• Tidak ada hasil yang ditemukan

pedoman pengelolaan - risiko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pedoman pengelolaan - risiko"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah tentang Pedoman Manajemen Risiko pada Pemerintahan Daerah; Menetapkan : PERATURAN DEPUTI PENGAWAS ORGANISASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP PETUNJUK MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH.

Formulir 1b Contoh Formulir CEE Berdasarkan Dokumen Kondisi Kerentanan Lingkungan Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah XYZ. Contoh definisi konteks risiko strategis untuk pemerintah daerah Contoh definisi konteks risiko strategis untuk OPD Contoh definisi konteks risiko operasional untuk OPD Formulir 3a Draft Formulir Lembar Kerja Identifikasi Risiko.

17 xDAFTAR ISTILAH

Garis pertahanan kedua: Unit atau fungsi yang bertanggung jawab memantau dan melaporkan pelaksanaan manajemen risiko secara keseluruhan (Risk Supervisor). Lini pertahanan ketiga: unit atau fungsi independen yang melakukan kegiatan penilaian dan evaluasi terkait dengan perancangan dan penerapan manajemen risiko secara keseluruhan dan juga memastikan bahwa lini pertahanan pertama dan lini pertahanan kedua berfungsi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan ( audit internal). ).

19xii

Latar Belakang

Pada kuartal kedua tahun 2019, rata-rata jatuh tempo SPIP yang relatif rendah telah menjadi elemen penilaian risiko bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Pada pemerintah kabupaten/kota, rata-rata skor kematangan unsur penilaian risiko sebesar 1,0940 (level 1), dengan selisih/kesenjangan antara pemerintah kabupaten/kota yang memiliki karakteristik SPIP level > 3 dengan pemerintah kabupaten/kota.

Dasar Hukum

Penilaian risiko dilakukan oleh masing-masing OPD secara terpisah, dengan penekanan pada tujuan OPD dan belum pada tujuan pemerintah daerah (seluruh OPD); Melihat permasalahan tersebut maka penerapan “Manajemen Resiko bagi Pemerintah Daerah” menjadi suatu hal yang penting, dan bukan hanya sekedar melaksanakan “Risk Assessment”.

Tujuan dan Ruang Lingkup 1. Tujuan

  • Ruang Lingkup

Metodologi Penyusunan Pedoman

Bab ini menjelaskan tentang proses manajemen risiko dan tahapan manajemen risiko pemerintah daerah dalam melaksanakan pekerjaan wajib/pilihan. Bab ini menjelaskan jenis-jenis pelaporan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam manajemen risiko.

Risiko dan Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah 1. Risiko Pemerintah Daerah

Sistem manajemen risiko harus dibangun untuk mendukung penciptaan budaya risiko dan proses manajemen risiko. Penerapan unsur-unsur Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi serta Pemantauan menunjukkan pelaksanaan proses manajemen risiko.

Kebijakan Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah

Pembawa risiko adalah unit organisasi yang bertanggung jawab atas pengelolaan risiko di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya, komite manajemen risiko dapat membentuk tim teknis berdasarkan keputusan manajer regional.

Keterkaitan Pengelolaan Risiko dengan Manajemen Pemerintahan Daerah

Selain itu, dokumen hasil penilaian risiko direview dan dimutakhirkan setiap tahun seiring dengan proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran OPD (AKK OPD). Hasil kajian Inspektorat dijadikan bahan penyempurnaan rancangan dokumen Penilaian Risiko yang disusun oleh Perangkat Daerah.

Gambaran Umum Proses Pengelolaan Risiko

Pada fase ini, dengan melibatkan pihak-pihak terkait, teridentifikasi berbagai risiko yang mengancam pencapaian tujuan.

Tahapan Pengelolaan Risiko

  • Penilaian Risiko
  • Kegiatan Pengendalian
  • Informasi dan komunikasi
  • Pemantauan

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan pengendalian internal pada pemerintahan daerah lemah, sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 5 formulir 1.b. Survei ini dilakukan guna memperoleh data persepsi pegawai mengenai keadaan Lingkungan Pengendalian Urusan Daerah Wajib/Opsional. Contoh kesimpulan keadaan lingkungan pengendalian intern pemerintah daerah menurut metode CEE yang digunakan oleh peserta FGD pemerintah kota XYZ sudah memadai atau belum memadai, sebagaimana disajikan pada Lampiran 5 Formulir 1.a.

