• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF PROPOSAL - simakip.uhamka.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF PROPOSAL - simakip.uhamka.ac.id"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1 PROPOSAL

PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK )

IDENTIFIKASI PEWARNA KUNING METANIL PADA AGAR-AGAR DAN RHODAMIN B PADA KUE APEM YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL MENGGUNAKAN METODE

SPEKTROFOTOMETERI UV-Vis

Oleh :

Dra. apt. Hurip Budi Riyanti, M.Si ( NIDK 8898120016) Dra. apt. Mirawati Siregar, M.Si (NIDK 8805560018 )

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA JAKARTA

2021

(2)

2 LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian Dasar Keilmuan (PDK) Judul Penelitian

Identifikasi Pewarna Kuning Metanil Pada Agar-Agar Dan Rhodamin B Pada Kue Apem Dijual Di Pasar Tradisional Menggunakan Metode Spektrofotometeri Uv-Vis

Ketua Peneliti : Dra. apt. Hurip Budi Riyanti, M.Si.

Link Profil simakip :http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/1197 Fakultas /Program Studi:Farmasi dan Sains/ Farmasi Anggota Peneliti :Dra. apt. Mirawati Siregar, M.Si

Link Profil simakip :

http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/1237 Anggota Peneliti

Link Profil simakip :Click or tap here to enter text.

Nama Mahasiswa : Hazelia Lyandari NIM: 1604015359 Nur Zahrotul Janah NIM: 1604015369

Waktu Penelitian : 6 Bulan

Fokus Penelitian UHAMKA: Obat dan Kesehatan Luaran Penelitian

Luaran Wajib :Jurnal Nasional Sinta 3 Status minimal : Submitted Luaran Tambahan :Prosiding Seminar Nasional Status minimal : Draft Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Peneliti

apt.Dr. Rini Prastiwi, M.Si apt.Dra. Hurip Budi Riyanti, M.Si.

NIDN 0309128602 NIDK.8898120016

Menyetujui,

Ketua Lemlitbang UHAMKA

apt. Dr, Supandi, M.Si NIDN. 0319067801 Dr. apt. Hadi Sunaryo, M.Si.

NIDN.0325067201

(3)

3 RINGKASAN

Jajanan yang dijual di pasar tradisional sangat banyak ragamnya dan berwarna warni agar menarik pelanggan. Ada makanan yang terbuat dari agar –agar yang ditempatkan di cup – cup plastik, salah satunya berwarna kuning. Agar – agar terbuat dari bahan rumput laut Gracilaria chilensis yang sudah dibudidayakan di Indonesia. (B. S. B. Utomo, 2006). Agar yang berwarna kuning pasti ditambahkan zat pewarna. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan bermutu. Pewarna kuning yang dilarang digunakan dalam makanan adalah kuning metanil (methanyl Yellow).

Kuning metanil sebenarnya pewarna untuk tekstil dan cat. Namun, sebagian orang menggunakannya untuk mi basah, kerupuk dan berbagai macam makanan. Kuning metanil yang digunakan pada makananan dapat menyebabkan kanker, terutama pada orang yang sering mengonsumsinya, juga akan menimbulkan permasalahan pada pencernaan. Zat-zat makanan ini benar-benar sangat berbahaya (Eka R, 2008).

Pada penelitian terdahulu yaitu mengenai “ Kandungan zat pewarna metanil yellow pada tepung panir yang dijual dipasar tradisional Kota Makassar ” menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh membuktikan bahwa sampel tepung panir yeng beredar dipasar tradisional kota makassar positif mengandung methanyl yellow (Sahani dkk, 2017).

Selain agar- agar yang berwarna kuning, jajanan yang lain adalah kue apem, yang biasanya berwarna merah. Kue apem adalah sejenis kue tradisional yang terbuat dari bahan baku utama tepung beras. Pewarna yang digunakan bisa alamiah juga bisa sitntetik yang khusus untuk pewarna makanan, tetapi juga banyak yang menyalahgunakan zat pewarna tekstil yang dilarang digunakan. Pada penelitian terdahulu yaitu mengenai “Identifikasi Rhodamin B Dalam Saus sambal yang beredar di Pasar Tradisional dan Modern Kota Denpasar” menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh membuktikan bahwa sampel saus sambal di pasar tradisional yang beredar di kota Denpasar positif mengandung Rhodamin B (Laksmita dkk., 2018). Peneliti bertujuan untuk melakukan identifikasi pewarna kuning metanil yang digunakan pada agar-agar dan identifikasi rhodamin B pada kue apem yang dijual di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis. Setelah

(4)

4 melakukan penelitian ini, hasilnya akan dipublikasikan di Jurnal Nasional terakreditasi.

