Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter koefisien konsolidasi (Cv), indeks kompresi (Cc), indeks swelling (Cs) hasil pencampuran abu sekam padi. Abu sekam padi digunakan sebagai bahan penstabil tanah dengan berbagai campuran berat tanah kering.
DAFTAR TABEL
Rumusan Masalah
Penggunaan abu sekam padi dalam penelitian ini dianggap perlu sebagai pengganti semen karena mengandung senyawa silika yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah lempung lunak.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Pokok Bahasan dan Batasan Masalah
Secara keseluruhan, makalah ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian, Hasil Uji dan Pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan dan saran.
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
1 BAB II
Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel mineral tertentu yang “menghasilkan sifat plastis di dalam tanah bila bercampur dengan air” (Grim, 1953). Partikel mineral lempung umumnya berukuran koloid (<1µ) dan ukuran 2µ merupakan batas atas (terbesar) dari ukuran partikel mineral lempung.
2 6. Proses konsolidasi lambat
- Tekstur Tanah
- Klasifikasi Tanah
Menurut ukuran butiran, tanah berbutir kasar dibagi menjadi batu, kerikil dan pasir. Klasifikasi tanah berbutir halus A-4, A-5, A-6 dan A-7 adalah tanah yang lebih dari 35% partikelnya lolos No. 200, tanah lempung.
6 Sumber : (Braja M Das, 1995)
Tanah berbutir halus (Fine-Grained-soil), yaitu tanah yang melewati saringan no.200 lebih dari 50% berat total contoh tanah. Klasifikasi tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti : GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM dan SC.
9 Tabel 2.3. Klasifikasi Tanah Sistem USCS
10 2.1.4 Karakteristik Tanah Lempung
- Abu Sekam Padi
Negara Indonesia sendiri memiliki sekitar 60.000 mesin penggilingan padi yang tersebar di seluruh wilayah, yang menghasilkan limbah berupa sekam padi sebanyak 15 juta ton per tahun. Dalam jumlah banyak, beberapa mesin penggilingan padi dapat menghasilkan 10-20 ton limbah sekam padi per hari.
15 2.3 Stabilisasi Tanah
- Stabilitas Tanah dengan Abu Sekam Padi
Sekitar 20% silika dalam sekam padi merupakan sumber silika yang relatif tinggi, dengan silika dari sekam padi menjadi sumber kompetitif. Pemanfaatan sekam padi untuk penjernihan air berlangsung melalui proses filtrasi/filtrasi partikulat, koagulasi dan adsorpsi.
19 d. Bahan Bangunan
- konsolidasi (consolidasion test)
- Analogi konsolidasi 1-D (satu dimensi)
- Konsolidasi Normal Dan Konsolidasi Berlebih
- Uji Konsolidasi
Proses ini berlanjut sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh peningkatan tegangan total dihilangkan seluruhnya. Proses konsolidasi dapat diamati dengan persamaan piezometer untuk mencatat perubahan tekanan air pori dari waktu ke waktu. Akhirnya pada titik tertentu, tekanan air pori menjadi nol dan semua tekanan Δσ ditopang oleh pegas dan piston tidak jatuh lagi.
Jalannya kondisi tersebut dapat diamati melalui tabung piezometer yang dipasang di sepanjang kedalaman tanah liat, sehingga ketinggian air di dalam tabung piezometer menunjukkan adanya tekanan air yang berlebihan di tempat pemasangan tabung tersebut. Posisi garis AC ini menandakan bahwa proses konsolidasi telah selesai yaitu pada saat excess pore water pressure (Δu) adalah nol. Awalnya, setiap kenaikan beban didukung penuh oleh tekanan air (Δu) yang sama dengan Δσ.
Pada kondisi ini, tekanan air pori sama dengan tekanan hidrostatis yang ditimbulkan oleh air tanah. Pengujian konsolidasi satu dimensi dengan tegangan lateral dilakukan di laboratorium pada sampel tanah berbutir halus pada waktu tertentu sesuai prosedur, dan pemampatan yang terjadi disebabkan oleh keluarnya air pori.
30 Gambar 2.3 Oedometer
- Interpretasi Hasil Uji Konsolidasi
Jumlah tekanan tambah pada setiap akhir periode dapat dihitung dari pembacaan meter dan juga kadar air atau berat kering sampel tanah pada akhir pengujian.Beberapa parameter diperoleh dari hasil pengujian konsolidasi, yaitu a ) Tekanan sebelum konsolidasi (tekanan sebelum konsolidasi) . Tekanan prakonsolidasi menunjukkan besarnya tekanan vertikal maksimum yang terjadi pada tanah pada σр' yang lalu. Menurut hasil uji konsolidasi kompresi asli, kurva adalah bagian dari kurva dengan tekanan melebihi tekanan sebelum konsolidasi, bentuk kurva mendekati linier.
