dalam satu baris menunjukkan perbedaan

yang tidak nyata (P>0,05).

Kadar Lemak

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan rumput laut E.spinosum berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap kadar lemak es krim. Penambahan rumput laut E.

spinosum menyebabkan meningkatnya kadar lemak es krim, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan rumput laut akan dapat meningkatkan kandungan lemak es krim. Perbedaan yang tidak nyata antara konsentrasi penambahan rumput laut E.spinosum sebanyak 5% (E1), 10% (E2) dan 15% (E3) dapat disebabkan karena kecilnya kandungan lemak pada rumput laut E.spinosum yaitu 0,13% (Poncomulyo, 2006 dalam Ulfah, 2009). Kadar lemak es krim semua perlakuan sudah memenuhi SNI 01-3713-1995 tentang es krim yaitu minimal 5 % (bb).

Kadar Protein

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan rumput laut E.spinosum berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap kadar protein es krim. Semakin banyak penambahan rumput laut E.spinosum maka akan terjadi peningkatan kadar protein es krim. Meningkatnya kadar protein es krim dapat disebabkan karena rumput laut E.spinosum juga mengandung protein sebesar 5,12% (Poncomulyo, 2006 dalam Ulfah, 2009).Menurut SNI 01-3713-1995 tentang es krim, untuk menghasilkan es krim terbaik kadar protein es krim minimal adalah 2,7 % (bb).

Kadar Abu

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan rumput laut E.spinosum berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap kadar abu es krim. Penambahan rumput laut E. spinosum menyebabkan meningkatnya kadar abu es krim karena rumput laut E.spinosum yang memiliki kadar abu sebanyak 14,21% (Poncomulyo, 2006 dalam Ulfah, 2009). Komponen abu tersebut meliputi iod,

(10)

7 kalium, besi, dan tembaga (Mubarak, 1994 dalam Hijaz, 2009), sedangkan pada es krim terdiri dari kalsium, fosfor,seng dan vitamin (Arbuckle, 1977). Semakin tinggi nilai kadar abu maka semakin banyak kandungan bahan anorganik di dalam produk tersebut (Wibowo dan Fitriyani., 2012).

Kadar Serat Kasar

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan rumput laut E.spinosum berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap kadar serat kasar es krim. Penambahan rumput laut E.

spinosum menyebabkan meningkatnya kadar serat kasar es krim karena adanya kandungan serat kasar pada rumput laut E.spinosum yaitu 1,39% (Poncomulyo, 2006 dalam Ulfah, 2009). Es krim tanpa penambahan rumput laut E.spinosum (E0)dapatmengandung serat kasar sebanyak 1,83%karena adanya penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) sebagai stabilizer yang merupakan turunan dari selulosa (Dewanti, 2013).

Resistensi pelelehan

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan rumput laut E.spinosum berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap resistensi pelelehan es krim. Resistensi pelelehan es krim adalah ketahanan es krim terhadap proses pelelehan yang terjadi pada suhu ruang. Semakin banyak penambahan rumput laut E.spinosum maka akan membentuk body es krim yang lebih padat.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi resistensi pelelehan es krim menurut Arbuckle (1977) salah satunya adalah body es krim, semakin padat atau kompak body es krim akan menyebabkan resistensi pelelehan es krim lebih lama.

Evaluasi Sensori

Perlakuan penambahan rumput laut E.spinosum sebagai bahan pengisi es krim berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aroma, rasa dan penerimaan keseluruhan, tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap warna dan tekstur. Hasil rerat evaluasi sensori es krim dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai rerata evaluasi sensori es krim dengan bahan pengisi rumput laut E.spinosum.

Konsentrasi RumputLaut

E.spnosum

Parameter

Warna Aroma Tekstur Rasa Penerimaan

Keseluruhan 0% (E0) 4,3±0,5 b 4,6± 0,7 b 3,2±1,1 a 5,7±0,6c 5,7±1,0bc 5% (E1) 4,1±0,4 ab 4,3±0,6 ab 3,8±1,1 a 5,9±0,7c 6,0±0,5 c 10% (E2) 4,1±0,4 ab 3,9±0,8 a 3,5±0,9 a 5,5±1,2bc 5,6±0,9abc 15% (E3) 4,1±0,4 ab 4,1±1,1 a 3,7±1,0 a 5,0 ±1,3ab 5,4±1,0ab 20% (E4) 4,0±0,4 a 3,9±0,6 a 3,5±1,0 a 4,5±1,7a 5,1±1,4 a

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan

perbedaan yang tidak nyata (P>0,05).

