PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: bagaimanakah kemampuan mengenali kelas kata dalam novel “Mekkah, Memoar Rane TKW” karya Aguk Irawan MN, siswa kelas VIII UNISMUH SMA Makasar. Untuk lebih memahami kelas kata dalam novel “Mekkah, Memoar Seorang Ranu TKW” karya Aguk Irawan MN. Ia dapat merespon dengan benar kelas kata dalam novel “Mekkah, Memoar Seorang TKW Rane” karya Aguk Irawan MN.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Penelitian yang Relavan
Penelitian ini dapat kita lanjutkan dengan menganalisis kata modal dalam karya sastra lain dengan menggunakan konsep Robert. Modal adalah golongan kata kerja bantu yang digabungkan dengan bentuk dasar kata kerja berikut untuk menghasilkan frasa kata kerja dengan kurikulum makna yang luas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita menemukan delapan bentuk modal dalam novel yaitu dapat, dapat, ingin, mau, ingin, harus, terpaksa, dan perlu.
Fungsi modals adalah: Bisa, kemampuan ekspresif, izin resmi, kesempatan dan korban; Bisa, menyatakan kemungkinan, kemampuan, ketidakmampuan, permintaan sopan;.
Pengertian Kemampuan
Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan berdasarkan keterampilan atau kecerdasan.
Hakikat Novel
Virginia Wolf (dalam Paelori mengemukakan bahwa novel adalah sebuah eksplorasi atau kronik kehidupan; pertimbangan dan representasi dalam beberapa bentuk pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau penciptaan gerakan manusia. Hal yang sama juga berlaku pada Broks et al. dalam Rahim dan Paelori menyatakan bahwa novel harus memenuhi syarat; Menurut Sudjiman (dalam Rahim dan Paelori), novel adalah prosa fiksi panjang yang menampilkan tokoh-tokoh dan menggambarkan serangkaian peristiwa dan latar secara terorganisir.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah prosa fiksi yang menyajikan adegan-adegan atau kronik kehidupan manusia melalui gerak-gerik tokoh-tokohnya, mengikuti alur tertentu, disertai dengan.
Unsur-Unsur Novel
Semi (dalam Rahim dan Paelori menyatakan bahwa unsur ekstrinsik sebuah fiksi hanya dapat dibicarakan jika dikaitkan dengan suatu karya tertentu. Brokks dan Warren (dalam Rahim dan Paelori menyatakan bahwa tema adalah landasan atau makna dari sebuah cerita atau novel. Semi (dalam Rahim dan Paelori menyatakan bahwa Untuk mengetahui suatu tema dalam sebuah cerita, pertama-tama kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: apa motivasi tokoh, apa masalahnya dan keputusan apa yang diambil.
Selain itu, Robert Stanson (dalam Rahim dan Paelori) memberikan petunjuk atau saran untuk memahami tema suatu karya fiksi, yaitu dengan bertanya pada diri sendiri mengapa penulis menulis cerita tersebut. Dalam konteks latar, segala sesuatu berkaitan dengan tempat, waktu, musim, masa, peristiwa-peristiwa yang melingkupi peristiwa-peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita digambarkan oleh pengarang sebagai orang-orang yang mempunyai watak yang berbeda-beda, ada yang baik, ada pula yang buruk, sehingga dalam cerita dikenal dengan tokoh protagonis yaitu tokoh yang disukai pembaca dan tokoh antagonis yaitu tokoh yang tidak disukai oleh pembaca. dicintai oleh pembaca.
Dia benar-benar tokoh khayalan yang hanya hidup dan ada di dunia fiksi, dia ada semata-mata demi cerita, atau bahkan dialah yang memiliki cerita, membuat cerita dan diceritakan, (10) karakter tambahan adalah tokoh lain dalam cerita selain tokoh utama. Semi (dalam Rahim dan Paelori menyatakan bahwa alur adalah struktur rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang disusun sebagai konteks fungsional yang juga menandai urutan atau bagian sepanjang fiksi. Bahasa adalah pilihan kata yang digunakan pengarang dalam cerita untuk meramaikan dan mempercantik cerita.
Nilai agama adalah nilai-nilai dalam cerita yang berhubungan dengan aturan/ajaran yang muncul dari suatu agama tertentu. Nilai moral dalam cerita bisa berupa nilai moral yang baik, bisa pula berupa nilai moral yang buruk (buruk).
Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata
Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara (Chaer, 2006:107). Kemiripan makna tersebut mungkin tidak berlaku sepenuhnya, namun sampai batas tertentu terdapat keterkaitan makna antar kata-kata yang berbeda. Homograf adalah kata-kata yang sama ejaannya tetapi pengucapannya berbeda, misalnya kata terra dan kata terra (dengan e pepet) berarti bagian atau bagian utama, seperti pada teras kayu dan pekerja teras dan kata terra (dengan e teling) berarti platform atau trotoar, seperti di teras rumah atau teras toko.
Kata-kata yang tergolong kata konkrit adalah kata-kata yang merupakan benda nyata, dilihat, didengar, diraba, dan dirasakan. Kata yang tergolong kata umum dibedakan dengan kata yang tergolong kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Juga. Kata masak digunakan untuk menyatakan memasak secara umum, sedangkan memasak khusus untuk menanak nasi.
Kata-kata yang tergolong nama diri seperti Rudi, Yayuk, Aceh, Latimojong dan tempe termasuk dalam kelompok kata khusus. e. Sedangkan kata kajian adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas pada kesempatan-kesempatan tertentu berupa kata atau istilah yang digunakan oleh para ilmuwan dalam pembicaraan/tulisan ilmiah. Pidato dan tulisan resmi harus menggunakan kata baku, yaitu kata-kata yang resmi dan baku dalam penggunaannya.
Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang belum diterima secara resmi atau kata yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kata yang tidak baku dapat berupa (1) kata dari dialek bahasa Indonesia yang ada, (2) idiom bahasa. Kata mubazir adalah kata-kata yang bersinonim atau kata-kata yang mempunyai arti yang sama dan digunakan secara bersamaan sehingga menjadi mubazir yaitu mubazir.
Kata-kata yang tergolong kata serupa adalah kata-kata yang kelihatannya mirip dari segi bentuknya atau kata-kata yang dirasa mirip dari segi maknanya.
Variabel dan Desain Penelitian
- Variabel Penelitian
- Desain Penelitian
Kemudian mengumpulkan beberapa teori melalui studi literatur dengan cara mengamati dan mencatat teori-teori tersebut. Metode ini digunakan untuk memberikan wawasan atau penjelasan mengenai kemampuan mengidentifikasi kelas-kelas kata dalam novel “Mekkah, Kenangan Seorang TKW Luka” karya Aguk Irawan MN, siswa kelas VIII SMA UNISMUH Makassar. Tugas tersebut adalah memberikan tugas menulis kepada siswa sampel yaitu menentukan kelas kata dalam novel “Mekkah, Kenangan Luka Seorang TKW” karya Aguk Irawan MN.
Dengan demikian, hasil siswa sampel disajikan dalam bentuk angka dengan rentang nilai 1 – 10. Sejalan dengan prinsip deep learning dalam penelitian ini digunakan standar penilaian mutlak, dengan Penilaian Acuan Kriteria (PAK). ), yaitu siswa sampel harus mencapai nilai 6,5 ke atas, paling sedikit 85%. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan fokus pada kemampuan siswa dalam mengidentifikasi kelas kata dalam novel. Standar keterampilan dalam menentukan kelas kata didasarkan pada Kurikulum 1994 yang menyatakan bahwa jika siswa telah mencapai nilai 6,5 atau lebih, maka 85% dianggap mampu menentukan kelas kata dengan baik, dan jika lebih rendah dari 85%.
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data melalui tes objektif dilakukan dalam proses tatap muka di kelas dengan memberikan pertanyaan deskriptif kepada siswa beserta teks novel Mekah, Memoar Luka Seorang Pekerja Wanita (TKW) karya Aguk Irawan MN. Cara pemberian skor kepada siswa sampel hasil tes adalah siswa yang mampu menentukan setiap kelas kata dengan benar diberi skor 1, dan siswa yang menjawab salah atau tidak menjawab diberi skor nol. Cara pemberian nilai dari skor mentah hingga skor selesai adalah dengan menggunakan skala 1-10.
Teknik Analisis Data
Nilai tertinggi yang dapat dicapai seorang siswa adalah 15 dan nilai terendah adalah nol. Namun pertama-tama peneliti membuat distribusi frekuensi dengan skor mentah, menentukan nilai mean dan menentukan standar deviasi. Mengukur tendensi sentral menggunakan rata-rata “rata-rata”, suatu rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata rata-rata.
Siswa VIII. kelas Unismuh Makassar dianggap mampu menentukan kelas kata dalam teks novel Mekkah Memoir Luka Seorang Pekerja Wanita (TKW) jika minimal 80% sampel mendapat skor 7 atau lebih pada skala penilaian 1-10 . Dengan menggunakan konversi angka menjadi nilai pada skala 1 hingga 10, skor mentah dapat diubah menjadi nilai akhir.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menentukan golongan kata dalam novel “Mekkah Memoar Luka Seorang Pekerja Wanita (TKW)”. Adapun kelas kata dalam novel “Mekkah Memoar Luka Seorang Pekerja Wanita (TKW)” akan diuraikan hasil keterampilan siswa sebagai berikut: kata kerja, kata benda, kata sifat, kata tanya, kata sapaan, kata bilangan, kata demonstratif kata-kata, kata ganti. Secara tidak langsung penerapan hasil penelitian dalam pengajaran sastra di sekolah berperan dalam menstimulasi pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menentukan kelas kata dalam karya sastra khususnya novel.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan kelas kata dalam novel sudah cukup, meskipun masih ada sebagian kecil siswa sampel yang belum memahami kelas kata sifat dan kata kerja. Salah satu kelas kata yang mudah ditentukan siswa dalam teks novel Memoar Mekkah Luka Seorang Pekerja Wanita (TKW) adalah kelas. Hasil analisis data penelitian ini dapat dipastikan bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar adalah cukup.
Dari hasil data diketahui bahwa siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar mampu menentukan kelas kata dalam teks novel. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengidentifikasi kelas kata dalam novel Mekah Memoar Luka A Wanita Pekerja (TKW) karya Aguk Irawan MN untuk siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar adalah cukup. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar menunjukkan bahwa siswa tersebut belum mampu menentukan kelas kata dalam novel Mekah Memoar Luka A Wanita Kerja Wanita (TKW) karya Aguk Irawan MN .
Dalam mengajar bahasa Indonesia hendaknya siswa menanamkan kecintaan terhadap bidang bahasa Indonesia dengan berbagai manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk kelas pemahaman kata. Dalam pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pelajaran kata, hendaknya realisasinya mendapat perhatian khusus dari contoh-contoh yang ada di sekitar kita.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran kosakata, hendaknya kualitas pengajaran bahasa Indonesia diutamakan dengan memperhatikan aspek-aspek yang dikandungnya.