• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Perkembangan Kebijakan Program Kredit Usaha Tani, 1985-1999

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Perkembangan Kebijakan Program Kredit Usaha Tani, 1985-1999"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena telah memberikan ilmu yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf administrasi Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang telah memberikan pelayanan maksimal. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam memperoleh sumber daya dalam penyusunan skripsi ini.

BAB II MODERNISASI PERTANIAN DAN PROGRAM BIMBINGAN MASSAL DI INDONESIA 25

BAB III MANAJEMEN KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT

DPR RI : DPR RI Gema Palagung : Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung. Menkop PKM : Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Menkop PPK : Menteri Pembinaan Koperasi Pengusaha Kecil NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak. Bawon: Upah dalam bentuk natura (hasil pertanian) yang diberikan oleh pemilik tanah kepada buruh tani, khususnya untuk kegiatan pemanenan yang merupakan bagian tertentu dari hasil panen.

Diversifikasi pertanian: Upaya melakukan diversifikasi jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada satu produk pertanian. Atau bank pelaksana (KUD) menunjuk bank penyalur (BRI) untuk menyalurkan uang ke KUD untuk diteruskan ke debitur (petani). Manajemen: Suatu ilmu yang lebih fokus dalam mengelola seluruh aktivitas perbankan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan bank.

Amalan Ijon: cara membeli tanaman budidaya dari petani khususnya padi yang terjadi pada saat padi belum siap dipanen atau belum matang.

DAFTAR LAMPIRAN

Latar Belakang dan Permasalahan

Namun esensi dari masing-masing program tersebut tetap sama yaitu sebagai penyuplai modal untuk intensifikasi pertanian. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk tetap memberikan kredit kepada daerah pedesaan khususnya petani adalah dengan mengeluarkan kebijakan baru mengenai program kredit untuk intensifikasi pertanian. Pada dasarnya program Kredit Usaha Pertanian merupakan kebijakan kredit intensifikasi pertanian pengganti program Bimas yang dananya bersumber dari Bank Indonesia yaitu kredit dengan bantuan likuiditas Bank Indonesia (KLBI).

Dalam konteks pelaksanaan di lapangan, sistem pembiayaan kredit Program Kredit Usaha Pertanian tidak jauh berbeda dengan program Bimas. Oleh karena itu, dengan adanya intensifikasi kredit Program Kredit Usaha Pertanian, pemerintah berupaya membantu petani dalam memberikan pinjaman intensifikasi pertanian dengan mudah dan bunga rendah. Dengan program ini, pemerintah berharap tujuan kebijakan kredit bersubsidi dapat mengatasi kesulitan memperoleh permodalan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani peserta program kredit pertanian dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Dengan alasan tersebut, wajar jika Program Kredit Usaha Pertanian mendapat respon yang baik dari para petani. Pertama, pembayaran kredit di beberapa daerah sering ditemukan menunggak pembayaran kredit intensifikasi pertanian pada Program Kredit Usaha Pertanian. Kedua, adanya persepsi petani bahwa Program Kredit Usaha Pertanian merupakan subsidi modal untuk intensifikasi pertanian oleh pemerintah sehingga membuat petani enggan membayar tunggakan.

Dalam hal ini menarik untuk melihat bagaimana perkembangan kebijakan Program Kredit Usaha Pertanian dalam pemberian pinjaman kepada petani dan bagaimana kaitannya dengan tingkat kesejahteraan petani.

Ruang Lingkup

Oleh karena itu, tujuan utama program kredit adalah pengembangan dan perluasan upaya produktif untuk intensifikasi pertanian. Tahun 1999 dipilih sebagai batas waktu penulisan skripsi ini, karena pada tahun tersebut undang-undang no. Berdasarkan aturan ini, Program Kredit Usaha Pertanian yang didanai oleh KLBI dibatalkan secara resmi dan tertulis.