Kata kunci: Agar-Agar; Kue Apem; Kuning Metanil; Rhodamin B; Kromatografi Lais Tipis; Spektrofotometeri Visibel

(5)

5 LATAR BELAKANG

Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang dalam proses pengolahannya menggunakan bahan tambahan pangan (Food Additive) dan zat kimia yang disalah gunakan pemakaiannya. Penggunaan zat pewarna semakin banyak digunakan baik pada industri pengolahan pangan maupun dalam pembuatan berbagai pangan jajanan. Hal ini disebabkan karena warna yang menarik akan memengaruhi konsumen dalam pemilihan suatu produk makanan dan minuman (Zuraida.R dkk 2015).

Pewarna makanan yang ditambahkan dalam makanan olahan biasanya berwarna mencolok sehingga dapat menarik perhatian konsumen, namun pewarna yang berbahaya seharusnya tidak boleh dipergunakan dalam makanan. Pewarna buatan yang berbahaya dalam makanan olahan dapat dianalisis secara kualitatif (Julaeha L, 2018).

Kuning metanil merupakan zat warna buatan yang memberikan warna kuning pada makanan. Zat warna ini juga sering kali disalah artikan sebagai salah satu bagian dari zat-zat makanan. Kuning metanil sebenarnya pewarna untuk tekstil dan cat.

Namun, sebagian orang menggunakannya untuk mi basah, kerupuk dan berbagai macam makanan. Metahnyl yellow yang digunakan pada makanan dapat menyebabkan kanker . terutama pada orang yang sering mengonsumsinya, juga akan menimbulkan permasalahan pada pencernaan. Zat-zat makanan ini benar- benar sangat berbahaya (Eka R, 2008).

Rhodamin B termasuk salah satu zat berbahaya dan dilarang digunakan pada produk pangan. Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil (Permenkes RI, 1985). Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas. Rhodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Khopkar, 1990).

(6)

6 Spektrofotometer merupakan suatu alat yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis suatu jalur larutan dengan menggunakan monokromator sistem prisma atau kisi difraksi dan detektor fotosel. Spektrofotometer terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi, Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi gelombang. Radiasi elektromagnetik UV-Vis tersebut mempunyai panjang gelombang berkisar 200-800 nm. Sinar UV mulai dari 200-400 nm dan sinar tampak 400-800 nm. Metoda Spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan, dimana absorbsi sinar oleh larutan merupakan fungsi dari kosentrasi. Pada kondisi optimum, dapat dibuat hubungan linier secara langsung antara absorbsi larutan dan konsentrasi larutan tersebut (Bherman G, 2015).

Pada penelitian terdahulu yaitu mengenai “ Kandungan zat pewarna kuning metanil pada tepung panir yang dijual dipasar tradisional Kota Makassar ” menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh membuktikan bahwa sampel tepung panir yeng beredar dipasar tradisional kota makassar positif mengandung methanyl yellow (Sahani dkk, 2017).

Sedangkan penelitian yang telah dilakukan untuk “Identifikasi Rhodamin B Dalam Saus Sambal Yang Beredar Di Pasar Tradisional Dan Modern Kota Denpasar”

menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh membuktikan bahwa sampel saus sambal di pasar tradisional yang beredar di kota Denpasar positif mengandung Rhodamin B (Laksmita dkk., 2018). Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian identifikasi kuning metanil pada agar- agar dan Rhodamin B pada kue apem dengan mengambil sampel di salah satu pasar tradisional di Jakarta.

Metode yang digunakan yaitu Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV- Vis.

(7)

7 TINJAUAN PUSTAKA

1.Definisi Jajanan atau Kue

Jajanan atau kue merupakan pangan siap saji yang bahannya terbuat dari tepung dan diolah oleh produsen makanan ditempat penjual atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual kepada masyarakat umum.

Makanan ini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Keunggulan makanan jajanan adalah murah, mudah didapat, cita rasanya enak, dan cocok dengan selera kebanyakan orang (Yamlean, 2011).

2. Pewarna Makanan

Warna merupakan salah satu indicator kesegaran atau kematangan pada makanan. Baik atau tidaknya cara pengolahan atau pencampuran makanan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata. Zat warna sejak lama dikenal dan digunakan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna sintesis karena penggunaannya lebih praktis dan lebih murah (Gede Agus, 2014).

