• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HKBP Nommensen University

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HKBP Nommensen University"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tindak pidana terhadap pelaku penodaan agama menurut hukum positif Indonesia yang melanggar hukum dan dilarang oleh negara. Benar pula seseorang tidak berbuat, padahal tidak berbuat itu sudah melakukan tindak pidana. Menurut D. Simons, tindak pidana (Straafbaar Feit) adalah perbuatan (perlakuan) yang diancam dengan pidana “yang bertentangan dengan hukum, berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang cakap untuk mempertanggungjawabkannya”.

Moeljatno mengartikan tindak pidana sebagai perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang melarang disertai ancaman (sanksi) berupa hukuman tertentu bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut. Perasaan takut atau cemas, yang termasuk dalam rumusan tindak pidana berdasarkan Pasal 308 KUHP. 5Mudzakkir, Kejahatan terhadap agama dalam KUHP dan UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, Jurnal Kejahatan Terhadap Agama Vol.

Dalam Bab V KUHP tentang kejahatan terhadap ketertiban umum, tidak ada tindak pidana yang secara khusus mengatur kejahatan terhadap agama.

Unsur-unsur Tindak Pidana Penistaan Agama

Namun karena agama “tidak bisa berbicara”, pasal ini sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi pemeluk agama juga. Nah, apabila setelah dilakukan peninjauan terhadap perbuatan tersebut ternyata memenuhi unsur tindak pidana penodaan agama, maka langkah selanjutnya yang dilakukan tim penyidik ​​adalah melakukan cross check atau mempertanyakan pihak-pihak yang terlibat dalam perkara ini, yakni dengan menanyakan kepada pihak yang terlibat. masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian memanggil para saksi dan ahli untuk meminta keterangan terkait kasus penodaan agama dan terakhir melakukan penyidikan terhadap tersangka. Apabila berkas perkara sudah lengkap, maka penyidik ​​menyerahkan berkas perkara tersebut ke kejaksaan untuk ditindaklanjuti.

Pengaturan Hukum Positif Yang Mengatur Tentang Penistaan Agama 1. Pengertian Hukum Positif Indonesia

Perumusan sanksi pidana di dalam hukum positif Indonesia

Menurut lingkungan wilayah tempat berlakunya, hukum positif di Indonesia ada dua macam, yaitu hukum positif yang berlaku di seluruh wilayah negara Indonesia (nasional), dan ada yang berlaku di wilayah atau wilayah tertentu. lingkungan hukum masyarakat, atau dapat disebut hukum positif lokal.9. Hukum positif lokal dapat dibedakan dengan hukum positif yang lahir atau diciptakan dan diterapkan dalam lingkungan pemerintahan yang otonom dalam bentuk peraturan daerah atau keputusan lainnya. Hukum positif lokal ini juga mencakup peraturan hukum yang diadopsi pada tingkat nasional, namun hanya berlaku pada wilayah atau wilayah tertentu.

Selain itu, hukum positif lokal dapat berupa hukum adat yang berlaku pada lingkungan masyarakat hukum teritorial atau genealogis tertentu. Walaupun hukum positif bersifat nasional dan pada umumnya hanya berlaku di wilayah Indonesia (daerah tertentu), namun dalam keadaan tertentu dapat juga berlaku di luar wilayah Indonesia. Aturan hukum perdata juga dapat berlaku di luar wilayah Indonesia berdasarkan suatu perjanjian. Hukum positif Indonesia juga berlaku apabila Indonesia mempunyai hak berdaulat atas wilayah yang tidak lagi berada dalam wilayah negara Indonesia, seperti Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). 11.

Macam-macam Hukum Positif Hukum positif dapat dikelompokkan menjadi hukum positif tertulis dan hukum positif tidak tertulis. Dapat dibedakan antara hukum positif tertulis yang berlaku umum dan hukum positif tertulis yang berlaku khusus. Ini adalah hukum positif tertulis yang dibuat, ditetapkan, atau ditetapkan oleh pejabat atau jabatan yang berwenang menurut atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tertentu, dalam bentuk tertulis yang memuat tata tertib.