Dari bagian kurva ini dapat dihitung indeks kompresi Cc, yang merupakan kemiringan dari bagian kurva ini. c) Rekompresi dan pengembangan (recompression and volume tanah kembali ke keadaan semula (lihat Gambar 2.3), dari bagian kurva ini. Koefisien konsolidasi menunjukkan kecepatan aliran air pori selama konsolidasi, secara empiris dapat ditentukan dengan 2 cara, sebagai berikut. Pembebanan teoritis penurunan terzaghi terjadi akibat aliran air pori akibat pengaruh tekanan dimana kecepatan penurunan bergantung pada permeabilitas tanah, namun percobaan menunjukkan bahwa pemampatan tetap berlangsung meskipun air air pori yang telah mencapai aliran . nol dan berjalan lambat pada tekanan efektif konstan.
Hal ini disebabkan adanya proses penataan ulang partikel-partikel tanah untuk membentuk susunan yang lebih stabil (lihat Gambar 2.5).
34 2.4.5 Tekanan Pra-Konsolidasi (Pc’)
- Penurunan Konsolidasi Tanah
Tidak ada kesalahan yang berarti dalam memperoleh angka pori di lapangan dan angka angka pori (e.) pada awal pengujian laboratorium. Schmertman membuktikan bahwa garis laboratorium asli dapat disilangkan dengan garis asli di lapangan dengan angka pori 0,42 kali angka angka pori awal. Garis asli di lapangan dapat diambil sebagai garis EF, di mana koordinat E adalah log σ' (= log σр'.) da neo.
Kompresi ini disebabkan oleh deformasi partikel tanah, pergerakan partikel, pelepasan air atau udara di pori-pori dan penyebab lainnya. Secara umum penurunan dalam tanah akibat pembebanan dapat dibagi menjadi kelompok besar, yaitu. Penurunan konsolidasi, yang diakibatkan oleh perubahan volume tanah jenuh air akibat pelepasan air yang menempati pori-pori tanah.
Penurunan seketika, yang merupakan hasil dari deformasi elastis tanah kering, basah dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air.
40 eo = angka pori awal
- Kecepatan Konsolidasi
41 Yang mana
42 Jadi
- Koefisien Konsolidasi (Cv)
- Penelitian Sifat Fisik Tanah 1.Kadar Air
- Pemeriksaan Berat Jenis
Ada beberapa faktor yang menyebabkan laju konsolidasi yang ditetapkan di lapangan lebih besar dari laju penyelesaian yang dihitung yang diberikan oleh Terzaghi. Pengaruh lebar pondasi (B) dan jalur drainase (H) terhadap laju penurunan pondasi pelat pada 4 lokasi ditunjukkan oleh Butler (1974) pada Tabel. Tabel menunjukkan perbandingan antara Cv di lapangan (Cv lap) dan Cv di laboratorium (Cv lab) pada ketebalan jalur drainase (H) dan lebar pondasi (B).
Adanya lapisan tipis tanah permeabel, seperti lanau dan pasir, yang diselingi antar lapisan lempung (gambar 2) memungkinkan pengaliran pada lapisan ini, sehingga jalur pengaliran menjadi lebih pendek dari yang diperkirakan dalam perhitungan. Kadang-kadang lapisan tanah berpasir yang menghalangi hanyalah lensa tanah yang bukan reservoir yang layak untuk drainase air dari lapisan lempung (Gambar 1). Jika terjadi kasus seperti di atas, perhitungan laju penurunan akan lebih baik jika dua kondisi lapisan pasir, yaitu sebagai lapisan penguras dan bukan sebagai lapisan penguras, kemungkinan penurunan yang dihasilkan dari keduanya dihitung. kondisi untuk keamanan struktur dipertimbangkan.
Nilai berat jenis (Gs) partikel tanah memegang peranan penting dalam berbagai perhitungan mekanika tanah. Berat jenis dari bagian padat berwarna terang dari tanah berpasir, yang umumnya sebagian besar terdiri dari kuarsa, dapat diperkirakan sebesar 2,65 untuk lempung atau lanau, nilainya bervariasi dari 2,6 - 2,9 dengan perbandingan di bawah ini.
48 Tabel 2.10 Faktor Koreksi
- Batas-Batas Konsistensi
- Pemeriksaan Analisa Saringan
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan plastis. Kurva penentuan batas cair ditunjukkan pada Gambar 2.2. Batas plastisitas adalah sifat tanah dalam keadaan konsistensinya, yaitu cair, plastis, semi padat atau padat, tergantung kadar airnya. Sebagian besar tanah lempung atau tanah berbutir halus dalam keadaan plastis. Secara umum, semakin besar plastisitas tanah, yaitu Indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastisitas (selisih kandungan air pada saat tanah masih plastis), karena menunjukkan plastisitas tanah.
Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila kandungan airnya perlahan-lahan menghilang dari dalam tanah, dengan kehilangan air secara terus menerus akan mencapai tingkat kesetimbangan, dimana. Analisis ayakan adalah analisis yang dilakukan untuk menentukan gradasi butir (distribusi ukuran butir), yaitu dengan menggetarkan sampel tanah kering melalui satu set ayakan dimana lubang pada ayakan menjadi semakin kecil secara berurutan. Metode kering dilakukan dengan menggetarkan filter, baik digetarkan dengan tangan maupun dengan vibrator.
Metode basah dilakukan dengan mencampur tanah dengan air sampai menjadi bubur tipis dan dicuci bersih melalui saringan.
54 2.5.8 Pemeriksaan Hidrometer
57 2.6. Uji sifat Fisik Mekanik Tanah
- Pemadatan Tanah (Standart Proctor Test)
- Jenis Pengujian Material Tabel 3.1 Pengujian karakteristik tanah
Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Abu Tempurung Kelapa Terhadap Koefisien Konsolidasi Tanah Liat” Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan abu tempurung kelapa terhadap perubahan nilai koefisien konsolidasi (Cc) tanah lempung. Abu tempurung kelapa (CAS) yang digunakan lolos saringan no. 200, lempung yang diuji memiliki plastisitas lebih besar dari 15. Dengan judul skripsi “Perubahan Parameter Konsolidasi Lempung Tanon yang Tercampur Dengan Abu Kantong Gula”.
Benda uji konsolidasi menggunakan kadar air optimum dari hasil uji pemadatan standar Proctor Analisis data yang diperoleh untuk mengetahui pengaruh abu ampas tebu terhadap tanah liat Tanon. Penelitian ini diawali dengan melakukan studi pustaka untuk mencari bahan acuan pada tanah lempung lunak yang menggunakan abu sekam padi sebagai campuran dalam uji konsolidasi. Dalam hal ini referensi tanah lempung lunak yang menggunakan abu sekam padi sebagai bahan tambahan untuk uji konsolidasi di Universitas Bosowa Makassar belum pernah diteliti sebelumnya.
Maka kami sebagai mahasiswa sipil yang ingin mencoba hal baru untuk memajukan kreativitas kami sebagai mahasiswa sipil di Universitas Bosowa Makassar, manfaatkan fasilitas yang ada di laboratorium kami untuk melakukan uji konsolidasi menggunakan tanah lempung dengan penambahan abu sekam padi sebagai campuran variasi. . Gambaran umum penelitian ini adalah penggunaan lempung lunak sebagai bahan uji dan abu sekam padi sebagai pengganti semen pada uji konsolidasi.
2008/ASTM D854-
- Notasi Sampel
- Kebutuhan Material Dalam Setiap Pengujian Tabel 3.3. Kebutuhan Material Dalam Setiap Pengujian
- Pengujian Sampel
- Metode Analis
- Pembahasan Hasil Pemeriksaan Karateristik Tanah Tanpa Bahan Tambah
- Berat Jenis (Gs)
- Pengujian Batas-batas Konsistensi a. Batas Batas Atteberg
- Klasifikasi Tanah Asli
- Hasil Pengujian Konsolidasi dengan Variasi Abu Sekam Padi 1. Analisa Gradasi Butiran Berdasarkan Pengujiian Konsolidasi
- Koefisien Konsolidasi (CV)
- Menetukan Nilai Indeks Pemampatan (Cc) Dan Nilai Indeks Penurunan (Sc)
- Grafik Gabungan Cc
- Grafik Gabungan Sc
- SARAN
Jika judul penelitian ini adalah Pengaruh Penambahan Sekam Padi Terhadap Nilai Konsolidasi Tanah Lempung Lunak. Persiapan benda uji dengan campuran abu sekam padi berdasarkan komposisi variasi yang ditentukan. Analisis hasil konsolidasi tanah asli dan variasi abu sekam padi terhadap kenaikan nilai koefisien konsolidasi (CV) nilai indeks.
Perubahan angka pori relatif terhadap nilai lempung lunak terkonsolidasi berdasarkan variasi abu sekam padi dapat dilihat pada Tabel 4.6. Dari hasil tersebut terlihat adanya perubahan nilai koefisien konsolidasi (cv/t50) pada tanah lempung lunak dengan variasi abu sekam padi dengan variasi komposisi yang berbeda berdasarkan tekanan dan variasi komposisi yang diberikan seperti pada Tabel 4.7. Indeks pemampatan digunakan untuk menentukan besarnya penurunan yang dihasilkan oleh tekanan pada uji konsolidasi lempung lunak yang dicampur dengan variasi abu sekam padi dengan komposisi campuran 30%.
Dari hasil uraian tersebut dapat diketahui lebih detail ukuran dan pengaruh rendah abu sekam padi terhadap nilai konsolidasi tanah lempung lunak. Dengan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa abu sekam padi dapat mempengaruhi hasil uji konsolidasi tanah lempung lunak.
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI