• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Hukum Kewarisan Adat Suku Using Banyuwangi Perspektif Hukum Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pelaksanaan Hukum Kewarisan Adat Suku Using Banyuwangi Perspektif Hukum Islam"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian

Bagaimana pendapat hukum Islam terhadap penerapan hukum waris suku dalam perspektif hukum Islam banyuwangi (Studi Kasus di Desa Bulusan Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi).

Tujuan Penelitian

Peneliti ingin mengetahui bagaimana cara penetapan ahli waris dan bagiannya pada Suku Menggunakan di Banyuwangi.

Manfaat Penelitian

Agar masyarakat umum lebih memahami atau mengetahui lebih jauh mengenai praktek penerapan sistem pewarisan pada masyarakat adat Suku Menggunakan di Desa Bulusan Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi.

Definisi Istilah

Peninggalan adat yang peneliti maksud di sini adalah peninggalan adat masyarakat suku Used yang ada di banyuwangi. Suku Menggunakan merupakan penduduk asli banyuwangi dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten banyuwangi.

Sistematika Pembahasan

  • Hukum Waris Islam
  • Hukum Waris Adat
  • Hukum Waris Barat (BW)

Pembagian harta warisan dilakukan dengan musyawarah damai antar ahli waris, dan perbandingan bagian yang diterima antara laki-laki dan perempuan tergantung pada hasil musyawarah itu. Hal ini terlihat dari sudut pandang ahli waris yang terpaksa menerima bahwa harta ahli waris dialihkan kepadanya setelah jumlah yang telah ditentukan.

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian ini mencoba menggambarkan gejala-gejala atau fenomena-fenomena dari peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian pada masa kini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahannya bukan berkaitan dengan angka-angka melainkan pada gambaran, gambaran dan ilustrasi objek penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian ini mencoba menggambarkan suatu fenomena atau peristiwa pada masa sekarang.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, karena pembagian harta warisan dalam adat istiadat masyarakat pakai berbeda dengan pembagian harta waris yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka hal ini perlu dikaji. Dalam penelitian ini jenis studi kasus diselidiki terhadap suatu identitas atau fenomena (kasus) tunggal pada suatu periode tertentu.

Lokasi Penelitian

Penentuan ahli waris dan bagian-bagiannya ditentukan berdasarkan musyawarah antara orang tua yang masih hidup dengan anak sulung. Jika kedua orang tuanya meninggal pada saat yang sama, maka anak sulung akan menentukan bagian seluruh ahli waris atas kebijaksanaannya sendiri. Besarnya harta warisan ahli waris ditentukan berdasarkan keputusan anak sulung yang berkonsultasi dengan orang tuanya.

Tradisi Suku Menggunakan di Kecamatan Bulusan Kecamatan Kalipuro dan Kabupaten Banyuwangi ini dilakukan melalui musyawarah atau musyawarah antara anak sulung dengan orang tuanya yang masih hidup, terkadang juga melibatkan seluruh ahli waris yang ada tergantung keinginan orang tuanya. Dalam pembagian harta warisan, anak laki-laki dan anak perempuan dalam masyarakat pengguna merupakan ahli waris yang paling utama.

Tabel 1.1: Presentase Jumlah Penduduk
Tabel 1.1: Presentase Jumlah Penduduk

Subyek Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian observasi dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dengan terlebih dahulu menyiapkan permasalahan dan konsep. 72 Cara ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diteliti 73 Yaitu mengenai pelaksanaan hukum waris adat Pengguna di Banyuwangi, khususnya di Desa Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin yaitu gabungan antara wawancara bebas dan wawancara terbimbing.77 Peneliti mengumpulkan informasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikonsep dan kemudian dikembangkan pada saat wawancara, sehingga hal ini dapat menjamin kebebasan untuk menanyakan apapun yang dinilai. . perlu dilakukan dengan membatasi hal – hal yang sesuai dengan tujuan pengumpulan data terkait penerapan hukum waris adat suku Used di banyuwangi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dari informan yang relevan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Dalam penelitian, metode dokumentasi dapat diartikan sebagai metode penelitian untuk memperoleh informasi atau informasi dari peristiwa masa lalu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data, informasi dan data yang sangat dibutuhkan tentang subjek penelitian.

Analisis Data

Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa metode dokumentasi dalam penelitian khususnya dalam pengumpulan data, keterangan dan keterangan mengenai objek penelitian sangat diperlukan untuk mengoreksi data wawancara dengan menggunakan dokumentasi dan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh disingkat, dirangkum, dipilih yang utama, dan fokus pada hal-hal penting. Hasil pengklasifikasian data berdasarkan unit konseptual, topik dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang tajam mengenai hasil observasi dan memudahkan peneliti mencari informasi tambahan mengenai data yang diperoleh, bila diperlukan.

