• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Psikologi Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Psikologi Pendidikan"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Penyusunan buku ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan.

Daftar Isi

Pendidikan Anak Usia TK — 25 Konsep Pembelajaran Anak TK — 26

Perkembangan Anak Usia TK — 33 Perkembangan Anak Usia TK — 34

Teori Perkembangan Moral — 43 Perkembangan Moral Piaget — 44

Kecerdasan Moral Anak — 49 Pengertian Kecerdasan Moral — 50

Cerita — 65

Kajian Cerita dan Moral Anak — 77

Menyusun Pembelajaran Moral dengan Cerita — 81

Contoh Modul Pembelajaran Cerita dan Moral Anak — 89

Daftar Tabel

PENDAHULUAN

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan moral pernah terjadi di lingkungan kita, bahkan di kalangan anak-anak. Sudah menjadi tanggung jawab kita untuk mendidik dan membimbing anak-anak dalam memiliki dan mengamalkan nilai-nilai moral yang baik.

Soal Latihan

PEMBELAJARAN MORAL

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yulianti (2014) yang mengembangkan nilai moral pada anak di salah satu Taman Kanak-Kanak di Palu dengan menggunakan metode bercerita. Menyelenggarakan Pembelajaran Moral ~ 23 Berbagai hasil penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan nilai moral pada anak.

PENDIDIKAN ANAK USIA TK

Konsep Pembelajaran Anak TK

Prinsip ini menjelaskan bahwa anak belajar melalui pengalaman melalui aktivitas, seperti berlari dan berinteraksi dengan teman. Anak belajar tentang alam dengan cara mengamati, mengklasifikasikan dan membandingkan hal-hal yang menarik minat anak.

Metode Pembelajaran di TK

Kami menerapkan metode ekskursi dengan mengajak anak melihat mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang kami ajar. Sosiodrama merupakan metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial.

PERKEMBANGAN ANAK USIA TK

Perkembangan Anak Usia TKA

Jean Piaget menggambarkan anak usia dini sebagai tahap perkembangan kognitif praoperasional karena anak pada usia ini belum siap untuk melakukan operasi mental logis, yang baru dapat mereka lakukan ketika mencapai tahap operasional konkrit pada masa kanak-kanak pertengahan. Pada usia 3-5 tahun, pemikiran dan perilaku anak masih berdasarkan pada otak emosionalnya, sehingga suasana hati anak sering berubah-ubah, emosinya menjadi sensitif, mudah tersinggung dan cemberut jika permintaannya tidak dipenuhi (Allen & Marrot, 2010).

Perkembangan Moral Anak Usia TK B

MORAL

Setelah mempelajari bab ini, kami berharap pembaca mampu menjelaskan perkembangan moral berdasarkan teori dan penerapannya.

TEORI PERKEMBANGAN

Perkembangan Moral PiagetA

Selama periode ini, anak-anak dihadapkan pada orangtua dan orang dewasa lainnya yang memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Piaget mencoba menasihati anak-anak seusia ini untuk menggunakan aturan baru dalam permainan bola, anak itu akan menolak. Di sisi lain, anak yang lebih besar atau penganut moralitas otonom mungkin menerima dan sudah memahami bahwa aturan yang ada hanyalah kesepakatan yang disepakati bersama demi kenyamanan yang bisa diubah.

Anak-anak yang lebih besar, seorang moralis otonom, dapat memahami bahwa hukuman hanya akan diberikan jika seseorang menyaksikan kesalahan yang dilakukannya (Santrock, 2012). Perkembangan moral juga dipandang sebagai sebuah tahapan, satu di atas yang lain.

Soal latihan

KECERDASAN MORAL ANAK

Pengertian Kecerdasan MoralA

Selain kedua faktor tersebut, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kecerdasan moral anak, antara lain media elektronik seperti televisi, film, video game online, dan iklan memberikan pengaruh buruk bagi dirinya karena menyampaikan sinisme dan agresi. Oleh karena itu, kecerdasan moral harus dikembangkan sejak dini melalui pendidikan keluarga. Ada tiga kebijakan besar yang menjadi landasan kecerdasan moral anak, yaitu empati, hati nurani, dan pengendalian diri.

Inti yang kuat penting bagi perkembangan kecerdasan moral anak, karena memberikan kekuatan pada anak untuk menolak hal-hal buruk baik dari dalam maupun dari luar agar dapat berbuat baik. Setelah landasan pertumbuhan moral kokoh, kita dapat menambahkan dua bagian kecerdasan moral berikutnya, yaitu rasa hormat dan kebaikan.

