PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerakan jari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi objek. Mengelola Emosi dalam Aktivitas Motorik Halus Aktivitas yang melibatkan motorik halus melatih kesabaran anak dalam mengerjakan atau mengerjakan suatu pekerjaan.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Pengertian Pembelajaran Motorik
Secara sederhana, pembelajaran motorik dapat diartikan sebagai proses pembelajaran keterampilan gerak dan penyempurnaan keterampilan motorik, serta variabel-variabel yang mendukung atau menghambat keterampilan. Ketika seorang siswa melakukan pembelajaran motorik di sekolah, perubahan nyata yang terjadi adalah peningkatan kualitas keterampilan motorik.
Faktor-faktor yang Menentukan Keterampilan dan Pembelajaran
Tahap belajar gerak dimana pembelajar mulai mencapai tahap selanjutnya dari keterampilan yang dipelajari. Ini adalah level terakhir dari pembelajaran gerak, di mana gerakan yang ditampilkan menunjukkan tingkat otomatisasi yang baik.
Macam-macam Pembelajaran Motorik
Artinya, siswa yang memiliki otak cerdas belum tentu memiliki kemampuan motorik yang terampil. Sebaliknya, siswa yang memiliki otak pas-pasan justru memiliki kemampuan motorik yang luar biasa, bahkan melebihi siswa yang cerdas.
Konsep Pembelajaran Motorik
Pelajaran motorik sekolah dilakukan melalui pengalaman atau praktik langsung oleh siswa di bawah bimbingan dan pengawasan guru. Hasil belajar motorik relatif di sekolah dibuktikan dengan munculnya perubahan perilaku siswa yang berlangsung lama.
Tahap-Tahap dalam Belajar Motorik
Hal ini karena pelaksanaan tugas gerak yang dimaksud tidak banyak terganggu oleh aktivitas lain yang bersamaan. Saat melakukan tugas ini, siswa tidak perlu lagi terlalu memperhatikan tugas yang dihadapi.
Pembelajaran Motorik dan Pengaruhnya terhadap Siswa
Kini, dengan pembelajaran motorik di sekolah, ia dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Pasalnya, dengan mempelajari keterampilan motorik di sekolah, ia diajak untuk aktif mengikuti pelajaran dan di luar kelas, sehingga kondisi tersebut meningkatkan pemikiran dan pengalamannya.
Karakteristik Anak Taman Kanak-kanak (TK)
Pada usia ini, anak sudah dapat berdiri dengan satu kaki selama 10 detik, dilanjutkan kemampuan anak naik turun tangga tanpa berpegangan, sehingga keseimbangan anak mulai membaik. Wasik Seefeldt dan Barbara A. Wasik15 bertambah, anak-anak mulai suka berbicara saat mengerjakan tugas atau saat berkumpul dengan teman-temannya. Dari keterangan yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa dari segi fisik ciri-ciri anak Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) pada umumnya adalah anak yang aktif melakukan kegiatan, dari segi sosial-emosional anak tergolong aktif. mudah bersosialisasi dengan teman, meskipun tidak saling mengenal, tetapi lebih cenderung marah dan tertawa, sedangkan dari segi bahasa, anak lebih suka berbicara atau bercerita dengan teman sebayanya.
Pengertian Keterampilan Motorik Halus
Santrock mengatakan bahwa keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang melibatkan gerakan yang lebih halus, seperti keterampilan tangan. Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot kecil seperti jari dan tangan, yang seringkali membutuhkan ketelitian dan koordinasi tangan-mata. Dari pengertian dan kemampuan motorik halus, dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan kelompok otot kecil seperti jari tangan dan tangan, yang seringkali membutuhkan ketelitian dan koordinasi tangan-mata.
Faktor-faktor Perkembangan Motorik Halus Anak
Keterampilan motorik halus pada usia 3-4 tahun, biasanya anak sudah dapat mengenal lingkaran, kotak, segitiga dan menirukan berbagai bentuk. Kemampuan motorik halus anak pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat membuat gambar terutama menggambar orang dengan bentuk kepala biasanya ditunjukkan dengan lingkaran besar. Dua jenis perilaku motorik umum utama yang harus dikuasai oleh setiap anak yaitu berjalan dan memegang benda merupakan keterampilan motorik dasar, bermain dan bekerja mendukung keterampilan motorik.
