• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF SKRIPSI - repository.metrouniv.ac.id

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF SKRIPSI - repository.metrouniv.ac.id"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan remaja di SMA Teladan Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. Zuhairi M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro, mr. Muhammad Ali M.Pd.I Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Metro.

Latar Belakang Masalah

Oleh karena itu, peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan siswa sangat diperlukan sebelum mengenali perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai dan norma. Berdasarkan fakta di atas, peneliti berharap dengan judul Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Siswa (Kenakalan Remaja), guru dapat berperan dalam mencegah kenakalan siswa.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam penelitian tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan siswa.

Penelitian Relevan

5 Riyan Hidayat, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Muhammadiyah Sumbang” (Disertasi, IAIN Purwokerto Sumbang, 2015). 7 Ahmad Abror, “Peran ustadz dalam pencegahan kenakalan remaja di SMPN 01 Margoyoso Pati” (Disertasi, IAIN WalisongoMargoyoso Pati: , 2015).

Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah mata pelajaran agama yang diajarkan di lembaga pendidikan, termasuk di lembaga pendidikan sekolah, seperti Al-Qur'an-Hadis, tauhid, fikih dan mata pelajaran sejarah Islam. Pendidikan agama Islam adalah usaha sengaja dan terencana untuk mengajarkan dan mengamalkan ajaran Islam dari sumber primer.

Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Guru sebagai Mursyid adalah orang yang dapat menjadi model dan pusat identifikasi diri atau menjadi panutan dan pembimbing bagi siswa. Selain berbagai peran di atas, guru PAI diberi peran penting untuk mencegah dan menanggulanginya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Guru Pendidikan Agama Islam Islam

Guru merupakan salah satu yang dapat menjadi mediator pendidikan agama Islam kepada peserta didik, terutama pada usia muda. Berdasarkan uraian di atas, motivasi kerja seorang guru adalah sesuatu yang mendorong seorang guru untuk melakukan peran yang menjadi tanggung jawab seorang guru untuk mencapai tujuan tertentu.

Kenakalan Siswa

  • Pengertian Kenakalan Siswa
  • Jenis-jenis Kenakalan Siswa
  • Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Siswa
  • Inikator Kenakalan Siswa
  • Tata Tertib Sekolah

Kenakalan siswa tidak mungkin terjadi jika tidak didukung oleh faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kenakalan. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan dan memperkuat munculnya kenakalan siswa melalui sebab-sebab tertentu.

Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pencegahan Kenakalan Siswa

Melakukan perbuatan asusila dan perbuatan tercela lainnya yang melanggar norma kesusilaan, norma agama dan norma hukum. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang ingin dicapai yaitu membimbing anak menjadi muslim sejati, beriman, teguh, beramal, berakhlak mulia, berguna bagi masyarakat, agama dan negara. Kenakalan siswa tidak hanya membutuhkan nasihat, tetapi juga membutuhkan kepribadian yang dapat menjadi teladan dalam kehidupannya.

Hal ini dikarenakan gejolak jiwa yang tidak mereka rasakan sebelumnya, namun ketika mereka remaja mereka merasakannya pada saat mereka membutuhkan seseorang yang dapat mereka tiru baik dalam sikap, tingkah laku maupun tutur kata. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan siswa (kenakalan remaja) diharapkan guru pendidikan agama Islam terampil dan berperan aktif dalam membantu pengembangan pribadi siswa, memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam memahami, apa yang terjadi, sehingga tidak terpengaruh dengan melakukan hal-hal yang menyimpang dan perbuatan yang mengarah pada kenakalan siswa.

Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, “Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, secara harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran tentang situasi atau peristiwa” dan secara akurat menunjukkan fakta, sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki. Konteks penelitian yang peneliti lakukan adalah upaya mendeskripsikan secara sistematis peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan pada siswa kelas XI SMA Teladan Way Jepara.

Sumber Data

Sumber Data Utama (Primer)

Sumber Data Tambahan (Sekunder)

Teknik pengumpulan Data

Wawancara

Penelitian ini meliputi sumber data sekunder yaitu kepala sekolah, petugas kebersihan dan dokumentasi di SMA Teladan Way Jepara. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti secara tatap muka dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan dan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian. Yaitu, sebagaimana penelitian yang digunakan peneliti, wawancara terstruktur memperoleh data tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan siswa (kenakalan remaja) di SMA Teladan Way Jepara.

