• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010 TENTANG PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010 TENTANG PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010 TENTANG PERSYARATAN KUALITAS

AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI

KOTA PEKANBARU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

Di susun Oleh :

NAMA : YENI RISNA ANORA NPM : 1674201310

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2020

(2)

iii

(3)

xii ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini bahwa masih adanya Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang tidak memenuhi standar kualitas air minum yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Rumusan masalah adalah bagaimanakah pelaksanaannya, hambatannya, upaya yang dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum pada depot air minum isi ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode kualitatif, dalam menganalisa kesimpulan penulis menerapkan metode berfikir induktif. Lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Hasil penelitian bahwa Pelaksanaannya masih adanya Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak mengantongi izin sertifikasi yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan telah menjalankan prosedural sebagaimana mestinya. Kesimpulan penulis bahwa masih adanya Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang tidak memenuhi standar kualitas air yang telah di tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum serta tidak memiliki filter yang menyaring kualitas air minum isi ulang. Hambatannya bahwa Kurangnya kesadaran Pengusaha Depot Air Minum Isi ulang tentang betapa pentingnya proses sertifikasi guna memperoleh sertifikat kelayakan kualitas air dipasarkan serta Tidak adanya kewajiban Dinas Kesehatan untuk melakukan inspeksi dalam hal pengawasan Minuman yang layak konsumsi. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan bahwa seharusnya adanya sosialisasi terkait Peraturan Menteri Kesehatan tersebut. Sarannya adalah hendaknya Dinas kesehatan memberikan pengawasan dan pembinaan, pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang hendaknya mentaati dan mematuhi aturan serta masyarakat harus berperan aktif dalam melihat air minum yang standar konsumsi.

Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru hendaknya mentaati dan mengikuti aturan yang telah dibuat seperti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/Iv/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Bahwa seharusnya masyarakat agar lebih berperan aktif dalam meneliti serta melihat mana air yang layak yang berstandar untuk dikonsumsi dengan yang tidak layak untuk dikonsumsi agar menjaga kesehatan dan kenyamanan.

Kata Kunci: Depot, Air Minum, Isi Ulang.

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menyebutkan bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.1 Selanjutnya dikatakan didalam pasal Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum bahwa air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiolis, kimiawi dan radioaktif yang dibuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.2

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pengawasan dan Retribusi Pemeriksaan Kwalitas Air untuk pengasawannya tertuang pada Pasal 10 dan 11, yaitu:

Pasal 10, berbunyi.

(1) Pengawasan dan pemeriksaan kwalitas air dilakukan oleh Dinas Kesehatan.

(2) Setiap air yang dimanfaatkan oleh umum wajib diperiksa kwalitasnya.

Pasal 11, berunyi:

1 Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

2 Ibid., hlm 3.

(5)

2 (1) Pengawasan kwalitas air minum dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan melalui kegiatan:

a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air baku, proses produksi jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum dalam kemasan;

b. Pemeriksaan kwalitas air dilakukan dilakukan di tenmpat/dilapangan dan atau di laboratorium;

c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan;

d. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil kegiatan a,b,c yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum;

e. Kegiatan tindak lanjut upaya penanggulangan / perbaikan dilakukan oleh pengelola penyediaan air minum;

f. Penyuluhan kepada masyarakat;

(2) Hasil Pengawasan kwalitas air dilaporkan secara berkala oleh Dinas Kesehatan kepada Walikota dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi sekali dalam 3 (tiga) bulan.

Namun kenyataanya masih adanya depot air minum isi ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru yang tidak memenuhi standar kualitas air yang telah di tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum serta tidak memiliki filter seperti beberapa depot air minum yang telah terdata diantaranya

(6)

3 Depot Air Minum Damili Salsabila, AG 3 R dan Mak Long Water yang dimana tidak dapat pengawasan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru3

Beberapa tahun terakhir ini usaha air minum isi ulang telah berkembang pesat di Kota Pekanbaru termasuk Kecamatan Payung Sekaki, Selain mudah diperoleh, praktis dan harga air minum isi ulang relatif lebih murah. Dengan alasan tersebut masyartakat berlomba-lomba memilih mengkonsumsi air isi ulang (air gallon) untuk pemenuhan konsumsi air minum sehari-hari. Usaha air minum isi ulang umumnya dijalankan dalam usaha berskala kecil yang kadang-kadang dari segi pengetahuan dan sarana-prasarana masih kurang jika dibandingkan dengan standar kesehatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan. Dengan demikian kualitasnya masih perlu diuji untuk pengamanan kualitas airnya. oleh karena semakin berkembangnya zaman masyarakat dalam mengkonsumsi air tidak perlu lagi memasak melainkan dengan membeli air mineral yang sudah di filter juga sudah bisa dikonsumsi oleh banyak orang.