Fungsi Pengembangan Motorik Anak
Perkembangan motorik pada anak ditunjukkan dengan banyaknya tulang yang berpengaruh terhadap peningkatan proporsi tinggi kepala dan berat badan pada anak tersebut. Dua macam perilaku motorik umum utama yang harus dikuasai oleh setiap anak yaitu berjalan dan memegang benda merupakan keterampilan motorik dasar, bermain dan bekerja mendukung keterampilan motorik. berfungsi dalam membantu anak mencapai kemandirian, kemandirian yang ditingkatkan akan menimbulkan rasa bahagia dan percaya diri yang tinggi bagi anak. Dengan demikian fungsi motorik anak dibagi menjadi dua yaitu fungsi motorik kasar dan fungsi motorik halus, yaitu sebagai berikut: a.
Klasifikasi Perkembangan Motorik Halus
Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak adalah melalui kegiatan melipat kertas yang memiliki aspek kemandirian, ketelitian dan kerapian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemandirian adalah keadaan mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Ketelitian adalah suatu hal atau keadaan yang tepat dan teliti, sedangkan kerapian adalah keadaan baik, teratur, dan bersih.
Prinsip Perkembangan Motorik
Dalam kegiatan meningkatkan motorik halus pada anak usia dini tidak hanya berpedoman pada ciri-ciri tumbuh kembang saja, selain itu juga perlu memperhatikan tingkat belajar motorik anak, karena anak usia dini kita didik melalui aktivitas motorik. Prinsip perkembangan motorik ini dapat dijadikan tolak ukur bagi pendidik PAUD untuk mengembangkan kemampuan motorik anak. Pada dasarnya anak menyukai permainan, sehingga perlu menerapkan prinsip perkembangan motorik agar dapat berkembang secara optimal.
Melipat Kertas atau Origami
- Pengertian Melipat Kertas
25 Suratno digunakan untuk mainan 35 Untuk memudahkan dalam membuat sesuatu atau model lipat perlu diperhatikan dasar-dasar teknik melipat, tahapan melipat setiap bentuk yang akan dibuat dan keteraturan lipatan . . A. Dari segi ukuran dan warna bisa disesuaikan dengan bentuk atau pola lipatan yang akan dibuat, termasuk melipat menggunakan sapu tangan. Lipatan yang dihasilkan dapat direkatkan pada kertas gambar dengan menambahkan pewarna dekoratif dan digunakan sebagai hiasan gantung atau lampion.
Pembelajaran Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak
Berdasarkan tahapan-tahapan melipat kertas diharapkan dapat memudahkan dalam melipat kertas dengan baik dan rapi, sehingga mendapatkan hasil karya yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan anak. Pembelajaran motorik halus untuk anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagai kesempatan dan kegiatan yang berbeda, dimana kegiatan tersebut melibatkan koordinasi mata dan tangan anak dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus adalah pembelajaran dengan cara melipat kertas karena kegiatan ini dapat mengembangkan daya pikir, kreativitas, imajinasi anak dan keterampilan anak.
Pembelajaran Kegiatan Melipat Kertas Untuk Meningkatkan Keterampilan
Rangkuman nilai motorik halus anak kelompok A RA Nurul Ulum di Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebelum kegiatan melipat kertas Origami sederhana. Rangkuman persentase motorik halus kelompok A RA Nurul Ulum Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebelum kegiatan melipat kertas origami sederhana. Rangkuman Nilai Keterampilan Motorik Halus Kelompok A Anak RA Nurul Ulum Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon setelah Kegiatan Melipat Kertas Origami Sederhana.
Metode-metode yang digunakan dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RA Nurul Ulum Plumbon yang terletak di Desa Bodesari, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan karena hasil motorik halus anak relatif sedang atau mulai berkembang (MB) dan karena model pembelajaran melipat kertas origami yang sederhana belum diterapkan pada motorik halus anak RA Nurul Ulum dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
Populasi dan Sampel
Misalnya, karena keterbatasan sumber daya, tenaga, dan waktu, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dari gambar tersebut terlihat bahwa teknik pengambilan sampel pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu probability sampling dan non-probability sampling Probability sampling meliputi simple random, proportional stratified random, non-proportional random dan surface random. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Dikatakan sederhana karena anggota sampel diambil dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Metode ini digunakan bila anggota populasi dianggap homogen Lihat Gambar 3.2.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dengan demikian dalam penelitian populasi seluruh siswa kelompok B di RA Nurul Ulum berjumlah 45 siswa, sedangkan sampel yang diambil adalah siswa kelompok A yang berjumlah 23 anak.