Berdasarkan hasil penilaian awal dan hasil survei persepsi, maka disimpulkan bahwa kondisi pengendalian lingkungan pada pemerintah daerah dilakukan dengan menggunakan dokumen kerja yang ditunjukkan pada Lampiran 5 Formulir 1.c. Inspektorat Daerah tidak melakukan audit kinerja terhadap tujuan strategis pemerintah daerah yang melibatkan beberapa OPD terkait. Penetapan konteks/tujuan strategis pemerintah daerah pada prinsipnya dilakukan terhadap seluruh tujuan strategis dalam RPJMD.

Penentuan skala dampak dan kemungkinan harus mengacu pada Pedoman Penilaian Risiko yang tersedia di pemerintah daerah yang sedang dinilai. Identifikasi risiko strategis pemerintah daerah dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan kejadian yang dapat mengancam pencapaian tujuan strategis pemerintah daerah. Identifikasi risiko strategis OPD (entitas) dilakukan untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian yang dapat mengancam pencapaian tujuan strategis OPD (entitas) terkait dengan tujuan strategis pemerintah daerah yang dipilih pada tahap penentuan konteks strategis pemerintah daerah.

Terkait dengan risiko-risiko yang akan diprioritaskan penanganannya, pemerintah daerah diharapkan dapat mengembangkan pengendalian untuk mengurangi kemungkinan timbulnya risiko (preventif), mengurangi dampak risiko yang timbul (mitigasi), atau kedua-duanya. Setelah pemerintah daerah menyetujui perbaikan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi defisiensi pengendalian yang ada, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melaksanakan Rencana Aksi Pengendalian.

Pelaporan Pelaksanaan Penilaian Risiko

Untuk mendukung akuntabilitas manajemen risiko, pemerintah daerah harus menyusun laporan terkait manajemen risiko, paling sedikit berupa Laporan Pelaksanaan Penilaian Risiko dan Laporan Manajemen Risiko Otoritas Daerah secara berkala.

Pelaporan Berkala Pengelolaan Risiko oleh Unit Pemilik Risiko

Laporan risiko tingkat operasional dan RTP sesuai dengan permasalahan yang ditangani oleh masing-masing unit kerja triwulanan; Laporan risiko dan RTP tingkat operasional disesuaikan dengan permasalahan yang ditangani oleh masing-masing unit kerja tahunan. Laporan risiko dan RTP pada tingkat strategis (entitas) OPD dan operasional sesuai dengan urusan yang ditangani oleh masing-masing OPD Triwulanan;

Laporan Risiko dan RTP pada tingkat (entitas) strategis OPD dan Operasional OPD sesuai dengan permasalahan yang ditangani oleh masing-masing OPD tahunan. Laporan berkala yang dibuat oleh unit pemilik risiko disampaikan kepada manajer regional dan tembusannya kepada sekretariat regional dan unit kepatuhan internal. Pelaporan berkala mengenai pemantauan manajemen risiko oleh unit kepatuhan bisnis internal Laporan triwulanan dan tahunan mengenai aktivitas pemantauan manajemen risiko disusun.

Pelaporan berkala pemantauan pengelolaan risiko oleh Unit Kepatuhan Internal Laporan triwulanan dan tahunan kegiatan pemantauan pengelolaan risiko disusun

Pedoman ini disusun untuk memberikan pedoman umum kepada pemerintah daerah dalam penerapan manajemen risiko urusan pemerintahan daerah yang bersifat wajib/pilihan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada pemerintah daerah. Hasil penilaian risiko dan RTP pada setiap tahapan penerapan sistem pengendalian intern dapat berbeda antar pemerintah daerah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP adalah sistem pengendalian intern yang dilaksanakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintahan daerah;

