50 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 ProgramPenelitian
Penelitianinidilakukanpada sampeltanahasli yang tidak berikanbahan
stabilisasi dan padatanahyang diberikan bahan stabilisasi, berupa penambahanabu
vulkanik dan abu sekam padidenganberbagaivariasi
pencampuranyangtelahditentukan.
Tahap-tahap penelitianinimeliputipekerjaanpersiapan,pekerjaan uji
laboratoriumdananalisishasilujilaboratorium.Skema programpenelitiandapat dilihat
padaDiagram AlirPenelitian dalam Gambar3.1.
3.2 PekerjaanPersiapan
Pekerjaan persiapanyang dilakukanolehpeneliti dalam penelitian inimeliputi:
• Mencariliteratur yangberkaitandengantanah lempung yangdistabilisasi denganabu
vulkanik dan abu sekam padi,literaturemengenai pengujian nilai CBR dannilai
kuat tekanbebas(unconfinedcompression test).
• Pengambilansampel tanah
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Patumbak,
DeliSerdang,SumateraUtara.Tanahyang diambiltermasuktanah lempungdengan
kadar air rendah – sedang.
• Pengadaanabu vulkanik
Flowchart Penelitian :
Pengujian Sifat Fisis Tanah dan Abu Sekam Padi(Index Properties)
5. Uji Kadar Air 6. Uji Berat Spesifik 7. Uji Atterberg 8. Uji Analisa Saringan
Uji Compaction, CBR dan UCT
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran Pengolahan Data
Pembuatan Benda Uji 4. Tanah asli (tanpa campuran abu sekam padi dan abu gunung vulkanik) 5. Abu Sekam Padi (tanpa campuran tanah asli dan abu gunung vulkanik) 6. Kombinasi Campuran
Tanah + 2% AGV+2% ASP Tanah + 4% AGV+2% ASP Tanah + 6% AGV+2% ASP Tanah + 8% AGV+2% ASP
akukan pemeraman 7 hari
52
• Pengadaanabu sekam padi
Abu sekam padi yang dipakai adalah hasil pembakaran batu bata Secanggang,
Stabat.
3.3 Proses Pengambilan Sampling Tanah
Adapunpengambilan(proses)samplingtanahtidakterganggu(undisturbed) yang
diperolehdarilapangan adalahdenganmenggunakanhandbordanuntuksampeltanah
terganggudiambildaritanahyangberada±30cmdarimukatanah.dengan menggunakan
cangkul.Halinidimaksudkan agar humus dan akar-akar tanaman yang ada dapat terangkat
dan tidak terikut dalam tanah yang akan dipakai.
Adapun prosedur sampling yang dilakukan adalah:
• Menentukan lokasi tanahyang akandilakukan sampel, yaitudi PTPN II Patumbak,
Deli Serdang, Sumatera Utara.
• Melakukan pembersihan humus dan akar-akar tanaman yakni ± 30cmdari muka
tanah.
• Melakukan pengambilan sampel tanah yang akan digunakan. Untuk pengujian
tanah asli diambildari contoh tanahtidakterganggu(undisturbed)dan untuk
pengujiantanah campuran diambildaritanah terganggu (disturbed)dicampur
dengan abu vulkanik dan abu sekam padi.
• Pada pengujian kuattekan tanah(unconfined compression test) sampel tanah asli
diambildaritanahundisturbed denganmenggunakan alat pengeluar sampel tanah
daritabung tanah undisturbed dan dimasukkan ke dalam mouldsampelUCT test.
3.4 Pelaksanaan Pengujian
Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian untuk tanah dan
adalah sebagai berikut :
3.4.1 Tanah 3.4.1.1 Tanah Asli
Adapun pengujian untuk tanah asli meliputi :
- Uji Kadar Air
- Uji Berat Spesifik
- Uji Batas-batas Atterberg
- Uji Analisa Saringan
- Uji Pemadatan
- Uji Kuat Tekan Bebas
3.4.1.2 Tanah yang Telah Distabilisasi
Adapun pengujian untuk tanah yang telah dicampur dengan abu vulkanik dan abu
sekam padi meliputi :
- Uji Batas-batas Atterberg
- Uji Pemadatan
- Uji Nilai CBR
- Uji Kuat Tekan Bebas
3.4.2 Abu Vulkanik
Untuk pengujian abu vulkanik yaitu terdiri dari :
- Uji Berat Spesifik
- Uji Analisa Saringan
54 3.4.3 Abu Sekam Padi
Untuk pengujian abu vulkanik yaitu terdiri dari :
- Uji Berat Spesifik
- Uji Analisa Saringan
- Uji Batas-batas Atterberg
3.5 AnalisisData Laboratorium
Setelahseluruhdata–datayangdiperolehbaikdaripengujiansifatfisikdansifat
mekaniskemudiandilakukanpengumpulandatasertapemilahandatayangdiperoleh.Setelah
data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa data hasil pengujian laboratorium dan
kemudian dievaluasi.