Penambahan pewarna pada makanan bertujuan untuk memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik (Winarno, 1994). Akan tetapi, sering kali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat warna pada makanan, misalnya untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan makanan (Cahyadi, 2008).

Di Indonesia undang-undang penggunaan zat pewarna belum memasyarakat sehingga terdapat kecendrungan penyimpangan pemakaian zat pewarna untuk berbagai bahan pangan oleh produsen, misalnya pemakaian zat pewarna tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai makanan.

Hal tersebut jelas berbahaya bagi kesehatan, karena residu logam berat pada zat pewarna tersebut bersifat karsinogenik (Winarno, 2004).

(8)

8 Tabel 1: Pewarna sintetis yang diperbolehkan untuk Bahan Tambahan Pangan

Sumber :PERMENKES RI No.033 Tahun 2012 tentang BTP

(9)

9 Tabel 2. Pewarna Sintesis Yang Dilarang

Sumber: PERMENKES RI No239/Men.kes/per/v/85 tentang Zat Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya

3. Kuning Metanil (Methanyl Yellow)

Metanil yellow (C18H14N3O3SNa) merupakan pewarna golongan azo, dimana dalam strukturnya terdapat ikatan N=N. Methanyl yellow dengan warna kuning dibuat dari asam metanilat dan difenilamin. Methanyl yellow

(10)

10 adalah zat warna sintetik yang berbentuk serbuk berwarna kuning kecokelatan, larut dalam air, dan agak larut dalam aseton. Methanyl yellow merupakan senyawa kimia azo aromatik amin yang dapat menyebabkan tumor dari berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan, atau jaringan kulit. Metanil kuning yang dibuat dari asam metanilat dan difenilamin ini bersifat toksik. Methanyl yellow merupakan pewarna tekstil yang sering disalah gunakan sebagai pewarna makanan.

Gambar 1 : Struktur kimia methanyl yellow

Pewarna tersebut bersifat sangat stabil. Methanyl yellow biasa digunakan untuk mewarnai wool, nilon, kulit, kertas, cat, alumunium, detergen dan kayu (Bhernama B dkk., 2008).

Penyalahgunaan methanyl yellow sebagai zat pewarna dalam makanan disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan, atau disebabkan karena tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang penggunaan senyawa tersebut untuk bahan pangan, dan juga harga zat pewarna untuk industri relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk makanan. Zat warna untuk tekstil tersebut juga memiliki warna yang lebih cerah dan praktis digunakan serta tersedia dalam kemasan kecil di pasaran sehingga memungkinkan masyarakat tingkat bawah dapat membelinya (Zuraida R, 2015).

Zat warna methanyl yellow memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menghasilkan warna yang lebih kuat, lebih seragam, dan lebih stabil. Warna yang dihasilkan dari pewarna ini akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Selain itu, penggunaanya sangat efisien karena pemakaian dalam jumlah sedikit sudah memberikan

(11)

11 warna yang cukup intensif akan tetapi, jika pewarna tersebut terkontaminasi logam berat, maka akan akan sangat berbahaya (Zuraida R, 2015).

4. Sifat Kimia Dan Fisika Methanyl Yellow

Methanyl yellow merupakan pewarna dengan golongan (azo, amin, aromatik, sulfonat). Dapat larut dalam air dan alkohol, cukup larur dalam benzene, eter, dan sedikit larut dalam aseton. Methanyl yellow memiliki titik leleh

> 300 ºC, titik lebur 390 º C. Kelarutan dalam air 5-10% g/100 ml pada suhu 24 ºC, panjang gelombang maksimum pada 485 nm. Senyawa ini memiliki berat

molekul 452,37. Bentuk fisik serbuk atau padat, berwarna kuning kecokelatan. Memiliki nama lain sunset yellow, food yellow, disodium salt.

Dan methanyl yellow dengan warna kuning dibuat dari asam metanilat dan difenilamin. (Syah D dkk., 2005).

5. Rhodamin B

Rhodamin B adalah pewarna sintesis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna Rhodamin B antara lain makanan berwarna merah mencolok (Depkes RI, 2007). Rhodamin B merupakan bahan pewarna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B bersifat karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker (MerckIndex, 2006).