Unit Pemilik Risiko yang selanjutnya disingkat UPR adalah satuan kerja yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko; Satuan Kerja Kepatuhan merupakan satuan kerja yang bertugas melakukan pemantauan pelaksanaan manajemen risiko pada UPR di lingkungan pemerintah daerah dan perangkat daerah; Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Renstra OPD adalah dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;

Pengembangan Budaya Sadar Risiko Pasal 4. 1) Pengembangan Budaya Sadar Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai organisasi Pemerintah Daerah. Unit Pemilik Risiko sebagai penanggung jawab manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) terdiri atas:. Identifikasi kelemahan lingkungan pengendalian Pasal 11 1) Identifikasi kelemahan lingkungan pengendalian diperlukan untuk menentukan rencana penguatan lingkungan pengendalian untuk mendukung terciptanya budaya risiko dan manajemen risiko.

PELAPORAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN RISIKO A. Penetapan konteks pengelolaan risiko

Konteks manajemen risiko di Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota XXX dilakukan berdasarkan tujuan strategis pemerintah daerah, tujuan strategis OPD (unit) dan tujuan tingkat kegiatan (operasional) OPD. Manajemen risiko strategis pemerintah daerah bertujuan untuk mengendalikan risiko-risiko yang diprioritaskan berdasarkan maksud dan tujuan strategis pemerintah daerah yang dituangkan dalam rencana jangka menengah pemerintah daerah (RPJMD). Pengelolaan risiko strategis pada tingkat pemerintah daerah dilakukan oleh kepala daerah bersama-sama dengan wakil kepala daerah, dibantu oleh kepala OPD sebagai badan kepemilikan risiko tingkat pemerintah daerah di bawah koordinasi sekretariat daerah.

Manajemen risiko strategis OPD bertujuan untuk mengelola risiko-risiko prioritas berdasarkan maksud dan tujuan strategis OPD, sebagaimana tertuang dalam Dokumen Perencanaan Strategis OPD (Renstra OPD). Pengelolaan risiko strategis pada tingkat OPD dilakukan oleh masing-masing pimpinan OPD bersama-sama dengan pengurusnya, sebagai unit pemilik risiko pada tingkat 2 dan pemilik risiko pada tingkat 3 dan 4. Pengelolaan risiko strategis dan operasional pada tingkat OPD dilakukan oleh masing-masing pimpinan OPD secara bersama-sama. dengan manajernya. manajemen, dibantu sebagai Unit Pemilik Risiko Tingkat Eselon 2 dan Unit Pemilik Risiko Tingkat Eselon 3 dan 4.

Tujuan penetapan kriteria penilaian risiko adalah untuk memberikan pemahaman bersama bagi pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen risiko di lingkungan pemerintah daerah mengenai kriteria penilaian dan analisis risiko yang teridentifikasi, sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai tingkat risiko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. menjawab. MANAJEMEN RISIKO ADMINISTRASI PROVINSI/BUMI/KOTA A. Struktur manajemen risiko pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota XXX adalah sebagai berikut:. Tahapan proses manajemen risiko pemerintah daerah dirinci sebagai berikut: (Untuk menjelaskan rincian dan langkah masing-masing tahap, digunakan formulir yang digunakan).

PELAPORAN

Pelaporan berkala atas pemantauan manajemen risiko oleh satuan kerja kepatuhan internal (Untuk memperjelas kapan, siapa yang menyiapkan laporan dan bentuk pelaporan). Unit pemilik risiko tingkat eselon 1 (khusus provinsi): . a) Sekretaris Daerah Provinsi sebagai risk owner pada tingkat OPD (Sekretaris Daerah) sebagai ketua; Gubernur/Bupati/Walikota sebagai penanggung jawab manajemen risiko mempunyai kewenangan menentukan arah kebijakan manajemen risiko pemerintah daerah;

Sekretaris Daerah sebagai koordinator manajemen risiko pemerintah daerah mempunyai kewenangan mengoordinasikan manajemen risiko di lingkungan pemerintah daerah, yaitu; Membuat laporan triwulanan dan tahunan mengenai kegiatan pemantauan manajemen risiko yang disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota cq Sekretaris Daerah. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN RISIKO

