ANALISIS KEKUATAN DAN PERMEABILITAS TANAH LUNAK YANG DICAMPURKAN DENGAN FLY ASH DAN SHAP ASH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian kuat geser langsung bersamaan dengan penambahan kadar fly ash dengan variasi dan 25%, meningkatkan nilai kohesi, sudut geser dan kuat geser sedangkan penambahan kadar sekam padi juga. Normal dengan variasi ASP……….……IV-8 Gambar 4.6 Grafik hubungan kohesi dengan variasi ASP……….IV-8 Gambar 4.7 Grafik hubungan sudut geser dengan variasi ASP…….
1 BAB I
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penambahan fly ash dan abu sekam padi terhadap kuat geser langsung dan permeabilitas.
4 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Manfaat
Pokok Bahasan dan Batasan Masalah .1 Pokok Bahasan
- Batasan Masalah
Untuk mengetahui hubungan antara kuat geser langsung dan permeabilitas lempung lunak tanpa penambahan fly ash dan abu sekam padi dengan penambahan fly ash dan abu sekam padi.
Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
6 BAB III : METODE PENELITIAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
1 BAB II
- Pengertian Tanah
- Tinjauan Umum Tanah
- Tekstur Tanah
Pada mulanya pembentukan tanah disebabkan oleh pelapukan batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil akibat proses mekanik dan kimiawi. Yang dimaksud dengan “tanah” adalah bahan yang tidak memfosil, tidak termasuk batuan dasar yang terdiri dari butir-butir mineral yang mempunyai ikatan lemah dan bentuk serta ukuran, bahan organik, air dan gas yang bermacam-macam sehingga meliputi tanah, gambut, tanah organik, lempung, lanau. Ukuran dan distribusi butiran mineral yang ada di tanah tergantung pada banyak faktor, termasuk komposisi mineral, cuaca dan cuaca.
4 lamanya pelapukan dan cara pemindahan
- Sistem Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah berbutir halus A-4, A-5, A-6 dan A-7 adalah tanah yang lebih dari 35% partikelnya melewati No. 200, tanah dalam kelompok ini biasanya tanah lanau-lempung. Tanah berbutir kasar, yaitu kerikil dan pasir, dimana kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos saringan no.200. Tanah Berbutir Halus, yaitu tanah yang lebih dari 50% berat total contoh tanah lolos saringan no.200.
13 Tabel 2.3. Klasifikasi Tanah Sistem USCS
14 2.4 Karakteristik Tanah Lempung
- Tanah Lempung Lunak
- Karakteristik Fisik Tanah Lempung Lunak
Partikel lempung memiliki luas spesifik permukaan yang sangat besar, hal ini disebabkan oleh bentuk dan lipatan permukaan partikel lempung yang sangat beragam. Tanah lempung lunak atau disebut juga tanah liat ekspansif merupakan jenis tanah liat yang tergolong ke dalam jenis. Fase dalam struktur tanah liat adalah air, yang secara kimia tidak murni.
22 2.4.2.1 Specific Gravity (Gs)
- Batas – Batas Konsistensi (Atterberg)
25 a. Batas Cair ( Liquid Limit)
Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila kandungan airnya perlahan-lahan menghilang dari dalam tanah, dengan kehilangan air yang terus menerus akan mencapai tingkat kesetimbangan, dimana kehilangan air lebih lanjut tidak akan menyebabkan perubahan volume tanah.
27 Dengan
29 2.4.2.3 Analisa saringan
- Pemadatan Tanah (Standart Proctor Test)
- Abu Terbang
- Abu Sekam Padi
- Permeabilitas Tanah
Saat melakukan percobaan, diperoleh berat kering tanah, selain itu juga diperoleh berat sisa tanah dan berat kumulatifnya. a) Anda dapat menghitung persentase butiran halus menggunakan rumus. Untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan kerapatan tanah sehingga dapat ditentukan kerapatan maksimum dan kadar air optimum. Abu terbang batubara merupakan material berbutir halus yang berwarna abu-abu dan dihasilkan dari pembakaran batubara (Wardani, 2008).
Fly ash adalah residu mineral berbutir halus yang terdiri dari bahan anorganik yang terkandung dalam batubara dan telah mengalami peleburan selama pembakaran.Partikel abu terbang umumnya terdiri dari butiran halus, yang umumnya berbentuk bola padat atau berongga. Abu layang batubara mengandung unsur kimia antara lain silika (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), selain itu juga mengandung unsur tambahan lainnya yaitu magnesium oksida (MgO). Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis fly ash adalah jenis batubara, kemurnian batubara, tingkat kehancuran, jenis pemanasan dan pengoperasian, metode penyimpanan dan penyimpanan (Wardani, 2008).