Namun, tidak banyak masyarakat yang memiliki pengetahuan yang hal tersebut.

Keberadaan kegiatan perdagangan seperti depot air minum isi ulang sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam kehidupan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan. Secara umum perdagangan didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk menjajakan barang dagangannya secara langsung untuk melakukan transaksi jual beli dalam waktu tertentu. Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah perdagangan tidak hanya

3 Hasil Survey Peneliti di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Hari Senin, tanggal 04 Mei 2020.

(7)

4 merupakan arena jual beli barang atau jasa.4 Keberadaan depot air minum isi ulang ini sangat mempunyai fungsi yang sangat penting, baik pasar adanya depot air minum isi ulang ini akan mempermudah masyarakat dalam mengkonsumsi air dalam kebutuhan sehari-hari.5

Air merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Air yang dibutuhkan manusia meliputi air layak pakai yang bersih dan sehat untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi serta air yang layak konsumsi untuk keperluan minum.

Menurut perhitungan WHO di Negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60120 liter per hari.sedangkan di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Pada tahun 2014 penggunaan air bersih di Indonesia yaitu 3,032 miliar.6 Serta Mengingat terbatasnya kemampuan konsumen dalam meneliti kebenaran kualitas air minum isi ulang tersebut, maka negara menggunakan perangkat hukum dan kelembagaannya untuk mengatur tentang proses sertifikasi pada setiap pengusaha depot air minum.

Selanjutnya pedagang atau penjual depot air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar kualitas dimana yang telah di atur didalam Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010, persyaratan kualitas air minum yang berada di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru, penjual tersebut tidak mendaftarkan usahanya sehingga izin dari dinas kesehatan tidak ada. Dan sangat

4 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta : Radja Grafindo Persada, 2005), hlm 55.

5 Ibid., hlm. 56.

6 Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume IV Nomor 1 Februari 2016.

(8)

5 membahayakan masyarakat yang apabila mengkonsumsi air tersebut bisa menyebabkan diare dan penyakit lainnya karena tidak sesuai dengan filter dan persyaratan yang telah di tentukan. Hal ini kurangnya pengawasan dan dan pembinaan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kesehatan terhadap pengusaha depot air minum isi ulang sehingga standar air minum tersebut tidak terpenuhi, dalam hal ini demi menyangkut khalayak banyak serta demi kesehatan umum masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi ulang oleh karena itu perlunya tingkat kualitas yang tinggi dalam memberikan rasa aman karena kesehatan adalah suatu hal yang sangat berharga dikehidupan manusia untuk tetap melanjutkan kehidupan.7

Berdasarkan Uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap syarat dan kualitas air minum isi ulang tersebut yang dimuat dalam suatu bentuk penulisan skripsi yang bejudul “Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas peneliti menetapkan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

7 Soetomo, Regulasi Air PDAM, AMDK dan Depot Air.(Bandung : Media Press, 2003), hlm 24.

(9)

6 Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru?

2. Bagaimanakah hambatan dalam Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru?

3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

(10)

7 Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

2. Kegunaan Penelitian

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti secara pribadi terkait dengan Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

b. Untuk menambah bahan referensi serta bacaan bagi masyarakat terkait dengan Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

c. Untuk nemberikan masukan kepada pengusaha depot air minum isi ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

(11)

8 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

D. Kerangka Teori

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya. Dengan adanya hubungan sesama seperti itulah perlu adanya keteraturan sehingga individu dapat berhubungan secara harmoni dengan individu lain sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan aturan yang disebut

“Hukum”. Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang menyatakan bahwa tujuan hukum adalah keadilan, ada juga yang menyatakan kegunaan, ada yang menyatakan kepastian hukum.8

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Pengertian Usaha Kecil Menengah adalah Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi. Didalam Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menyebutkan bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, selanjutnya dikatakan didalam pasal Pasal 3 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

8 H.A.W Widjaja, Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2000), hlm. 15.

(12)

9 Persyaratan Kualitas Air Minum bahwa air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiolis, kimiawi dan radioaktif yang dibuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.9

Oleh karena itu dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum juga telah dijelaskan bahwa pengawasan telah menjadi tanggung jawab dinas kesehatan Kabupaten/Kota untuk memberikan rasa aman terhadap masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi ulang, serta dibalik itu Banyak juga pengusaha depot air minum isi ulang yang tidak memiliki sertifikat dari dinas terkait bahwa air yang didistribusikan memang sudah termasuk kategori aman dan higenis untuk dikonsumsi.