(11)

8 Warna

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan rumput laut E.spinosum dengan konsentrasi yang berbeda, tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap warna es krim. Seluruh perlakuan memiliki warna yang sama dengan campuran sebelum menjadi es krim yaitu berwarna putih kekuningan. Warna ini berasal dari susu, krim dan susu skim yang digunakan dan warna coklat rumput laut E.spinosum tidak mempengaruhi warna es krim karena setelah dilakukan perendaman dengan air cucian beras warna coklat pada rumput laut E.spinosum menjadi pucat.

Aroma

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan rumput laut E.spinosum dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aroma es krim Aroma yang dihasilkan oleh es krim dengan penambahan rumput laut E.spinosum adalah sedikit khas susu sampai sangat khas susu. Hal ini dipengaruhi karena komponen terbesar dalam formula es krim ini adalah susu, selain itu rumput laut sebelumnya telah diberikan perlakuan pendahuluan untuk mengurangi bau amisnya.

Tekstur

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan rumput laut E.spinosum dengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tekstur es krim dengan kriteria agak lembut- lembut. Hal ini mungkin disebabkan karena rumput laut memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, termasuk didalamnya karaginan.

Clara dan Wahono (2014) yang mengatakan bahwa penilaian terhadap tekstur suatu bahan pangan sangat ditentukan oleh kadar air, kandungan lemak, karbohidrat dan protein penyusunnya.

Kecilnya kandungan lemak pada rumput laut yang menyebabkan peningkatan kadar lemak es krim yang tidak terlalu tinggi, sehingga karena hal tersebut tekstur es krim menjadi tidak berbeda nyata.

Rasa

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan rumput laut E.spinosum dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap rasa es krim. Komentar para panelis mengatakan bahwa rasa dari seluruh perlakuan sama-sama manis dan lebih rasa susu. Hal ini mungkin penambahan gula yang sesuai dengan standar yang ditentukan akan membuat tingkat kemanisan es krim pada semua perlakuan sama. Selain itu para panelis mengatakan bahwa tidak ada rasa rumput laut pada semua perlakuan karena sebelumnya rumput laut sudah diberi perlakuan pendahuluan sehingga menyebabkan rumput laut berasa tawar.

(12)

9 Penerimaan keseluruhan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan rumput laut E.spinosum dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penerimaan keseluruhan es krim. Nilai rerata penerimaan keseluruhan menunjukan panelis lebih menyukai es krim dengan penambahan rumput laut E.spinosum sebanyak 5% (E1) dengan nilai 6,0 dengan kriteria suka

.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulak bahwa:

1. Penambahan rumput laut E.spinosum sebagai bahan pengisi es krim berpengaruh terhadap kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar serat kasar, resistensi pelelehan, aroma, rasa dan penerimaan keseluruhan, tetapi tidak berpengaruh terhadap warna dan tekstur.

2. Penambahan rumput laut E.spinosum sebanyak 10%sebagai bahan pengisi menghasilkan es krim terbaik dengan karakteristik yang dihasilkan yaitu kadar lemak 12,39%, kadar protein 2,42% , kadar abu 0,59%, kadar serat kasar 18,34% resistensi pelelehan 367 detik atau 6 menit 12 detik, warna 4,1 (putih kekuningan), tekstur 3,5 (lembut), aroma 3.9 (agak khas susu), rasa 5,5 (suka) and 5,6 penerimaan keseluruhan (suka).

Saran

1. Pada pembuatan es krim sebaiknya ditambahkan 10% rumput laut E.spinosum sebagai bahan pengisi.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuat es krim dengan kadar protein yang memenuhi SNI dan penelitian kadar serat pangan pada es krim dengan bahan pengisi rumput laut E.spinosum.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, F., Nurwantoro, S. Mulyani, 2012. Daya Kembang, Total Padatan, Waktu Pelelehan, dan Kesukaan Es Krim Fermentasi Menggunakan Starter saccharomyces cereviceae. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang

Arbuckle, W.S., 1977. Ice Cream Third Edition. The AVI Publishing Company, Inc. United States of America.

Clara, D.N.S. dan W.H. Susanto., 2014. Pengaruh Penambahan Jenis dan Konsentrasi Pasta

(Santan dan Kacang) Terhadap Kualitas Produk Gula Merah. Fakultas Teknologi

Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

(13)

10 Dewanti,F.K., 2013. Substitusi Inulin Umbi Gembili (Dioscorea esculenta) pada produk es krim sebagai bahan alternatif produk makanan tinggi serat dan rendah lemak. Fakultas Kedokteran.

Universitas Diponogoro. Semarang.

Fitrahdini, 2010. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Ekuitas Merk Produk Es Krim.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/viewFile/3088/2050 Diakses pada: 25 Januari 2015

Harsojuwono, B.A,, I.W. Arnata dan G.A.K.D. Puspawati, 2011. Rancangan Percobaan Teori, Aplikasi, SPSS dan EXCEL. Lintas Kata Publishing. Malang.

