USU
USULAN PERBA LAN PERBAIKAN SISTEM PENCAHAYAAN IKAN SISTEM PENCAHAYAAN DI UNIT PE DI UNIT PERCETAKAN RCETAKAN PERUSAHAAN
PERUSAHAAN XX XXX SUMATERA UTARA X SUMATERA UTARA
Poppy Cynthia Devi
Poppy Cynthia Devi11, A. , A. Rahim MatondanRahim Matondangg22 & & Dini WahyuniDini Wahyuni22
De
Departempartemen en TeTeknik knik IndusIndus tri, Fakultas tri, Fakultas TeTeknik, Universitas knik, Universitas SumatSumatera Utera Utaraara Jl. Almamate
Jl. Almamater Kar Ka mpus USUmpus USU, Medan , Medan 2015520155 Email: [email protected]
Email: [email protected]11 Email: [email protected] Email: [email protected]22
Em
Emailail : [email protected]: [email protected]22
Abstrak.
Abstrak. Pencahayaan sebagai salah satu faktor lingkungan kerja memberikan pengaruh Pencahayaan sebagai salah satu faktor lingkungan kerja memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang. Pengamatan pendahuluan yang dilakukan di lantai terhadap produktivitas kerja seseorang. Pengamatan pendahuluan yang dilakukan di lantai produksi
produksi Unit Unit PercPercetakan etakan Perusahaan Perusahaan XXX XXX SumaterSumatera a UtarUtara a menunjukkan menunjukkan indikasiindikasi pencahaya
pencahayaan an yang yang kurang kurang baik baik bagi bagi pekerjpekerjaan aan yang yang ada dada di perusahaan i perusahaan tertersebseb ut. Pengukuranut. Pengukuran pendah
pendahuluan uluan tingkat tingkat iluminasi iluminasi di di beberapa beberapa titik titik ukur ukur pada pada bidanbidan g g kerjkerja a di di lantai lantai produksiproduksi menunjukkan angka dengan rentang 34,3 lux
menunjukkan angka dengan rentang 34,3 lux – – 195,4 lux, sedangkan standar tingkat 195,4 lux, sedangkan standar tingkat pencahaya
pencahayaan an untuk untuk pekerjpekerjaan aan kasar dkasar d an an kontinu kontinu yang yang ditetapkan daditetapkan dalam lam Kepmenkes NKepmenkes No 140o 140 55 tahun 2002 adalah sebesar 200 lux.
tahun 2002 adalah sebesar 200 lux. Akiba Akibat t dari dari ganggangguan guan tertersebut sebut berdampak berdampak padapada ditemukannya p
ditemukannya produk cacat yang loroduk cacat yang lo los inspeksi di stasiun los inspeksi di stasiun kerjkerja penomoran yang berkisar a penomoran yang berkisar 22 -- 11% per hari pada pengamatan awal. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat 11% per hari pada pengamatan awal. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat iluminasi rata-rata lantai produksi dan pengamatan jumlah produk cacat lolos inspeksi.
iluminasi rata-rata lantai produksi dan pengamatan jumlah produk cacat lolos inspeksi.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat iluminasi rata-rata lantai produksi adalah 41,85 lux dan terdapat produk cacat lolos inspeksi iluminasi rata-rata lantai produksi adalah 41,85 lux dan terdapat produk cacat lolos inspeksi yang mencapai angka 5-11% per batch cetakan. Penggantian jenis dan penambahan jumlah yang mencapai angka 5-11% per batch cetakan. Penggantian jenis dan penambahan jumlah lampu menjadi usulan untuk dapat memenuhi kebutuhan tingkat iluminasi rata-rata standar lampu menjadi usulan untuk dapat memenuhi kebutuhan tingkat iluminasi rata-rata standar pada
pada penelitian penelitian ini ini dengan dengan jenis jenis lampu lampu usulan usulan adalaadala h h LHE tipe Master PL-L LHE tipe Master PL-L 4P 804P 80W berjumlahW berjumlah 16 lampu. J
16 lampu. Jarak tiap lampu marak tiap lampu maksimum aksimum yang diusulkayang diusulka n adalah 3,63m.n adalah 3,63m.
Kata Kunci:
Kata Kunci: pencahayaan, tingkat iluminasi, tingkat luminansi, reflektansi pencahayaan, tingkat iluminasi, tingkat luminansi, reflektansi
Abstra
Abstract ct . Lighting as one of workplace environment factor affects the productivity of. Lighting as one of workplace environment factor affects the productivity of people.
people. Initial Initial observation observation at at Printing Printing Unit Unit workplace workplace of of XXX XXX Company Company indicated indicated unsuitableunsuitable lighting for existing jobs. Initial measurement of illumination level on several measurement lighting for existing jobs. Initial measurement of illumination level on several measurement points
points showed showed range range from 34,3 from 34,3 lux lux to 1to 1 95,4 95,4 lux, while standard of illuminalux, while standard of illumination level for kind otion level for kind o ff continuous and rough work listed on Health Minister Regulation No 1405 year 2002 is 200 lux.
continuous and rough work listed on Health Minister Regulation No 1405 year 2002 is 200 lux.
The impact of bad lighting indications led to a number of reject products passed the inspection The impact of bad lighting indications led to a number of reject products passed the inspection session ranged from 2 to 11% per day on initial observation. In this research, illumination level session ranged from 2 to 11% per day on initial observation. In this research, illumination level measurement was performed along with observation towards reject products that passed the measurement was performed along with observation towards reject products that passed the inspection session. Quantitative method is used on this research. The result shown that the inspection session. Quantitative method is used on this research. The result shown that the average illumination level of workplace was 41,85 lux and the number of reject products that average illumination level of workplace was 41,85 lux and the number of reject products that passed
passed the the inspection inspection session session reacreached hed 5-115-11 % % per per batch. batch. ChanChanging ging the the type otype of f lamp lamp and and alsoalso adding a number of lamps were recommended to fulfill the standard of average illumination adding a number of lamps were recommended to fulfill the standard of average illumination level. The recommended lamp said to be used is 16 units of energy-saving lamp type Master level. The recommended lamp said to be used is 16 units of energy-saving lamp type Master PL-L 4P80W. Maximum spaces between luminaires are 3,63m.