Pembakaran lignit dan batubara sub-bituminous menghasilkan fly ash dengan lebih banyak kalsium dan magnesium oksida daripada bituminous, tetapi mengandung lebih sedikit silika, aluminium, dan karbon daripada bituminous. Sedangkan tanah yang berstruktur buruk memiliki pori-pori yang besar sehingga permeabilitasnya tinggi (semakin ke kanan semakin rendah). Uji kepala konstan atau energi tinggi digunakan untuk tanah berbutir kasar dan memiliki koefisien permeabilitas yang tinggi.
Falling head test digunakan untuk tanah yang berbutir halus dan memiliki koefisien permeabilitas yang rendah.
39 2. Luas Potongan Melintang sampel
40 Dengan
- Stabilitas mekanis
- Stabilitas dengan Bahan Tambah
- Kuat Geser Tanah
- Kuat Geser Tanah Lempung ( Halus )
- Uji Kuat Geser Tanah
Admixtures adalah bahan olahan pabrik yang ditambahkan ke dalam tanah dalam proporsi yang tepat untuk memperbaiki sifat teknis tanah, seperti: kekuatan, tekstur, workability dan plastisitas Contoh bahan additive adalah: lime, portland cement, fly ash (fly ash). abu). ), aspal (bitumen) dan lain-lain. Pada dasarnya yang dimaksud dengan Fly Ash Stability adalah mencampurkan langsung antara fly ash dengan tanah yang telah dihaluskan, kemudian ditambahkan dengan air kemudian dipadatkan. Dari hasil campuran fly ash, tanah, air dapat menghasilkan tanah yang memiliki sifat atau sifat teknis yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya (Brooks, 2009).Jika fly ash dicampur dengan material tanah maka akan dilakukan proses bonding sementasi. tempat, antara lain karena pengaruh pozzolan atau karena sifat pengerasan alami fly ash karena pemadatan dan kondisi air yang ada. Dari penelitian sebelumnya telah diperoleh manfaat penggunaan fly ash sebagai bahan penstabil dan material beton yaitu fly ash dapat mengurangi kebutuhan air, meningkatkan kohesi, mengurangi susut dan permeabilitas tanah serta meningkatkan kekuatan beton mutu tinggi (K.W.Day). Stabilitas tanah dengan fly ash.
Ini adalah abu terbang yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara antrasit atau bituminous, memiliki sifat pozzolan dan kapur, kapur terhidrasi atau semen harus ditambahkan untuk mendapatkan sifat semen. Stabilitas tanah dengan penambahan fly ash biasanya digunakan untuk tanah lunak, subgrade tanah liat di bawah jalan yang dibebani berulang kali. metode penyimpanan dan penyimpanan. .
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis – analisis daya dukung tanah, stabilitas lereng dan daya dorong pada dinding penahan tanah. Parameter kuat geser tanah ditentukan dari uji laboratorium terhadap sampel yang diambil dari lapangan yaitu dari hasil pemboran tanah yang dianggap representatif. Kekuatan geser tanah sampel yang diperiksa di laboratorium biasanya dilakukan pada ukuran beban yang telah ditentukan dan dilakukan dengan bantuan peralatan khusus.
Uji kuat geser langsung dilakukan untuk menentukan secara akurat nilai kohesi (C) dan sudut geser dalam ().
48 2. Menghitung Tegangan normal
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis daya dukung tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada dinding penahan tanah. Beban yang melebihi daya dukung tanah pada suatu struktur dapat menyebabkan keruntuhan geser pada tanah akibat gerak relatif antar butir. Oleh karena itu, ketika merencanakan konstruksi substruktur, besarnya kekuatan geser tanah harus dihitung tergantung pada nilai kohesi dan sudut geser internal.
Hubungan antara kohesi dan sudut geser dalam diturunkan dengan rumus Coloumb dan Mohr sebagai berikut. Prinsip dasar pengujian kuat geser langsung adalah menerapkan beban geser/horizontal ke sampel tanah melalui ring/kotak geser, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Dari hasil uji geser langsung akan diperoleh tiga macam data tegangan normal dan tegangan geser, sehingga dapat digambarkan grafik hubungan untuk menentukan nilai kohesi dan sudut geser.
Rama Indera K, Enden Mina, Taufik Rahman 2016, dalam jurnal berjudul “Stabilisasi Tanah Menggunakan Fly Ash dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Kekuatan Tekanan Bebas” Dengan variasi campuran fly ash dan 30%. Dari hasil pengujian didapatkan tanah yang distabilisasi dengan Ash Flying pada variasi dan 30% menunjukkan peningkatan nilai daya dukung, batas plastis dan batas cair tanah serta penurunan nilai berat jenis tanah Yayuk Apriyanti, Roby Hambali 2014, dalam jurnal berjudul “Pemanfaatan Fly Ash Untuk Meningkatkan Nilai CBR Subsoil. Peningkatan nilai CBR Maksimum terjadi pada persentase fly ash 16% pada umur 28 tahun dengan nilai CBR 15,1%.
