• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Hukum Pidana Materiil & Formil

N/A
N/A
Otniel Ogamota Mendrofa

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Hukum Pidana Materiil & Formil"

Copied!
925
0
0

Teks penuh

Eva Achjani Zulfa menyelesaikan gelar Sarjana Hukum (1995), cand.jur. (2002) dan Doktor Hukum (2009) di Fakultas Hukum UI. Menjadi dosen sejak tahun 2009 dan mengajar mata kuliah hukum pidana, peradilan pidana, kejahatan khusus, penegakan hukum pidana internasional, etika profesi dan viktimologi.

HAMDAN

Di almamaternya, ia menjadi pengajar di banyak mata kuliah, antara lain hukum pidana dan hukum acara pidana. Sejak tahun 1986 menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Udayana untuk mata kuliah hukum pidana, hukum pidana khusus, dan hukum pidana biasa.

HUKUM PIDANA

Ida Bagus Surya Dharma Jaya

Pengertian Hukum Pidana

Menurut Muljatno, pengertian tersebut terhimpun dalam hukum pidana substantif, yaitu semua peraturan yang berkaitan dengan huruf a dan b di atas, serta hukum pidana formil (hukum acara pidana) untuk peraturan yang berkaitan dengan huruf c.5. Proses selanjutnya menentukan apakah orang tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencurian, sesuai dengan aturan yang dikenal dengan hukum pidana formil.

Istilah “Hukum Pidana” Secara Luas

Uraian tentang hukum pidana obyektif di atas diambil dari beberapa istilah yang termasuk dalam hukum pidana, yaitu. Hukum pidana khusus (bijzonder strafrecht) adalah aturan hukum pidana yang menyimpang dari hukum pidana umum.

Jenis Hukum Pidana

Penyimpangan ini berkaitan dengan ketentuan tersebut hanya berlaku bagi badan hukum tertentu atau yang mengatur perbuatan tertentu (Hukum Pidana Angkatan Darat, Hukum Pidana Fiskal, Hukum Pidana Ekonomi, dan Hukum Pidana Politik). khusus : 12. RKUHP Tahun 2012 pada Pasal 2 tetap menjaga eksistensi hukum pidana adat (asas legalitas sebagai asas dasar dalam hukum pidana tidak mengurangi keabsahan hukum yang ada dalam masyarakat (hakim dapat memenuhi kewajiban adat yang masih ada dalam masyarakat setempat). komunitas).

Pembagian Hukum Pidana

Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik karena mengatur hubungan antara warga negara dan negara. Berdasarkan sejarah kelahirannya, dikatakan bahwa Hukum Pidana bukanlah suatu hukum yang berdiri sendiri, melainkan bergantung pada undang-undang yang lain.

Sifat Hukum Pidana

Mereka berpendapat bahwa hukum pidana adalah undang-undang yang mempunyai kedudukan tersendiri, dan tidak menimbulkan aturan baru. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua ulama sepakat bahwa hukum pidana adalah hukum publik.

Sumber Hukum Pidana Indonesia

Selain undang-undang yang merupakan tindak pidana tertentu, sumber hukum pidana Indonesia juga dapat ditemukan pada berbagai ketentuan pidana dalam peraturan perundang-undangan non-pidana, misalnya ketentuan pidana dalam UU Kesehatan, UU Pendidikan, UU Telematika, dan lain-lain. Di daerah tertentu, terhadap perbuatan tertentu yang tidak diatur dalam hukum pidana positif, tetap berlaku hukum adat (hukum pidana adat).

Sejarah Hukum Pidana Indonesia

Perubahan nama KUHP Hindia Belanda menjadi KUHP atau yang bisa disebut dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Hukum pidana diharapkan dapat mencegah terjadinya kejahatan (pencegahan), baik oleh orang yang belum pernah melakukan kejahatan (tidak ada pelaku pertama) maupun oleh orang yang sudah pernah melakukannya (tidak mengulangi kejahatan), sehingga tercipta ketertiban (masyarakat terlindungi dari kejahatan). kejahatan).

Fungsi Hukum Pidana

Fungsi khusus hukum pidana adalah melindungi kepentingan hukum terhadap perbuatan yang bertujuan untuk memperkosa, dengan sanksi berupa sanksi pidana yang sifatnya lebih berat dibandingkan dengan sanksi hukum lainnya. Sementara itu, HLA Hart mengatakan, fungsi utama hukum pidana adalah melindungi masyarakat dari kejahatan yang diakibatkan oleh pelanggaran hukum.