Melalui data yang telah diperoleh dari laboratorium tersebut, dilakukan analisa
untuk mengetahui apakah dan seberapa besar pengaruh penambahan bahan aditif berupa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengujian dan pembahasan penelitian
uji cbr tanah lempung dan uji kuat tekan bebas dengan campuran abu sekam padi sebesar
2%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, 14%, 16%, 18%, 20 % dan variasi penambahan abu
Gunung Sinabung sebesar 2%, 4%, 6%, 8% dengan lama waktu pemeraman (curing
time)7 hari. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan sampel tanah yang diperoleh
dari PTPN II Patumbak,Deli Serdang, Sumatera Utara. Sampel abu vulkanik yang
diperoleh dari Gunung Sinabung dan sampel abu sekam padi yang diperoleh dari Stabat.
4.2 Pengujian Sifat Fisik Tanah 4.2.1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli
Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut.
Hasil-hasil pengujian sifat fisik tanah ini meliputi :
• Kadar Air
• Berat Jenis
• Batas-batas Atterberg
56 Tabel 4.1 Data Uji Sifat Fisik Tanah Asli
No. Pengujian Hasil
1. Kadar Air (Water Content) 34,43 %
2. Berat Spesifik (Specific Gravity) 2,65
3. Batas Cair (Liquid Limit) 47,33 %
4. Batas Plastis (Plastic Limit) 17,45 %
5. Indeks Plastisitas (Plasticity Index) 29,88 %
6. Persen Lolos Saringan no. 200 48,81 %
7. Kadar Air Optimum 21, 12 %
8. Berat Isi Kering Maksimum 1,34 gr/cm3
Dari data di atas, berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO dimana diperoleh data
berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 48,81% dan nilai batas cair (liquid
limit) sebesar 47,33% maka sampel tanah memenuhi persyaratan minimal lolos ayakan no. 200 minimal sebesar 36%, memiliki batas cair (liquid limit)≥ 41 dan indeks plastisitas
(plasticity index)> 11, sehingga tanah sampel dapat diklasifikasikan dalam jenis tanah
A-7-6.
Menurut sistem klasifikasi USCS, dimana diperoleh data berupa nilai indeks
plastisitas sebesar 29,88% dan nilai batas cair (liquid limit) sebesar 48,81% sehingga
dilakukan plot pada grafik penentuan klasifikasi tanah yaitu yang ditunjukkan pada
Gambar 4.1. Dari hasil plot diperoleh tanah termasuk dalam kelompok CL yaitu lempung
Gambar 4.1 Plot Grafik Klasifikasi USCS
Gambar 4.2 Grafik Analisa Saringan Tanah Asli
D10 = 0,0025 mm D30 = 0,015 mm D60 = 0,175 mm
Cu = D60 D10
= 0,175
0,0025 = 70,00
Cc = D230 D60x D10
= (0,015)2
0,175x0,0025 = 0,51
58 Gambar 4.3 Grafik Batas Cair (Liquid Limit), Atterberg Limit
4.2.2 Pengujian Sifat Fisik Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut. Hasil-hasil
pengujian sifat fisik tanah ini meliputi :
• Kadar Air
• Berat Jenis
• Batas-batas Atterberg
• Uji Analisa Butiran
Tabel 4.2 Data Uji Sifat Fisik Abu Vulkanik
No. Pengujian Hasil
1. Berat Spesifik (Specific Gravity) 2,62
2. Batas Cair (Liquid Limit) Non Plastis
3. Batas Plastis (Plastic Limit) Non Plastis
4. Indeks Plastisitas (Plasticity Index) Non Plastis
5. Persen Lolos Saringan no. 200 13,80 %
Dari data di atas, berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO dimana diperoleh data
berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 13,80% sedangkan nilai batas cair
(liquid limit), batas plastis (plastic limit), dan indeks plastisitas (plasticity
index)merupakan non plastis.
Gambar 4.4 Grafik Analisa Saringan Abu Gunung Vulkanik
D10 = 0,019 mm D30 = 0,11 mm D60 = 0,17 mm
Cu = D60 D10 =
0,17
0,019= 8,94
Cc = D230 D60x D10
= (0,11)2
0,17x0,019 = 3,74
D30 D60
60 Tabel 4.3 Data Uji Sifat Fisik Abu Sekam Padi
No. Pengujian Hasil
1. Berat Spesifik (Specific Gravity) 2,54
2. Batas Cair (Liquid Limit) Non Plastis
3. Batas Plastis (Plastic Limit) Non Plastis
4. Indeks Plastisitas (Plasticity Index) Non Plastis
5. Persen Lolos Saringan no. 200 8,56 %
Dari data di atas, berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO dimana diperoleh data
berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 8,56% sedangkan nilai batas cair
(liquid limit), batas plastis (plastic limit), dan indeks plastisitas (plasticity
index)merupakan non plastis.