PL-L 4P80W. Maximum spaces between luminaires are 3,63m.
Keywords
Keywords: lighting, illumination level, luminance level, reflectance: lighting, illumination level, luminance level, reflectance
1
1MahasMahas isis wa Dewa Departempartemen Teen Teknik Iknik I ndustrindustri , , FakulFakul tas Tetas Teknik, Uknik, Universiniversi tas Sumattas Sumatera Uera Utaratara
2
2Dosen DeparteDosen Departememen n TeTeknik knik IndustriIndustri , F, Fakulakul tas Tetas Teknik, Uknik, Universiniversi tas Sumatetas Sumatera Utra Utaraara
1. PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN
Kualitas hasil kerja dari suatu proses Kualitas hasil kerja dari suatu proses produksi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh produksi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk lingkungan kerja. Oleh beberapa hal termasuk lingkungan kerja. Oleh karena itu, lingkungan kerja memerlukan karena itu, lingkungan kerja memerlukan perhatian khusus dari pihak perusahaan demi perhatian khusus dari pihak perusahaan demi menciptakan kenyamanan bagi pekerjanya menciptakan kenyamanan bagi pekerjanya sehingga me
sehingga mendukung ndukung produktivitas produktivitas dan kelancaradan kelancarann kerja.
kerja.
Salah satu faktor lingkungan kerja yang Salah satu faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang adalah pencahayaan. Luciana Kristanto (2004) adalah pencahayaan. Luciana Kristanto (2004) melakukan penelitian mengenai kuat penerangan melakukan penelitian mengenai kuat penerangan di ruang ke
di ruang kelala s Unika Widya Mandals Unika Widya Mandal a Surabaya dana Surabaya dan menyimpulkan bahwa standar kuat penerangan menyimpulkan bahwa standar kuat penerangan rata-rata dapat dicapai dengan peningkatan angka rata-rata dapat dicapai dengan peningkatan angka reflektansi warna dinding sedangkan standar reflektansi warna dinding sedangkan standar pencahayaan merata selain dipenuhi dengan cara pencahayaan merata selain dipenuhi dengan cara yang sama juga memerlukan pengaturan letak yang sama juga memerlukan pengaturan letak lampu sesuai aturan
lampu sesuai aturan spacing criteriaspacing criteria. Desain. Desain pencahayaan yang tepat untuk industri tidak pencahayaan yang tepat untuk industri tidak hanya akan mendukung pemenuhan tingkat hanya akan mendukung pemenuhan tingkat pencahayaan minimum yang dibutuhkan pencahayaan minimum yang dibutuhkan melainkan juga akan mendukung pengurangan melainkan juga akan mendukung pengurangan konsumsi energi listrik secara signifikan. Hal ini konsumsi energi listrik secara signifikan. Hal ini dapat dipenuhi dengan menyediakan tipe lampu, dapat dipenuhi dengan menyediakan tipe lampu, level daya, tipe
level daya, tipe ballast,ballast, tipe luminer, ketinggiantipe luminer, ketinggian luminer, dan frekuensi perawatan kelompok luminer, dan frekuensi perawatan kelompok luminer secara tepat (Isa
luminer secara tepat (Isa ac Lynnwac Lynnwood Flory, 2008).ood Flory, 2008).
Peng
Pengamatan pencahuluaamatan pencahulua n yn yang dilaang dila kukan dikukan di lantai produksi Unit Percetakan Perusahaan XXX lantai produksi Unit Percetakan Perusahaan XXX m
menenunjukkan adanya unjukkan adanya indikasindikas i i pepencahayaan yangncahayaan yang kurang baik bagi
kurang baik bagi pekepekerjarja an yang ada di perusaan yang ada di perusa haahaann tersebut. Unit Percetakan Perusahaan XXX terdiri tersebut. Unit Percetakan Perusahaan XXX terdiri dari empat stasiun kerja, yaitu pencetakan, dari empat stasiun kerja, yaitu pencetakan, pemotongan, penomoran, dan pengepakan di pemotongan, penomoran, dan pengepakan di mana semua pekerjaan kecuali pengepakan mana semua pekerjaan kecuali pengepakan dilakukan oleh mesin dan operator bertugas dilakukan oleh mesin dan operator bertugas mengontrol hasil kerja mesin tersebut. Di antara mengontrol hasil kerja mesin tersebut. Di antara keempat stasiun kerja tersebut, stasiun kerja keempat stasiun kerja tersebut, stasiun kerja penom
penomoran oran memerupakan rupakan stasstas iun kerja dengan deiun kerja dengan detailtail pekerjaan yang paling kompleks. Hal ini pekerjaan yang paling kompleks. Hal ini dikarenakan di stasiun kerja penomoran, operator dikarenakan di stasiun kerja penomoran, operator bertugas mengamati hasil cetakan nomor pada bertugas mengamati hasil cetakan nomor pada lembaran kertas produk yang dikerjakan oleh lembaran kertas produk yang dikerjakan oleh mesin nomor secara berurutan dan kontinu mesin nomor secara berurutan dan kontinu dengan ukuran karakter angka penomoran yang dengan ukuran karakter angka penomoran yang kecil yaitu 0,5 cm sehingga apabila terjadi kecil yaitu 0,5 cm sehingga apabila terjadi kesalahan maka akan berakibat pada pencetakan kesalahan maka akan berakibat pada pencetakan ulang ke
ulang kertas produk mulai rtas produk mulai dari sdari s tasiun tasiun pepencencetakantakan awal. Jenis
awal. Jenis pepekekerjaarjaa n di n di stasistasi un keun kerja penomrja penomoranoran ini tergolong jenis kegiatan kasar dan kontinu, ini tergolong jenis kegiatan kasar dan kontinu, yaitu kasar diartikan sebagai jenis kegiatan yang yaitu kasar diartikan sebagai jenis kegiatan yang tidak memerlukan keahlian khusus. Pengukuran tidak memerlukan keahlian khusus. Pengukuran il
il umuminasi inasi di bebedi beberapa titik ukur pada birapa titik ukur pada bi dang kedang kerjarja
yang tersebar di seluruh lantai produksi yang tersebar di seluruh lantai produksi menunjukkan angka dengan rentang 34,3 lux menunjukkan angka dengan rentang 34,3 lux – – 195,4 lux, sedangkan standar t
195,4 lux, sedangkan standar tingkat pencahayaaingkat pencahayaa nn untuk pekerjaan kasar dan kontinu yang untuk pekerjaan kasar dan kontinu yang ditet
ditetapkan apkan daldal am Kepmam Kepmenkeenkes No 1405 s No 1405 tahun 2002tahun 2002 adal
adal ah sebeah sebesar 200 lsar 200 l ux.ux.