Hukum adat menjadi hukum positif berdasarkan kenyataan sebagai hukum yang hidup dan ditaati, diakui, diperbolehkan berlaku atau ditetapkan oleh pengadilan. Ruang lingkup hukum adat sebagai hukum positif semakin terbatas karena adanya hukum positif tertulis atau karena hukum kasus. Hal ini kemudian ditegaskan lebih lanjut berdasarkan perubahan pasal 18 UUD 1945 yang antara lain berbunyi: “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan zaman. masyarakat dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

Penistaan Agama Menurut Sudut Pandang Hukum Positif di Indonesia

Menurut perspektif hukum positif di Indonesia, penodaan agama diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia memuat sila pertama yaitu 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Prinsip tersebut menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya berlandaskan asas Tuhan. Kebebasan beragama di Indonesia juga diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 28E Ayat (1) dan (2) menyatakan:

“Setiap orang yang di muka umum menyatakan perasaan kebencian, permusuhan, atau penghinaan terhadap suatu kelompok masyarakat Indonesia atau lebih, dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.” Siapa pun yang dengan sengaja mengungkapkan emosi di depan umum atau melakukan suatu tindakan dapat dihukum hingga lima tahun penjara. Yang pada dasarnya penuh kebencian adalah penyalahgunaan atau penodaan agama yang dianut di Indonesia.

Dengan maksud agar masyarakat tidak menganut agama apapun berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hukum positif Indonesia lainnya yang mengatur sanksi terhadap pelaku penodaan agama adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 19. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang bertujuan menimbulkan perasaan benci atau permusuhan terhadap individu dan/atau masyarakat tertentu. kelompok berdasarkan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2). dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp satu miliar rupiah).16.

Sedangkan pada Pasal 1 UU No. 1PNPS/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan atau penodaan agama, penodaan agama adalah. Setiap orang dilarang memperlihatkan, menganjurkan, mencari dukungan masyarakat terhadap penafsiran suatu agama yang dianut di Indonesia, atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan agama tersebut, yang penafsirannya kegiatannya menyimpang dari pokok ajaran. Masyarakat Indonesia sangat kuat dalam mempertahankan keyakinan agamanya masing-masing, sehingga jika terjadi kasus dugaan penodaan agama maka beritanya langsung viral dan penganut agama yang sama yang merasa agamanya dihina akan memberikan dukungan masing-masing. lainnya dan segera mengambil tindakan hukum untuk mendapatkan keadilan.

Tinjauan Umum Tentang Sanksi Pidana 1. Pengertian Sanksi Pidana

Teori-teori Pemidanaan

Teori-teori pemidanaan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan bermasyarakat sebagai reaksi terhadap munculnya dan berkembangnya kejahatan itu sendiri yang selalu mewarnai kehidupan bermasyarakat. Ketika Anda melihat hukuman sebagai pembalasan atas kesalahan yang telah dilakukan, hukuman itu berorientasi pada tindakan dan terletak pada kejahatan itu sendiri. Menurut teori ini, dasar pemidanaan harus dicari dari kejahatan itu sendiri, karena kejahatan itu telah menimbulkan penderitaan bagi orang lain, maka imbalannya (vergelding) pelakunya harus menderita.23.

Teori ini memandang hukuman bukan sebagai balas dendam atas kesalahan yang dilakukan pelakunya, namun sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang berguna untuk melindungi masyarakat menuju kesejahteraan. Dari teori ini muncullah tujuan hukuman sebagai alat preventif, yaitu pencegahan umum yang ditujukan kepada masyarakat. Dalam teori ini pemidanaan dijatuhkan untuk mengefektifkan maksud atau tujuan pemidanaan, yaitu untuk memperbaiki ketidaksenangan masyarakat akibat tindak pidana yang dilakukan.

Dengan mendasarkan tindak pidananya pada asas balas dendam dan asas ketertiban serta perlindungan ketertiban masyarakat, dengan kata lain kedua alasan inilah yang menjadi dasar untuk menyatakan tindak pidana tersebut. Gabungan kedua teori ini mengajarkan bahwa penjatuhan pidana adalah untuk menjaga ketertiban hukum dalam masyarakat dan meningkatkan kepribadian pelaku. Sebuah teori gabungan yang mengedepankan balas dendam, namun balas dendam tidak boleh melebihi batas yang diperlukan dan cukup untuk terpeliharanya tatanan sosial;

Suatu teori gabungan yang mengutamakan perlindungan ketertiban sosial, namun penderitaan akibat hukuman atas suatu kejahatan tidak boleh lebih berat dari perbuatan yang dilakukan oleh terpidana. Teori ini khusus dalam kaitannya dengan proses resosialisasi pelaku, sehingga diharapkan dapat mengembalikan kualitas sosial dan moral masyarakat, sehingga dapat berintegrasi kembali ke dalam masyarakat. Perkembangan selanjutnya dari sekolah modern dengan tokoh terkenal Filippo Gramatica. Tujuan utama teori ini adalah untuk mengintegrasikan individu ke dalam tatanan sosial dan bukan menghukum tindakan mereka.