Nilai Moral AnakB

CERITA

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca mampu menjelaskan cerita dan manfaat cerita kepada anak.

Definisi CeritaA

Kompetensi memenuhi kriteria ciri-ciri pembelajaran di TK yaitu memberikan pengalaman psikologis dan linguistik kepada siswa, sesuai dengan minat anak, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, merupakan kegiatan dan hasil belajar yang menyenangkan. melalui cerita) akan memakan waktu lebih lama karena lebih banyak.

Manfaat CeritaB

Cerita yang baik juga mendorong perkembangan kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai tujuan praktis. Orang tua dan guru dapat memanfaatkan cerita sebagai sarana untuk mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya. Smit dalam Amour (2003) menyatakan bahwa selain dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak, meminta anak bercerita tentang permainan favorit anak, orang yang dicintai, liburan, atau pengalaman anak ternyata dapat merangsang keterampilan anak sehingga mampu menciptakan sebuah cerita. cerita yang lebih kaya dari buku-buku yang telah diterbitkan.

Menyusun Pembelajaran Moral ~ 75 menggambarkan jati diri seorang anak dan tidak ada yang dapat menggambarkan seorang anak selain cerita yang dipilih oleh anak tersebut untuk diceritakan. Hasil penelitian Sulistiani (2009) menunjukkan bahwa metode bercerita efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak TK B di salah satu TK di Surabaya Timur.

KAJIAN CERITA DAN MORAL ANAK

Hasil penelitian (Ahyani, 2010) pada siswa TK B yang berasal dari sekolah dengan lingkungan terbatas dan sekolah non unggulan menunjukkan bahwa anak yang menerima nilai-nilai moral yang disampaikan melalui metode dongeng mempunyai tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak memperolehnya. nilai moral. dilanjutkan dengan metode dongeng. Anak yang menerima nilai moral melalui metode sosiodrama mempunyai tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak menerima nilai moral melalui metode sosiodrama. Perkembangan pembelajaran moral ~79 ukuran hasil untuk melihat pengaruh pemberian stimulasi, ternyata terjadi peningkatan pada aspek nilai moral pada siswa.

Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan moral yang dilakukan oleh Sulistiani, Mustami'ah dan Mahastuti (2018) di 4 Taman Kanak-Kanak di wilayah pesisir Surabaya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai moral yang signifikan pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode bercerita. . Hasil observasi proses pembelajaran terkait nilai moral anak juga menunjukkan bahwa anak terlibat aktif, antusias dan menunjukkan ekspresi gembira ketika.

MENYUSUN

PEMBELAJARAN MORAL DENGAN METODE CERITA

Dalam pengertian ini, nilai moral anak berkaitan dengan bagaimana seharusnya sikap moral seseorang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama merujuk pada bagaimana seharusnya seseorang berperilaku dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan ajaran agama yang dianutnya. Satu hal yang harus diwaspadai adalah membiarkan anak pada posisi yang disukainya, karena dengan cara inilah anak “belajar” mencerna makna cerita.

Teknik meramaikan suasana cerita dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan dialog tokoh cerita, memunculkan humor di sela-sela bercerita, melibatkan anak dalam cerita dengan mengajukan pertanyaan dan peringatan, menggunakan alat peraga dan menggunakan suara untuk membangkitkan minat dan semangat anak untuk bercerita. terus mendengarkan. Kata-kata penting diulangi dalam cerita agar anak memahami apa yang didengarnya.

Rancangan Langkah-Langkah Kegiatan Bercerita

Pada tahap ini sebaiknya guru memulai dengan mengamati tingkah laku anak di sekolah, sehingga mengetahui permasalahan sebenarnya yang biasa terjadi pada siswa. Pada tahap ini, dalam merencanakan pembelajaran, Anda perlu memperhatikan tujuan, waktu yang digunakan, alat bantu pembelajaran yang dibutuhkan, dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Pada tahap ini kita dapat mengkonstruksi sebuah cerita dengan menentukan tujuan pemberian materi cerita, pesan moral apa yang ingin disampaikan.

Pada tahap ini merancang cara berbicara yang dapat menyentuh perasaan anak dengan menawarkan gambar anak. Tahapan ini sebaiknya diberikan agar anak dapat belajar mengemukakan gagasan dan berbicara di depan kelas guna melatih kemandirian dan rasa percaya diri anak.