Rhodamin B dibuat dari metadietilaminofenol dan ftalik anhidrid. D dan C Red 19 termasuk golongan pewarna xanthene basa. Rhodamin B dapat digunakan untuk pewarna kulit kayu atau serat kayu, kapas, wool, nilon, serat asetat, kertas, tinta dan vernis, sabun dan bulu Zat ini sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan (Merck Index, 2006).

(12)

12 Gambar 2. Struktur Kimia Rhodamin B

Hasil analisis berupa penelitian menyatakan bahwa Rodamin B dapat membahayakan kesehatan manusia yaitu tidak dapat dicerna oleh tubuh dan akan mengendap secara utuh dalam hati sehingga dapat menyebabkan keracunan hati. Pengaruh toksisitas biasanya bersifat akut saja yaitu yang pengaruhnya cepat terjadi, sedangkan pengaruh yang bersifat kronis tidak dapat diketahui secara cepat karena manusia yang normal memiliki toleransi yang tinggi terhadap racun dalamtubuh dengan adanya mekanisme detoksifikasi. Selain itu pembeli juga diduga tidak mengonsumsi menu yang sama setiap harinya (Sumartin, 2010).

6. Sifat Fisik Kimia Rhodamin B

Nama Kimia : N –[9-(2-Carboxyphenyl)-6-(diethylamino)-3Hxanthen-3 ethyethanaminium chlorida. Sinonim : tetra ethylrhodamine; D & C Red No. 19, Rhodamine B Chloride, C. 1. Basic Violet 10, C. 1. 45170. Rumus Molekul : C28H31C1N203. Bobot Molekul (BM) : 479. Titik Lebur : 1650C. Nomor CAS :81- 88-9. Nomor IMIS : 0848. Kelarutan sangat larut dalam air dan alcohol, sedikitlarut dalam asam hidroklorida dan natrium hidroksida (Merck Index, 2006).

Rhodamin B pada dasarnya adalah zat pewarna berupa kristal yang tidak berbau dan berwarna hijau atau ungu kemerahan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar berfluoresensi. Rhodamin B biasanya beredar di pasar sebagai zat pewarna

tekstil yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas (Mamoto dkk., 2013). Sifat karsinogenik dari Rhodamin B disebabkan oleh unsur N+(nitronium) dan Cl- (klorin) yang terkandung pada Rhodamin B yang

(13)

13 bersifat sangat reaktif dan berbahaya jika dikonsumsi. Hal ini dikarenakan klorin merupakan senyawa anorganik sangat reaktif, toksik, dan bersifat karsinogenik atau memicu kanker (Wijaya, 2011).

7. Definisi Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector fototube.

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometri dilengkapi dengan detector yang bersifat fotoelektrik (Mulja, 1995).

a. Ciri-ciri spektrofotometri UV-Vis 1) Daerah jangkauan spektrum

Daerah UV (190-380 nm) dan Vis/cahaya tampak (380-780 nm).

2) Sumber Radiasi

Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometri UV- cahaya tampak menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing- masing daerah.

Sinar dari lampu D2/deuterium/hydrogen untuk daerah 190-380 nm dan sinar dari lampu pijar/wolfram/tungsten untuk daerah 380-780 nm.

3) Tempat sampel/cell/kuvet

Dari bahan silica (kuarsa) untuk daerah 190-1100 nm. Gelas untuk daerah 380- 1100 nm. Plastik sering digunakan untuk pengukuran pada λ daerah cahaya tampak.

b. Hukum Lambert dan Beer

Menurut hukum Lambert, serapan berbanding lurus dengan ketebalan lapisan yang disinari. Dengan bertambahnya ketebalan lapisan, serapan akan bertambah. Menurut hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatisdan larutan yang sangat encer, jika konsentrasi bertambah,

(14)

14 jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan bertambah sehingga serapan juga bertambah.

Kedua hukum ini digabungkan dengan hukum Lambert-Beer, maka diperoleh bahwa serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan lapisan.

c. Prinsip kerja spektrofotometri UV-cahaya tampak

Sinar yang masih polikromatis yang dihasilkan oleh sumber radiasi akan melewati monokromator, kemudian oleh monokromator akan didispersikan menjadi sinar yang monokromatis dan diteruskan melalui kuvet yang berisi sampel hingga jatuh pada detektor. Pada detektor ini sinyal yang masih berupa radiasi elektromagnetik (REM) akan diubah menjadi sinyal listrik dan diperkuat oleh amplifier sehingga dapat terbaca oleh detektor.

