Menangkap peluang Usaha
Membuka usaha atau berusaha salah satu kegiatan yang sangat beresiko dan penuh ketidakpastian, namun ketika usaha tersebut berhasil maka hasil yang didapat sangat menjanjikan. Adakalanya untung dan rugi. Semua itu pasti akan terjadi. Untung rugi itu hal yang wajar karena tidak ada jaminan bahwa disetiap usaha atau bisnis selalu mendapatkan keuntungan. Karena resiko itu selalu ada, satu resiko dihindari resiko lain akan menemui1. Ada beberapa strategi agar dapat menghadapi usaha yang selalu berpeluang untung dan atau berpeluang rugi2.
1. Pada saat berpeluang untung
Keuntungan atau saat Perusahaan mengalami laba maka keuntungan tersebut seharusnya digunakan untuk menghasilkan keuntungan baru yang lainnya. Artinya uang tersebut dapat dijadikan untuk menghasilkan uang atau keuntungan yang lebih banyak lagi.
2. Pada saat berpeluang gagal/rugi
Kegagalan atau ketika Perusahaan mengalami kerugian maka jangan mudah untuk berputus asa. Kegagalan dapat dijadikan sebagai guru atau pengalaman yang baik bahkan berharga karena denga adanya kegagalan pengusaha dapat mempelajari apa saja kesalahan, kekurangan, kelemahan yang ada pada Perusahaan. Dikemudian hari pengusaha juga dapat menghindari factor penyebab kegagalan yang sama. Bila bisbis atau usaha yang dijalankan tidak sesuai seperti apa yang diharapkan maka tetap harus tabah dan evaluasi diri.
Penyebab utama kegagalan menangkap peluang usaha
Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab utama kegagalan dalam menangkap peluang usaha3 :
1. Sering bersikap hangat-hangat tahi ayam atau Bagai buih sabun. Maksudnya ketika berbisnis, pengusaha bersemangat pada tahap awal saja, lama-kelamaan mulai merasa bosan, dingin, putus asa atau mudah menyerah. Setelah itu bisninya berhenti bahkan hilang tak terdengar lagi.
1 MAKALAH KEWIRAUSAHAAN JUDUL : Strategi .... (2023). retrieved October 19, 2023, from www.studocu.com
2 Pengampu, Pratiwi, and Farm, ‘PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIV RIAU’.
3 Ramadlani, Fajri, and Santos, ‘STUDI LITERATUR’.
2. Sekedar ikut-ikutan tren yang ada disekitar. Jadi bisnis yang dijalankan hanya untuk mengikuti tren, namun ketika trennya meredup bisnis tersebut ikut ikut meredup juga.
3. Kurangnya dedikasi atau tidak sepenuh hati atas bisnis yang telah dijalankan. Contoh menganggap bisnis tersebut kecil sehingga effort yang diberikan tidak maksimal.
4. Perencanaan atau pengelolaan keuangan yang buruk dan tidak tersistematis. Seperti tidak memisahkan keuangan bisnis Perusahaan dengan keuangan untuk pribadi.
5. Pengelolaan manajemen usaha yang minim. Kurang disiplin waktu, perencanaan bisnis yang kurang matang dan tidak bersistem.
6. Lokasi yang tidak strategis. Seringkali terjadi penentuan lokasi untuk bisnis yang baru secara asal-asalan.
7. Pengendalian bisnis yang tidak konsisten serta kurang teliti
8. Pada bisnis keuangan biasanya menajemen piutang atau penagihan kurang tegas.
9. Kurang yakin bahwa bisnis yang sedang dijalankan berpeluang mendapat keberhasilan.
Dalam berbisnis atau berwirausaha, seseorang berpotensi menjadi kaya atau bahkan mendapat keuntungan yang lebih besar dibanding dengan orang yang mendapatkan gaji bulanan stabil. Contohnya seorang karyawan dan usahawan. Seorang karyawan memiliki gaji tiap bulannya sama dan mendapat gaji tersebut ditanggal yang sama. Maka seorang karyawan tersebut harus memikirkan cara agar gaji yang telah diterima harus bisa mencukupi kebutuhannya atau biaya hidup selama satu bulan hingga gaji bulan berikutnya diterima.
Sedangkan seorang usahawan dengan bisnis yang berhasil dijalankannya akan tetap berpenghasilan, bahkan penghasilan tersebut dapat digunakan untuk biaya hidup berbulan- bulan berikutnya atau sampai bertahun-tahun. Apabila usahanya sudah dapat dijual dengan pola seperti system waralaba atau memperoleh hak intellectualed property rights (sudah dipatenkan atas suatu merek, cipta, dagang atau hak lainnya) maka seorang usahawan tidak bekerja pun uang bisa datang dengan sendirinya (didapat dari franchise fee).
Kekurangan yang menjadi penyebab kegagalan usaha
1. Kurang bijaksana, dalam mengelola bisnis terutama pada keuangan. Keuangan Perusahaan yang gabung dengan keuangan Rumah tangga. Seharusnya pengusaha harus bijak dalam memisahkan keuangan antara keduanya agar pengelolaannya lebih
mudah, serta pengusaha lebih tau bagaimana sulitnya memperoleh uang dan bagaimana memberi nilai kepada uang agar lebih bermakna4.
2. Kurang disiplin, Terutama disiplin waktu. Kurang disiplinnya dalam mengelola pengawasan serta pengendalian.
3. Kurang rapi dalam banyak hal. Seperti perencanaan, pengorganisasian.
4. Kurang tanggung jawab. Biasanya pada keluhan konsumen terhadap kekurangan produk, cacat atau dikembalikan karena tidak sesuai selera konsumen atau jasa yang diberikan. Dalam menganggapi keluhan-keluhan tersebut terkadang Perusahaan kurang tanggung jawab.
5. Kurang teliti. Biasanya ini terjadi pada pencarian bahan baku produk dan pada pembukuan serta pengawasan usaha.
6. Kurang serius. Hal ini sering terjadi pada Usaha yang dijalankan karena iseng mengikuti trend.
7. Kurang jujur baik pada Perusahaan, konsumen ataupun pemasok.
8. Kurang beriman. Iman yang kuat selalu menjadi landasan dalam berusaha. Karena dengan iman kita akan selalu bekerja keras, jujur, tanggungjawab, tidak korupdan hal baik lainnya yang seharusnya diupayakan untuk mengembangkan bisnisnya.
Jika kekurangan terjadi pada Perusahaan maka harus diminimalkan dengan Tindakan- tindakan yang sebaliknya untuk mengantisipasi kekurangan tersebut tidak terjadi pada Perusahaan.
Kekurangan Seharusnya
Kurang Bijaksana Harus Bijaksana
Kurang Disiplin Harus Disiplin
Kurang Rapi Harus Rapi
Kurang Tanggung Jawab Mari Tanggung Jawab
Kurang Teliti Wajib Teliti
Kurang Serius Harus Serius
Kurang Jujur Harus Jujur
Kurang Beriman Tingkatkan Iman
4 BUKU PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN. (2023). retrieved October 19, 2023, from fliphtml5.com/uzrtt/xxny/BUKU_PENGANTAR_KEWIRAUSAHAAN/