Kepada seluruh dosen dan staf Fakultas Syariah IAIN Metro yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Kabid Pasar yang telah memberikan informasi profil pasar di Kota Metro.
Latar ` Belakang ` Masalah
Perbedaan mencolok antara pasar tradisional dan pasar modern terletak pada infrastruktur dan pada akhirnya tingkat pelayanannya. Peraturan mengenai pasar modern harus menyadari dampaknya terhadap perekonomian masyarakat, khususnya pedagang di pasar tradisional.
Pertanyaan ` Penelitian
Tujuan ` dan Manfaat ` Penelitian `
Oleh karena itu peneliti merumuskan judul penelitian yaitu: “Dampak Jarak Usaha Tradisional Ke Minimarket Terhadap Kajian Keberlanjutan Perekonomian (Implementasi Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Pasar Kota Metro)”. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan masyarakat umum tentang ketentuan jarak antara pasar tradisional dan minimarket di Kota Metro.
Penelitian ` Relevan
Berikut ini adalah badan usaha yang harus berbadan hukum sebagai berikut: 22. Kutipan dari Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul Hukum Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa PT. Selain itu, yang membedakan badan usaha yang bukan badan hukum adalah tidak adanya pemisahan antara harta kekayaan badan usaha dengan harta pemiliknya.
Pengelolaan Pasar Dalam Peraturan Hukum di Indonesia
Pengertian Pengelolaan Pasar
Selain itu Satpol PP juga mempunyai peranan dalam pelaksanaan peraturan daerah dan wajib menetapkan serta mentaati peraturan yang ada pada Pemerintah Daerah. Jika melihat peraturan Pemerintah Kota Metro terkait pengelolaan pasar, sangat diperlukan peran aktif dari Pemerintah untuk bertindak tegas dan adil, berdasarkan peraturan yang telah dibuat dan disahkan bersama.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pasar
Salah satu bentuk peraturan tersebut adalah Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Pasar pada BAB III Peraturan Pasar ditetapkan yaitu: dalam Pasal 15 ayat (3) Jarak toko modern dengan pasar tradisional telah disepakati minimal jarak 200 m (dua ratus meter). 118 Hasil wawancara dengan Ny. Sulis saat menjadi pedagang di Pasar Tradisional Margorejo, Kota Metro, pada 14 April 2021. Ia menjelaskan, dirinya belum mengetahui adanya Peraturan Daerah Kota Metro tentang jarak bisnis. memahami aturan yang ada mengenai adanya pembatasan jarak usaha antara toko modern dan tradisional.
Peraturan Daerah Kota Metro tentang jarak usaha ternyata tidak mengetahui adanya pengaturan antara jarak usaha pasar modern dan pasar tradisional. Ia menjelaskan, terkait dengan adanya Peraturan Daerah Kota Metro tentang jarak usaha, ia belum mengetahui apakah ada peraturan yang mengatur besaran jarak usaha antara pasar tradisional dan toko modern. Dijelaskannya, hal itu terkait dengan adanya Peraturan Daerah Kota Metro tentang jarak bisnis, belum memahami aturan yang ada, terkait adanya pembatasan jarak bisnis.
Hasil wawancara dengan Bpk. Kepada Beni selaku konsumen Pasar Tradisional Margorejo Kota Metro 15 April 2021. Hasil wawancara dengan Ibu Wiwid dan Wiranti selaku konsumen Minimarket (Alfamart Soekarno-Hatta 16 c) Kota Metro. Oleh karena itu, kurangnya konsekuensi dari Peraturan Daerah Kota Metro No. 04 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pasar berdampak besar terhadap pengaturan dan pengelolaan pasar di kota metro.
Fungsi Hukum Sebagai Kontrol Pada Keberlangsungan Ekonomi 24
Presepsi Masyarakat dalam Proses Implementasi Hukum
- Pengertian Persepsi
- Bentuk-Bentuk Persepsi
- Persepsi dan Penilaian Sosial
- Proses Implementasi Hukum
- Pengawasan Implementasi Hukum
- Evaluasi Implementasi Hukum
- Jenis Penelitian
- Sifat Penelitian
Dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu kegiatan memanfaatkan indera perasa yang ada pada diri seseorang, sehingga membuat seseorang menjadi lebih peka dan sadar terhadap apa yang ada disekitarnya. Persepsi ini akan berhasil apabila seseorang telah menerima rangsangan dari dunia luar yang secara naluri akan dipahami oleh organ-organ dalam tubuh seseorang. Artinya seorang individu atau masyarakat melihat sesuatu hanya dari visi yang dirasakannya saja, tanpa mengetahui fakta asli yang terjadi sebelumnya.
