• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajari tentang pendidikan

N/A
N/A
Nola 12

Academic year: 2023

Membagikan "Pelajari tentang pendidikan "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN MASALAH PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

B. MACAM – MACAM FAKTOR PENDIDIKAN

C. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTAR FAKTOR PENDIDIKAN PENUTUP

A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginta tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti - nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Dasar – dasar Kependidikan judul “ Pengertian dan Faktor – faktor Pendidikan”.

Penulis katakana makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik . Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

(3)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.

Kualitas proses pendidikan mengejala pada dua segi yaitu kualiatas komponen dan kualitas pengelolaannnya. Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

B. Rumusan Makalah

1. Sebutkan pengertian pendidikan

2. Sebutkan dan jelaskan macam – macam faktor pendidikan C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui dan memahami pengertian pendidikan

2. Mengetahui dan memahami macam – macam faktor pendidikan

(4)

PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Sebelumnya marilah kita pahami dalu istilah ilmu pendidikan (paedagogiek) dan Pendidikan (paedagogie).

Istilah diatas sebetulnya mempunyai makna yang berlainan “Ilmu Pendidikan” mempunyai makna sama dengan istilah “Paedagogiek”, sedangkan “Pendidikan” sama dengan istilah “Paedagogie”. Sekarang apakah perbedaannya?

1. Ilmu pendidikan (paedagogiek)

Ilmu pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran tentang permenungan tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sistem pendidikan, tujuan pendidikan materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilaian, cara penerimaan siswa, guru y ang bagaimana, jadi disini lebih menitik beratkan teori1.

2. Pendidikan (paedagogie):

Hal ini lebih menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar. Tetapi keduanya ini tidak dapat dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan. Selanjutnya dalam diktat ini banyak menggunakan istilah pendidikan/paedagogie dan mendidik, yang lebih menekankan prakteknya.

1. Arti pendidikan secara etimologi :

Paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “ PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak2.

2. Secara deniktif pendidikan (Paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut :

a. John Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan – kecapan fundamental secara intelektual dan emosional kea rah alam dan sesama manusia.

b. Langeveld

Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dan anak/ yang belum dewasa.

1 Ahmadi Abu, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2003), hal 68.

2 Ibid, hal 69

(5)

c. Hoogeveld

Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

d. SA. Bratanata dkk.

Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.

e. Rousseau

Pendidikan adalah member kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak – anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

f. Ki Hajar Dewantara

Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi – tingginya.

g. GBHN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pada umumnya masalah pendidikan dapat dibahas melalui 2 segi : 1. Segi Pengertian Pendidikan

a. Dari segi etimogis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani

“Paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata

“PAES” yang berarti “Anak” dan kata “Ago” yang berarti “Aku membimbing”. Jadi Paedagogike berarti aku membimbing anak.

Orang yang pekerjaannya membimbing anak dengan maksud membawanya ketempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut”paedagogos”. Jika kata ini diartikan secara simbolis, maka perbuatan membimbing seperti dikatakan diatas itu, merupakan inti perbuatan mendidik yang tugasnya hanya untuk membimbing saja, dan kemudian pada suatu saat itu harus melepaskan anak itu kembali (ke dalam masyarakat).

b. Dari segi essensialis, mendidik dapat dirumuskan, sebagai berikut : 1. Prof. Dr. M. Y. Langeveld : Mendidik ialah mempengaruhi anak

dalam usahanya membimbing anak, agar supaya menjadi dewasa.

(6)

2. Prof. Y.H.E.Y. Hoodeveld : Mendidik ialah membantu anak, supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggungan sendiri.

3. Dr. Sis Heyster : Mendidik adalah membantu manusia dalam pertumbuhan, agar ia kelak mendapat kebahagian batin yang sedalam – dalamnya yang dapat tercapai olehnya dengan tidak menganggu orang lain.

4. Prof. S. Brojonagoro : mendidik berarti member tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dala pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

Dari keempat rumusan tentang mendidik di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan adalah : pengaruh, bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik.

2. Segi Pandangan Pendidikan Terhadap Sasarannya

Manusia bukanlah seekor makhluk bioligis, melainkan seorang pribadi, seorang person, seorang subyek, artinya ia mengerjakan dirinya, ia mampu menemparkan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan menentukan dirinya, nasibnya ada di tangan sendiri ( Driyarkara, 1980 : 82 )

Anak didik adalah manusia muda, manusia yang masih dalam taraf potensial, manusia yang belum sampai pada taraf “maksimal”. Maka dari itu, mengapa pendidikan atau mendidik itu disebut suatu perbuatan fundamental. Sebabnya, karena mendidik itu adalah memanusikan manusia muda, mendidik itu adalah proses homonisasi dan mumanisasi, yaitu perbuatan yang menyebabkan manusia menjadi manusia (Diyarkara, 1980 : 87 ).