Iluminasi yang tidak memenuhi standar Iluminasi yang tidak memenuhi standar tingkat pencahayaan yang ada dapat dikatakan tingkat pencahayaan yang ada dapat dikatakan sebagai pencahayaan yang buruk. Pencahayaan sebagai pencahayaan yang buruk. Pencahayaan yang buruk akan mengganggu penglihatan yang buruk akan mengganggu penglihatan sehingga menurunkan konsentrasi pekerja dan sehingga menurunkan konsentrasi pekerja dan be
berakibat pada hasrakibat pada has il kerja yang kurang bil kerja yang kurang baik. Hal iaik. Hal i nini sejalan dengan pendapat operator mesin kerja sejalan dengan pendapat operator mesin kerja penomoran yang mengeluhkan terganggunya penomoran yang mengeluhkan terganggunya penglihatan saat melakukan inspeksi terhadap penglihatan saat melakukan inspeksi terhadap produk penomoran. Selanjutnya akibat dari produk penomoran. Selanjutnya akibat dari gangguan tersebut berdampak
gangguan tersebut berdampak pada dipada di tetemukmukannyaannya produk cacat yang lolos inspeksi operator di produk cacat yang lolos inspeksi operator di stasiun kerja penomoran seperti ditunjukkan pada stasiun kerja penomoran seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Kerja Stasiun Penomoran Tabel 1. Data Hasil Kerja Stasiun Penomoran
No No
Jumlah Jumlah Cetakan Cetakan
Jenis
Jenis Cacat Cacat CetakanCetakan Cacat Cacat Lolos Lolos Inspeksi Inspeksi Pudar Miring Kotor
Pudar Miring Kotor 1
1 5000 5000 131 131 5 5 12 12 148148 2
2 5000 5000 47 47 2 2 35 35 8484 3
3 5000 5000 191 191 18 18 9 9 218218 4
4 5000 5000 92 92 17 17 24 24 133133 Tabel 1 menunjukkan jumlah produk cacat Tabel 1 menunjukkan jumlah produk cacat lolos inspeksi di stasiun kerja penomoran yang lolos inspeksi di stasiun kerja penomoran yang mencapai angka 2-11% per hari. Berdasarkan mencapai angka 2-11% per hari. Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam penelitian ini akan kondisi tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kondisi pencahayaan serta dilakukan analisis kondisi pencahayaan serta pengaruhnya terhadap hasil kerja stasiun pengaruhnya terhadap hasil kerja stasiun penom
penomoran di oran di Unit PeUnit Percetakan Perusaharcetakan Perusaha an XXX.an XXX.
2. METODE PENELITIAN 2. METODE PENELITIAN 2.1. T
2.1. Temempat dan Wakpat dan Waktu Penetu Penelitianlitian
Penelitian bertempat di Unit Percetakan Penelitian bertempat di Unit Percetakan Perusaha
Perusaha an XXX yang tan XXX yang terletak erletak di Propidi Propi nsi nsi SumatSumateerara Ut
Utara. Peneara. Penelili tian diltian dil akukan selama 3 bulakukan selama 3 bul an.an.
2.2. J
2.2. Jenis dan enis dan Objek PeObjek Penelitianelitiann
Jenis penelitian ini adalah penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang merupakan jenis deskriptif korelasional yang merupakan jenis penelitian yang menjelaskan fakta lapangan dari penelitian yang menjelaskan fakta lapangan dari objek yang diteliti serta mendeteksi sejauh mana objek yang diteliti serta mendeteksi sejauh mana hubungan antar variabel dalam penelitian hubungan antar variabel dalam penelitian berdasarkan koefisien korelasi yaitu tingkat berdasarkan koefisien korelasi yaitu tingkat il
il umuminasi inasi teterhadap hasil rhadap hasil kekerja rja stasistasi un penoun penomomoran.ran.
Penelitian ini juga termasuk ke dalam jenis Penelitian ini juga termasuk ke dalam jenis penelitian asosiatif dengan menilik dari penelitian asosiatif dengan menilik dari
kemampuannya dalam menjelaskan yaitu kemampuannya dalam menjelaskan yaitu me
mengengetahui tahui hubungan ahubungan a ntar varintar vari abel yang diaabel yang dia mamatti.i.
Objek pada penelitian ini adalah Objek pada penelitian ini adalah pencahayaan di lantai produksi Unit Percetakan pencahayaan di lantai produksi Unit Percetakan Perusahaan XXX.
Perusahaan XXX.
2.3. Prosedur Pengamatan 2.3. Prosedur Pengamatan
Me
Metode tode yang diyang di gunakan dalgunakan dal am peam penelineli tian intian inii adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunaka
digunaka n dalan dala m m memengukur tingkat ingukur tingkat i luminalumina si lasi la nnttaiai produksi dan menghitung jumlah produk cacat produksi dan menghitung jumlah produk cacat lol
lol os insos ins pepeksi di ksi di stasistasi un keun kerja penomrja penomoran.oran.