Gambar 4.5 Grafik Analisa SaringanAbu Sekam Padi
Cu = D60 D10 =
0,455
0,0086= 5,29
Cc = D230 D60x D10 =
(0,21)2
0,455x0,086= 1,127
4.2.3 Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator
Hasil pengujian sifat fisik tanah yang telah dicampur dengan bahan abu vulkanik
dan abu sekam padi ditunjukkan pada Tabel 4.4.Grafik hubungan antara nilai batas cair
(LL) dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.5 , hubungan antara nilai batas
plastis (PL) dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.6, dan hubungan antara
nilai indeks plastisitas (IP) dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.7.
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Atterberg Limit
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL PI
Tanah Asli 47,33 17,45 29,88
2% AGV + 2% ASP 40,06 16,05 24,01
2% AGV + 4% ASP 40,92 16,45 24,47
2% AGV + 6% ASP 41,76 17,06 24,7
2% AGV + 8% ASP 42,87 17,54 25,33
2% AGV + 10% ASP 44,54 17,99 26,55
2% AGV + 12% ASP 46,33 18,35 27,99
2% AGV + 14% ASP 48,24 18,9 29,34
2% AGV + 16% ASP 49,89 19,34 30,56
2% AGV + 18% ASP 50,82 19,45 31,37
62
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL PI
Tanah Asli 47,33 17,45 29,88
4% AGV + 2% ASP 39,04 15,68 23,36
4% AGV + 4% ASP 40,01 16,01 24
4% AGV + 6% ASP 40,89 16,34 24,55
4% AGV + 8% ASP 41,86 16,84 25,02
4% AGV + 10% ASP 42,73 17,02 25,71
4% AGV + 12% ASP 44,86 17,25 27,6
4% AGV + 14% ASP 46,77 17,67 29,1
4% AGV + 16% ASP 47,94 18,04 29,9
4% AGV + 18% ASP 49,66 18,85 30,81
4% AGV + 20% ASP 50,92 19,02 31,9
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL PI
Tanah Asli 47,33 17,45 29,88
6% AGV + 2% ASP 37,57 14,57 23
6% AGV + 4% ASP 38,63 15,54 23,09
6% AGV + 6% ASP 39,8 15,92 23,88
6% AGV + 8% ASP 40,94 16,2 24,74
6 AGV + 10% ASP 41,46 16,44 25,02
6% AGV + 12% ASP 42,54 16,8 25,74
6% AGV + 14% ASP 43,44 17,06 26,38
6% AGV + 16% ASP 45,12 17,33 27,79
6% AGV + 18% ASP 47,24 17,75 29,49
4.2.3.1 Batas Cair (Liquid Limit)
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa batas cair akibat penambahan bahan stabilisasi
abu vulkanik dan abu sekam padi mengalami penurunan.Semakin besar persentase abu
sekam padi, maka semakin kecil batas cairnya. Pada tanah asli batas cair (LL) mencapai
47,33 % sedangkan nilai batas cair terendah pada penambahan 6% abu vulkanik dan abu
sekam padi 2% sebesar 37,57%. Hal tersebut disebabkan akibat tanah mengalami proses
sementasi oleh abu sekam padi dan abu vulkanik sehingga tanah menjadi butiran yang
lebih besar yang menjadikan gaya tarik menarik antar partikel dalam tanah menurun.
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL PI
Tanah Asli 47,33 17,75 29,88
8% AGV + 2% ASP 35,57 13,75 21,7
8% AGV + 4% ASP 36,86 14,37 22,49
8% AGV + 6% ASP 37,53 14,7 22,83
8% AGV + 8% ASP 38,34 15,2 23,14
8%AGV + 10% ASP 39,56 15,64 23,92
8% AGV + 12% ASP 41,37 15,99 25,38
8% AGV + 14% ASP 42,55 16,56 25,99
8% AGV + 16% ASP 43,7 16,89 26,82
8% AGV + 18% ASP 44,86 17,45 27,41
64
ABU GUNUNG VULKANIK (%)
GRAFIK BATAS PLASTIS
Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Nilai Batas Cair (LL)dengan Variasi Campuran Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
4.2.3.2 Batas Plastis (Plastic Limit)
Gambar 4.7 Grafik Hubungan antara Nilai Batas Plastis (PL) dengan VariasiCampuran Abu Sekam Padi dan Abu Vulkanik 30
ABU GUNUNG VULKANIK (%)
20
ABU GUNUNG VULKANIK (%)
NILAI INDEX PLASTISITAS
Pada Gambar 4.7menunjukkan terjadinya peningkatan nilai batas plastis akibat
penambahan bahan stabilisasi.Nilai batas plastis meningkat seiring dengan pertambahan
abu sekam padi yang ditambahkan. Untuk tanah asli, batas plastisnya yaitu 17,45% dan
terus meningkat sampai variasi campuran 2% AGV + 20% ASP nilai batas plastis
mencapai 20,22%.
