• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pedoman K3 Kebakaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Pedoman K3 Kebakaran"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PANDUAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor penting yang melindungi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari risiko akibat kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor integral dalam ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Untuk itu buku ini membahas tentang prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam menangani pencegahan risiko kebakaran di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta, dan nantinya buku ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan sebagai referensi, panduan atau memandu. bagi pembaca dalam menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.

Maksud Dan Tujuan

Penerapan konsep ini hendaknya tidak dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang memerlukan banyak biaya bagi instansi terkait, namun harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang akan menghasilkan manfaat yang melimpah dalam bidang kesehatan. masa depan (Ima Ismara et al., 2014). Penerapan K3 tidak hanya memberikan manfaat bagi pegawai, namun juga dapat menghasilkan kinerja pegawai yang lebih produktif sehingga memberikan manfaat bagi perusahaan atau instansi. Oleh karena itu, penerapan K3 bukan hanya tanggung jawab pegawai saja, namun juga tanggung jawab instansi untuk menjamin kesehatan dan keselamatan bersama.

Apa Itu Kebakaran

Kebakaran Kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas atau plastik. Klasifikasi kebakaran kelas D merupakan kebakaran yang disebabkan oleh benda logam yang mudah terbakar seperti kalium, natrium, aluminium, dan magnesium. Kelas B : Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan/atau gas (bensin, solar, minyak tanah, aspal, alkohol, elpiji, dan lain-lain).

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Zerosicks

Analisis Kebakaran

Bahaya gas ini adalah kemampuannya mengikat oksigen lebih kuat dibandingkan hemoglobin dalam darah. Gas ini 20 kali lebih beracun dibandingkan gas CO. Berbeda dengan gas C, gas ini menghalangi penggunaan oksigen dalam sel-sel tubuh. Meski gas ini tidak beracun, namun keberadaan gas ini dalam jumlah banyak akan menyebabkan gangguan pernapasan.

Gambar 3. Reruntuhan Bangunan Pasca kebakaran  (Jateng.tribunnews.com)
Gambar 3. Reruntuhan Bangunan Pasca kebakaran (Jateng.tribunnews.com)

Konsep Sistem Proteksi Dan Alat Kebakaran

Alat pemadam kebakaran gedung mencegah terjadinya kebakaran pada suatu gedung, Alat pemadam kebakaran ada tiga macam, yaitu Alat Pemadam Api Ringan (APAR), instalasi pemadam kebakaran dan pemadaman oleh pemadam kebakaran. Jika api terus berkobar, tentunya kita harus mencari alat pemadam api yang lebih cocok. Pipa sprinkler merupakan instalasi pipa pemadam kebakaran yang selalu diisi air sebagai persiapan jika sewaktu-waktu diperlukan.

Gambar 11. Kain Sebagai  Pemadam Api
Gambar 11. Kain Sebagai Pemadam Api

Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran

Prinsip pengoperasian alarm kebakaran Jenis detektor asap Detektor asap fotolistrik (optik) bekerja berdasarkan perubahan cahaya pada ruangan (chamber) detektor, yang disebabkan oleh adanya asap dengan kepadatan tertentu. Jika asap masuk, cahaya dipantulkan dari fotodioda, menyebabkan detektor bereaksi. Prinsip ini juga digunakan pada detektor asap inframerah, sehingga panjangnya dapat mencapai 100 m.

Alat Pemadam Api Ringan

Tingkat bahaya sedang (normal hazard) dimana jumlah bahan bakar yang dapat dibakar pada kelas A dan B lebih besar dibandingkan tingkat bahaya rendah, seperti di gudang barang, showroom mobil, gudang, dan lain-lain. Ukuran dan distribusi APAR Kelas B bergantung pada tingkat bahaya kebakaran minimum dan jarak perjalanan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Jarak tempuh maksimum Kelas B adalah 50 kaki (15,25 m), lebih pendek dari Kelas A karena laju penyebaran api lebih besar dibandingkan Kelas A.

Gambar 18. Lingkaran Radius jarak APAR
Gambar 18. Lingkaran Radius jarak APAR

Hydrant

Persyaratan klasifikasi Alat Pemadam Kebakaran Kelas C adalah alat pemadam yang tidak dapat menghantarkan listrik dan mampu memadamkan peralatan listrik. Pasokan air untuk sistem hidran kebakaran dapat berasal dari sumber air seperti persediaan air statis seperti waduk atau bendungan. Kapasitas atau volume pasokan atau penyimpanan air juga harus dipertimbangkan sebagai bagian dari analisis hidrolik.

Berfungsi untuk mengalirkan air dari titik asal (supply) ke tujuan (hydrant valve) yang memerlukan rangkaian pipa distribusi dengan ukuran yang telah ditentukan. Rangkaian alat ini berfungsi untuk memberikan titik-titik bagi petugas pemadam kebakaran untuk memberikan tambahan air ke sistem hidran kebakaran dalam keadaan darurat. Dalam beberapa situasi di mana analisis hidrolik menentukan bahwa pasokan air tidak mencukupi kebutuhan bangunan, satu atau lebih pompa booster mungkin diperlukan.