Di sisi lain, perubahan ini berarti Program Kredit Usaha Pertanian yang dananya berasal dari kredit likuiditas Bank Indonesia digantikan oleh Kredit Program Ketahanan Pangan (KKP) yang dananya bersumber dari mobilisasi dana masyarakat. Ruang lingkup skripsi ini adalah ruang lingkup nasional karena membahas kebijakan program kredit usaha pertanian pada tingkat nasional yang menekankan kasus pada wilayah Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. . . Daerah-daerah tersebut dipilih karena merupakan tempat pelaksanaan pilot project program kredit usaha pertanian yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Di sisi lain, hal ini terkait dengan pemerintah yang menetapkan kebijakan program kredit agribisnis sebagai pengganti kebijakan Program Bina Lingkungan yang mengalami krisis sehingga dampaknya dapat dirasakan secara nasional. Oleh karena itu, kebijakan pengalihan Program Bina Lingkungan ke Program Kredit Agribisnis merupakan salah satu langkah kebijakan baru pemerintah dalam memberikan kredit untuk intensifikasi pertanian. Secara singkat dapat disebutkan fakta dan proses terkait kebijakan Program Kredit Usaha Peternakan.

Bidang keilmuan dalam karya ini adalah sejarah sosio-ekonomi.17 Hal ini dikarenakan karya ini berkaitan dengan pengembangan kebijakan program kredit pertanian berdasarkan kegiatan perkreditan untuk kegiatan intensifikasi pertanian.

Tujuan Penelitian

Tinjauan Pustaka

Salah satu unit kredit KUD Harapan adalah Program Kredit Usaha Peternakan dengan sistem intensifikasi Supra Insus. Pada akhirnya, KUD Binangun dan KUD Harapan gagal memberikan manfaat yang signifikan melalui unit kredit intensifikasi pertanian, Program Kredit Usaha Pertanian. Selain itu, Program Kredit Usaha Pertanian yang penyalurannya dilakukan melalui dua koperasi tersebut cenderung merugi.

Pasalnya, pemerintah pusat selalu melakukan perubahan peraturan untuk mengatasi masalah tunggakan Program Kredit Usaha Pertanian. Selain itu, penulis mengambil sumber hukum dari skripsi ini sebagai dasar lahirnya Program Kredit Usaha Peternakan. Pustaka ketiga adalah disertasi berjudul “Evaluasi Penyaluran Kredit Usaha Tani Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Tani: Studi Kasus Penyaluran KUT DT.

19Siti Jamzanah, “Penyaluran Kredit Pertanian di Kabupaten Demak oleh Bank Pemerintah”, (Disertasi Program Pasca Sarjana Hukum Universitas Diponegoro tidak diterbitkan, 2004). 20 Indrani Dharmayanti, “Evaluasi Penyaluran Kredit Usaha Pertanian Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Peternakan: Studi Kasus Penyaluran KUT DT. Selain itu, literatur ini membahas sejauh mana Program Kredit Usaha Pertanian telah meningkatkan pendapatan petani dan berhasil mengembangkan intensifikasi pertanian di kabupaten Tasikmalaya.

Oleh karena itu, literatur ini hanya menggambarkan keberhasilan Program Kredit Usaha Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.

Kerangka Pemikiran

Melalui penjelasan rinci terkait perkembangan kebijakan Program Kredit Pertanian sehubungan dengan pemberian pinjaman kepada petani dan kaitannya dengan tingkat kesejahteraan petani, diharapkan mampu memberikan gambaran tentang Usaha Pertanian secara menyeluruh. Kebijakan Program Kredit di Indonesia. Dalam konteks itu, untuk memperoleh kredit melalui Program Kredit Usaha Pertanian, petani yang tergabung dalam kelompok tani harus melalui beberapa prosedur, mulai dari penyusunan rencana akhir kelompok tani (RDK), rencana akhir kebutuhan kelompok tani (RDKK) hingga memperoleh kredit untuk intensifikasi pertanian. Program Kredit Usaha Pertanian merupakan bagian dari pemberian kredit intensifikasi pertanian kepada masyarakat pedesaan khususnya petani.

Berdasarkan surat tersebut, Program Kredit Agribisnis resmi dilaksanakan pada musim tanam tanggal 1 April 1985 yang bergerak di bidang kredit intensifikasi pertanian untuk pengembangan produksi padi, palawija, dan hortikultura. Hubungan fungsional25 dalam Program Kredit Usaha Pertanian merupakan hubungan fungsional yang saling melengkapi dan mempengaruhi. Oleh karena itu, hubungan pemerintah dengan petani dalam Program Kredit Usaha Pertanian dapat diwujudkan melalui peran perbankan, lembaga keuangan non-bank dan pejabat terkait.