Peningkatan kekuatan tanah dengan campuran semen dan sekam padi” dengan variasi campuran semen sekam padi 7% 3%, semen sekam padi 7% 8% dan semen sekam padi 4% 6%. campuran semen dan sekam padi hanya dapat menggantikan campuran semen tersebut, dan kadar optimum yang dapat digunakan sebagai pengganti semen adalah 7%.
1 BAB III
2 3.2. Jenis Pengujian Material
- Variabel Penelitian
- Jumlah dan Notasi Sampel
- Jumlah Sampel Pengujian Kuat Geser Langsung
- Jumlah Sampel Pengujian Permaebilitas
Pada analisis data terapan yaitu analisis hasil pengujian di laboratorium sebagai berikut. Analisis distribusi butir tanah yaitu menganalisis hasil pengujian tanah di laboratorium dan mengklasifikasikannya menurut klasifikasi tanah dan mengklasifikasikannya menurut jenis mineral tanah. Analisis hasil pemadatan tanah asli dilakukan untuk menentukan nilai kadar air optimum untuk meningkatkan kepadatan tanah.
1 BAB IV
- Pembahasan Hasil Pemeriksaan Karateristik Tanah Tanpa Bahan Tambah
- Berat Jenis (Gs)
2 4.2.2.Pengujian Batas-batas Konsistensi
- Klasifikasi Tanah Asli
- Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung dengan Variasi
Reklasifikasi tanah yang memiliki ukuran butir lebih kecil dari 0,075 mm tidak langsung berdasarkan grading, sehingga penentuan klasifikasi lebih didasarkan pada batas atterberg. Dari sifat-sifat bahan di atas (misalnya plastisitas dan distribusi ukuran partikel) dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut adalah: Lempung dengan plastisitas tinggi. Hasil pengujian kuat geser langsung pada lempung lunak yang distabilisasi dengan variasi abu sekam padi dan abu terbang dengan komposisi campuran yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Hubungan Antara Kohesi (c) dan Komposisi Variasi
Hubungan Antara Kuat Geser dan Komposisi Variasi
Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa nilai koherensi terendah terdapat pada komposisi tanah lempung lunak + abu sekam padi 3.
Hubungan Antara Kuat Geser dan Komposisi Variasi
10 4.5 Hasil Pengujian Permaebilitas
Terlihat dari Gambar 4.9 bahwa dengan penambahan variasi fly ash nilai koefisien permeabilitas semakin menurun. Terlihat dari Gambar 4.10 bahwa dengan penambahan variasi abu sekam padi, nilai koefisien permeabilitas juga meningkat.
1 BAB V
- SARAN
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang kuat geser langsung, jenis tanah yang berbeda dan variasi yang berbeda dapat digunakan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan jika ingin mengembangkan penelitian ini. Das, Braja M, Endah Noor, Mochtar, Indrasurya B, 1995, Mekanika Tanah (Prinsip Teknik Geoteknik), Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, Braja M, Endah Noor, Mochtar, Indrasurya B, 1998, Mekanika Tanah (Prinsip Teknik Geoteknik), Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. 2011 : “Meningkatkan kekuatan tanah dengan campuran abu semen dan sekam padi”, (Skripsi), Jurusan Teknik Sipil – Universitas Harapan. McCarthy, et al., 2011, Stabilisasi Clay-Lime: Mengkarakterisasi Efek Fly Ash dalam Meminimalkan Risiko Peningkatan Sulfat, World of Coal Ash (WOCA) Conference, Denver CO, USA.
Stabilisasi tanah menggunakan fly ash dan pengaruhnya terhadap nilai kuat tekan bebas”, (Skripsi), Jurusan Teknik Sipil - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Suharta.N.dan B.H.Prasetyo.2008.Komposisi Mineral dan Sifat Risiko Tanah Hutan Batuan Sedimen Asam di Provinsi Riau.Jurnal Tanah dan Iklim 28:1-14. Wardani, 2008 “Pemanfaatan limbah batu bara (fly ash) untuk stabilisasi tanah dan keperluan teknik sipil lainnya dalam mengurangi pencemaran lingkungan”, (thesis PhD), Fakultas Teknik - Universitas Diponegoro, Semarang.
2014.: “Pemanfaatan fly ash untuk meningkatkan nilai CBR bawah permukaan”, (Skripsi), Jurusan Teknik Sipil – Universitas Bangka Belitung.
PENGUJIAN ANALISIS HIDROMETER TANAH (SNI 3423:2008)