Pengukuran tingkat iluminasi lantai Pengukuran tingkat iluminasi lantai produk
produksi dilsi dil akukan selama liakukan selama li mma hari a hari (satu m(satu mingguinggu kerja) de
kerja) dengan emngan empat pat kalkal i waktu i waktu pengpengukuran daukuran da lala mm satu hari, yaitu pukul 10.00 WIB, 12.00 WIB, 14.00 satu hari, yaitu pukul 10.00 WIB, 12.00 WIB, 14.00 WIB dan 16.00 WIB. Penentuan titik dilakukan WIB dan 16.00 WIB. Penentuan titik dilakukan be
berdasardasa rkan arkan a tuturan penran pengukgukuran iluran il umuminasinas i SNI 16-i SNI 16- 7062-2004 (Pengukuran Intensitas Penerangan di 7062-2004 (Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja), yaitu dengan menggunakan Tempat Kerja), yaitu dengan menggunakan grid-grid- grid
grid berukuran tertentu sesuai dengan luas areaberukuran tertentu sesuai dengan luas area yang akan diukur tingkat iluminasinya. Untuk yang akan diukur tingkat iluminasinya. Untuk penentuan titik ukur tingkat iluminasi, lantai penentuan titik ukur tingkat iluminasi, lantai produksi Unit Percetakan Perusahaan XXX dibagi produksi Unit Percetakan Perusahaan XXX dibagi menjadi tiga area pengukuran, yaitu area I menjadi tiga area pengukuran, yaitu area I (keseluruhan), area II (SK penomoran), dan area III (keseluruhan), area II (SK penomoran), dan area III (area kerja operator mesin nomor). Dari ketiga (area kerja operator mesin nomor). Dari ketiga area tersebut diperoleh 17 titik pengukuran.
area tersebut diperoleh 17 titik pengukuran.
Pengukuran
Pengukuran tingkat itingkat i luminalumina si dan tsi dan tingkat luminansiingkat luminansi juga
juga didillakukaakuka n n pada pada semua semua objobjek yaek ya ng bng beraera da da didi stasiun kerja penomoran yang meliputi lantai, stasiun kerja penomoran yang meliputi lantai, dinding, mesin produksi, dan meja-meja bahan.
dinding, mesin produksi, dan meja-meja bahan.
Semua pengukuran ini dilakukan dengan Semua pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat
menggunakan alat 4 in 4 in 1 environmental meter 1 environmental meter ..
Hasil pengukuran tingkat iluminasi di tiga Hasil pengukuran tingkat iluminasi di tiga area pengukuran ini kemudian digunakan untuk area pengukuran ini kemudian digunakan untuk menghitung kebutuhan lumen standar.
menghitung kebutuhan lumen standar.
Perhitungan di
Perhitungan di lala kukan dengan metkukan dengan metode lumen yangode lumen yang te
terdiri rdiri dari dari lala ngkngkah berikutah berikut::
1.
1. Menetapkan tingkat iluminasi standar denganMenetapkan tingkat iluminasi standar dengan me
menggunakan nggunakan persamaan beripersamaan beri kut:kut:
E =
E = Φ × CU × LLFΦ × CU × LLF A
A
…………..…………..
1)1)Keterangan:
Keterangan:
E
E : : TingkTingkat at ilil umuminasinas i i rata-rata rata-rata (lux)(lux) ΦΦ : : TotTotal arus cahaya al arus cahaya di bdi bidang idang kerja kerja (lm)(lm) CU
CU : : KoefKoefisis ien ien pengpenggunaangunaan LL
LLF F : : Faktor Faktor kehilakehila ngan ngan cahacaha yaya A
A : : Luas Luas area area (m(m22)) Di mana,
Di mana,
Φ = L × N
Φ = L × N
…………..…………..
2)2)deng
dengan L an L : Tot: Total lal l umeumen awal per luminern awal per luminer N : Jum
N : Jumlala h luminerh luminer
Sehingga jumlah kebutuhan lumen standar Sehingga jumlah kebutuhan lumen standar dapat dihitung dengan membalik persamaan dapat dihitung dengan membalik persamaan (1) untuk mencari nilai Φ.
(1) untuk mencari nilai Φ.
2.
2. MeMenghitnghitung luas ung luas lantai produksilantai produksi 3.
3. Menghitung Menghitung nilai nilai CU CU ((Coefficient Coefficient ofof Utilizations)
Utilizations) dengan langkah-langkah (Daviddengan langkah-langkah (David M. Egan, 1983) sebagai
M. Egan, 1983) sebagai berikut:berikut:
a.
a. Membagi ruang menjadi tiga ronggaMembagi ruang menjadi tiga rongga ruangan, yaitu rongga langit-langit (cc), ruangan, yaitu rongga langit-langit (cc), rongga dinding (rc), dan rongga lantai (fc).
rongga dinding (rc), dan rongga lantai (fc).
b.
b. Mengumpulkan data reflektansi materialMengumpulkan data reflektansi material objek di area penomoran yaitu ρ objek di area penomoran yaitu ρcc (reflektansi langit-
(reflektansi langit-langit), ρlangit), ρww (reflektansi (reflektansi dinding), dan ρ
dinding), dan ρf f (reflek (reflektansi tansi lantai).lantai).
c.
c. Menghitung nilai CRMenghitung nilai CR CR = 5hc
CR = 5hc
((
L + L + WL x WL x WW))
…………..…………..
3)3)d.
d. MeMenghitung nghitung nilnil ai CCR, Rai CCR, RCR, daCR, da n FCRn FCR e.
e. MMenentukan nilai ρenentukan nilai ρcccc dandan ρρfcfc dari tabeldari tabel reflektansi langit-langit efektif
reflektansi langit-langit efektif f.
f. Menghitung CU dari tabel luminer CUMenghitung CU dari tabel luminer CU be
berdasarrdasar kan nilakan nila i RCR dani RCR danρρww 4.
4. Menghitung nilai LLF yang terdiri dariMenghitung nilai LLF yang terdiri dari non non recoverable factor
recoverable factor (LAT, LV, BF, dan LSD) (LAT, LV, BF, dan LSD) dandan recoverable factors
recoverable factors (LDD, RSDD, LLD, LBO).(LDD, RSDD, LLD, LBO).