4.2.3.3 Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
Gambar 4.8 Grafik Hubungan antara Nilai Indeks Plastisitas (IP) dengan Variasi Campuran Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
Gambar 4.8memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi maka
nilai indeks plastisitas akan menurun. Penurunan nilai indeks plastisitas tersebut dapat
mengurangi potensi pengembangan dan penyusutan dari tanah.Proses ini memperkuat
ikatan antara partikel-partikel tanah, sehingga terbentuk butiran yang lebih keras dan
stabil.Terisinya pori-pori tanah memperkecilterjadinya rembesan pada campuran tanah
66 Ditambah dengan bahan stabilisasi berupa abu sekam padi.Silika dan alumina dari
abu sekam padi bercmpur dengan air membentuk pasta yang mengikat partikel lempung
dan menutupi pori-pori tanah menurunkan sifat plastisitasnya.
Dari Gambar 4.8 dapat dilihat penurunan indeks plastisitas dari tanah asli yang
awalnya dengan nilainya sebesar 29,88% kemudian turun sampai menjadi 21,7% pada
penambahan 8% abu vulkanik dan 2% abu sekam padi.
4.3 Pengujian Sifat Mekanis Tanah
4.3.1 Pengujian Pemadatan Tanah Asli (Compaction)
Dalam pengujian ini diperoleh hubungan antara kadar air optimum dan berat isi
kering maksimum.
Peneliti menggunakan metode pengujian dengan uji pemadatanProctor Standart.
Dimana alat dan bahan yang digunakan di antaranya:
• Mouldcetakan Ø 10,2 cm, diameter dalam Ø 10,16 cm.
• Berat penumbuk 2,5 kg dengan tinggi jatuh 30 cm.
• Sampel tanah lolos saringan no 4.
Hasil uji pemadatan Proctor Standart ditampilkan pada Tabel 4.5 dan kurva
0 0,5 1 1,5 2
14 16 18 20 22 24 26 28
γd
(g
r/
cm
3)
w (%)
Zero Air Void Compaction Curve Tabel 4.5 Data Uji Pemadatan Tanah Asli
Gambar 4.9 Kurva Kepadatan Tanah Asli
4.3.2 Pengujian Pemadatan Tanah (Compaction) dengan Bahan Stabilisator Hasil pengujian sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan bahan
stabilisator berupa abu vulkanik dan abu sekam padi ditunjukkan pada Tabel 4.6
dan hubungan antara nilai berat isi kering dengan variasi campuran ditunjukkan
pada Gambar 4.9 serta hubungan kadar air optimum dengan variasi campuran
ditunjukkan pada Gambar 4.10
No Hasil pengujian Nilai
1 Kadar air optimum 21,12%
68 Tabel 4.6 Data Hasil Uji Pemadatan Tanah dengan Bahan Stabilisator
Sampel γd maks
(gr/cm³)
wopt (%)
Tanah Asli 1,340 21,12
2% AGV+ 2% ASP 1,402 20,91
2% AGV+ 4% ASP 1,364 21,22
2% AGV + 6% ASP 1,335 21,61
2% AGV + 8% ASP 1,301 22,25
2% AGV + 10% ASP 1,286 22,78
2% AGV + 12% ASP 1,257 23,24
2% AGV + 14% ASP 1,223 23,86
2% AGV + 16% ASP 1,199 24,54
2% AGV + 18% ASP 1,185 24,89
Sampel γd maks (gr/cm³)
wopt (%)
Tanah Asli 1,340 21,12
4% AGV+ 2% ASP 1,445 20,76
4% AGV+ 4% ASP 1,404 20,92
4% AGV + 6% ASP 1,368 21,24
4% AGV + 8% ASP 1,334 21,47
4% AGV + 10% ASP 1,303 21,89
4% AGV + 12% ASP 1,287 22,31
4% AGV + 14% ASP 1,265 22,65
4% AGV + 16% ASP 1,243 23,11
4% AGV + 18% ASP 1,221 23,56
70
Sampel γd maks
(gr/cm³)
wopt (%)
Tanah Asli 1,340 21,12
6% AGV+ 2% ASP 1,503 20,44
6% AGV+ 4% ASP 1,482 20,68
6% AGV + 6% ASP 1,468 20,83
6% AGV + 8% ASP 1,443 21,03
6% AGV + 10% ASP 1,417 21,42
6% AGV + 12% ASP 1,393 21,86
6% AGV + 14% ASP 1,371 22,15
6% AGV + 16% ASP 1,347 22,41
6% AGV + 18% ASP 1,319 22,82
Sampel γd maks (gr/cm³)
wopt (%)
Tanah Asli 1,340 21,12
8% AGV+ 2% ASP 1,567 20,08
8% AGV+ 4% ASP 1,532 20,31
8% AGV + 6% ASP 1,503 20,56
8% AGV + 8% ASP 1,482 20,78
8% AGV + 10% ASP 1,459 20,99
8% AGV + 12% ASP 1,425 21,26
8% AGV + 14% ASP 1,390 21,56
8% AGV + 16% ASP 1,361 21,89
8% AGV + 18% ASP 1,339 22,21
8% AGV + 20% ASP 1,309 22,56
4.3.2.1Berat Isi Kering Maksimum (γd maks)
Dari pengujian pemadatan tanah yang telah dilakukan pada tanah asli
diperoleh nilai berat isi kering tanah sebesar 1,340 gr/cm³. Gambar
4.9menunjukkan bahwa nilai berat isi kering semakin meningkat jika ditambahkan
abu vulkanik dan yang paling besar ketika tanah ditambahan bahan stabilisasi 8%
abu vulkanik yakni sebesar 1,67 gr/cm³ dan mengalami penurunan ketika
penambahan kadar abu sekam padi selanjutnya. Peningkatan berat isi kering ini
terjadi karena bahan stabilisator mengisi rongga pori pada tanah, yang pada kondisi
tanah asli, rongga pori tersebut diisi oleh air dan udara. Akibat adanya bahan
stabilisator dalam rongga tanah ini, persentase air yang dikandung tanah menjadi
72 pada peningkatan berat isi keringnya dibandingkan dengan kondisi tanah asli.