Gambar3. Skema instrumentasi spektrofotometri tampak

(15)

15 ROAD MAP PENELITIAN

Penelitian ini masuk pada roadmap penelitian Fakultas Farmasi dan Sains yaitu penerapan

ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan. Berkaitan dengan Penelitian Dasar Keilmuan

yang dilakukan oleh peneliti, hal ini juga berlatar belakang dari peneliti yang mengampu tentang Kimia Pangan dan Gizi sebagai mata kuliah pilihan di FFS Uhamka. Roadmap peneliti fokus pada keamanan pangan, karena pangan yang beredar harus bermutu dan aman.

Adapun road map peneliti dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 4: Road Map Penelitian

Identifikasi Formalin, Rhodamin dan kuning metanil pada makanan

menggunakanm tes kit ( 2020)

Identifikasi kuning metanil dan rhodamin menggunakan metode

spektrofotometeri ( 2021)

Identifikasi formalin dan boraks

menggunakan metode

spektrofotometri

(16)

16 METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Instrumentasi Lab Terpadu Fakultas Farmasi danSains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA pada November 2021 sampai Maret 2022

2. Alat dan bahan penelitian

Alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas yang biasanya ada dilaboratorium,

Spektrofotometer UV (Shimadzu), neraca analitik,.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. agar-agar yang berwarna kuning, asam asetat, n-butanol, dan aquades, etanol, amoniak, baku pembanding kuning metanil

b. Kue apem, senyawa baku Rhodamin B, asam klorida, methanol, etil asetat, n butanol, n propanolol, ammonia, etanol, natrium sulfat anhidrat, aquadest.

3. Prosedur penelitian a. Sampling

Kriteria sampel didasarkan pada agar-agar berwarna kuning mencolok, dan kue apem yang berwarna merah dan harganya murah yang beredar di pasar tradisional di Jakarta Timur.

Cara sampling menggunakan purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian

b. Preparasi :

b.1.Sampel agar-agar

Sampel agar-agar dihaluskan ditimbang lebih kurang 5 gram, dimasukkan ke dalam labu Erlenmayer. Diisolasi, tambahkan 10 ml amonia 2% dalam 70% alkohol diamkan selama 24 jam. Kemudian saring dengan

(17)

17 menggunakan kertas saring sehingga didapat filtratnya. Filtrat diuapkan di waterbath sampai terbentuk massa yang kental ( Lubis, 2014 ).

b.2. Sampel Kue Apem

Sejumlah lebih kurang 500 mg sampel dimasukkan ke dalam Beaker glass 10 ml ditambahkan 4 tetes asam klorida 4 M, ditambah 5 ml metanol, lalu dipanaskan pada penangas air, kemudian ditambahkan metanol sampai 10 ml dan disaring dengan kertas saring (larutan A) (Riyanti dkk., 2018).

c. Uji Kualitatif Dengan Metode KLT c.1: Sampel Agar- Agar

Larutan uji dan baku masing-masing ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis tipis sebagai berikut :

1) Fase diam : silika gel GF 254

2) Fase gerak : n – butanol – asam asetat glasial- Aquades (4 : 5 : 1) 3) Penjenuhan : dengan kertas saring

4) Volume penotolan : masing-masing 10 µL 5) Jarak rambat sampai garis batas atas 6) Pengamatan :

1. Secara visual terlihat bercak berwarna kuning c.2: Sampel Kue Apem

Larutan uji dan baku masing-masing ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis tipis sebagai berikut :

1) Fase diam : silika gel GF 254

2) Fase gerak : Etil asetat – n – butanol – amonia (20 : 55 : 25) 3) Penjenuhan : dengan kertas saring

4) Volume penotolan : masing-masing 10 µL 5) Jarak rambat sampai garis batas atas 6) Pengamatan :

- Secara visual terlihat bercak berwarna merah muda

- Dengan UV 254, bercak berfluoresensi kuning (Riyanti dkk., 2018).

(18)

18 4. Uji Kualitatif dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis

. 1)Pembuatan Larutan Baku:

a. Kuning Metanil

100 mg kuning metanil dimasukan kedalam labu Erlenmeyer dan dilarutkan dalam etanol sampai 1000 µg/mL kemudian ditutup dengan alumunium foil (Lubis, 2014

b. Rhodamin B

Sejumlah 10 mg pewarna Rhodamin B baku dilarutkan dalam labu ukur 100 mL dengan etanol 70% sampai dengan tanda batas. Larutan dikocok (konsentrasi 100 µg/mL) (Elfasyari dkk., 2020).