Oleh karena itu, kebijakan publik merupakan salah satu bentuk respon terhadap suatu permasalahan karena merupakan upaya untuk memecahkan, mengurangi dan mencegah hal-hal yang buruk, serta menjadi penganjur, inovasi dan pengambilan kebijakan dengan cara dan tindakan yang terbaik. Penelitian tesis ini membahas tentang kebijakan pemerintah bersama Bank Indonesia sebagai regulator Program Kredit Usaha Pertanian, dalam memberikan kebijakan untuk memudahkan masyarakat pedesaan khususnya petani dalam memberikan kredit untuk intensifikasi pertanian. Hal ini merupakan bagian dari kebijakan moneter Bank Indonesia untuk membiayai pinjaman program pemerintah yang disalurkan pada proyek-proyek yang berdampak langsung kepada masyarakat berpenghasilan rendah atau kelompok ekonomi lemah, antara lain Program Kredit Usaha Pertanian (KUT), Kredit e Sederhana untuk Pemilikan Rumah/ Sangat Sederhana ( KPR/SS), Pinjaman Koperasi Primer untuk Anggota (KPA) dan Pinjaman KUD (KKUD). Bagi petani sebagai pelaku kegiatan intensifikasi pertanian, program kredit usaha pertanian ditawarkan untuk mendukung pengembangan intensifikasi pertanian.

Dalam hal ini masyarakat desa khususnya petani dapat melaksanakan intensifikasi pertanian melalui Program Kredit Usaha Pertanian.

Metode Penelitian

Sumber utamanya berupa surat edaran Bank Indonesia nomor 17/13/UKK Tahun 1985 tentang Perubahan Program Bimbingan Masyarakat menjadi Program Kredit Pertanian. Di sisi lain, NS juga menjelaskan maksud dan tujuan Program Kredit Usaha Pertanian untuk intensifikasi pertanian dengan mengembangkan produksi padi. Keputusan tersebut memuat informasi mengenai pengembangan intensifikasi pertanian dan pengembangan koperasi melalui Program Kredit Usaha Pertanian.

Sumber lainnya adalah Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 31/24.A/KEP/DIR tanggal 7 Mei 1998 tentang Kredit Pertanian. Peraturan ini memperjelas pola penyaluran Program Kredit Usaha Pertanian, termasuk penegakan dan pembinaannya. Pola distribusi ini digunakan untuk mengatasi keterlambatan Program Kredit Pertanian tahun 1991-1995.

Laporan tahunan penting untuk skripsi, karena laporan tersebut memberikan analisis mengenai apa yang terjadi dan membahas tingkat penarikan Program Kredit Usaha Pertanian. Undang-undang ini memuat penunjukan Koperasi Kesatuan Desa (KUD) sebagai lembaga keuangan non bank yang menyalurkan dana kredit program kepada petani dalam rangka pengembangan intensifikasi pertanian. Berdasarkan kritik tersebut, akan diperoleh fakta berupa data tentang kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian dan perkembangan program kredit usaha pertanian untuk pemberian pinjaman kepada petani.

Dengan demikian, perkembangan kebijakan Program Kredit Agribisnis dapat dipahami dan dipahami dengan baik melalui imajinasi, interpretasi dan teori.

Sistematika Penulisan

Setelah Anda mengumpulkan cukup sumber, langkah berikutnya adalah mengkritik sumber tersebut untuk memastikan bahwa informasi dalam dokumen dapat dipercaya. Penulis mengkritisi sumber-sumber yang diperoleh penulis, karena sebagian besar sumber primer penulis berbentuk arsip-arsip yang sudah didigitalisasi, sehingga kritik terhadap isi sumber lebih diutamakan. Fakta sejarah yang relevan dengan tesis ini ditafsirkan sedemikian rupa untuk menemukan hubungan antar fakta tersebut.

Pada tahap ini penggunaan konsep ekonomi berguna untuk membantu menjelaskan hubungan fakta yaitu hubungan fungsional antara kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian di Indonesia dengan berkembangnya Program Kredit Usaha Pertanian untuk memberikan kredit kepada petani. Fakta dan informasi yang diperoleh pada tahap ini kemudian dipadukan dan disajikan dalam bentuk tulisan sejarah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, skripsi ini menggunakan metode deskriptif-analitis sesuai dengan metodologi penulisan sejarah agar mudah dipahami.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

3 I have also, in particular, perused clause 7 and clause 9.1 of the Regulations and am fully aware of the penal and administrative action that is liable to be taken against my ward in