Penurunan tekanan air dideteksi oleh saklar tekanan, sehingga pompa booster mengambil air dari pasokan air untuk meningkatkan kembali tekanan air sistem. Air dari hidran kemudian dialirkan melalui selang pemadam kebakaran ke nozzle, yang kemudian dialirkan ke area kebakaran. Sistem hidran kebakaran harus diperiksa, diuji dan diperiksa secara berkala untuk memastikan bahwa peralatan tersebut masih dalam kondisi baik untuk memenuhi tujuan utamanya yaitu keselamatan pada saat pemadaman api.

Sistem hidran kebakaran adalah sistem proteksi kebakaran aktif yang dipasang sebagai bagian dari strategi perlindungan bangunan.

Springkler

Saat sistem hidran sedang memadamkan api, petugas pemadam kebakaran dapat memberikan air tambahan untuk meningkatkan tekanan air dalam sistem hidran. Australian Standard AS1851 menetapkan persyaratan pemeliharaan dan Australian Standard AS2419 menetapkan persyaratan minimum untuk pengoperasian sistem. Sistem proteksi kebakaran aktif lainnya mencakup sistem sprinkler kebakaran otomatis, gulungan selang kebakaran, sistem deteksi dan alarm kebakaran, serta tindakan pengendalian asap dan panas pada sistem ventilasi mekanis.

32 industri ringan seperti: pabrik susu, elektronik, pengalengan, tekstil, rokok, keramik, pengolahan logam, bengkel mobil, dll. Pada proses industri, kepadatan radiasi yang direncanakan adalah mm/menit dengan perkiraan luas kerja maksimum 260 m2, sedangkan bahaya pada gudang bertingkat adalah kepadatan yang direncanakan 7,5 – 30 mm/menit. Luas wilayah kerja maksimum diperkirakan 260 – 300 m2 dengan kepadatan emisi yang direncanakan untuk bahaya pada gedung bertingkat tergantung pada sifat bahaya dari barang yang disimpan. Yang termasuk dalam jenis pelapis api ini adalah industri berat seperti sebagai : pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet, busa, kilang minyak, dll.

Untuk menanggulangi ancaman kebakaran, disarankan agar seluruh ruangan dalam bangunan gedung dilindungi dengan sistem fire sprinkler, kecuali ruangan tertentu yang telah mendapat izin dari instansi yang berwenang, seperti: ruangan tahan api, ruangan panel listrik. , tangga dan ruangan lain yang khusus dibuat tahan api.

Sarana Evakuasi

  • Sistem Pengendalian Asap Dan Panas

Sistem non-spesifik Keuntungan dari sistem non-spesifik adalah sebagai berikut: Kerusakan pada peralatan terpasang yang diperlukan untuk pengoperasian normal bangunan, sehingga kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat dan membatasi ruang tambahan yang diperlukan untuk peralatan pengendalian asap yang penting. Kerugian dari sistem non-dedicated adalah sebagai berikut: Pengendalian sistem dapat menjadi rumit dan modifikasi peralatan atau pengontrol yang terpasang dapat merusak fungsi pengendalian asap. Sistem Tekanan Diferensial Tabel di bawah menunjukkan perbedaan tekanan desain minimum yang direkomendasikan untuk suhu gas 925°C (1700°F) di dekat penghalang asap.

Perbedaan tekanan ini direkomendasikan untuk desain berdasarkan perbedaan tekanan minimum yang dipertahankan antar ruang tertentu. Untuk satuan SI, 1 kaki = 0,305 m dan 0,1 inci.wg = 25 Pa. 1 = Untuk tujuan desain, sistem pengendalian asap mempunyai perbedaan tekanan minimal yang sebaiknya dipertahankan dalam kondisi tumpukan atau aksi angin. 3 = Untuk sistem pengendalian asap yang dikategorikan, perbedaan tekanan antara zona asap dan ruangan yang berdekatan diukur, dimana ruangan tersebut dipengaruhi oleh mode pengendalian asap.

Sistem tekanan bertahap harus dirancang untuk memenuhi atau melampaui perbedaan tekanan desain minimum yang tercantum dalam tabel yang dijelaskan untuk sistem tekanan diferensial. Sistem pengendalian asap pada elevator Di masa lalu, penting untuk menunjukkan bahwa landasan elevator mempunyai jalur yang jelas bagi asap untuk bergerak ke luar gedung. Sistem Pengendalian Asap Zonal Membatasi ukuran api (laju pembakaran massal) meningkatkan keandalan dan kontinuitas sistem pengendalian asap.

Mungkin saja fasilitas pengendalian asap pada suatu gedung tidak mempunyai fasilitas pemadaman api, namun dalam hal ini harus dipertimbangkan secara cermat tekanan api, temperatur tinggi, laju pembakaran massal, akumulasi bahan bakar yang tidak terbakar dan akibat lain dari kebakaran yang tidak terkendali. ..