Nilai LLF kemudian dihitung dengan Nilai LLF kemudian dihitung dengan persamaan:
persamaan:
LLF = (LAT × LV × BF × LSD) LLF = (LAT × LV × BF × LSD) ××
(LDD × RSDD
(LDD × RSDD × × LLD × LBO)LLD × LBO)
…………..…………..
4)4)Pengamatan terhadap hasil kerja stasiun Pengamatan terhadap hasil kerja stasiun penomoran dilakukan untuk memperoleh produk penomoran dilakukan untuk memperoleh produk cacat yang lolos inspeksi di stasiun kerja cacat yang lolos inspeksi di stasiun kerja penom
penomoran. oran. PengPengamatan diamatan di lala kukan secara mkukan secara manualanual selama
selama lili ma hari ma hari (satu mingg(satu minggu keu kerja). Perja). Pencacatanncacatan dilakukan pada lembar pengamatan yang berisi dilakukan pada lembar pengamatan yang berisi jeni
jeni ss-jeni-jeni s s kecacakecaca tan tan produk produk dan dan jumljuml ah ah lembarlembar produk cacat yang lolos inspeksi untuk tiap-tiap produk cacat yang lolos inspeksi untuk tiap-tiap jeni
jeni s kecas keca cacatan.tan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.
3.1. Perhitungan Perhitungan TinTingkagkat t IlIluminasi uminasi RaRata-ratta-rataa
Rekapitulasi hasil pengukuran tingkat Rekapitulasi hasil pengukuran tingkat il
il umuminasinas i dii di tutunjukkan pada Tnjukkan pada Tabel 2.abel 2.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Tingkat Iluminasi (Lux) Tabel 2. Hasil Pengukuran Tingkat Iluminasi (Lux)
No
No HariHari Pengukuran Pengukuran
Area Pengukuran Area Pengukuran
I
I II II IIIIII 1
1 1 1 56,35 56,35 35,49 35,49 27,2327,23 2
2 2 2 59,2 59,2 37,43 37,43 29,3029,30 3
3 3 3 56,26 56,26 36,86 36,86 27,0527,05 4
4 4 4 66,66 66,66 37,11 37,11 30,0330,03 5
5 5 5 64,74 64,74 35,83 35,83 28,2928,29 Rata-rata
Rata-rata 60,64 36,54 28,3860,64 36,54 28,38 41,85
41,85
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari Tabel 2 menunjukkan bahwa dari peng
pengukuran di tiukuran di ti ga area diperoleh tingkat ilga area diperoleh tingkat il uminasiuminasi rata-rata lantai produksi adalah 41,58 lux yang rata-rata lantai produksi adalah 41,58 lux yang berada jauh di bawah standar Kepmenkes untuk berada jauh di bawah standar Kepmenkes untuk jeni
jeni s pekerjs pekerj aaaa n kasn kas ar ar dan kodan kontinu, yantinu, ya iitu 200 ltu 200 l ux.ux.
3
3.2.2. . Perhitungan Angka Perhitungan Angka ReflektaReflektansnsi Mi Material Objaterial Objekek Pe
Perbandingan dari rbandingan dari cahaya yang dipantulkancahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang diterima oleh objek tersebut dengan cahaya yang diterima oleh objek tersebut dikali dengan 100% disebut dengan angka dikali dengan 100% disebut dengan angka ref
reflektlektansi ansi mmateateriaria l. l. BeBerdasarkan rdasarkan tingktingkat iat i luminluminasiasi dan tingkat luminansi yang diukur pada dinding, dan tingkat luminansi yang diukur pada dinding, lantai, langit-langit, mesin, dan meja, maka dapat lantai, langit-langit, mesin, dan meja, maka dapat dihitung angka reflektansi untuk semua material dihitung angka reflektansi untuk semua material objek.
objek.
Rata-rata angka reflektansi material tidak Rata-rata angka reflektansi material tidak melebihi nilai yang direkomendasikan kecuali melebihi nilai yang direkomendasikan kecuali unt
untuk uk dinding pada tdinding pada titik ukur 2 yang meitik ukur 2 yang memilimili ki ki nilnil aiai di atas nilai rekomendasi karena dinding di sisi di atas nilai rekomendasi karena dinding di sisi tersebut dilapisi oleh triplek berwarna putih tersebut dilapisi oleh triplek berwarna putih sehingga meningkatkan angka reflektansinya.
sehingga meningkatkan angka reflektansinya.
Lantai memiliki angka reflektansi yang rendah Lantai memiliki angka reflektansi yang rendah disebabkan lantai di stasiun kerja penomoran ini disebabkan lantai di stasiun kerja penomoran ini tertutupi oleh debu, oli, dan kotoran lainnya tertutupi oleh debu, oli, dan kotoran lainnya secara tidak merata sehingga didapatkan angka secara tidak merata sehingga didapatkan angka reflektansi yang variatif pada beberapa reflektansi yang variatif pada beberapa perm
permukaannya. Mesiukaannya. Mesi n cetak dan nomor dan mesin cetak dan nomor dan mesi nn nomor memiliki angka reflektansi di bawah nomor memiliki angka reflektansi di bawah standar rekomendasi dikarenakan warna mesin standar rekomendasi dikarenakan warna mesin yang gelap serta kotor. Begitu juga halnya dengan yang gelap serta kotor. Begitu juga halnya dengan mesin bahan yang telah usang dan terlapisi oleh mesin bahan yang telah usang dan terlapisi oleh kotoran debu yang tebal sehingga menurunkan kotoran debu yang tebal sehingga menurunkan kemampuan material objek tersebut untuk kemampuan material objek tersebut untuk memantulkan cahaya ke sekelilingnya. Sedangkan memantulkan cahaya ke sekelilingnya. Sedangkan nil
nil ai ai refreflektlektansi ansi langit-langit melangit-langit menunjukknunjukkan angkaan angka pada rentang standar yang menunjukkan kondisi pada rentang standar yang menunjukkan kondisi permukaan langit-langit yang bersih.
permukaan langit-langit yang bersih.
3.3.