Sedangkan penurunan berat isi kering tanah ini terjadi karena pencampuran dengan abu
sekam padi. Jumlah bahan stabilisator yang semakin bertambah terhadap berat tanah asli
yang tetap akan membuat kemampuan mengikatnya berkurang sehingga akan
memperkecil lekatan antar butiran pada tanah dan air sehingga tanah pun jadi mudah
pecah.
Gambar 4.10Grafik Hubungan antara Berat Isi Kering Maksimum (Γd Maks) Tanah dengan Variasi Campuran Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
4.3.2.2 Kadar Air Optimum (wopt )
Hasil kadar air optimum dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa nilai kadar
air optimum tanah asli yaitu 21,12% dan selanjutnya mengalami penurunan. Gambar 4.9
menunjukkan nilai kadar air optimum paling kecil pada saat penambahan 8% abu
vulkanik yakni sebesar 20,08% dan mengalami peningkatan ketika penambahan kadar
abu sekam padi selanjutnya. Kadar air optimum dari percobaan ini mengalami kenaikan
seiring penambahan persentase bahan stabilisator sampai pada penambahan efektifnya
yaitu 20% abu sekam padi. 1,100
ABU GUNUNG VULKANIK (%)
BERAT ISI KERING
TANAH + AGV (2%)
TANAH + AGV (4%)
TANAH + AGV (6%)
17
ABU GUNUNG VULKANIK (%)
KADAR AIR OPTIMUM
TANAH + AGV (2%)
TANAH + AGV (4%)
TANAH + AGV (6%)
TANAH + AGV (8%) Kenaikan kadar air optimum ini disebabkan karena bahan stabilisator abu sekam
padi mengakibatkan berkurangnya daya ikat dari campuran sehingga menyebabkan
campuran membutuhkan kadar air yang lebih banyak untuk saling berikatan.
Gambar 4.11Grafik Hubungan antara Kadar Air Optimum Tanah (Wopt ) dengan
Variasi Campuran Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
4.3.3 Pengujian CBR (California Bearing Ratio)
Pengaruh pencampuran abu vulkanik dan abu sekam padi pada tanah lempung
terhadap kekuatan tanah lempung dapat dilihat dari hasil pengujian CBR dalam kondisi
tidak terendam (unsoaked),dengan tiap variasi tanah yang telah dicampur dengan bahan
74 Pengujian ini dilakukan dalam kondisi tidak terendam (unsoaked) karena relatif
lebih cepat. Pada umumnya nilai CBR tidak terendam (unsoaked)lebih tinggi dari CBR
terendam (soaked), namun soaked merupakan kondisi yang sering dialami di lapangan
sehingga di dalam perhitungan konstruksi bangunan, harga CBR soaked yang
dipergunakan sebagai dasar perhitungan karena dalam kenyataannya air selalu
mempengaruhi konstruksi bangunan. CBR rendaman (soaked) digunakan untuk
mendapatkan besarnya nilai CBR asli di lapangan pada keadaan jenuh air dan tanah
mengalami pengembangan maksimum.
Ikatan antar butir merupakan kemampuan saling mengunci antar butiran, dan
adanya rekatan yang merekatkan permukaan butiran tersebut, semakinkuat ikatan antar
butir akan menghasilkan nilai CBR semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Uji CBR
yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah penambahan
persentase additive akan memberikan pengaruhterhadap nilai CBR.