Sanksi dalam Hukum Pidana

Hukuman dalam Hukum Pidana disebut dengan 'pidana'. Istilah ini digunakan untuk menerjemahkan kata hukuman yang mempunyai arti. Kriminologi merupakan ilmu normatif yang mempelajari hukum pidana positif, termasuk sanksi dan asas-asas hukum.

Ilmu Hukum Pidana

Ilmu hukum pidana, selain mempelajari dan menjelaskan hukum pidana yang berlaku (aturan-aturan dan asas-asas yang berlaku yang melandasi peraturan-peraturan itu, baik yang menyangkut asas-asas umum maupun yang berkaitan dengan tindak pidana khusus), disebut ilmu hukum pidana. yang seluruhnya bersifat dogmatis, maka diharapkan pula kajian terhadap hukum yang akan dirumuskan (ius constituendum). Terdapat perbedaan pengertian kejahatan dalam hukum pidana (perbuatan yang dianggap jahat menurut hukum disebut strafbaarfeit) dan pengertian kejahatan dalam kriminologi (perbuatan yang dianggap antisosial oleh masyarakat disebut strafwardig).

Ilmu Hukum Pidana dan Ilmu Bantu Hukum Pidana

Beberapa ulama seperti Simons dan Van Hamel bahkan mengatakan bahwa kriminologi merupakan ilmu yang menunjang ilmu hukum pidana. Di sisi lain, banyak sarjana yang tidak sepakat jika kriminologi merupakan bagian dari ilmu hukum pidana.

Daftar Pustaka Bab 1

Berlakunya Hukum pidana menurut Waktu (tempus delicti)

Dalam hal perbuatan yang dilakukan menurut peraturan perundang-undangan yang baru tidak lagi merupakan tindak pidana setelah putusan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pelaksanaan putusan pidana tersebut batal. Putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap harus disesuaikan dengan ketentuan hukum yang baru.

Berlakunya Hukum pidana menurut tempat (locus delicti)

  • pengertian locus delicti
  • teori locus delicti

Pengertian wilayah suatu negara hanya terdapat dalam hukum tata negara. 16 Locus delicti adalah tempat terjadinya suatu tindak pidana atau tempat terjadinya kejahatan. Dalam istilah hukum internasional, locus delicti adalah istilah yang berarti kewenangan yurisdiksi atau wilayah kekuasaan kehakiman. Pembahasan locus delicti perlu dilakukan karena berkaitan dengan pasal 2-9 KUHP, yaitu untuk menentukan berlaku atau tidaknya hukum pidana Indonesia terhadap tindak pidana.

Barangsiapa melakukan tindak pidana dalam wilayah hukum Indonesia, dikenakan hukum pidana Indonesia.25. 32 Romli Atmasamita, Kejahatan Narkoba Transnasional dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), hal.

KUHP

Tindak pidana pada Pasal 312 KUHP Singapura hampir sama dengan tindak pidana pada Pasal 346 KUHP Indonesia. 59 Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 1 adalah kejahatan terhadap keamanan negara (Buku Kedua Bab I KUHP) serta kejahatan terhadap martabat Presiden atau Wakil Presiden (Buku Kedua Bab II KUHP).

KUHP berbunyi

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 107 Ayat 1 jo.. memuat keterangan palsu yaitu keterangan mengenai kewarganegaraan Terdakwa sebagai warga negara Indonesia, dalam suatu dokumen otentik yaitu KTP. . ...dengan maksud untuk menggunakan atau memerintahkan orang lain untuk menggunakan. Tindakan peledakan tersebut merupakan tindak pidana terorisme, dan bukan makar (sehingga “unsur makar” penggulingan pemerintah tidak terbukti secara sah dan meyakinkan seperti dalam dakwaan pertama, baik pokok maupun subsider); Oleh karena itu, putusan Pengadilan Negeri mengenai dakwaan Cabang pertama, Pasal 107 ayat (1) juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP harus dibatalkan, dan majelis hakim banding akan menilai sendiri;

LEGALITAS

Sejarah dan Landasan Filsafati Asas Legalitas

7 Jan Remmelink, Hukum Pidana Komentar mengenai pasal-pasal terpenting KUHP dan padanannya dalam KUHP Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), hal. 18 Loebby Loqman, Perkembangan Asas Legalitas dalam Hukum Pidana Indonesia, (Semarang: Makalah disampaikan pada seminar Pokok Hukum Pidana Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2004), kasus.