Peneliti disini menggunakan jenis wawancara terstruktur dengan guru pendidikan agama Islam, dimana dalam praktiknya adalah untuk mengetahui peran guru dalam mencegah kenakalan siswa. Hal ini dikarenakan seluruh kerangka telah disediakan oleh peneliti untuk mencari informasi tentang peran yang dimainkan oleh guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan siswa di SMP Teladan Way Jepara.

Observasi

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara di mana peneliti memiliki lebih banyak ruang untuk bermanuver ketika mengajukan pertanyaan garis besar, tidak apa-apa untuk bertanya secara acak dari satu topik ke topik lainnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa metode observasi adalah suatu metode mengamati tingkah laku manusia sebagai suatu kejadian yang sebenarnya, yang memungkinkan kita untuk melihat tingkah laku sebagai suatu proses. Dalam observasi partisipan, peneliti melakukan dua peran sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sebagai anggota kelompok yang diamati.

Observasi yang dilakukan peneliti termasuk dalam jenis observasi nonpartisipatif, dimana peneliti hanya sebagai pengamat dan pencatat independen di tempat penelitian, peneliti tidak terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati dan mencatat data yang diperoleh dari pengamatannya mengenai peran guru pendidikan agama Islam dalam pencegahan kenakalan remaja di SMA Teladan Way Jepara.

Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa masa lalu yang diungkapkan dalam bentuk lisan, tulisan, dan wajah. Dokumentasi yang direkam berupa foto-foto tentang kondisi sejarah sekolah, profil sekolah, kondisi siswa, kondisi guru, staf dan kondisi fasilitas SMA Teladan Way Jepara yang mendukung penelitian.

Teknik Penjamin Keabsahan Data

Berbagai teknik untuk memastikan validitas data meliputi perpanjangan partisipasi, konsistensi pengamatan, triangulasi, tinjauan sejawat, kecukupan referensi, kasus negatif, pengecekan anggota, deskripsi terperinci, dan audit. Beberapa jenis penjamin keabsahan data di atas, menurut jenis data peneliti, peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik validasi data yaitu triangulasi. Triangulasi adalah teknik validasi data yang menggunakan sesuatu selain data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data.

Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada, tujuan triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang suatu fenomena, melainkan untuk menambah pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Berdasarkan ketiga jenis triangulasi di atas, peneliti menggunakan triangulasi sumber dalam penelitian ini.

Teknik Analisa Data

Reduksi Data (data reduction)

Penyajian Data (data display)

Penarikan Kesimpulan (Conclution/Verivication)

Ada dua cara penarikan kesimpulan dalam dunia ilmiah, yaitu deduktif dan induktif. Penalaran induktif dapat diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat khusus untuk umum berdasarkan data yang diamati. Dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif adalah proses menarik kesimpulan dari kasus-kasus khusus menuju kesimpulan umum.

Penalaran deduktif adalah cara menarik kesimpulan tentang proses berpikir yang merupakan kebalikan dari penalaran induktif. Setelah data terkumpul, dipilah dan disajikan, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif yaitu menarik kesimpulan dari masalah umum ke masalah khusus.

Temuan Umum

Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA teladan telah mendapatkan izin penyelenggaraan sekolah oleh Kanwil Depdiknas Provinsi Lampung dengan Keputusan Nomor G4/MN/2000 tanggal 14 Oktober 2000 tentang Persetujuan Pemberian Izin Penyelenggaraan SMP dan SMA Swasta. SMA Way Jepara Lampung Timur terletak di Desa Labuan Ratu Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur tepatnya di Jalan Pramuka Labuan Ratu I Way Jepara kode pos 34196. Sekolah ini terletak sekitar 1 km dari pasar Way Jepara sehingga berada jauh dari kebisingan kendaraan bermotor dan aktivitas lainnya.