Jenis-jenis Sanksi Pidana

Penjara adalah hukuman yang paling penting di antara kejahatan hilangnya kebebasan dan dapat dijatuhkan seumur hidup atau sementara. Andi Hamzah pernah mengatakan bahwa pidana penjara disebut juga dengan tindak pidana hilangnya kemerdekaan, namun narapidana kehilangan hak-hak tertentu seperti hak untuk memilih dan dipilih, hak hakim untuk menduduki jabatan publik, dan beberapa hak sipil lainnya. Namun pada umumnya pidana penjara paling lama lima belas tahun (lima belas tahun), namun dapat dilampaui dua puluh tahun.

Oleh karena itu, meskipun penahanan telah menjadi kejahatan yang umum dilakukan di seluruh dunia, namun dalam perkembangan terakhir banyak yang mempertanyakan manfaat dari penggunaan penahanan. Pidana penjara ini sama dengan pidana penjara, namun tidak seberat pidana penjara, meskipun kedua pidana tersebut sama-sama membatasi kebebasan gerak terpidana. Dalam hal ini Roelan Saleh menjelaskan bahwa; Dari rangkaian Pasal 10 KUHP tampak penjara yang dimaksud adalah setelah menjalani masa hukuman, sedangkan Pasal 69 KUHP ayat urutan pasal 10.

Kalau dicermati, kerja orang yang divonis penjara juga lebih ringan dibandingkan mereka yang sedang menjalani pidana penjara.” Oleh karena itu, pidana penjara lebih pendek dibandingkan dengan pidana penjara, oleh karena itu pembentuk undang-undang menganggap pidana penjara lebih ringan dari hukuman penjara. Oleh karena itu, hukuman penjara dikenakan untuk kejahatan yang dianggap ringan, seperti pelanggaran ringan dan masuk tanpa izin.

Menurut penjelasan dalam Memories of Van Toelicthing, masuknya pidana penjara ke dalam KUHP dilatarbelakangi oleh dua jenis kebutuhan, yaitu: Denda ini seringkali diancam dengan berbagai jenis pelanggaran, baik sebagai alternatif hukuman penjara maupun sebagai hukuman penjara. hukuman yang berdiri sendiri. Eksekusi pidana denda dapat diganti dengan menjalani pidana penjara apabila terpidana tidak membayar denda.

Jenis Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan yang penulis teliti, yaitu mencari tahu bagaimana sanksi pidana dapat dijatuhkan kepada pelaku penodaan agama di Indonesia berdasarkan hukum positif di Indonesia dan bagaimana hakim dalam mempertimbangkan penjatuhan sanksi pidana terhadap pelaku. penodaan agama dalam Putusan nomor 1357/pid.B/2016/PN.Jkt.Utr.

Sumber Bahan Hukum

Bahan hukum primer yang bersangkutan adalah bahan hukum yang diperoleh melalui laman Internet, yang mempunyai kedudukan resmi dan mengikat secara hukum, yang harus diterima dan diselidiki sebagai bahan hukum tertulis. Bahan hukum primer yang relevan adalah bahan hukum yang diperoleh melalui situs internet yang mempunyai kedudukan resmi dan mengikat secara hukum yang harus diambil dan diteliti sebagai bahan tertulis.

Analisis Bahan Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Tindak pidana khusus adalah suatu perbuatan pidana atau tindak pidana yang diatur di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dasar pemberlakuan tindak pidana khusus adalah KUHP

Ketentuan mengenai larangan perdagangan orang pada dasarnya telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 297 KUHP yang mengatur larangan

tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 2) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 Kitab Undang-undang Hukum. Acara Pidana (KUHAP). 3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Pada tindak pidana penggelapan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat dalam pasal 372, yang berbunyi: “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum

Sebagai contoh adalah pengaturan mengenai sanksi pidana terhadap penodaan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP atau Wetboek van Strafrecht ), yaitu

Di dalam Kitab undang-undang hukum pidana (KUHP), sanksi bagi orang yang membantu melakukan suatu tindak pidana diatur dalam Pasal 56 dan 57 KUHP.. Dalam hukum pidana Islam,

Bahan hukum primer yang dipakai penulis adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 18

Dengan judul penelitian Analisis Penyimpangan Kaidah Kalimat Efektif Dalam Pembelajaran Daring Google Classroom Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, maka