3.3. Perhitungan Perhitungan Kebutuhan LumeKebutuhan Lumen Sn Standatandarr
Kebutuhan lumen standar dihitung dengan Kebutuhan lumen standar dihitung dengan menggunakan persamaan (1). Untuk kondisi menggunakan persamaan (1). Untuk kondisi aktu
aktual, lal, l ampu dampu di li l antai produksi antai produksi memerupakan lrupakan l ampuampu TL tipe T5
TL tipe T5 40W berjumlah 15 buah deng40W berjumlah 15 buah dengan paan pa njanja nngg 1,2 m dan lumen awal (data pabrik) adalah 3150 1,2 m dan lumen awal (data pabrik) adalah 3150 lumen/lampu. Berikut ini adalah nilai untuk lumen/lampu. Berikut ini adalah nilai untuk masing-masing variabel perhitungan yang masing-masing variabel perhitungan yang diperlukan:
diperlukan:
E
E : : 200 200 lux lux (Be(Berdasarkan rdasarkan standar)standar) A
A : : 210,35 210,35 mm22(14,72 m x 14,29 m)(14,72 m x 14,29 m) CU
CU : : 0,69 0,69 (Be(Berdasrdas arkan arkan perhitungan)perhitungan) Nilai LLF terdiri dari
Nilai LLF terdiri dari non non recrecoverable factorsoverable factors dan
dan recoverable factorsrecoverable factors. Berikut ini merupakan. Berikut ini merupakan analisis nilai untuk masing-masing faktor analisis nilai untuk masing-masing faktor nonnon recoverable
recoverable::
LA
LAT T : : Lampu jLampu j enisenis fluoresc fluorescentent bekerja optimalbekerja optimal untuk memproduksi cahaya saat untuk memproduksi cahaya saat te
tempemperatur ratur lili ngkungngkungan berada paan berada pa da rentanda rentangg 25°C dan 35°C (J.R. Coaton dan A.M.
25°C dan 35°C (J.R. Coaton dan A.M.
Marsden, 1997).
Marsden, 1997). Suhu ruangan lantaiSuhu ruangan lantai produksi berdasarkan pengukuran adalah produksi berdasarkan pengukuran adalah sebesar 34,3°C sehingga LAT bernilai 1.
sebesar 34,3°C sehingga LAT bernilai 1.
LV :
LV : Lampu Lampu diadia sumsikan sumsikan beropeberoperasras i i pada pada voltasevoltase sesuai dengan desainnya, sehingga LV sesuai dengan desainnya, sehingga LV bernilai 1.
bernilai 1.
BF :
BF : Ballast Ballast yang digunakan pada lampu yang digunakan pada lampu diasumsikan sesuai dengan desain lampu diasumsikan sesuai dengan desain lampu sehingg
sehingga BF bernilai a BF bernilai 1.1.
LSD
LSD: : Faktor Faktor ini mini menunjukkan enunjukkan penurunan penurunan kualkual itasitas struktur luminer. Meskipun faktor ini diakui struktur luminer. Meskipun faktor ini diakui di
di komkomunitas unitas pepencahayaan, faktor ini ncahayaan, faktor ini tidaktidak me
memilimili ki nilki nil ai yang ai yang dipubldipubl ikasikasikan (Joseph B.ikan (Joseph B.
Murdoch, 1994).
Murdoch, 1994).
Faktor
Faktor recoverable recoverable terdiri dari LDD, RSDD,terdiri dari LDD, RSDD, LL
LLD, D, dan LBO, dan LBO, yaiyai tu sebagai beritu sebagai beri kut:kut:
LDD dan RSDD = kedua faktor ini didasarkan pada LDD dan RSDD = kedua faktor ini didasarkan pada perhitungan yang melibatkan konstanta A dan B perhitungan yang melibatkan konstanta A dan B yang bergantung pada kate
yang bergantung pada kategori gori perawatan lperawatan l umineruminer dan kondisi kebersihan lingkungan. Melalui dan kondisi kebersihan lingkungan. Melalui pe
perhitungrhitungan dan an dan didasdidas arkan pada arkan pada tabetabel l konstantkonstantaa penentuan RSDD dan LDD diperoleh LDD = 0,83 penentuan RSDD dan LDD diperoleh LDD = 0,83 dan RSDD = 0,956.
dan RSDD = 0,956.
LL
LLD : D : 0,88; sesuai deng0,88; sesuai dengan data an data teteknis lknis l ampu ampu yangyang te
tertertera ra pada kotak produkpada kotak produk LB
LBO : O : 0,95; karen0,95; karena pengganta penggantiaia n lampu n lampu dildil akukanakukan pada la
pada la mpmpu yang mu yang mati saati sa ja.ja.
Sehingga dengan menggunakan persamaan (4) Sehingga dengan menggunakan persamaan (4) dapat dihitung nilai LLF sebesar 0,66.
dapat dihitung nilai LLF sebesar 0,66.
Den
Dengan gan demdemikiiki an, kean, kebutuhan lumen sbutuhan lumen s tandtandarar untuk lantai produksi adalah
untuk lantai produksi adalah Φ =
Φ = E × AE × A CU × LLF CU × LLF Φ =
Φ = 200 × 14,72 × 14,29200 × 14,72 × 14,29 0,69 × 0,66 0,69 × 0,66 Φ = 92.379,798 lumen Φ = 92.379,798 lumen
Kondisi pencahayaan di lantai produksi Kondisi pencahayaan di lantai produksi kemudian dikaji dari segi rumus perhitungan kemudian dikaji dari segi rumus perhitungan tingkat iluminasi sehingga diketahui beberapa tingkat iluminasi sehingga diketahui beberapa kemungkinan penyebab rendahnya tingkat kemungkinan penyebab rendahnya tingkat iluminasi di lantai produksi, yaitu:
iluminasi di lantai produksi, yaitu:
1.
1. KurangnKurangnya ya tingktingkat ilat il umuminasinas i i (E(E) te) terhadap lrhadap l uasuas ruangan (A) yang dipengaruhi oleh jumlah ruangan (A) yang dipengaruhi oleh jumlah lumine
luminer dan jr dan j umumlala h lumeh lumen awal n awal luminerluminer 2.