Proses homonisasi artinya penjadian manusia, yaitu manusia dari taraf potensial, ketaraf “maksimal” (telah mampu berbuat sebagai layaknya manusia ), sedangkan proses humanisasi menunjukkan perkembangan kebudayaan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pandangan diatas, Driyarkarya mengemukakan rumusan pendidikan sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan Tritunggal ayah – ibu – anak, di mana terjadi pemanusiaan anak, dengan mana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawarman ( Driyarkarya, 1980 : 129 ).

2. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah – ibu – anak, di mana terjadi pembudayaan anak, dengan mana

(7)

dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sebagai manusia purnawan (Driyarkarya, 1980 : 130 ).

3. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah – ibu – anak, dimana terjadi pelaksanaan nilai – nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan (Driyarkarya, 1980 : 131 ).

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi – potensi pembawaannya baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai – nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

Defenisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain : 1. Menurut Redja Mudyahardjo (2001: 3):

Secara luas, Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi individu.

Sedangkan secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselengarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh upaya yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesaran penuh terhadap hubungan – hubungan dan tugas – tugas sosial mereka.

2. Menurut Umar Tirtarahardja dan Lasula

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya yang sangat kompleks. Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda fungsinya (Tirtarahardja dan Lasula, 2000:3)

a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya

Pendidikan diartikan sebagai bagian atau pewarisan budaya dari satu gerasi ke generasi yang lain.

b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi

Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara

Diartikan sebagai suatu kegian yang terencara untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

(8)

d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan atau membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja

3. Menurut John Dewey

Menurut pandangan John Dewey, seorang ahli pendidikan di abad ke 19 di Amerika Serikat, sebagaimana dikutip oleh Made Pidarta, dia mengatakan pendidikan itu adalah The general theory of education.

Dibagian lain dia juga mengatan Philosophy is the general theory of education. John Dewey tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan disamakan dengan teori pendidikan sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan (Pidarta, 1997:4)

4. Ahmad D. Marimba

Menurut Ahmad D. Marimba, sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Suwarno, 1985:2)

5. Sudirman N. dkk.

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, 1992:4)

6. Ki Hajar Dewantara

Pendidikan diartikan sebagaimana yang dikutip Suwarno, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup, tumbuhnya anak – anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakatn dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi – tingginya (Suwarno, 1985:2)

7. Langeveld

Pendidikan ialah setiap usaha, pegaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih tepat dapat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa ( atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari – hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa (Langeveld, 1971:1959)

(9)

8. Carter Y. God

a. Pedagogy is the art, practice or profession of teaching.

b. The systematized learning or instruction concerning princip – principles and methods of teaching and of student control and gui dace; largely replaced by the term education (Good, 1959:387) Pendidikan adalah :

a. Seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar

b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode – metode mengajar pengawan dan bimbingan murid dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan

9. Jj. Rousseau

Menurut Jj. Rousseau, sebagaimana dikutip oleh Hasbullah, pendidikan adalah member kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak – kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa (Hasbullah, 2001:2)

10. Prof. Logde

Menurut Prof. Logde dalam buku Philosophy of Education, sebagaimana yang dikutip oleh Tim Dosen FIP-IKP Malang (1981:5) dinyatakan sebagai berikut : The word “Education” is used, some times in a wider, some times in a narrower, sence, in the wider sense, all experience is said to the educative. Kata “pendidikan” kadang – kadang dipakai dalam pengertian yang lebih luas, kadang – kadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam pengertian yang lebih luas semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan.

11. Prof. Brodjonegoro

Menurut Prof. Brodjonegoro sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno, ilmu pendidikan atau paedagogi adalah teori pendidikan perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal – soal yang timbul dalam praktek pendidikan (Suwarno, 1985: 11)

12. Ahmad Tafsir

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya, yang melibatkan guru maupun tidak, baik formal maupun informal (Tafsir, 1992 : 6)

13. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989

Dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (1991/1992: 3)

(10)

14. Dalam Ensiklopedi Indonesia (1992:2627)

Pendidikan (Latin, educare=mengantar keluar). Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan ke cerahan pengetahuan

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat diberikan cirri atau unsure umum dalam pendidikan :

a. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan – kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, warga negara atau warga masyarakat;

b. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha – usaha yang disengaja dan berencara dalam memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai;

c. Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, pendidikan formal dan pendidikan non formal (Didjen Dikti, 1983/1984: 20).

