Judul : Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) pada Pakan Buatan Terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Ikan nila (Oreocromis niloticus) merupakan salah satu komoditas ekspor (Mansyur & Mangampa, 2011) sebagai penghasil devisa negara Indonesia.
Tujuan
Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai lima sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung memanjang dari bagian atas penutup insang hingga bagian atas sirip ekor dan berwarna hitam. Sirip perut berukuran kecil, sirip dubur dan sirip ekor menyatu, sirip dubur cukup panjang, sedangkan sirip ekor berbentuk bulat.
Biologi dan Ekologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Ikan nila (Oreochromis niloticus) juga dapat hidup di danau, waduk, rawa, sawah, kolam payau dan keramba umum (Ramlah et al., 2016). Dalam waktu 50-60 detik, ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat menghasilkan 20-40 butir telur yang telah dibuahi.
Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Benih yang tidak lagi dirawat oleh induknya akan berenang berkelompok di perairan dangkal atau di tepi kolam (Jalaluddin, 2014). 8 perairan dangkal, sedangkan ikan yang lebih besar mencari makan di perairan yang lebih dalam.
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup adalah persentase ikan hidup dari jumlah ikan yang dipelihara selama suatu masa pertumbuhan tertentu dalam suatu wadah pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kualitas air, ketersediaan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan, kemampuan beradaptasi dan kepadatan penebaran. Tingkat kelangsungan hidup dapat digunakan untuk mengetahui toleransi dan kemampuan ikan untuk bertahan hidup (Fran & Akbar, 2016).
Daun Kelor
Kandungan kimia daun kelor antara lain asam amino berupa asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, triphopana, sistein dan metionin (Aminah et al., 2015). 11 Kandungan energi dan nutrisi daun kelor per 100 g dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu daun kelor juga mengandung berbagai jenis asam amino, antara lain asam amino berupa asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, triphopana. , sistein dan metionin (Nurahma, 2013).
Pakan Buatan
Hal ini menyebabkan penurunan bobot ikan, karena protein pada jaringan tubuh ikan dipecah kembali untuk mempertahankan fungsi jaringan tubuh yang lebih penting (Madinawati & Serdiati, 2011). Pemberian nutrisi penghasil energi seperti lemak dan karbohidrat dapat mengurangi penggunaan protein sebagai sumber energi sehingga menghemat penggunaan protein pakan (Herdiana et al., 2014).
Kandungan Pakan Buatan
Contoh bahan pakan yang mengandung karbohidrat antara lain jagung, dedak, beras, tepung terigu, tapioka, dan sagu. Sedangkan serat kasar merupakan bagian pakan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan kimia. Mineral dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, namun peranannya sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, karena mineral dibutuhkan oleh beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan.
Kualitas Air
Suhu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari sebagai sumber energi, suhu udara musiman dan lokasi. Selain itu menurut (Marzuqi, 2012), perubahan suhu yang berlebihan dapat mengganggu kelangsungan hidup ikan nila. Tingkat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan nila adalah 5-9. Ikan nila dapat tumbuh dengan baik pada perairan dengan nilai pH 5-10.
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian .1 Persiapan .1 Persiapan
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Perlakuan yang diuji pada penelitian ini adalah perlakuan A = tanpa penambahan tepung daun kelor (0%), perlakuan B = penambahan tepung daun kelor 7,5%, perlakuan C = penambahan tepung daun kelor 15%, perlakuan D = penambahan tepung daun kelor makanan.
Parameter Uji
Bobot = bobot biomassa akhir penelitian (gram) Wo = bobot biomassa awal penelitian (gram) 3.4.2 Uji retensi protein. Wt = Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (gr) Wo = Biomassa ikan uji pada awal penelitian (gr) Pi = Jumlah protein pakan yang dikonsumsi kelangsungan hidup ikan. Parameter kualitas air merupakan parameter pendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang diukur antara lain suhu, pH dan amonia.
Pengukuran suhu dan pH dilakukan setiap hari pada pagi hari jam 7 pagi dan sore hari jam 6 sore. Jika hasil pengujian berbeda secara signifikan antar perlakuan, uji Duncan akan dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001) dan analisis deskriptif meliputi parameter retensi protein, SR dan kualitas air. Hasil perhitungan laju pertumbuhan absolut ikan nila selama penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada pakan buatan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan nila seperti terlihat pada Gambar 4.
Nilai pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan B (7,5%) dan nilai pertumbuhan terendah terdapat pada perlakuan C (15%) Berdasarkan hasil analisis statistik. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggantian tepung daun kelor sebesar 7,5% pada pakan ikan nila dapat meningkatkan pertumbuhan ikan nila meskipun tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena kandungan tepung daun kelor yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein, karbohidrat, lemak, serat serta kandungan yang bermanfaat untuk kebutuhan ikan nila untuk pertumbuhannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Lovell (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ikan dapat terjadi jika jumlah nutrisi makanan yang dicerna dan diserap ikan lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan tubuhnya.