ANAK

Cerita 1

Judul Cerita Sahabat Baik Ravi sangat terkesan dengan robot baru Azka yang tampil cantik dengan warna-warna cerah. Ravi sangat menyukai robot baru Azka, sehingga Ravi dengan hati-hati meminta izin kepada Azka untuk meminjam robot Azka ke rumah. Saat hendak mengubah bentuk mobilnya kembali menjadi robot, Ravi yang sedang terburu-buru tanpa sengaja merusak robot tersebut.

Keesokan harinya, Ravi membawa robot Azka dan mengaku kemarin telah melakukan tindakan yang merusak robot baru Azka. Ravi mengakui kesalahannya karena terburu-buru saat memainkan robot Azka dan meminta maaf kepada Azka.

Cerita 2

Lana ingin berbagi kebahagiaannya dan mengajak teman-teman sekelasnya untuk datang ke rumahnya besok siang. Namun saat jam istirahat, teman-teman sekelas Lana sudah mulai keluar kelas untuk mengambil bekal dari tas masing-masing. Lana juga membuat pengumuman: “Saya ingin mengundang kalian semua ke rumah saya besok untuk merayakan ulang tahun saya, oke?

Keesokan harinya, Lana dan orang tuanya sibuk menyiapkan berbagai keperluan untuk ulang tahun Lana. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore dan teman-teman Lana mulai berdatangan dengan ditemani ayah dan ibunya masing-masing.

Cerita 3

Kiki kerap memilih duduk di belakang dan mengucilkan diri dari teman-temannya karena takut diejek lagi. Kita harus menghormati perbedaan: ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam, ada yang berambut lurus, ada yang berambut keriting, ada yang berbadan kurus dan ada pula yang berbadan gemuk. Judul Cerita Kiki dan Teman-teman di Sekolah Kita tidak boleh bercanda tentang orang lain yang berbeda dengan kita. Lihat saja sekelilingmu, kita semua berbeda kan.

Menyusun pembelajaran moral ~ 105 judul cerita Kiki dan kawan-kawan di tahap akhir sekolah. Jadi anak-anak, ceritanya sudah selesai. Catatan: Pada tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai cerita, sehingga guru dapat menawarkan jika ada yang ingin ditanyakan (hal ini melatih anak untuk berani mengemukakan pendapatnya).

Cerita 4

Saat siswa memasuki kelas, guru datang dan memimpin doa bersama. Usai sholat, seperti biasa guru meminta siswa membawa bekalnya untuk sarapan bersama di kelas. Alva menjawab, “Aku baru saja membuka ranselku dan ternyata aku lupa membawa bekal yang dibuatkan ibu.

Daftar Pustaka

Meningkatkan semangat anak usia dini melalui boneka jari di TK Negeri 1 Kuto Tuo Kabupaten Sijunjung. Desain pengembangan pembelajaran tematik untuk anak kelas awal PAUD/RA dan anak kelas awal SD/MI. Peningkatan nilai moral anak melalui storytelling, board games magnetis di Raudhatul Athfal Baburrahman Padang Pariaman.

Modul pembelajaran menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan nilai moral pada taman kanak-kanak di TK Awal Pesisir Surabaya. Peran metode bercerita dalam pengembangan nilai moral pada anak kelompok B2 TK Pertiwi Palu.

Tentang Penulis

Lulus Magister Psikologi dari Universitas Seventeenth, Agustus 1945, Surabaya dalam bidang Psikologi Pendidikan dan Lulus dari Fakultas Psikologi Universitas Darul 'Ulum Jombang, yang penelitian tesisnya berkaitan dengan psikologi perkembangan. Saat ini penulis merupakan dosen Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya yang mengajar mata kuliah Psikologi Pendidikan, Konstruksi Alat Ukur dan Metode Penelitian. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok Belajar (KB) Tunas Bahari yang merupakan Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya.

Wanita kelahiran Banyuwangi, 22 November 1977 ini merupakan alumnus Magister Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan alumnus Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saat ini penulis merupakan Associate Professor Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya yang mengajar Psikologi Perkembangan 1 dan Psikologi Perkembangan 2, Perkembangan Manusia, Psikologi Anak dan Remaja, Metode Penelitian Kuantitatif dan Metode Penelitian Kualitatif, serta Biopsikologi.

Referensi

Dokumen terkait

[r]