2). Penentuan panjang gelombang (λ) maksimum a. Kuning metanil

Larutan baku kuning metanil dipipet 0,1 mL, menggunakan pipet volume lalu ditambahkan etanol dalam labu takar sebanyak 10 mL sehingga konsentrasinya menjadi 10 ppm. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 390 - 450 nm ( Lubis, 2014 )

b.Rhodamin B

Serapan maksimum diukur dengan rentang panjang gelombang 400–

800 nm terhadap larutan baku Rhodamin B dengan kadar 100 µg/mL.

Larutan blangko yang digunakan adalah etanol 70% (Elfasyari dkk., 2020).

3). Penentuan Pewarna Kuning Metanil dan Rhodamin B Dalam Sampel Dengan Spektrofotometri UV-Vis

a. Kuning Metanil

Dari hasil analisis kualitatif dengan KLT. Didapatkan bercak nilai Rf yang sama dengan nilai Rf standar, kemudian ditandai dan dikerok seluruh fase diamnya lalu dikumpulkan, dilarutkan dengan etanol sampai larut dan disaring hasil saringan diukur menggunakan spektrofotometri uv-vis. Didapatkan hasil spektrum pada puncak yang tinggi pada panjang gelombang 390-450 ( Lubis, 2014 )

(19)

19 b.Rhodamin B

Serapan maksimum larutan uji dan baku masing-masing diukur pada panjang gelombang lebih kurang 558 nm menggunakan asam klorida 0,1 N sebagai blanko.

4) Analisa Data

Kuning metanil pada agar – agar dan Rhodamin B pada kue apem dapat dianalisis menggunakan metode KLT dan jika hasil uji menunjukkan nilai Rf yang sama dengan nilai Rf larutan baku pembanding maka hasil uji dinyatakan positif mengandung kuning metanil atau Rhodamin B.

Kemudian dilakukan uji pendukung dengan menggunakan spektrofotometri. Jika panjang gelombang maksimum maupun profil spektrum sampel sama dengan baku pembanding maka dinyatakan sampel mengandung kuning metanil atau Rhodamin B.

(20)

20 BAGAN ALIR PENELITIAN

Sampel agar- agar dan kue apem dipreparasi

Dilakukan identifikasi dengan KLT, bila hasil positif dilanjutkan.

Hasil positif dari KLT dilanjutkan diukur dengan Spektrofotometer

Analisis Data

(21)

21 JADWAL PENELITIAN

(22)

22 DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S,. 2017. Pembuatan zat warna alami daari kulit batang jamblang sebagai bahan dasar pewarna tekstil. Jakarta: Universitas Malikussaleh Bhernama Bhayu Gita. 2015. Degtadasi Zat Warna Metanil Yellow Dengan Penyinaran Matahari dan Penambahan Katalis TiO2-SnO2. Dalam : Jurnal Lantanida, Banda Aceh. Hlm. 119-120.

Cahyadi, W., 2008. Analisis dan aspek kesehatan bahan tambahan pangan.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Cahyadi, Wisnu. 2009. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua. Jakarta Pt.Bumi Aksara

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MenKes/PER//1988 yag telah direvisi dengan Peraturan Menteri Keseshatan RI No. 1168/

MenKes/PER/X/1999 tahun 2000, Bahan tambahan makanan yang diijinkan dan tidak diijinkan penggunaannya. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Elfasyari T. Y, Putri M. A, Andayani R. 2020. Analisis Rhodamin B pada Lipstik Impor yang Beredar di Kota Batam secara Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis. Batam : Jurnal Farmasi Indonesia.

Gardjito, M., Murdiati, A., dan Aini, N. 2006. Mikroenkapsulasi -karoten Buah Labu Kuning dengan Enkapsulan Whey dan Karbohidrat.

Yogyakarta : Jurnal Teknologi Pertanian UGM.

Hendayana, Sumar., Asep Kadarohman., AA Sumama, Asep S. 1994. Kimia Analitik Instrumen Edisi Kesatu. Semarang: IKIP Semarang Press.

Julaeha,L., Nurhayati.A..2018. Penerapan Pengetahuan Bahan Tambahan Pangan Pada Pemilihan Makanan Jajanan Mahasiswa Pendidikan Tata Boga Upi. Diakses Dari Jurnal Media Pendidikan Gizi Dan Kuliner Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

(23)

23 Kue Berwarna Merah Muda yang Beredar Di Kota Manado. Dalam:Jurnal

Ilmiah Sains Vol. 11, Manado. Hlm. 292.