Teknik Pengumpulan Data
Jadi, kemampuan motorik halus anak kelompok A RA Nurul Ulum Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebelum kegiatan melipat kertas origami sederhana adalah “Beginning to Development (MB)”. Data kemampuan motorik halus anak kelompok A RA Nurul Ulum di Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon setelah kegiatan melipat kertas origami sederhana diperoleh dari dokumentasi. Pengulangan persentase motorik halus kelompok A RA Nurul Ulum Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon setelah kegiatan melipat kertas origami sederhana.
Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan Data
Berikut rangkuman hasil tes motorik halus masing-masing anak di Kelompok A RA Nurul Ulum Bodesari Desa Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebelum kegiatan melipat kertas origami sederhana. Berikut rangkuman hasil tes motorik halus anak Kelompok A RA Nurul Ulum Bodesari Desa Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon setelah kegiatan melipat kertas origami sederhana. Bodesari, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, usai kegiatan melipat kertas origami sederhana “Pembangunan Sesuai Harapan (BSH)”.
HASIL PENELITIAN
Pengujian Persyaratan Analisis
Sesuai dengan karakteristik hipotesis nol (Hₒ) penelitian ini yang menyatakan bahwa “tidak ada perbedaan kemampuan motorik halus anak Kelompok A RA Nurul Ulum di Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon antara sebelum dan sesudah kegiatan melipat kertas origami sederhana”. Dengan demikian, nilai skor sampel kelompok A RA Nurul Ulum Desa Bodesari Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebelum kegiatan melipat kertas origami sederhana adalah X hitung = -5,14 < X tabel = 5,991, jadi datanya adalah DISTRIBUSI NORMAL dan selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan dengan menghitung uji t Dengan demikian, nilai nilai sampel hasil kelompok A RA Nurul Ulum Bodesari Desa Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon sebelum kegiatan melipat kertas origami sederhana X hitung = -2,02 <.
Pengujian Hipotesis
Bo = nilai dk di awal nilai yang ada B = nilai dk di akhir nilai yang ada Jadi : C. Dari pengujian thitung = 7,39 sedangkan ttabel bila kita bandingkan menunjukkan bahwa thitung > t tabel maka dengan demikian Ho yang diajukan ditolak , dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar motorik halus kelas eksperimen dan kelas kontrol yang melakukan kegiatan melipat origami sederhana dengan yang tidak melakukan kegiatan melipat kertas origami sederhana pada kelompok A RA Nurul Ulum Desa Bodesari , Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, dapat dikatakan kegiatan melipat kertas origami sederhana kelompok A RA Nurul Ulum Bodesari Desa Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar anak. Dengan kata lain, meskipun perbedaan skor motorik halus anak kelompok A signifikan, peningkatannya sedang.
Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah diperoleh data dari penelitian yang normal dan homogen, data ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menguji seberapa besar perbedaan nilai motorik halus anak kelompok A sebelum kegiatan melipat kertas origami sederhana (variabel X) dengan motorik halus anak kelompok keterampilan A setelah kegiatan melipat origami sederhana (Variabel X. Motorik halus kelompok A RA Nurul Ulum Bodesari sebelum kegiatan melipat origami sederhana berada pada kategori tinggi yaitu 57,4% yang artinya motorik halus sebelum kegiatan melipat kertas sederhana mulai berkembang Berkembang Perbedaan keterampilan motorik halus kelompok A RA Nurul Ulum Bodesari setelah kegiatan melipat kertas Origami Sederhana termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 82,4% yang berarti kemampuan motorik halusnya setelah kegiatan melipat kertas Origami Sederhana berkembang seperti yang diharapkan.
Saran-saran
Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kemampuan kelompok A yang diberi perlakuan dengan melakukan kegiatan melipat kertas origami sederhana lebih baik sebesar 57,4 dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang tidak diberi perlakuan dengan metode konvensional saja. (metode ceramah), yaitu 82, 4. Kisurajayadiningrat Desa Kaliwedi Kecamatan Kaliwedi Kidul Kabupaten Cirebon, menyelesaikan pendidikan dasar di MI Ma'rifatul Ulum Kaliwedi Kidul pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 2 Kaliwedi pada tahun 2010 dan pendidikan menengah atas di SMK Ulumuddin Susukan tahun 2013 Kemudian tahun 2014 melanjutkan S1 PG PIAUD di IAI Bunga Bangsa CIrebn Jl.Widarasari 3 Tuparev Cirebon tamat tahun 2018.