Visi SMA Teladan Way Jepara

Misi SMA Teladan Way Jepara

Formasi guru dan pejabat pemberi kerja di SMA Teladan Way Jepara dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Temuan Khusus

  • Guru sebagai penasihat
  • Guru sebagai model dan teladan
  • Guru Sebagai Pribadi
  • Guru sebagai peneliti

8 Wawancara dengan Ny. Riatul Fatma, M.Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Teladan Way Jepara, 30 Nov 2021, 09:30 WIB. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa guru pendidikan agama Islam memperhatikan peserta didik di lingkungan sekolah, membentuk akhlak rohani peserta didik, bertutur kata yang baik, mengamalkan nilai-nilai kedisiplinan untuk mematuhi tata tertib. 14 Wawancara Ibu Riatul Fatma, M.Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Teladan Way Jepara, 30 November 2021, 09:30 WIB.

19 Wawancara dengan Ny. Riatul Fatma, M.Ag, Guru Agama Islam SMA Teladan Way Jepara, 30 November 2021, 09:30 WIB. Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa guru pendidikan agama Islam terbuka kepada siswa dengan menjalin komunikasi untuk mendapatkan informasi tentang siswa, mengetahui psikologi siswa tentang apa yang dialaminya.

Pembahasan

Peran guru sebagai konselor adalah memiliki sifat-sifat yang disukai oleh anak didiknya, memiliki budi pekerti yang santun dan pandai berbicara, tidak hanya ramah tamah tetapi memberi nasehat dan motivasi kepada anak didik untuk menanamkan nilai-nilai agama dan melaksanakan instruksi sehingga agar siswa dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai nilai agama Islam tersebut. Berdasarkan pemaparan data di atas dari hasil wawancara dan observasi, guru sebagai konselor memberikan perhatian khusus dan menggunakan pendekatan religi serta mengedepankan akhlak para siswa. Peran guru sebagai pendidik dibuktikan dengan sikap keteladanan yang meneladani sifat Rasulullah SAW dan direfleksikan oleh guru pendidikan agama Islam untuk menjadi teladan bagi anak didiknya guna mengurangi kenakalan pada anak didik tersebut.

Berdasarkan pemaparan data di atas, hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa peran guru sebagai pribadi yang dapat diteladani dan diteladani yaitu pengembangan kepribadian yang berkaitan dengan pengamalan ajaran Islam, berperilaku sesuai dengan norma, kaidah yang berlaku. terapkan dalam masyarakat. Berdasarkan pemaparan di atas, wawancara menunjukkan bahwa peran guru sebagai peneliti adalah seorang guru harus mampu menghadapi siswa dengan berbagai karakter, keterampilan dan pengetahuan.

Simpulan

Saran

Kepada para guru pendidikan agama Islam agar selalu menasihati, membimbing, membudayakan akhlak dan memperhatikan siswa serta menjadi teladan yang baik agar siswa tidak terjerumus dalam kenakalan siswa. Abror, Ahmad. “Peran Guru Agama Islam Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja Di SMPN 01 Margoyoso Pati” Margoyoso Pati : IAIN Walisongo, 2015. Upaya Guru Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di SMA Muhammadiyah Sumbang. “Kontribusi: IAIN Purwokerto), 2015.

Jika siswa ini masih kesulitan menentukan sikap yang benar, saya selalu mendorong dan memotivasi mereka agar sikap mereka sesuai dengan tuntunan agama Islam. Guru pendidikan agama Islam membantu kita dengan nasehat-nasehat yang diberikannya dalam menghadapi persoalan-persoalan yang membutuhkan keputusan. Guru PAI dapat mengetahui apa yang dirasakan siswa, beliau selalu membantu memecahkan masalah yang dialami siswa.

Guru PAI mempersilahkan siswa untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya, guru juga membantu memberikan masukan dan saran.

FOTO PELAKSANAAN WAWANCARA
FOTO PELAKSANAAN WAWANCARA

Gambar

FOTO PELAKSANAAN WAWANCARA
FOTO PELAKSANAAN OBSERVASI

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pernyataan siswa dan penjelasan guru Pendidikan Agama Islam, maka dapat disimpulkan bahwa Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Bontonompo Selatan