• Perumusan norma jenis-jenis narkotika yang baru yang jumlahnya sudah
mencapai 800 dan dan penguatan kelembagaan BNN yang akan mengubah
sistem pencegahan dan pemberantasan narkotika.
KEBERADAAN UU NARKOTIKA
Ketentuan sanksi bagi pengguna atapun pengedar berbagai jenis narkotika
baru yang belum diatur UU No. 35 Tahun 2009 berdampak sulitnya aparat
penegak hukum bertindak. “Melalui revisi UU No. 35 Tahun 2009 nantinya
dilakukan penguatan. Tentunya termasuk institusi aparat penegak hukumnya
•
Hal penting lain, keberadaan BNN. BNN selama ini dibentuk
melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.17 Tahun 2002
tentang BNN. Sayangnya, kewenangan BNN berbenturan
dengan Polri. Selama ini, kata Nasir, BNN pun sulit
melakukan koordinasi dengan Kementerian Sosial,
Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya
•
Pemberantasan narkoba kalau hanya mengandalkan UU
35/2009 dipastikan tidak akan berjalan maksimal. Salah
satunya, penegak hukum sulit menjerat pengguna narkotika
jenis yang tidak diatur dalam UU Narkotika. Karena itu,
penguatan regulasi ini tentu akan mengubah sistem
pencegahan dan penindakan terhadap pengguna dan
pengedar narkotika termasuk pola kerja aparat penegak
hukumnya.
•
Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Prof
Enni Nurbaningsih mengatakan sedang menyempurnakan
naskah akademik dan draf RUU Narkotika. Terutama hal
penggolongan jenis-jenis narkotika yang sedemikian banyak
jumlahnya. Karena itu, pengaturan ini mesti didalami terlebih
dahulu terutama jenis-jenis narkotika yang sudah berjumlah di
atas 500-an
•
Rumusan norma penggolongan jenis-jenis narkotika baru
dalam revisi UU Narkotika agar penegak hukum dapat
menjerat pelaku pengguna dan pengedarnya. Termasuk
nantinya ada pihak yang dapat menetapkan jenis narkotika
baru dalam RUU