Dari seluruh uraian tentang pengertian pendidikan di atas dapat kita kemukakan bahwa :

- Pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dalam jalan membina potensi – potensi pribadinya, yaitu rohani (fikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan – keterampilan).

- Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita – cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga – lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

- Pendidikan berarti pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga – lembaga tersebut dalam tujuannya.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat diberikan ciri atau unsur umum dalam pendidikan :

a. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan – kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, warga negara atau warga masyarakat.

b. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha – usaha yang disengaja dan berencana dalam memilih isi ( materi ), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai3.

3 Tim Dosen IKIP,Dasar – dasar Kependidikan, IKIP Semarang pres, Semarang, 1990, hal. 5.

(11)

c. Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, pendidiakn formal dan pendidikan non formal (Ditjen Dikti, 1983/ 1984 : 20).

B. PENGERTIAN FAKTOR PENDIDIKAN

Faktor pendidikan yaitu suatu tindakan / perbuatan atau situasi yang tidak disengaja diadakan oleh orang dewasa / pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan, tetapi berakibat anak sampai pada “hasil yang sama”

dengan apa yang diharapkan atau sama dengan tujuan pendidikan.

C. MACAM – MACAM FAKTOR PENDIDIKAN

Menurut Sutara Imam Barnadib (1986 : 34), bahwa perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor – faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, yaitu4 :

1. Adanya tujuan yang hendak dicapai

2. Adanya subyek manusia ( pendidik dan anak didik) yang melakukan pendidikan

3. Yang hidup bersama dalam lingkungan hidup tertentu (milieu) 4. Yang menggunakan alat – alat tertentu mencapai tujuan

Antara faktor yang satu dengan yang lainnya tidak bisa dipisahkan karena kesemuanya saling mempengaruhi.

a. Faktor tujuan

Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan ciri – cirri sebagai berikut :

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Berbudi pekerti luhur

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan d. Sehat jasmani dan Rohani

e. Kepribadian yang mantap dan mandiri

f. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa5 Beberapa hal yang terkait dengan faktor tujuan ini :

1. Fungsi tujuan bagi pendidikan a. Sebagai arah pendidikan

Dalam meninjau tujuan sebagai arah ini, tidak ditekankan pada persoalan kejurusan mana garis yang telah member arah pada

4 Maunah Binti, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : TERAS, 2009), hal. 70.

5 Ibid, hal 72

(12)

usaha tersebut, tetapi ditekankan kepada masalah garis manakah yang harus diambil dalam melaksanakan usaha tersebut, atau garis manakah yang harus ditempuh dalam keadaan “sekarang dan disini” (Suwarno, 1985 : 41)

b. Tujuan sebagai titik akhir

Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir jika tuuan akhirnya telah tercapai.

c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain d. Memberikan nilai pada usaha yang dilakukan 2. Macam – macam tujuan pendidikan

a. Tujuan Umum

Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan kakekat kemanusiaan yang universal.

b. Tujuan khusus

1. Terdapatnya perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam bakat, jenis kelamin, intelegensi, minat dan sebagainya

2. Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, missalnya tujuan : khusus untuk masyarakat pertanian, perikanan dan lain – lain.

3. Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, misalnya tujuan khusus untuk pendidikan keluarga

4. Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa

c. Tujuan tak lengkap

Adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu dari aspek keribadian, misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja.

d. Tujuan sementara

Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secar sekaligus, karenanya perlu ditempuh setahap demi setahap, setingkat demi setingkat.

e. Tujuan incidental

Merupakan tujuan yang bersifat sesaat, karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, kendatipun demikian tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.

(13)

f. Tujuan intermedier

Disebut juga tujuan perantara, merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya misalnya anak dapat membaca dan menulis (tujuan sementara) demi kelancaran mengikuti pelajaran di sekolah

Macam – macam tujuan Pendidikan a. Tujuan nasional

Ialah tujuan umum pendidikan nasional yang di dalamnya terkandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu.

b. Tujuan institusional

Merupakan tujuan lembaga pendidikan sebagai pengkhususan dari tujuan umum, yang berisi kualifikasi yang diharapkan diperoleh anak setelah menyelesaikan studinya di lembagai pendidikan tertentu.

c. Tujuan kurikuler

Tujuan ini adalah penjabaran dari tujuan institusional, yang berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti program pengajaran dalam suatu bidang studi tertentu.

d. Tujuan instruksional

Rumusan tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan kurikuler dan dibedakan menjadi tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

b. Faktor pendidik

Ahmad D. Marimba (1987 : 37 ) mengatakan bahwa pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Sedangkan Amir Daien Indrakusuma (1973 :134) mengatakan bahwa pendidik yaitu pihak yang mendidik, pihak yang memberikan anjuran – anjuran, n orma – norma, dan berbagai macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang turut membantu menghumanisasikan anak. Dwi Nugroho Hidayanto (1988 :43) menginventarisir bahwa pengertian pendidik ini meliputi : orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, pemimpin agama.

1. Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik menurut Wens Tanlain adalah :

(14)

a. Kematangan diri yang stabil ; memahami diri sendiri, mencintai diri secara wajar dan memili nilai – nilai kemanusian serta bertindak sesuai dengan nilai – nilai itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, tidak mengantungkan diri atau menjadi beban orang lain.

b. Kematangan sosial yang stabil ; dalam hal ini seorang pendidik dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan mempuanyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.

c. Kematangan professional (kemampuan mendidik) ; yakni menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang ckup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara – cara mendidik (Tanlain, dkk, 1989 : 89).

2. Guru sebagai pendidikan formal

Hasbullah (2001 : 19) menyebutkan bahwa syarat – syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat – syarat mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat yang perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pengajaran yaitu : syarat professional (ijazah), syarat biologis (kesehatan jasmani), syarat psikologis (kesehatan mental), dan syarat oaedagogis-didaktis (pendidikan dan pengajaran).

3. Orang tua sebagai pendidik dirumah

Pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga adalah bersifat asasi. Karena itulah orang tua merupakan pendidik pertama, utama, dan kodrati. Dialah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian seorang anak.

c. Faktor anak didik

Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang, atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diarahkan kepada tanggung jawab pendidik Barnadib, 1986 :39). Hal senada dikatakan oleh Amir Dain bahwa anak didik adalah pihak yang dididik, pihak yang diberi anjuran – anjuran, norma – norma dan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, pihak yang dibentuk, pihak yang dihumanisasikan (Indrakusuma, 1973 :134).

Karena itulah, anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :

(15)

1. Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih jadi tanggung jawab pendidik.

2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.

3. Sebagai manusia memiliki sifat – sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagainya (Meichati, 1976 :26)

d. Faktor alat pendidikan

Yang dimaksud dengan alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang disengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan (Barnadib, 1986 :95; Marimba, 1987 : 50;

Suwarno, 1985 : 113)

Dalam pengertian yang luas, alat meliputi juga faktor – faktor pendidikan yang lain, seperti tujuan, pendidik, anak didik, dan lingkungan pendidikan; bilamana faktor – faktor tersebut digunakan dan direncanakan dalam pembuatan atau tindakan mendidik. Dalam konstek ini dibandingkan dengan faktor – faktor pendidikan, maka alat – alat pendidkan lebih kongkrit dan lebih jelas pengaruhnya pada proses pelaksanaan pendidikan.

1. Macam – macam alat pendidikan

Alat – alat pendidikan itu sendiri terdiri dari bermacam – macam, antara lain : hukuman dan ganjaran, perintah dan larangan, celaan dan pujian, contoh serta kebiasaan. Termasuk juga sebagai alat pendidikan di antaranya : keadaan gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, keadaan alat – alat dan fasilitas – fasilitas lainnya.

Ditinjau dari segi wujudnya, maka alat pendidikan itu dapat berupa : (1)Perbuatan pendidik (biasa disebut soft ware) (2) Benda – benda sebagai alat bantu (disebut hard ware) (Meichati, 1976 : 85).

Sementara itu tindakan pendidikan yang merupakan alat pendidikan dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang yaitu : A. Pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik

1. Yang bersifat positif mendorong anak didik untuk melakukan serta meneruskan tingkah laku tertentu, seperti teladan, perintah, pujian dan hadiah

(16)

2. Yang bersifat mengekang mendorong anak didik untuk menjauhi serta menghentikan tingkah laku tertentu seperti larangan, teguran, ancaman dan hukuman.

B. Akibat tindakan terhadap perasaan anak didik

1. Mencegah atau mengarahkan, seperti perintah, teladan dan larangan

2. Memperbaiki, seperti teguran, ancaman, dan hukuman (Meuchaci, 1976 : 53).

2. Dasar – dasar pertimbangan penggunaan alat pendidikan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat pendidikan :

1. Tujuan yang ingin dicapai 2. Orang yang menggunakan alat 3. Untuk siapa alat itu digunakan

4. Efektifitas penggunaan alat tersebut dengan tidak melahirkan efek tambahan yang merugikan

Berikut ini akan dikemukakan penggunaan alat pendidikan yang tampak dalam bentuk tindakan :