Tempat Penimbunan Bahan Cair Atau Gas Mudah Terbakar

Penyebabnya adalah pintu elevator tidak terpasang dengan kuat, dan ruang geser elevator dilengkapi dengan bukaan di atasnya. Efek cerobong asap bangunan mendorong dengan gaya yang mampu menggerakkan asap masuk dan keluar dari konstruksi lift slide. Peralatan ventilasi dan pendingin udara biasanya menyediakan sarana untuk memasok, mengekstraksi, dan mengekstraksi udara buangan dari ruang ber-AC.

Peralatan ventilasi dan pengkondisian udara dapat ditempatkan di dalam ruangan yang ber-AC, di ruang yang berdekatan, atau di ruang peralatan mekanis yang berjauhan.

UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Identifikasi dan laporkan faktor apa pun yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran dalam file dan dokumen. Identifikasi dan laporkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran pada peralatan kritikal di FT UNY. Sebuah konsep yang mengupayakan kesiapan pemilik dan pengguna bangunan gedung dalam melakukan kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Cedera serius, namun bukan penyakit serius, yang bersifat permanen dan berdampak kecil terhadap lingkungan. medis, emisi limbah terjadi di luar lokasi tetapi tidak menimbulkan dampak. Tujuan K3 secara umum mencakup permasalahan penanggulangan kebakaran, yaitu: Tujuannya untuk melindungi pekerja dan orang lain, aset dan lingkungan masyarakat.

Manajemen diharapkan memberikan pembinaan kepada seluruh pekerja yang dipimpinnya dalam pencegahan kebakaran dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dalam pemberian pertolongan pertama. Pembentukan unit pencegahan kebakaran di Fakultas Teknik UNY memperhatikan jumlah pegawai (XXX orang) dan/atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran, dimana jenis tempat kerja sesuai dengan klasifikasi tersebut. tingkat risiko bahaya. Dapat dipadamkan dengan alat pemadam bubuk kering dan alat pemadam bahan pembersih.

Pengujian berkala terhadap alat pendeteksi kebakaran dan alat pemadam kebakaran Pemeriksaan dan pengujian alarm kebakaran secara berkala diatur secara rinci dalam dokumen SNI tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Mencegah Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

Gambar 25. Penanggung Jawab Evakuasi Dokumen Penting  Tugas:
Gambar 25. Penanggung Jawab Evakuasi Dokumen Penting Tugas:

MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Konsep Manajemen Kebakaran

Masalah K3

SISTEM TANGGAP DARURAT

Tanggap Darurat

Keadaan darurat dapat disebabkan oleh tindakan manusia atau alam. Itu bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk itu, seluruh unit kerja harus menyiapkan cara menghadapi situasi darurat. Cara ini disebut sistem tanggap darurat.

Tanggap Darurat Kebakaran

Seluruh SISWA praktik wajib melaporkan segala kerusakan peralatan kepada guru praktik sebelum melaksanakan pekerjaan. Seluruh mahasiswa praktik wajib memeriksa alat dan bahan sebelum dikembalikan kepada guru praktik.

Tabel 1 Data Kecelakaan Kerja di UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016-2019
Tabel 1 Data Kecelakaan Kerja di UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016-2019

Gambar

Gambar 1. Gambar Api  (Detiknews.com)
Gambar 2. kumpulan asap
Gambar 3. Reruntuhan Bangunan Pasca kebakaran  (Jateng.tribunnews.com)
Gambar 4. Pecahan material kebakaran di suatu gedung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keempat komponen keselamatan kebakaran (sarana proteksi ke- bakaran, akses mobil pemadam kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan manajemen keselamatan kebakaran gedung) hampir

Keempat komponen keselamatan kebakaran (sarana proteksi ke- bakaran, akses mobil pemadam kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan manajemen keselamatan kebakaran gedung) hampir

Untuk sistem proteksi kebakaran yang sudah ada pada gedung kantor ini seperti penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang berbahan powder dan terpasang di setiap lantai serta

dan sarana proteksi gedung yg minim Kebakaran Toko Liberti, Yogya (1995) Kopeling tidak sama dgn kopeling IPK Toserba Ramayana, Bogor (1996) Sistem pasif tidak memenuhi syarat.

Tingkat keandalan sistem proteksi kebakaran bangunan gedung rumah sakit (A1) terhadap bahaya kebakaran secara keseluruhan berada dalam kondisi baik (B) dengan NKSKB (Nilai

Dalam upaya mencegah teijadinya kebakaran perkotaan, lingkungan dan bangunan gedung pemerintah daerah dapat membentuk program pencegahan kebakaran dan menyelenggarakan sistem

Berikut ini akan dibahas hasil penelitian mengenai sistem proteksi kebakaran pada gedung utama kantor Bupati Indragiri Hilir, yang meliputi empat komponen yaitu :

Rekomendasi tersebut terdiri dari penyesuaian program ruang Gedung UKM terhadap resiko kebakaran yang ada, perbaikan sistem proteksi kebakaran yang sudah ada,