Lubis, N ., 2014. Analisa Kandugan ZatPewarnaMethanyl Yellow pada beberapa produk tahu kuning yang beredar Di Wilayah Garut Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan Spektrofotometri Visibel, Skrips. Farmasi Universitas Garut.

Laksmita W, A. S., N. P. Widayanti, dan M. A. F. Refi. 2018. Identifikasi Rhodamin B Dalam Saus Sambal Yang Beredar Di Pasar Tradisional Dan Modern Kota Denpasar. Jurnal Media Sains. Hlm. 12.

Lee TA, Sci BH, Counsel. 2005. The food from hell: food colouring. The Internet Journal of Toxicology. Vol 2 no 2. China: Queers Network Research.

Mawaddah, ighantul. 2015. Analisis Keamanan Pangan Pada Produk Kerupuk Mie Di Kabupaten Tegal. Fakultas Il Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Muharto. 2016. Metode Penelitian Sistem Informasi.Yogyakarta: Deepublish Mulja, M, Dr. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya Airlangga University Press.

Mamoto, L. V., Fatimawali, & Citraningtyas, G. 2013. Analisis Rhodamin B pada lipstik yang beredar di pasar kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi- UNSRAT, 2(2), 61-67.

Merc Index, 2006, Chemistry Constant Companion, Now with a Newaddition, Edisi 14th, Whitehouse Station, NJ, USA.

Mulja, M, Dr. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University Press.

Ningsih, I,. 2011. Gambaran penggunaan pewarna sintesis Rhodamin B dan Methanyl Yellow. Makassar Universitas Allaudin Nollet, Leo, M. L. 2004. Handbook of Food Anaalysis . second Edition,

1513,11523- 1529, Marcel Dekker, Ink., New York.

Paratmanitya, Y., Aprilia, V. 2016, Kandungan bahan tambahan pangan berbahaya pada makanan jajanan anak sekolah dasar di kabupaten

(24)

24 bantul. Diakses dari Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. Vol.4.No 1, pada tanggal 26 July 2020.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2013, Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan .

Permenkes RI. (2012). Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Kemenkes RI.

Permenkes RII. No239/Men.kes/per/v/85. Tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya. Jakarta: Kemenkes RI

Praja, D,. 2015. Zat aditif makanan. Yogyaakarta Penerbit Garudhawaca.

Rahman, S,. 2018. Membaangun pertaanian dan pangan untuk mewujudkan keadilan pangan. Yogyakarta Deepublish Publisher.

Rembet Lavinny K, Abidjulu Jemmy, Kojong Novel S. 2017. Analisis Kadar.

Rhodamin B Pada Bumbu Jajanan Tahu Yang Beredar Di Kota Manado.

Dalam : Jurnal Ilmiah Farmasi. UNSRAT, Manado. Hlm. 83.

Riyanti H. B, Sutyasningsih, Sarsongko A. W. 2018. Identifikasi Rhodamin B dalam Metode KLT dan Spektrofotometri UV-VIS. Jakarta : UHAMKA.

Sahani W, Juliani Y. 2017. Kandungan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Pada Tepung Panir Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Makassar. Dalam Jurnal Sulolipu Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkeskes Makassar. Hlm. 56-59.

Saparinto, C., 2006. Bahan Tambahan Pangan, Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Syah, D., Mahrus,Z. 2005. Manfaat Dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung : PT Alfabet.

Winarno, F.G., (2002), Flavor bagi Industri Pangan. Bogor: M-Brio Press.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

(25)

25 Wirasto. 2008. Analisis Rhodamin B dan Methnayl Yellow Dalam Minuman Jajanan Anak SD di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta dengan Metode Kromatografi Lapis tipis. Fakultas Farmasi Universitas Muhamddiyah Surakarta.

Wijaya, D. 2011. Waspadai Zat Aditif Dalam Makanan. Jogjakarta : Buku Biru. Winarno. 1994. Sterilisasi Komersial Produk-Produk Pangan.

Jakarta: Gramedia. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Yamlean Paulina. 2011. Identifikasi dan Penetapan Kadar Rhodamin B Pada Jajanan

Yuliarti, N. 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta : Andi Offset.