KOORDINATOR PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN RISIKO PEMDA

UNIT PEMILIK RISIKO (UPR) TINGKAT PEMERINTAH DAERAH

KOMITE PENGELOLA RISIKO

UNIT KEPATUHAN

  • Urusan Wajib Pendidikan Dinas Pendidikan OPD Koordinator
  • Urusan Wajib Kesehatan Dinas Kesehatan OPD Koordinator
  • Pelaporan Pelaksanaan Penilaian Risiko
  • Pelaporan Berkala Pengelolaan Risiko

Bagian ini memuat latar belakang penyusunan laporan manajemen risiko serta gambaran kebijakan manajemen risiko pemerintah daerah. Bagian ini berisi penjelasan mengenai keterbatasan konsep dan konteks manajemen risiko pemerintah daerah. Bagian ini berisi strategi yang akan diterapkan untuk meningkatkan lingkungan pengendalian yang mendukung terciptanya budaya manajemen risiko di pemerintah daerah.

Pelaporan Manajemen Risiko secara berkala dilakukan secara triwulanan (Triwulan I, II dan III) dan setiap tahun (Triwulan IV) oleh Unit Pemilik Risiko (UPR), Unit Kepatuhan dan Komite Manajemen Risiko. Bagian ini berisi tentang latar belakang penyusunan laporan manajemen risiko, serta gambaran umum kebijakan manajemen risiko pemerintah daerah. Bagian ini berisi penjelasan mengenai keterbatasan konsep dan konteks manajemen risiko pemerintah daerah.

Bagian ini memuat uraian mengenai rencana dan realisasi manajemen risiko khususnya terkait dengan kegiatan pengendalian yang akan dilakukan dan RTP oleh pemerintah daerah yang dilaporkan oleh UPR kepada unit kepatuhan. Bagian ini berisi analisis kesenjangan rencana dan realisasi manajemen risiko oleh pemerintah daerah serta kendala yang dilaporkan UPR kepada unit kepatuhan. Bagian ini berisi analisis kesenjangan rencana dan realisasi manajemen risiko oleh pemerintah daerah serta kendala yang dilaporkan UPR kepada unit kepatuhan.

Selain itu juga dibahas kendala-kendala yang terjadi pada kegiatan pelatihan manajemen risiko pemerintah daerah. Bagian ini memuat rekomendasi, saran atau masukan atas keterbatasan dan hambatan, serta rekomendasi strategis dan teknis dari hasil kegiatan pelatihan manajemen risiko pemerintah daerah untuk UPR.

Referensi

Dokumen terkait

Diisi dengan simpulan dari formulir ELP2 atas masing-masing sub unsur lingkungan pengendalian (Memadai, Cukup Memadai, Kurang Memadai, Tidak Memadai). Diisi dengan simpulan

Pengembangan Ecovillage memfasilitasi perubahan pola pikir dan pola tindak, ruang pembelajaran bagi semua pihak, penyusunan rencana dan gerakan aksi untuk perbaikan kondisi

Laporan ini memuat rencana dan realisasi kegiatan kerja yang disusun secara terpadu mencakup sasaran/target yang akan dicapai dalam penerapan Manajemen Risiko, strategi

Rencana Perbaikan Membuat peta jalan penelitian UPPS sinkron dengan roadmap prodi dan dosen Jadwal Perbaikan Des 2021 – Febr 2022 Penanggung Jawab Mustangin, S.Pd, M.Pd

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, masalah yang ditemukan seperti dimana kondisi lingkungan kerja kantor saat ini masih kurang memadai, baik dilihat dari

Dalam hal Penanggung Jawab adalah Ketua STKIP PGRI Ponorogo, Penanggung Jawab berkonsultasi atau mengadakan rapat dengan para Pembantu Ketua yang terkait, Ketua

(1) Penanggung Jawab IPSRS adalah seorang pelaksana yang membantu tugas KSP.IPSRS dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan Alat Kesehatan

(1) Penanggung Jawab IPSRS adalah seorang pelaksana yang membantu tugas KSP.IPSRS dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan Alat Kesehatan