Definisi Asas Legalitas

Menurut Lamintang, “asas legalitas berarti tidak ada delik (nullum) delik, tidak ada tindak pidana (poena) tanpa (sine) terlebih dahulu (preavia) ketentuan (lege poenali) yang diterapkan.” Moeljatno menegaskan, asas legalitas mengandung tiga makna, yaitu: 28 (1) Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam pidana. kecuali hal ini telah ditentukan sebelumnya dalam peraturan perundang-undangan.

Makna Asas Legalitas

Pertama, tindak pidana dan pidana tidak dapat terjadi tanpa adanya peraturan perundang-undangan terlebih dahulu (asas nullum crimen, noela poena sine lege pravia). Kedua, tidak ada tindak pidana, tidak ada tindak pidana yang tidak mempunyai hukum tertulis (asas nullum crimen, nulla poena sine lege scripta).

Perkembangan Asas Legalitas dalam KUHP Indonesia

  • Asas Legalitas dalam Hukum Pidana Indonesia

Undang-undang (statutory, law) harus mengatur tingkah laku (perbuatan) yang dianggap tindak pidana. Dalam kaitannya dengan hukum tertulis, pembuat undang-undang (legislator) harus merumuskan secara jelas dan rinci tentang perbuatan yang disebut dengan tindak pidana (kejahatan).

Perkembangan Asas Legalitas dalam RKUHP Indonesia

  • Asas Legalitas sebagai Kepastian Hukum
  • Lex Temporis Delicti
  • Asas Legalitas dalam Instrumen Internasional

Rumusan asas legalitas dalam Rancangan Undang-undang (RUU) KUHP tahun 2008 identik dengan Pasal 1 ayat (1) KUHP. Khusus terhadap pengecualian terhadap asas legalitas, ditetapkan asas “lex temporis delicti” sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) KUHP.

Asas Legalitas dalam Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia

Asas Legalitas dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia

No one shall be convicted of a criminal offense for an act or omission which, at the time when it was committed, was not a criminal offense under national or international law. A harsher punishment than the one in force at the time of the commission of the crime may not be imposed."63.

Asas Legalitas dalam Piagam Afrika tentang Hak Asasi Manusia dan Hak Penduduk

Tidak seorang pun boleh dituduh melakukan tindak pidana karena perbuatan atau kelalaiannya yang bukan merupakan tindak pidana menurut hukum nasional atau internasional pada saat tindak pidana itu dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman yang lebih berat dari undang-undang yang seharusnya dijatuhkan ketika melakukan tindak pidana.64.

Asas Legalitas dalam Konvensi Eropa Hak-Hak Asasi dan Kebebasan- kebebasan Mendasar

Tidak seorang pun boleh dinyatakan bersalah karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bukan merupakan tindak pidana menurut hukum nasional atau internasional pada saat perbuatan itu dilakukan. Demikian pula, pidana yang lebih berat dari pidana yang berlaku pada saat kejahatan dilakukan tidak dapat dijatuhkan.

Asas Legalitas dalam Statuta Roma

Jika terjadi ambiguitas, definisi tersebut harus ditafsirkan demi kepentingan orang yang diselidiki, dituntut atau dihukum). (Pasal ini tidak akan mempengaruhi definisi suatu perbuatan sebagai tindak pidana berdasarkan hukum internasional yang tidak bergantung pada Statuta ini).

Nulla Peona Sine Lege

  • Republik Rakyat Cina (RRC)
  • Portugal
    • Pengaturan Asas Legalitas di Beberapa Negara dan Perkembangannya
  • Jerman
  • Polandia
  • Prancis
  • Republik Korea
  • Spanyol, Italia, Belgia, dan Hongaria
  • UUD 1945;

Selain bertentangan dengan UUD 1945, alinea pertama Pasal 43 UU Pengadilan Hak Asasi Manusia juga bertentangan dengan Pasal 4 UU No. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya undang-undang ini diperiksa dan diputus oleh pengadilan hak asasi manusia ad hoc”.

  • Ketentuan Asas Legalitas di Luar KUHP

86 Asas retorika dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dibatalkan melalui putusan Mahkamah Konstitusi no. 013/PUU-I/2003. 87 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang KUHP, (Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan, 2005) hal.

Daftar Pustaka Bab 3

Doktrin Sifat Ilegal Materi dalam Hukum Pidana Indonesia: Studi Kasus Penerapan dan Perkembangannya dalam Ilmu Hukum. Widyatmoko, Aditya, “Perbandingan Asas Legalitas dalam KUHP Islam dan KUHP (KUHP)”.