1. Teladan

2. Anjuran , suruhan dan perintah 3. Larangan

4. Pujian dan hadiah 5. Teguran

6. Peringatan dan ancaman 7. Hukuman

Berkenan dengan hukuman ini ada beberapa macam teori yang mendasarinya, yaitu :

1. Teori memperbaiki, anak memperbaiki perbuatannya 2. Teori ganti rugi, anak mengganti kerugian akibat

perbuatannya

3. Teori melindungi, orang lain dilindungi hingga tidak menerima perbuatan yang salah

4. Teori menakutkan, anak takut mengulai perbuatan yang salah

5. Teori hukuman alam, anak belajar dari pengalam (hukuman)

e. Faktor lingkungan

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud dengan lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang

(17)

dengan cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes (Purwanto, 1989 : 59).

Pada dasarnya lingkungan mencakup beberapa hal, yaitu :

1. Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

2. Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa , seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

3. Kelompok Hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat) keuarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan (Tanlain, dkk, 1989 : 39)

Macam – macam lingkungan 1. Lingkungan keluarga

Secara sederhana keluarga diartikan sebagai kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal oleh anak, dan karena itu disebut primary community (Driyakarya, 1980 : 90). Pendidikan keluarga berfungsi :

a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak – kanak b. Menjamin kehidupan emosional anak

c. Menanamkan dasar pendidikan moral d. Memberikan dasar pendidikan sosial

e. Meletakkan dasar – dasar pendidikan agama bagi anak – anak 2. Lingkungan sekolah

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak – anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah terhadap pendidikan, diantaranya adalah :

a. Sekoalh membantu orang tua mengerjakan kebiasaan – kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam

masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

c. Sekolah melatih anak – anaka memperolah kecakapan – kecapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu – ilmu lain yang sifatnya mengembangkan

d. Disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan benar atau salah sebagainya.

e. Dan lain – lain

Disamping itu, pendidikan sekolah juga mempunyai cirri – cirri khusus, yaitu :

(18)

a. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkhis.

b. Usia siswa (anak didik) di suatu jenjang relatif homogeny c. Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program

pendidikan yang harus diselesaikan

d. Isi pendidikan (materi) lebih banyak yang bersifat akademis dan umum

e. Mutu pendidikan sangat diletakan sebagai jawaban terhadap kebutuhan di masa yang akan datang.

3. Lingkungan organisasi Pemuda s

Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat non formal (luar sekolah), organisasi pemuda mempunyai corak ragam yang bermacam – macam, tetapi secara garis besar dapat dibedakan antara organisasi pemuda yang diusahakan oleh pemerintah dan organisasi pemuda yang diusahakan badan swasta.

Peran organisasi pemuda ini utamanya adalam dalam upaya pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam kesadaran sosial, kecapakan – kecakapan di dalam pergaulan dengan sesama kawan (social skill) dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesame manusia (sosial attitude).

(19)

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Beberapa simpulan dari penyusunan makalah ini yakni :

1. Secara universal pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik, tujuannya untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang.

2. Terdapat tujuh faktor-faktor pendidikan, antara lain : faktor tujuan, faktor pendidik, faktor alat dan media, faktor isi atau materi pendidikan, faktor lingkungan, faktor metode. Faktor-faktor tersebut dapat membentuk sebuah pola interaksi atau saling mempengaruhi.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami materi tentang pengertian dan faktor – faktor pendidikan .

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2003.

Maunah Binti, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta : TERAS, 2009.

Ihsan Fuad, Dasar – dasar Kependidikan, Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, pendidik sebagai salah satu manajer pendidikan sekolah harus mampu merasa (empati, penuh pengertian) menjadi diri orang lain (teman sejawat, pendidik,

Pengaruh tersebut datangnya adalah dari orang dewasa. Maka di sini, pendidikan tidak terlepas dari adanya orang dewasa, baik orang dewasa tersebut berupa pendidik

Pendidikan adalah usaha penyampaian dan pemindahan, tranformasi dari orang yang tahu (pendidik) pada orang yang tidak tahu (peserta didik) dan dari orang dewasa pada orang yang

Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia untuk

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan atau tindakan individu atau sekelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja mapun tidak disengaja, atau karena kelalaian yang

Perbuatan guru yang tidak disengaja yang dapat menimbulkan perbuatan tindak pidana menurut kesalahpahaman atau salah pengertian dari peserta didik atau orang tua

Pengertian pelanggaran HAM menurut UU HAM adalah “Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau

ARTI PENDIDIKAN Bahwa pendidikan diartikan suatu bimbinggan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaannya .jadi jelas bahwa yang menjadi tujuan pendidikan