Penyajian data adalah langkah merancang secara terus-menerus deretan kolom matriks data kualitatif dan menentukan jenis dan bentuk data yang akan dimasukkan dalam laporan selama pengumpulan data lapangan. Penarikan inferensi merupakan suatu proses analisis data yang harus dilakukan secara terus menerus untuk menemukan keabsahan data kemudian peneliti menarik kesimpulan.

Keabsahan Data

Tahap-tahap Penelitian

  • Analisis Sebelum di Lapanangan
  • Analisis Selama di Lapangan Model Miles dan
  • Tahap Analisis Data

Dalam pelaksanaan pembagian harta warisan suku Menggunakan secara adat, pihak-pihak yang terlibat dalam pembagian tersebut meliputi seluruh ahli waris dan orang tua yang masih hidup. Sedangkan proporsi ahli waris perempuan ditentukan berdasarkan hasil musyawarah antara orang tua dan ahli waris laki-laki. Setelah proses musyawarah antara anak dan orang tua yang masih hidup selesai, seluruh anggota keluarga bertemu untuk mengumumkan jumlah yang akan diterima masing-masing ahli waris.

Terkadang hasil musyawarah mengenai bagian ahli waris adalah sama antara laki-laki dan perempuan. Secara teori, hukum waris yang digunakan pada masyarakat Pengguna di Desa Bulusan adalah adat yang dilakukan melalui perbincangan antara anak sulung dengan orang tuanya yang masih hidup, karena mengacu pada penggunaan sistem pewarisan adat perseorangan, yaitu ahli waris mewarisi secara perseorangan.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Sejarah Masyarakat Suku Using

Masyarakat Suku Menggunakan merupakan masyarakat asli banyuwangi atau yang biasa disebut “Wong Blambangan”. Suku Menggunakan terletak di Jawa Timur dan menempati sekitar separuh wilayah Banyuwangi. Suku Menggunakan cukup erat kekerabatannya dengan suku Bali, hal ini terlihat jelas pada kesenian tradisional Gandrung yang memiliki kemiripan dan memiliki sejarah tersendiri. Kesamaan lainnya juga terlihat pada arsitektur bangunan antara suku Menggunakan dan suku Bali yang memiliki banyak kesamaan terutama pada hiasan pada atap bangunan.

Pendudukan dan penaklukan yang terus berlanjut membuat masyarakat Blambangan semakin patriotik dan memiliki semangat perlawanan yang sangat kuat. Itulah sekelumit sejarah dan asal muasal suku Used banyuwangi yang dikenal juga dengan sebutan “Wong Blambangan”.

Asal Mula Nama “Using”

Dilihat dari jumlah ahli waris laki-laki dan perempuan, bagiannya tidak pasti, artinya bisa berbeda. Tata cara atau teknik pelaksanaan pembagian harta warisan dalam masyarakat Menggunakan diawali dari hasil musyawarah atau musyawarah antara orang tua yang masih hidup sebagai ahli waris dengan seluruh ahli waris, terutama ahli waris yang tertua, untuk menentukan bagian masing-masing ahli waris. Kemudian setelah musyawarah selesai, para ahli waris berkumpul untuk mendengarkan keputusan anak sulung untuk memberikan bagian kepada ahli waris.

Terjadi musyawarah antara anak sulung dan orang tuanya yang masih hidup, setelah itu semua ahli waris berkumpul dan mendengarkan keputusan anak laki-laki mengenai jumlah yang diperoleh. Jumlah yang diterima ahli waris laki-laki sama dengan ahli waris lainnya, namun besarnya yang diterima ahli waris perempuan ditentukan oleh surat pengesahan hakim. Tata cara pembagian harta warisan diawali dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga termasuk ahli waris dan orang tua sebagai ahli waris jika masih hidup.

Kemudian setelah semua orang berkumpul, orang tua akan bermusyawarah dengan anak sulung tentang pembagian harta warisan, kemudian anak sulung mengumumkan kepada ahli waris yang lain berapa bagian yang akan dibagikan masing-masing.

Tabel 1.2: Data Kependudukan  No.  Tahun  Jumlah Penduduk
Tabel 1.2: Data Kependudukan No. Tahun Jumlah Penduduk

Karakteristik Suku Using yang Tidak Terdapat Pada

Profil Singkat Kelurahan Bulusan

Desa Bulusan merupakan sebuah kecamatan atau desa yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat menjunjung tinggi tradisi peninggalan nenek moyang mereka. Secara administratif Desa Bulusan merupakan salah satu kecamatan di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Meski mayoritas masyarakat Desa Bulusan berprofesi sebagai nelayan, namun mereka tidak hanya berprofesi sebagai nelayan.