Artinya seorang individu atau suatu masyarakat hanya melihat sesuatu dari hasil apa yang didengarnya tanpa mengetahui asli kejadian yang terjadi sebelumnya atau hanya dari cerita saja. Dalam bidang psikologi, Sarlito menyatakan bahwa “Ada teori-teori penilaian sosial yang membutuhkan waktu untuk menghadapi segala situasi/keadaan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat karena tentunya sangat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam bersosialisasi.”73 4.
Sumber ` Data
Sumber Data Perimer
Sumber Data Sekunder
Teknik ` Pengumpulan ` Data
Observasi
Teknik observasi lapangan dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran lokasi penelitian yang bersifat global dan fundamental, serta spesifik pada minimarket yang akan diteliti. Dengan teknik observasi tersebut, peneliti menilai minimarket yang dekat dengan pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan, sehingga hasil penelitian terbukti dapat memberikan gambaran secara langsung.84.
Wawancara
Dengan menggunakan alat penelitian yang akan ditanyakan untuk mendapatkan jawaban dari sumber tersebut. Dan subjek penelitian dalam wawancara ini adalah pengelola mini market dan juga masyarakat sekitar pemilik toko kecil/warung, kemudian konsumen dan masyarakat sekitar pasar.
Dokumentasi
Populasi dan Sampel
Populasi
Jumlah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Margoreja pada tahun 2019 sebanyak 261 orang, dan terdapat 7 lapak yang kosong.88 Karena jumlah penduduk yang relatif besar, maka kami menggunakan metode sampling. Populasi dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: pelaku usaha minimarket (Alfamart Soekarno-Hatta 16 c), pedagang pasar Margorejo serta konsumen Alfamart dan juga pelaku usaha/pasar tradisional di lokasi penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka posisi sosial dalam penelitian ini adalah pelaku usaha Alfamart (Soekarno-Hatta 16 c) dan pedagang pasar tradisional yang menjual barang sejenis dalam radius 0-1 km.
Sampel
Karena banyaknya pedagang di Pasar Tradisional Margorejo, maka peneliti tidak akan mewawancarai seluruhnya, melainkan hanya sebagian saja pedagang yang menjual produk serupa dengan ritel modern. Sampel yang diambil adalah pedagang pasar Margorejo sebanyak 10 orang, pengelola toko Alfamart (Soekarno-Hatta 16 c) sebanyak 1 orang, serta konsumen yang menjadi pelanggan pasar Margorejo sebanyak 4 orang, dan konsumen Alfamart sebanyak 10 orang. 4 orang.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Mini Market Di Kota Metro
Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Alfamidi, Bright, About K., Yomart, Ceriamart, Lawson dan masih banyak lagi minimarket yang dikelola oleh perorangan atau sering disebut. Namun kenyataannya hanya ada 2 jenis merek toko yang populer di masyarakat yaitu Indomaret dan Alfamart. Tujuan penjual minimarket dalam menambah jumlah point of sale adalah untuk memperluas skala usaha (sehingga mampu bersaing dengan skala usaha Supermarket dan Hypermarket) yang pada akhirnya memperkuat posisi tawar pemasok. Indomaret, Alfamart, SRC, SMS Toko Anda dan beberapa minimarket yang dikelola oleh perorangan atau sering disebut dengan minimarket mandiri.
Data jumlah Alfamart di Kota Metro sebanyak 25 Minimarket yang terdiri dari 9 Alfamart di Metro Center, 8 Alfamart di Metro Barat, 6 Alfamart di Metro Timur, 2 Alfamart di Metro Utara, dan data jumlah Indomaret di Kota Metro. sekitar 19 minimarket dengan 6 Indomart di Metro Center, 6 Indomaret di Metro Barat, 4 Indomaret di Metro Timur, 2 Indomart di Metro Utara, dan 1 Indomaret di Metro Selatan dan total ada 44 minimarket di Kota Metro yang masih aktif Saat ini jumlahnya cukup besar dengan luas Kota Metro yang juga tidak seluas kota-kota lain di Indonesia. Pada tanggal 27 Juni 2002, PT.HM Sampoerna Tbk resmi melakukan restrukturisasi kepemilikan sahamnya di PT.Alfa Retailindo Tbk.