PERTANGGUNGJAWABAN DAN PIDANA

  • Pendahuluan
  • Unsur-unsur Pertanggungjawaban Pidana
  • Mampu Bertanggung Jawab
  • Kesalahan
    • Kesengajaan ( opzet )
    • Kealpaan (Culpa)
    • Tidak Ada Alasan Pemaaf
  • Alasan Penghapusan Pidana
  • Studi Kasus

Untuk penjelasan bagaimana hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana dapat dilihat pada pembahasan dibawah ini. Pertanggungjawaban pidana menimbulkan pidana bagi penciptanya, apabila ia telah melakukan tindak pidana dan memenuhi unsur-unsur yang ditentukan dalam undang-undang.

Daftar Pustaka Bab 4

  • Pengertian Kausalitas
  • Jenis Delik yang Memerlukan Kausalitas
    • Delik Materiil
    • Delik yang Dikualifisir
    • Delik Omisi Tidak Murni
    • Delik Culpa
    • Dolus Eventualis
  • Asas Rasionalitas dalam Penentuan Sebab
    • Teori Conditio Sine Qua Non
  • Beberapa Teori dalam Kausalitas
    • Teori Individualisasi
    • Teori Generalisasi
  • Asas: Suatu Akibat Dapat Diduga Sebelumnya
  • Kausalitas dalam Praktek

“Tidak berbuat” sebenarnya juga merupakan “perbuatan.” Dalam delik commission per omissionm delicta, maka dalam pengertian ini “tidak berbuat” pada hakekatnya sama dengan “melakukan sesuatu”, dalam arti dapat merupakan suatu keadaan. agar suatu hasil terjadi.

Jaksa vs dr. Setyaningrum

Melihat pola berpikir hakim dalam perkara ini, khususnya pada pertimbangan teoritis, maka doktrin kausalitas yang digunakan (walaupun tidak disebutkan) mencari sebab yang sama atau seperti dalam teori prognosis lachnichter objektif Rummelin. Dengan demikian, terdakwa sebagai dokter umum harus mencermati keadaan (onstqndinghoden), sehingga dapat menduga bahwa perbuatannya dapat mengakibatkan kematian yang dilarang oleh undang-undang, c.

Jaksa vs PT. Pacifik Paint

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 dan Pasal 3 PP No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam penyelidikan, tim penyidik ​​mengambil sampel limbah berupa 1 liter bahan dasar pelarut yang diambil dari gedung I bekas pencucian cat dekoratif, 500 ml air pendingin untuk mesin milling yang diambil dari tangki air pendingin untuk mesin mobil, 1 liter air pendingin untuk mesin milling yang diambil dari tangki air pendingin untuk mesin mobil, 1 liter air dibuang. di laut diambil pada saat survey pembuangan dari tangki penampung akhir ke saluran umum, 1 liter minyak kotor hasil pencucian tangki diambil dari area pencucian tangki gedung mobil, 1 liter air limbah diambil dari saluran pembuangan dekat tempat pembuangan akhir sampah, 1 liter limbah cair berwarna di kolam pinggir jalan dekat TPA sampah dan 1 kg sampah padat diambil dari tanah dekat lokasi TPA akhir di PT.

Referensi

Dokumen terkait

Tindak pidana khusus adalah suatu perbuatan pidana atau tindak pidana yang diatur di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dasar pemberlakuan tindak pidana khusus adalah KUHP

Dari hasil analisis yang dilakukan penulis tindak pidana cyberpornografi diatur dalam beberapa peraturan penal yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

Hukuman bagi pelaku pembunuhan biasa diatur dalam Kitab Undang-undang Pidana (KUHP) pasal 338 yang berbunyi :“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

Di dalam Kitab undang-undang hukum pidana (KUHP), sanksi bagi orang yang membantu melakukan suatu tindak pidana diatur dalam Pasal 56 dan 57 KUHP.. Dalam hukum pidana Islam,

Kebijakan pidana terkait dengan korupsi sesungguhnya sudah ada dan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidanan (KUHP) namun yang diatur mengenai penyalahgunaan

Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam padal 362 menjelaskan bahwa barang siapa mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,

Tindak pidana khusus adalah suatu perbuatan pidana atau tindak pidana yang diatur di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dasar pemberlakuan tindak pidana khusus adalah KUHP

Tindak Pidana Pemilu dapat dimasukan dalam pidana khusus yaitu pidana pemilu dan pelanggaran baik diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan diatur dalam