Sehingga Desa Bulusan yang semula merupakan bagian dari Desa Ketapang kini berdiri sebagai kelurahan atau desa tersendiri. Untuk mempermudah dalam urusan pemerintahan, Kecamatan Bulusan dibagi menjadi 2 lingkungan desa, yaitu Lingkungan Kampung Baru dan Lingkungan Krajan.

Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Kelurahan Bulusan

Penduduk Desa Bulusan mayoritas berprofesi sebagai nelayan, karena letak Desa Bulusan sendiri yang dekat dengan laut, selain menjadi nelayan juga bekerja sebagai buruh, peternak, wiraswasta dan lain sebagainya.99 Untuk menunjang pembangunan sosial ekonomi di Desa Bulusan, berbagai sarana dan prasarana umum telah dibangun yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan sosial ekonomi di sana. Dari tabel diatas terlihat sarana dan prasarana umum yang disediakan sudah sangat baik, walaupun terdapat beberapa fasilitas umum yang masih belum tersedia atau belum dibangun. Hal ini menunjukkan indikasi kehidupan sosial ekonomi yang baik, tinggal bagaimana masyarakat Kecamatan Bulusan berupaya memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana umum yang tersedia.

Tabel 1.3: Sarana dan Prasarana Umum
Tabel 1.3: Sarana dan Prasarana Umum

Kondisi Pendidikan Kelurahan Bulusan

  • Presentase Jumlah Suku Masyarakat Bulusan
  • Data Jumlah Penduduk Tahun 2016
  • Sarana Dan Prasarana Umum
  • Lembaga Pendidikan
  • Sarana Tempat Ibadah

Pada dasarnya pembagian harta warisan masyarakat di sini dilakukan sebelum orang tua atau ahli waris meninggal dunia dan adapun besarnya bagian ahli waris tetap tergantung pada hasil musyawarah. Sederhananya pembagian, tata cara dan dasar pembagiannya menggunakan asas musyawarah atau mufakat antar ahli waris. Namun jumlah dan bagian harta yang diterima biasanya tidak sama antara ahli waris yang satu dengan ahli waris yang lain, tergantung keputusan orang tua yang membagi harta warisan tersebut.

Dalam hal penentuan ahli waris, hal ini berkaitan dengan sistem pembagian harta warisan masyarakat suku Used di kecamatan Bulusan banyuwangi yaitu dengan melihat keturunan atau anak kandung dari seorang ahli waris, apabila ahli waris tersebut mempunyai ahli waris yang dalam hal ini adalah ahli waris. ahli waris biologis. anak maka hak atau saham selain anak kandung tersebut ditutup. Menurut hukum Islam, anak yang diangkat atau diangkat pun tidak mendapat warisan jika masih ada ahli waris atau orang tua kandungnya. Semua ahli waris sedarah, baik laki-laki maupun perempuan, saudara kandung dan anak, diberi hak untuk menerima bagian, tergantung seberapa dekat mereka.

Sekiranya ahli waris tidak mempunyai anak kandung atau anak angkat, maka waris seperti saudara mara, bapa saudara, dan sebagainya boleh mewarisi.

Tabel 1.4: Data Lembaga Pendidikan.
Tabel 1.4: Data Lembaga Pendidikan.

Gambar

Tabel 1.1: Presentase Jumlah Penduduk
Tabel 1.2: Data Kependudukan  No.  Tahun  Jumlah Penduduk
Tabel 1.3: Sarana dan Prasarana Umum
Tabel 1.4: Data Lembaga Pendidikan.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terciptanya kesadaran hukum maka masyarakat Batak Toba di kota Medan dalam pembagian harta warisan menggunakan Hukum Waris Islam karena pelaksanaan Hukum kewarisan

PEMBIMBING I: Dr.. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ketidakpuasan mengenai praktik pembagian harta warisan yang berlaku di sejumlah daerah. Adanya unsur pembagian

T : Dilihat dari kuantitas, lebih banyak mana keluarga ahli waris yang memakai sistem kewarisan Islam atau adat. J : Sepanjang saya ketahui masyarakat condong dominan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktik pembagian waris pada masyarakat adat suku Mandar di Desa Lapeo tidak sesuai dengan hukum Islam dikarenakan masyarakat membagikan

Dari ketiga jenis hukum kewarisan yang masih tetap eksis dan hidup di tengah-tengah masyarakat, yang paling dominan dalam pelaksanaan pembagian warisan

Bentuk perlindungan hukum terhadap ahli waris perempuan dalam hukum kewarisan Islam berdasarkan Pasal 176 KHI di atas bahwa anak perempuan itu adalah ahli waris

3. Adanya waris yaitu orang yang menerima pengalihan atau penerusan atau pembagian harta warisan itu. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji

Dari sudut pandang hukum Islam, pembagian waris sama rata dalam praktik penetapan warisan diintegrasikan dengan kondisi sosial pada masyarakat Desa Kertasura dimana praktik penetapan