2. Rendahnya nilai CU (Rendahnya nilai CU (Coefficient of UtilizationCoefficient of Utilization)) yang dipengaruhi oleh tinggi luminer dari yang dipengaruhi oleh tinggi luminer dari bidang kerja, proporsi ruangan, dan reflektansi bidang kerja, proporsi ruangan, dan reflektansi material objek
material objek
3.
3. Rendahnya nilai LLF (Rendahnya nilai LLF (Loss Light Factor Loss Light Factor ) yang) yang dipengaruhi oleh faktor
dipengaruhi oleh faktor nonrecoverablenonrecoverable dandan faktor
faktorrecoverable.recoverable.
Tingkat iluminasi rata-rata lantai produksi Tingkat iluminasi rata-rata lantai produksi adalah sebesar 41,85 lux. Dengan demikian, dapat adalah sebesar 41,85 lux. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan pertama disimpulkan bahwa kemungkinan pertama terpenuhi yaitu rendahnya tingkat iluminasi terpenuhi yaitu rendahnya tingkat iluminasi sehingga diusulkan kebutuhan jumlah lampu yang sehingga diusulkan kebutuhan jumlah lampu yang dapat memenuhi tingkat iluminasi sesuai dengan dapat memenuhi tingkat iluminasi sesuai dengan standar. Nilai CU yaitu 0,69 tergolong cukup tinggi standar. Nilai CU yaitu 0,69 tergolong cukup tinggi sehingga me
sehingga menunjukkan banunjukkan ba hwa banyak cahaya yanghwa banyak cahaya yang telah mencapai bidang kerja meskipun tingkat telah mencapai bidang kerja meskipun tingkat iluminasinya belum memenuhi standar yang iluminasinya belum memenuhi standar yang diperlukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan diperlukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tinggi luminer dari bidang kerja dan bahwa tinggi luminer dari bidang kerja dan proporsi ruangan telah sesuai. Untuk nilai proporsi ruangan telah sesuai. Untuk nilai reflektansi diketahui bahwa sebagian nilai reflektansi diketahui bahwa sebagian nilai reflektansi material objek telah memenuhi nilai reflektansi material objek telah memenuhi nilai reflektansi rekomendasi. Sedangkan apabila reflektansi rekomendasi. Sedangkan apabila ditinjau dari nilai LLF, kesalahan penentuan nilai ditinjau dari nilai LLF, kesalahan penentuan nilai faktor
faktor non recoverablenon recoverable dan faktordan faktor recoverablerecoverable dapat mengakibatkan rendahnya tingkat iluminasi dapat mengakibatkan rendahnya tingkat iluminasi rata-rata la
rata-rata la ntai produntai produksi sksi s ecara tidak lecara tidak l angsuangsung. Hng. Halal ini dikarenakan distribusi pencahayaan bersifat ini dikarenakan distribusi pencahayaan bersifat sem
semi i langsung slangsung s ehehingga cahaya ingga cahaya yang yang dipantulkandipantulkan ke langit-langit hanya sebagian. Dengan demikian ke langit-langit hanya sebagian. Dengan demikian perbaikan r
perbaikan r efeflektansi lektansi lala ngit-ngit-langit tidak dilangit tidak di perlukaperlukan.n.
Kondis
Kondis i aktual li aktual l antantai produksi meai produksi menggunakannggunakan tipe lampu T5/40W (3150 lm) dengan jumlah 15 tipe lampu T5/40W (3150 lm) dengan jumlah 15 lampu sehingga hanya memenuhi lumen sebesar lampu sehingga hanya memenuhi lumen sebesar 47.250 lumen. Kebutuhan lumen standar 47.250 lumen. Kebutuhan lumen standar berdasarkan perhitungan adalah sebesar berdasarkan perhitungan adalah sebesar 92.379,798 lumen. Dengan demikian berdasarkan 92.379,798 lumen. Dengan demikian berdasarkan be
berbagai rbagai pepertimrtimbangan sepebangan seperti dirti di jelasjelas kan di kan di atasatas maka diusulkan penggantian jenis lampu dan maka diusulkan penggantian jenis lampu dan penambahan jumlah lampu untuk memenuhi penambahan jumlah lampu untuk memenuhi keb
kebutuhan lutuhan l umeumen standarn standar ..
Jenis lampu yang diusulkan adalah lampu Jenis lampu yang diusulkan adalah lampu hemat energi merk Philips tipe Master PL-L 4P hemat energi merk Philips tipe Master PL-L 4P 80W dengan lumen awal 6000 lm/lampu. Dengan 80W dengan lumen awal 6000 lm/lampu. Dengan demikian dapat dihitung jumlah kebutuhan lampu demikian dapat dihitung jumlah kebutuhan lampu di lantai produksi, yaitu 16 buah. Sedangkan di lantai produksi, yaitu 16 buah. Sedangkan kebutuhan lampu di stasiun kerja penomoran kebutuhan lampu di stasiun kerja penomoran dengan kebutuhan lumen sebesar 25.825,03 dengan kebutuhan lumen sebesar 25.825,03 adalah sebanyak 5 lampu. Dengan prinsip adalah sebanyak 5 lampu. Dengan prinsip penyusunan letak lampu yang sama dengan penyusunan letak lampu yang sama dengan kondisi aktual maka dapat dihitung jarak kondisi aktual maka dapat dihitung jarak maksimum antar lampu sesuai dengan aturan maksimum antar lampu sesuai dengan aturan spacing criteria,
spacing criteria, yaitu Ayaitu Aℓℓ = (14,72 × 14,29) / 16 = = (14,72 × 14,29) / 16 = 13,15; sehi
13,15; sehi ngga:ngga:SS
≃≃
AAll≃≃
√ √
13,1513,15≃≃
3,63 m 3,63 m..3.4. Uji Kor
3.4. Uji Korelasi Tingkat Iluminasi dengan Haselasi Tingkat Iluminasi dengan Hasil Kerjail Kerja Stasiun Penomoran
Stasiun Penomoran Uji kore
Uji korelaslas i antara tingki antara tingkat ilat il umuminasinas i i dedenganngan hasil kerja stasiun penomoran dilakukan dengan hasil kerja stasiun penomoran dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi
menggunakan uji korelasi Pearson.Pearson. Data tingkatData tingkat il
il umuminasi deninasi dengan data produgan data produk cacat lolk cacat lol os ios i nspeknspeksisi di stasiun kerja penomoran digunakan dalam di stasiun kerja penomoran digunakan dalam pengujian ini. Koefisien korelasi antar kedua pengujian ini. Koefisien korelasi antar kedua variabel kemudian dihitung dengan menggunakan variabel kemudian dihitung dengan menggunakan rum
rumus ujus uj i korei korelaslas iiPearsonPearsondan diperodan diperoleh nilai leh nilai r = -r = - 0,4330. Nilai ini berarti bahwa terdapat hubungan 0,4330. Nilai ini berarti bahwa terdapat hubungan cukup kuat antara tingkat iluminasi dengan hasil cukup kuat antara tingkat iluminasi dengan hasil kerja stasiun penomoran. Tanda negatif (-) kerja stasiun penomoran. Tanda negatif (-) menunjukkan hubungan berbanding terbalik yang menunjukkan hubungan berbanding terbalik yang be
berarti srarti s ememakin tinggi tingkakin tinggi tingkat iat i luminasi luminasi maka akanmaka akan semakin rendah jumlah produk cacat yang lolos semakin rendah jumlah produk cacat yang lolos ins
ins pepeksi ksi di sdi s tasiun kerja penomtasiun kerja penomoran.oran.