Hijaz, M.N., 2009. Uji Aktivitas Antioksidan Karaginan dalam Alga Merah Jenis Eucheuma spinosum dan Gracillaria verrucosa. Jurusan Kimia. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Malang.

Pratiwi,I.D.P.K, 2005. Pengaruh Perbandingan Tapioka Dengan Rumput Laut Jenis Eucheuma Spinosum Terhadap Karakteristik Kerupuk Yang Dihasilkan. Fakultas Teknologi Pertanian.

Universitas Udayana. Badung.

Soekarto, S.T., 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri dan Hasil Pertanian. Barata Karya Aksara. Jakarta.

Sudarmadji,S., Haryono dan B. Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi Pertama.

Liberty. Yogyakarta.

Suryanto, E. 2011. Penggunaan Protein Kedelai pada Industri Pengolahan Daging.

http://foodreview.co.id

Diakses pada: 20 Agustus 2015

Ulfah, M., 2009. Pemanfaatan Iota Karaginan (Eucheuma spinosum) dan Kappa Karaginan (Kappaphycus alvarezii) Sebagai Sumber Serat untuk Meningkatkan Kekenyalan Mie Kering.

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Utomo, B.S.B., 2011. Prospek Pengembangan Teknologi Pengolahan Rumput Laut di Indonesia.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Jakarta.

(14)

PENGARUH LAMA FERMENTASI KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK SERE KEDELE

80-89

Eka Jana Walianingsih, AAGN Anom Jambe, Dewa Gde Mayun Permana

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM LARUTAN Ca(OH)2 JENUH TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KARAKTERISTIK SENSORIS JAMUR TIRAM CRISPY

90-101

Ferino Fuadi, Ni Wayan Wisaniyasa, Ni Nyoman Puspawati

KARAKTERISTIK PATI PISANG KEPOK (Musa paradisiaca var.

formatipyca) TERMODIFIKASI DENGAN METODE IKATAN SILANG MENGGUNAKAN SODIUM TRIPOLYPHOSPHAT (STPP)

102-112

Putu Hetty Armayuni, Putu Timur Ina, AA Istri Sri Wiadnyani

SUBSTITUSI MARGARIN DENGAN MINYAK BABI PADA PROSES PEMBUATAN KUE PIA

113-124

Made Meigasari, Nengah Kencana Putra, Ni Made Indri Hapsari

KAJIAN KARAKTERISTIK LAWAR BONGGOL PISANG (Musa sp) 125-135

Ni Nyoman Tribuana Komalasari, I Ketut Suter, Luh Putu Trisna Darmayanti

STUDI SIFAT FISIK, KIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG KACANG MERAH DAN TEPUNG TEMPE KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)

136-147

Elisabet Ruben, Ni Wayan Wisaniyasa, I Desak Putu Kartika Pratiwi

KAJIAN KANDUNGAN KAFEIN KOPI BUBUK, NILAI pH DAN

KARAKTERISTIK AROMA DAN RASA SEDUHAN KOPI JANTAN (Pea berry coffee) DAN BETINA (Flat beans coffee) JENIS ARABIKA DAN ROBUSTA

148-160

I Wayan Aditya, Komang Ayu Nocianitri, Ni Luh Ari Yusasrini

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Chaidir (2007) menunjukkan bahwa minuman yang diberikan penambahan rumput laut memiliki kadar serat lebih tinggi 1.12% dari kandungan serat pada minuman

Analisis yang dilakukan meliputi analisis serat kasar dan selulosa rumput laut, kadar glukosa, derajat keasaman (pH), persentase selulosa terhidrolisis, total

Hal ini disebabkan kadar serat kasar kacang tunggak lebih tinggi daripada sorgum sosoh Penambahan maltodekstrin maupun interaksi keduanya tidak memberikan

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa penambahan tepung ampas rumput laut mampu meningkatkan kadar serat makanan pada produk cookies sebanyak 6x dari nilai serat

Parameter uji yang diamati selama penelitian meliputi kualitas rumput laut (rendemen agar, Clean Anhydrous Weed (CAW), kadar air, serat kasar, dan kadar abu), agar (viskositas,

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa penambahan tepung ampas rumput laut mampu meningkatkan kadar serat makanan pada produk cookies sebanyak 6x dari nilai serat

Berdasarkan hasil Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata aroma es krim tertinggi pada penambahan bubur rumput laut (E.cottonii) yaitu 3,83 dengan kriteria

Analisis variansi menunjukan bahwa cupcake dengan penambahan tepung rumput laut berpengaruh nyata terhadap kadar serat, dilihat dari nilai F hitung (52,17) &gt; F tabel