Jarak Usaha Tradisional dengan Minimarket
Terkait jarak bisnis, pemerintah tentu mempunyai kewenangan khusus dalam mengambil kebijakan terkait keberadaan pasar tradisional dan minimarket. Dan dengan berkembangnya Alfamart juga bisa menjadi lapangan kerja bagi teman-teman yang baru lulus. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberadaan aturan tersebut dalam tata ruang kota harus lebih bermanfaat bagi semua pihak di masyarakat, tidak ada perbedaan lokasi lokasi usaha tradisional dan modern.
Adapun mengenai pembatasan terkait keberadaan minimarket, supermarket dalam satu wilayah kecamatan atau kabupaten, semuanya disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat mengenai hal tersebut. Pengaruh jarak antara usaha tradisional dengan minimarket di Kota Metro pada Peraturan Daerah Kota Metro no. 04 Tahun 2015 tentang.
Dampak Jarak Usaha Tradisional dengan Minimarket di Kota Metro 51
- Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 04 Tahun 2015
- Penataan Pasar di Kota Metro
Dijelaskannya, terkait dengan adanya Peraturan Daerah Kota Metro tentang jarak usaha, pihaknya belum memahami peraturan yang ada terkait adanya batasan jarak usaha antara toko modern dan tradisional. Lebih lanjut dijelaskannya mengenai dampak dari persepsi keberlanjutan ekonomi yaitu tidak terlalu berdampak terhadap persepsi lalu lintas, namun jumlah pembeli/konsumen yang datang ke pasar tidak sebanyak sebelum maraknya toko modern (minimarket) di Kota Metro. Pengaturan pasar di Kota Metro diatur dalam Peraturan Daerah Kota Metro No. 04 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pasar pada BAB III tentang Penataan Pasar Bagian Pertama Pendirian Pasar yaitu pada Pasal 15 ayat (3), bahwa : Jarak antara toko modern dan pasar tradisional adalah ditetapkan pada ketinggian 200 m (dua ratus meter).
Namun jika dilihat dari permasalahan struktural, muncul pada kasus jarak yang kecil antara Alfamart Soekarno-Hatta 16 c dengan pasar tradisional/tempat usaha disekitarnya, dan hal ini jelas terjadi sebelum adanya Peraturan Daerah Kota Metro No. . 04 Tahun 2015. Soal pengelolaan pasar, sudah dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai dampak jarak antara usaha tradisional dan minimarket dalam kajian keberlanjutan ekonomi pada implementasi Peraturan Daerah Kota Metro no. 14 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pasar dapat disimpulkan bahwa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak keberlanjutan ekonomi pada kajian terhadap implementasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015, peneliti memberikan rekomendasi antara lain. Diharapkan kepada pemerintah kota metropolitan untuk lebih memperhatikan dan menggencarkan pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Pasar, khususnya mengenai lokasi pendirian, yaitu: (1) Merekomendasikan perbaikan terhadap pasar tradisional. khususnya pasar tradisional Margorejo agar lebih menarik dan nyaman bagi konsumen, (2) pasar pasar tradisional agar tetap terjaga eksistensinya, (3) Pemerintah sebaiknya mengevaluasi kembali tata letak Alfamart dan Indomaret dengan pasar tradisional. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap dapat melihat penelitian mengenai dampak keberadaan toko modern lainnya terhadap pasar tradisional di Kota Metro yang dikaji dari sudut pandang hukum.
Analisis Pengaruh Persaingan Usaha Pasar Tradisional Terhadap Pasar Modern Melalui Peraturan Daerah Kota Medan. Varia Justicia 13, no. Implementasi Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Situbondo No. 13 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pengembangan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.”. 2007 tentang Penataan dan Pengembangan Pasar Tradisional, Mall dan Toko Modern (Studi di Kota Pontianak),” n.d.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.