Retensi Protein
Berdasarkan hasil analisis statistik (Anova) (Lampiran III) terlihat bahwa penambahan tepung daun kelor tidak berpengaruh nyata terhadap daya serap pakan terhadap protein. Hal ini mengakibatkan berkurangnya bobot ikan karena protein dalam jaringan ikan didegradasi kembali untuk menjaga fungsi jaringan tubuh yang lebih penting. Hal ini didukung oleh pernyataan Daniet al., (2005) yang menyatakan bahwa cepat atau tidaknya pertumbuhan ikan ditentukan oleh banyaknya protein yang dapat diserap dan digunakan oleh ikan sebagai bahan penyusunnya.
Menurut Djuanda (1981), sebagian makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi yang digunakan untuk aktivitas hidup, dan sebagian lagi dikeluarkan dari tubuh.
Kelangsungan Hidup (SR)
Hal ini menunjukkan bahwa pengganti tepung daun kelor yang terbaik pada pakan biji ikan nila adalah dengan menggunakan tepung daun kelor dengan kandungan 7,5%. Berdasarkan hasil uji statistik (Anova) terlihat tidak terdapat pengaruh nyata pada semua perlakuan. (P>0,05), dan nilai tersebut berada dalam kisaran wajar untuk kelangsungan hidup ikan nila, dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 80%. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto (2010) yang menyatakan bahwa nilai tingkat kelangsungan hidup yang baik pada budidaya ikan nila adalah 80%-100%. Astuti et al., (2013) dan Sjofjan (2010) melaporkan bahwa manfaat daun kelor mengandung bakteri antipatogen dan antioksidan serta kandungan asam amino esensial yang cukup seimbang.
Jadi kualitas pakan dengan menggunakan pengganti tepung daun kelor pada pakan buatan lebih baik dalam meningkatkan kelangsungan hidup (Syaputra dkk, 2018).
Kualitas air
Ph berkisar antara 5,8-6,7 untuk semua perlakuan selama penelitian dan ini masih cocok untuk budidaya Bachtiar (2002). Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada pakan buatan terhadap kinerja pertumbuhan ikan Nila (Oreochromis niloticus) dapat disimpulkan sebagai berikut. Penambahan tepung daun kelor hingga 7,5% pada pakan ikan nila dapat meningkatkan performa pertumbuhan ikan nila.
Saran
Kinerja pertumbuhan populasi Ikan Nila Biru (Oreochromis Aureus) jantan dan betina di kolam bersalinitas tinggi. Pengaruh penggunaan limbah kecap dalam pakan terhadap pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, rasio efisiensi protein dan produksi karkas itik jantan umur delapan minggu. Pengaruh salinitas terhadap kesuburan fungsional, daya tangkap telur dan benih ikan nila asin (Oreochromis niloticus Linn).
Pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Perbandingan Kandungan Gizi Ikan Nila Oreochromis niloticus dari Danau Mawang Kabupaten Gowa dan Universitas Danau Hasanuddin Kota Makassar. Analisis Kandungan Vitamin C dan Β-Karoten pada Daun Kelor (Moringa Oleifra Lam.) Menggunakan Metode Spektrofotometri UV–VIS.
Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan dasar (SD) di SDK Cumbi, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMA Karya Ruteng, Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2012. 1 Ruteng Anam, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT dan tamat pada tahun 2015. Tahun berikutnya penulis melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Bosowa Makassar dan mendaftar menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan Program Studi Budidaya Perairan.
Pada tahun 2020, penulis melakukan kegiatan penelitian dengan judul “Pengaruh penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada pakan buatan terhadap kinerja pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
PENDAHULUAN
Prosedur Penelitian .1 Persiapan
Persiapan penelitian meliputi pembuatan tepung daun kelor, pembuatan pakan, penyiapan wadah dan media, serta penyiapan ikan uji. Keterangan : A = Tanpa penambahan tepung daun kelor 0%, B = Penambahan tepung daun kelor 7,5%, C = Penambahan tepung daun kelor 15% D = Penambahan tepung daun kelor 22,5%, E = Penambahan tepung daun kelor 100 Keterangan Daun Kelor : A = Tanpa penambahan tepung daun kelor 0%, B = Penambahan tepung daun kelor 7,5%, C = Penambahan tepung daun kelor 15%, D = Penambahan tepung daun kelor 22,5%, E = Penambahan 100 %Tepung daun kelor.. a Cara membuat tepung daun kelor yaitu.
Setelah kering, daun kelor digiling menggunakan gilingan tepung hingga menjadi tepung, ditambahkan tepung daun kelor. Terdapat 15 toples yang digunakan sebagai wadah budidaya ikan nila yang masing-masing berukuran 16 liter. Hewan coba yang digunakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan panjang 4-6 cm dengan berat rata-rata 2 gram/ekor, dengan kepadatan tebar 15 ekor/wadah 16 liter dengan volume air 14 liter.
Untuk menentukan bobot ikan pada masing-masing tangki dilakukan penimbangan terhadap populasi ikan pada masing-masing tangki penelitian, total bobot yang diperoleh dalam satu tangki kemudian dibagi dengan jumlah seluruh ikan dalam tangki, nilai rata-rata yang diperoleh adalah bobot nilai per ekor ikan nila pada setiap wadah sampling. Jika hasil pengujian berbeda secara signifikan antar perlakuan, uji Duncan akan dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001) dan analisis deskriptif termasuk parameter retensi protein, SR dan kualitas air. Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan tepung daun kelor terhadap sistem imun ikan nila.