Hasil pengujian CBR yang dilakukan pada setiap variasi campuran ditunjukkan
Tabel 4.7 Data Hasil CBR dengan Berbagai Variasi Penambahan Abu Sekam Padi dan Abu Vulkanik
Sampel γd maks
(gr/cm³)
Wopt (%)
CBR (%)
Tanah Asli 1,340 21,12 6,29
2% AGV + 2% ASP 1,402 20,91 7,54
2% AGV + 4% ASP 1,364 21,22 7,33
2% AGV + 6% ASP 1,335 21,61 7,03
2% AGV + 8% ASP 1,301 22,25 6,92
2% AGV + 10% ASP 1,286 22,78 6,77
2% AGV + 12% ASP 1,257 23,24 6,55
2% AGV + 14% ASP 1,223 23,86 6,34
2% AGV + 16% ASP 1,199 24,54 6,12
2% AGV + 18% ASP 1,185 24,89 5,88
76
Sampel γd maks
(gr/cm³)
Wopt (%)
CBR (%)
Tanah Asli 1,340 21,12 6,29
4% AGV + 2% ASP 1,445 20,76 7,84
4% AGV + 4% ASP 1,404 20,92 7,61
4% AGV + 6% ASP 1,368 21,24 7,48
4% AGV + 8% ASP 1,334 21,47 7,26
4% AGV + 10% ASP 1,303 21,89 7,02
4% AGV + 12% ASP 1,287 22,31 6,84
4% AGV + 14% ASP 1,265 22,65 6,66
4% AGV + 16% ASP 1,243 23,11 6,37
4% AGV + 18% ASP 1,221 23,56 6,11
Sampel γd maks (gr/cm³)
Wopt (%)
CBR (%)
Tanah Asli 1,340 21,12 6,29
6% AGV + 2% ASP 1,503 20,44 8,17
6% AGV + 4% ASP 1,482 20,68 7,98
6% AGV + 6% ASP 1,468 20,83 7,71
6% AGV + 8% ASP 1,443 21,03 7,5
6% AGV + 10% ASP 1,417 21,42 7,39
6% AGV + 12% ASP 1,393 21,86 7,06
6% AGV + 14% ASP 1,371 22,15 6,79
6% AGV + 16% ASP 1,347 22,41 6,46
6% AGV + 18% ASP 1,319 22,82 6,28
78
Sampel γd maks
(gr/cm³)
Wopt (%)
CBR (%)
Tanah Asli 1,340 21,12 6,29
8% AGV + 2% ASP 1,567 20,08 8,53
8% AGV + 4% ASP 1,532 20,31 8,31
8% AGV + 6% ASP 1,503 20,56 8,01
8% AGV + 8% ASP 1,482 20,78 7,89
8% AGV + 10% ASP 1,459 20,99 7,66
8% AGV + 12% ASP 1,425 21,26 7,47
8% AGV + 14% ASP 1,390 21,56 7,12
8% AGV + 16% ASP 1,361 21,89 6,88
8% AGV + 18% ASP 1,339 22,21 6,56
Gambar 4.12Grafik Hubungan Nilai CBR dengan Variasi Persentase Penambahan Campuran Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
Pada Gambar 4.12memperlihatkan pengaruh terhadap variasi penambahan
campuran abu vulkanik dan abu sekam padi terhadap nilai CBR.Terlihat bahwa
pertambahan persentase campuran abu vulkanik menyebabkan nilai CBR bertambah dan
pada persentase penambahan abu sekam padi selanjutnya mengalami
penurunan.Pencampuran abu vulkanik pada 8% merupakan pencampuran efektif yang
dapat meningkatkan ikatan antara butiran tanah dan abu vulkanik sehingga menyebabkan
kekuatan tanah lempung juga meningkat.
4.3.4 Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
Dalam pengujian ini,akan diperoleh hubungan antara nilai kuat tekan bebas tanah
(qu) pada tanah asli dan tanah remoulded (buatan) serta nilai kuat tekan bebas tanah (qu)
pada tiap variasi tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisasiabu vulkanik dan abu
sekam padi denganwaktu pemeraman selama 7 hari.Selanjutnya dari hasil nilai qu
diperoleh nilai Kohesi (cu) yaitu sebesar½qu.
5
ABU GUNUNG VULKANIK (%)
NILAI CBR
TANAH + AGV (2%)
TANAH + AGV (4%)
TANAH + AGV (6%)
80 Hasil pengujian Kuat Tekan Bebas yang dilakukan pada setiap variasi campuran
ditunjukkan pada Tabel 4.8.Pada Tabel 4.9 ditunjukkan perbandingan nilai Kuat Tekan
tanah (qu) antara tanah asli dengan tanah remoulded dan pada Gambar 4.13 dan Gambar
4.14 ditunjukkan nilai kuat tekan tanah (qu) yang diperoleh di setiap variasi campuran.