Zuraida,R.,Saputra,O.2015.Faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang Jajanan anak sekolah terhadap penggunaan methanyl yellow.Lampung:

Fakulatas kedokteran

(26)

26 SEMINAR PROPOSAL DI PROGRAM STUDI

Link Zoom

https://us06web.zoom.us/j/7120111997?pwd=ODVRMW41QjhLQn dueWRyZ1JqemloUT09

Ketika diklik Linkzoom judulnya harus seminar proposal program studi S1 fakultas farmasi tanggal 29 November 2021.pukul 16.00 WIB

Screenshoot bukti seminar proposal program studi

Hurip Budi Riyanti Elly Wardani

Ricky Arcantia Rahmania

Sofia Fatmawat Mirawati Siregar Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen

RANCANGAN ANGGARAN KEUANGAN BAHAN HABIS PAKAI

Material Justifikasi Pembelian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Agar- agar Sampel 5 bungkus 10.000 50.000

Apem Sampel 10 biji 2500 25.000

Kuning metanil Baku 2,5 g 500.000 500.000

Rhodamin B Baku 2,5 g 500.000 500.000

Asam asetat Pereaksi 1 L 300.000 300.000 Asam khlorida Pereaksi 1 L 400.000 400.000

(27)

27 n- Butanol Pereaksi 250 ml 450.000 450.000

Aquades Pelarut 10 L 150.000 150.000

Etanol Pereaksi 250 ml 450.000 450.000

Amoniak Pereaksi 250 ml 510.000 500.000

Metanol Pereaksi 2,5 L 610.000 600.000

Etil asetat Pereaksi 2,5 L 500.000 500.000 n-propanolol Pereaksi 2,5 L 450.000 450.000 Na Sulfat an hidrat Pereaksi 500 g 200.000 200.000

Sub Total 5.075.000

Material Justifikasi Pembelian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Perjalanan membeli sampel

2 200.000 400.000

Ongkir Pembelian

pereakasi dan baku online

2 100.000 200.000

Sub Total 600.000

Material Justifikasi Pembelian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Sewa Alat Pengukuran 1 paket 1.000.000 1.000.000

Sub Total 1.000.000

BIAYA PUBLIKASI

Material Justifikasi Pembelian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

(28)

28 Biaya publikasi Jurnal

Terakreditasi

1 500.000 500.000

Biaya Seminar Prosiding 1 750.000 750.000

Sub Total 1.250.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 7.925.000 Tujuh juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah.

(29)

29 LAMPIRAN FORMAT SUSUNAN ORGANISASI TIM PENGUSUL DAN PEMBAGIAN TUGAS

No Nama/NIDN Instansi/Asal Bidang Ilmu

Alokasi Waktu (

jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Dra.apt.Hurip Budi Riyanti, M.Si/

8898120016

Kimia Pangan 50 Mengerjakan penelitian

2 Dra.apt. Mirawati Siregar,M.Si

8805560018

Kimia Farmasi 50 Mengerjakan penelitian

3 Hazelia Lyandari/

1604015359

Mahasiswa FFS

50 Membantu

mengerjakan 4 Nur Zahrotul Janah/

1604015369

Mahasiswa FFS

50 Membantu

mengerjakan

(30)

30 SURAT PERNYATAAN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah : Nama : Dra. apt. Hurip Budi Riyanti. M.Si NIDK : 8898120016

Unit Kerja/Prodi : FFS Uhamka /S1 Jabatan fungsional : Asisten Ahli

Alamat : Jl. Krakatau Raya No. 118 B, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Bekasi

Menyatakan dengan ini bahwa proposal penelitian saya yang berjudul

“Identifikasi Pewarna Kuning Metanil Pada Agar-Agar Dan Rhodamin B Pada Kue Apem Dijual Di Pasar Tradisional Menggunakan Metode Spektrofotometeri Uv-Vis” yang saya usulkan dalam skim penelitian internal UHAMKA untuk tahun anggaran 2021-2022 semester kedua adalah benar- benar penelitian original, belum dibiayai oleh lembaga dan sumber dana lainnya. Bila ternyata dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian

yang sudah diterima ke kas UHAMKA.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya

Jakarta, 27 November 2021

Yang menyatakan Mengetahui

Ketua Program Studi

Dra. apt. Hurip Budi Riyanti. M.Si apt.Dr. Rini Prastiwi,M.Si NIDK 8898120016 NIDN 0309128602

Referensi

Dokumen terkait

27 Berdasarkan Gambar 5.2 menunjukkan bahwa hasil uji kromatografi lapis tipis pada kerupuk basah adalah sampel tidak mengandung Rhodamin B terlihat dari warna yang diperoleh dan