4. KESIMPULAN 4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pemecahan Berdasarkan hasil analisis dan pemecahan masalah maka dapat diambil kesimpulan bahwa masalah maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingk
tingkat iluminasat iluminas i rata-rata lai rata-rata la ntai produkntai produksi si beberadarada ja
ja uh uh di di bawabawa h h stastandar ndar KepmeKepmenkes No 1405 nkes No 1405 tahuntahun 2002. Data tingkat iluminasi dengan produk cacat 2002. Data tingkat iluminasi dengan produk cacat lol
lol os os inspeksi inspeksi mememilimili ki ki hubunhubungan cukugan cukup kuatp kuat. H. Halal ini menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat ini menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat il
il uminasi maka semakin tinggi jumlah produk cacatuminasi maka semakin tinggi jumlah produk cacat yang lolos inspeksi sehingga perlu dilakukan yang lolos inspeksi sehingga perlu dilakukan peningkatan tingkat iluminasi guna mengurangi peningkatan tingkat iluminasi guna mengurangi juml
juml ah produk cacah produk cacat yang at yang llololos os iinspnspeksi eksi di di stasta sisi unun kerja penomoran. Dengan demikian diusulkan kerja penomoran. Dengan demikian diusulkan penggantian lampu menjadi lampu hemat energi penggantian lampu menjadi lampu hemat energi dengan penambahan jumlah lampu dari kondisi dengan penambahan jumlah lampu dari kondisi lampu aktual dan jarak antar lampu diatur lampu aktual dan jarak antar lampu diatur menurut aturan
menurut aturanspacing criteriaspacing criteria..
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Egan, M. David. 1983.
Egan, M. David. 1983. Concepts in ArchitecturalConcepts in Architectural Lighting.
Lighting. New York: McGraw Hill SchoolNew York: McGraw Hill School Education Group.
Education Group.
Flory, Isaac Lynnwood. 2008.
Flory, Isaac Lynnwood. 2008. High-IntensityHigh-Intensity Discharge Lighting Design Strategies for the Discharge Lighting Design Strategies for the Minimization of Energy Usage and Life-Cycle Minimization of Energy Usage and Life-Cycle Cost. Dissertation
Cost. Dissertation. Doctor of Philosophy in. Doctor of Philosophy in Electrical Engineering Virginia Polytechnic Electrical Engineering Virginia Polytechnic Ins
Ins titute titute and State University.and State University.
Mars
Mars den, Aden, A.M.M. . daldal am Fam Florlor y, y, IsIs aaaa c c LynnwLynnwood. 2008.ood. 2008.
High-Intensity Discharge Lighting Design High-Intensity Discharge Lighting Design Strategies for the Minimization of Energy Strategies for the Minimization of Energy Usage and Life-Cycle Cost.
Usage and Life-Cycle Cost. Virginia: VirginiaVirginia: Virginia Polytechnic Institute and State University.
Polytechnic Institute and State University.
Disertasi.
Disertasi.
Murdoch, Joseph B dalam Flory, Isaac Lynnwood.
Murdoch, Joseph B dalam Flory, Isaac Lynnwood.
2008.
2008. High-Intensity Discharge LightingHigh-Intensity Discharge Lighting Design Strategies for the Minimization of Design Strategies for the Minimization of
Energy Usage and Life-Cycle Cost.
Energy Usage and Life-Cycle Cost. Virginia:Virginia:
Virginia Polytechnic Institute and State Virginia Polytechnic Institute and State University. Disertasi.
University. Disertasi.
Kristanto, Luciana. 2004.
Kristanto, Luciana. 2004. Penelitian Terhadap KuatPenelitian Terhadap Kuat Penerangan dan Hubungannya dengan Penerangan dan Hubungannya dengan Ang
Angka ka ReflektReflektansi ansi Warna Warna DindingDinding: : StudiStudi Kasus Ruang Kelas Unika Widya Mandala Kasus Ruang Kelas Unika Widya Mandala Surabaya.
Surabaya. Jurnal Dimensi Teknik ArsitekturJurnal Dimensi Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra Volume 32 No 1:
Universitas Kristen Petra Volume 32 No 1:
77-88.
77-88.
Standar Nasional Indonesia.
Standar Nasional Indonesia. SNI 16-7062-2004:SNI 16-7062-2004:
Pengukuran Intensitas Penerangan di Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja.
Tempat Kerja. Jakarta.Jakarta.