Tabel 4.8 Data Hasil Uji Kuat Tekan Bebas dengan Berbagai Variasi Penambahan Abu Vulkanik dan Abu Sekam Padi
Sampel qu(kg/cm²) cu (kg/cm²)
Tanah Asli 1,42 0,69
2% AGV + 2% ASP 2,52 1,11
2% AGV + 4% ASP 2,32 0,31
2% AGV + 6% ASP 2,12 1,09
2% AGV + 8% ASP 1,98 1,05
2% AGV + 10% ASP 1,78 1,01
2% AGV + 12% ASP 1,62 0,94
2% AGV + 14% ASP 1,48 0,81
2% AGV + 16% ASP 1,25 0,28
2% AGV + 18% ASP 1,02 0,32
2% AGV + 20% ASP 0,84 0,48
Sampel qu(kg/cm²) cu (kg/cm²)
Tanah Asli 1,42 0,69
4% AGV + 2% ASP 2,65 1,11
4% AGV + 4% ASP 2,45 0,31
4% AGV + 6% ASP 2,28 1,09
4% AGV + 8% ASP 2,03 1,05
4% AGV + 10% ASP 1,89 1,01
4% AGV + 12% ASP 1,72 0,94
4% AGV + 14% ASP 1,59 0,81
4% AGV + 16% ASP 1,34 0,28
4% AGV + 18% ASP 1,19 0,32
4% AGV + 20% ASP 0,95 0,48
82
Sampel qu(kg/cm²) cu (kg/cm²)
Tanah Asli 1,42 0,69
6% AGV + 2% ASP 2,88 1,11
6% AGV + 4% ASP 2,71 0,31
6% AGV + 6% ASP 2,57 1,09
6% AGV + 8% ASP 2,34 1,05
6% AGV + 10% ASP 2,19 1,01
6% AGV + 12% ASP 1,99 0,94
6% AGV + 14% ASP 1,78 0,81
6% AGV + 16% ASP 1,56 0,28
6% AGV + 18% ASP 1,41 0,32
6% AGV + 20% ASP 1,30 0,48
Sampel qu(kg/cm²) cu (kg/cm²)
Tanah Asli 1,42 0,69
8% AGV + 2% ASP 3,17 1,11
8% AGV + 4% ASP 3,00 0,31
8% AGV + 6% ASP 2,89 1,09
8% AGV + 8% ASP 2,69 1,05
8% AGV + 10% ASP 2,47 1,01
8% AGV + 12% ASP 2,23 0,94
8% AGV + 14% ASP 2,00 0,81
8% AGV + 16% ASP 1,89 0,28
8% AGV + 18% ASP 1,70 0,32
8% AGV + 20% ASP 1,56 0,48
84 Dari hasil pengujian diperoleh nilai kadar abu gunung vulkanik sebesar 8% sebagai
kadar abu maksimal. Pada Tabel 4.9 menampilkan perbandingan antara kuat tekan tanah
asli dan tanah remoulded.
Tabel 4.9 Perbandingan Kuat Tekan Tanah Asli dan Tanah Remoulded
Strain (%) Tanah Asli
qu (kg/cm²)
Tanah Remoulded
qu (kg/cm²)
0,5 0,30 0,16
1 0,46 0,23
2 0.69 0,41
3 1,18 0,54
4 1,42 0,61
5 1,16 0,71
6 1,08 0,57
Gambar 4.13 Grafik Hubungan antara Nilai Kuat Tekan Tanah (qu)
dengan Regangan (Strain) yang Diberikan Pada Sampel Tanah Asli danRemoulded
Pada Gambar 4.13 dapat dilihat nilai kuat tekan tanah pada tanah asli adalah
sebesar 1,42 kg/cm², sedangkan pada tanahremoulded diperoleh sebesar 0,71 kg/cm².
Terjadi penurunan yang cukup besar seperti terlihat pada Gambar 4.13. Penurunan ini
diakibatkan oleh perlakuan berupa kerusakan struktur tanah yang diterima oleh tanah
buatan (remoulded). Sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat adanya kerusakan
struktural tanah tersebut disebut kesensitifan (sensitivity). Nilai sensitifitas inilah yang
86 0,700
1,200 1,700 2,200 2,700 3,200
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Tanah + AGV 2%
Tanah + AGV 4%
Tanah+ AGV 6%
Tanah + AGV 8%
Gambar 4.14 Grafik Kuat Tekan dengan Berbagai Variasi Penambahan Abu
Vulkanik dan Abu Sekam Padi
����������� = qu ����������� qu���������
= 1,42
0,71= 2,00
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki rasio kesensitifian
sebesar 2,00; dimana tergolong ke dalam tanah sentifitas sedang. Artinya, kerusakan
struktural yang dialami tanah tidak berpengaruh besar terhadap perubahan kuat tekan
maupun kuat geser tanah.
Berdasarkan Gambar 4.13dan Gambar 4.14 tersebut didapat nilai Kuat Tekan
tanahasli(qu) sebesar 1,42 kg/cm². Kemudian dengan adanya penambahan abu gunung
vulkanik nilai Kuat Tekan semakin meningkat tetapi hanya dengan variasi campuran 8%
abu vulkanik, pada variasi campuran tersebutlah nilai Kuat Tekan tanah yang paling
maksimum yaitu sebesar 3,17kg/cm². Selanjutnya terjadi penurunan nilai Kuat Tekan
Dengan demikian, semakin banyak penambahan abu vulkanik dan abu sekam padi
akan mengakibatkan semakin kecil nilai Kuat Tekantanah. Hal ini dikarenakan
penambahan kadar abu sekam padiyang terlalu banyak pada tanah akan memperkecil
lekatan antara butiran tanah dan air, sehingga tanah menjadi mudah pecah ketika diberi
88 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh bahan stabilisator
abu gunung vulkanik dan abu sekam padi terhadap tanah lempung dengan kadar
campuran yang telah ditetapkan dan masa pemeraman (curing time) selama 7 hari, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah asli tersebut termasuk dalam jenis
CL (Clay-Low Plasticity) yaitu lempung anorganik dengan plastisitas rendah
sampai sedang.
2. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel tanah asli termasuk dalam jenis A-7-6.
3. Dari hasil uji Water Content didapat bahwa nilai kadar air tanah asli sebesar
34,33%.
4. Dari hasil uji Specific Gravity didapat bahwa nilai berat spesifik tanah asli yaitu
2,65. Berat spesifik abu gunung sebesar 2,62 dan berat spesifik abu sekam padi
sebesar sebesar 2,54.
5. Dari uji Atterberg tanah asli diperoleh nilai Liquid Limit (LL) sebesar 47,33% dan
indeks plastisitas sebesar 29,88%. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan
diketahui bahwa:
• Penambahan 2% AGV + 2% ASP, memiliki indeks plastisitas (IP) yang
paling rendah yaitu 24,01%. Dengan nilai liquid limit sebesar 40,06%.
• Penambahan 4% AGV + 2% ASP, memiliki indeks plastisitas (IP) yang
• Penambahan 6% AGV + 2% ASP, memiliki indeks plastisitas (IP) yang
paling rendah yaitu 23%. Dengan nilai liquid limit sebesar 37,57%.
• Penambahan 8% AGV + 2% ASP, memiliki indeks plastisitas (IP) yang
paling rendah yaitu 21,7%. Dengan nilai liquid limit sebesar 35,45%.
6. Dari hasil uji Proctor Standart mengahasilkan nilai kadar optimum pada tanah asli
sebesar 21,12% dan Berat Isi Kering Maksimum sebesar 1,34 gr/cm³, sedangkan
nilai berat isi yang maksimum dari semua campuran yaitu :
• Pada variasi 2% AGV + 2% ASPdimana sebesar 1,40gr/cm³ dan kadar air
optimumnya yaitu 20,91%.
• Pada variasi 4% AGV + 2% ASPdimana sebesar 1,44gr/cm³ dan kadar air
optimumnya yaitu 20,76%.
• Pada variasi 6% AGV + 2% ASP dimana sebesar 1,50gr/cm³ dan kadar air
optimumnya yaitu 20,44%.
• Pada variasi 8% AGV + 2% ASP dimana sebesar 1,56gr/cm³ dan kadar air
optimumnya yaitu 20,08%.
7. Dari hasil uji Nilai CBR Laboratorium yang dilakukan pada tanah asli diperoleh
nilai CBR sebesar 6,29%. Dari hasil penelitian yang dilakukan nilai CBR yang
paling besar yakni:
• Pada variasi campuran 2% AGV + 2% ASP dimana nilai CBR 7,54%
• Pada variasi campuran 4% AGV + 2% ASP dimana nilai CBR 7,84%
• Pada variasi campuran 6% AGV + 2% ASP dimana nilai CBR 8,17%
• Pada variasi campuran 8% AGV + 2% ASP dimana nilai CBR 8,53%
8. Dari uji unconfined compression test yang dilakukan diperoleh nilai kuat tekan
90 remouldeddiperoleh nilai sebesar 0,71 kg/cm2. sedangkan nilai kuat tekan tanah (qu) yang maksimum dari semua campuran yaitu :
• Pada variasi campuran 2% AGV + 2% ASP dimana nilai qu 2,52kg/cm2
• Pada variasi campuran 4% AGV + 2% ASP dimana nilai qu 2,65kg/cm2
• Pada variasi campuran 6% AGV + 2% ASP dimana nilai qu2,8kg/cm2
• Pada variasi campuran 8% AGV + 2% ASP dimana nilai qu 3,1kg/cm2
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh bahan stabilisator
abu gunung vulkanik dan abu sekam padi terhadap tanah lempung, penulis memberikan
saran bahwa:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi lama pemeraman yang
berbeda sehingga dapat dilakukan perbandingan nilai antar variasi untuk setiap
bahan pencampur.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai nilai ekonomis penggunaan abu
gunung vulkanik dan abu sekam padi sebagai bahan stabilisator (stabilizing agents)
pada tanah lempung jika dikombinasikan dengan bahan pencampur semen.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pengaruh penambahan abu gunung vulkanik
dan abu sekam padi pada jenis tanah yang lain.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penambahan jenis abu asekam
SUMMARY
Pengujian Index Properties
Sampel Kadar air Berat spesifik
Atteberg limit Lolos saringan no. 200
Pengujian 7 hari
Sampel
Atteberg limit compaction