Proses pengolahan air pada depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air, sedangkan desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya dan juga Parameter mikrobiologi merupakan salah satu parameter yang harus mendapat perhatian karena dampaknya yang berbahaya bagi kesehatan yaitu dapat menimbulkan penyakit infeksi. Salah satu parameter mikrobiologi dalam air minum adalah ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli. Bakteri

9 Pasal 1 ayat 1 dan Pasal 3 Ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

(13)

10 Escherichia coli merupakan salah satu bakteri koliform yang digunakan sebagai

indokator tercemarnya air minum oleh bakteri patogen.10

Berbicara mengenai ketaatan hukum, maka tidak dapat terlepas dari kesadaran hukum, karena keduanya mempunyai hubungan yang erat. Seseorang akan mudah muncul kepatuhan hukumnya, jika ia menyadari pentingnya hukum.

Tidak mungkin seseorang dapat patuh terhadap hukum, jika ia tidak memahami hukum. Kesadaran hukum tidak terlepas dari bagian mekanisme penegakan hukum. Penegakan hukum merupakan salah satu persoalan yang serius bagi bangsa indonesia.11 Selanjutnya didalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum disebutkan bahwa Setiap penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.12 Sedangkan didalam pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum disebutkan bahwa :13

1. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajibdan parameter tambahan.

2. Parameter wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum.

10 Athena, Syarat dan Kualitas Air, (Semarang : Dina Utama, 2004) hlm 54.

11 Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia,( Jakarta: Rajawali Pers2012) ,hlm. 128.

12 Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

13 Ibid., hlm 3.

(14)

11 3. Pemerintah daerah dapat menetapkan parameter tambahan sesuai dengan kondisi kualitas lingkungan daerah masing-masing dengan memacu pada parameter tambahan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

4. Parameter wajib dan parameter tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.

Serta didalam pasal 4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum mengatakan bahwa :14

1. Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal.

2. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP.

3. Pengawasan kualitas air minum secara internal merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan ini.

4. Kegiatan pengawasan kualitas air minum seagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut.

14 Ibid., hlm 4.

(15)

12 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatalaksana pengawasan kualitas air

minum ditetapkan oleh Menteri.

Dalam memenuhi kebutuhan terhadap air pada khususnya adalah air minum, banyak orang yang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat praktis. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukan banyak orang dalam mencari dan memenuhi penghasilan untuk kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat inilah sering kalimemunculkan beragam produk-produk baru yang secara praktis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu dari produk praktis itu adalah produk air minum isi ulang. Munculnya air minum isi ulang kini lebih praktis, di dalam masyarakat sering disebut sebagai Air Minum Isi Ulang (AMIU) sedangkan produk dari air isi ulang dalam bentuk kemasan yang dikemas sedemikian rupa sering disebut sebagai Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Dengan adanya AMIU dan AMDK masyarakat telah banyak diuntungkan dari aspek ekonomis. Hal ini juga berbalik menguntungkan bagi pelaku usaha itu sendiri. Para pelaku usaha kini berlomba-lomba untuk menciptakan air minum isi ulang yang layak untuk dikonsumsi.15

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum, yang dimaksud dengan Depot Air Minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Sedangkan pengertian air baku dijelaskan dalam Pasal 1 ayat

15 Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Sinar Grafika : Jakarta, 2009) hlm. 63.

(16)

13 (3) dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang sama yaitu bahwa Air baku adalah air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi air bersih yang memenuhi persyaratan mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum untuk diolah menjadi produk air minum.

Manajemen pengawasan adalah upaya penerapan standar pelaksanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ada, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa usaha atau kegiatan telah dilaksanakan secara baik dalam mencapai tujuan.16 Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota khusus untuk wilayah kerja. Pengawasan harus dilakukan dengan intensif agar tidak berdampak dan berisiko pada kesehatan masyarakat yang akan dirasakan dalam jangka panjang apabila ada pelaku usaha yang hanya bertujuan mencari keuntungan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan, pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam memasyarakatkan produk, baik barang maupun jasa.

E. Metode Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian secara benar dan terarah diperlukan suatu metode sehingga hasil penelitian dapat digunakan untuk menjawab hasil dari masalah yang ada dan menganalisis pokok permasalahan.

16 Hani T. Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi I, (Yogyakarta:BPFE, 1984) hlm 59.

(17)

14 1. Jenis Penelitian

Penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian hukum sosiologis, yang membahas pengaruh berlakunya hukum positif terhadap kehidupan masyarakat dalam hal ini Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

Selain itu Soerjono Soekanto juga menambahkan bahwa dalam penelitian hukum sosiologis dapat berupa penelitian yang hendak melihat korelasi antara hukum dengan masyarakat. Dengan demikian diharapkan mampu mengungkap efektifitas berlakunya hukum dalam kehidupan masyarakat dan dapat mengidentifikasikan hukum yang tidak tertulis yang berlaku pada kehidupan masyarakat.17

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di Kecamatan Payung Sekaki dengan alasan adanya beberapa pengusaha depot air minum isi ulang diwilayah tersebut yang tidak sesuai dengan standar dan syarat kualitas air minum.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan objek yang hendak diteliti.

Setelah lokasi penelitian ditentukan, peneliti harus menetapkan populasi penelitiannya. Pada tahap ini seorang peneliti diharapkan mampu

17 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

(18)

15 mengidentifikasi populasi yang ada. Isi populasi adalah unsur-unsur yang ada kaitannya dengan penelitian dan yang akan menjadi objek penelitiannya.18 Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru sebanyak 1 Orang.

2. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru sebanyak 1 Orang.

3. Camat Payung Sekaki Kota Pekanbaru sebanyak 1 Orang.

4. Pengusaha Depot Air Minum di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru sebanyak 11 Orang

b. Sampel

Dari Populasi yang telah teridentifikasi, saatnya bagi peneliti untuk menetapkan sampelnya. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Dari sampel inilah data primernya nantinya akan diperoleh. Arti pentingnya penetapan sampel adalah untuk memudahkan peneliti dalam mengungkap dan menemukan data dalam penelitian. Ada pun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru sebanyak 1 Orang, dengan metode sensus yaitu menetapkan jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.19

18 Ibid., hlm. 12.

19 Ibid., hlm 12.

(19)

16 2) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Sebanyak 1 Orang, dengan metode sensus yaitu menetapkan jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.

3) Camat Payung Sekaki Kota Pekanbaru Sebanyak 1 Orang, dengan metode sensus yaitu menetapkan jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.

4) Pengusaha Depot Air Minum di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru sebanyak 5 Orang, dengan metode random yaitu menetapkan sejumlah sampel yang mewakili jumlah populasi yang ada, yang kategori sampelnya ditetapkan secara acak oleh peneliti.

Tabel 1.1 Populasi dan Sampel

No Jenis Populasi Jumlah

Populasi

Jumlah Sampel

Persentase (%) 1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Pekanbaru 1 1 100

2 Kepala Dinas Kesehatan Kota

Pekanbaru 1 1 100

3 Bapak Camat Payung Sekaki 1 1 100

4 Pengusaha Depot Air Minum Isi

Ulang di Kecamatan Payung Sekaki 11 3 27

Sumber : data Primer diolah tahun 2020 4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu : a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan secara

langsung yang sesuai dengan permasalahan dan melakukan wawancara dengan reponden yang sudah penulis tetapkan.

(20)

17 b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang bersifat mendukung data primer. Data ini diperoleh melalui kepustakaan yang bersifat mendukung data primer, yang mana juga berkaitan erat dengan penelitian.

c. Data Tertier yaitu data yang diperoleh melalui kamus dan sejenisnya yang berfungsi untuk mendukung data primer dan sekunder.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dipercayai dan dipertanggung jawabkan sehingga dapat memberikan gambaran permasalahan secara menyeluruh, maka dalam hal ini penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa :

a. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah non struktur.

Karena pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan-pertanyaan lepas, sehingga dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh peneliti.

c. Kajian Kepustakaan

Kajian Kepustakaan yaitu peran aktif penulis untuk membaca literatur- literatur kepustakaan yang memiliki kolerasi dengan Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

(21)

18 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru.

6. Analisis Data

Dalam penelitian ini data dianalisis secara kualitatif artinya data dianalisis tidak dengan menggunakan statistik atau matematika ataupun yang sejenisnya. Sedangkan dalam menarik kesimpulannya penulis menerapkan metode berpikir induktif yaitu suatu pernyataan atau dalil yang bersifat khusus menjadi suatu pernyataan yang bersifat umum.

(22)

77 DAFTAR PUSTAKA

Metode Penelitian Mewaspadai Depot Air Minum Isi Ulang. Yogyakarta : Teras Sularsi.

AlviSyahrin. 2003. Pengaturan Hukumdan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan. Semarang : Pustaka Bangsa Press.

Athena. 2004. Syarat dan Kualitas Air. Semarang : Dina Utama.

Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : Radja Grafindo Persada.

H.A.W Widjaja. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

IlhamiBisri. 2012. Sistem Hukum Indonesia.Jakarta : Rajawali Pers.

J. Satrio. 1991.Ekonomi Mikro dalam Pembangunan. Bandung : Citra Aditya Bakti.

MasdarHelmi. 1973.Dasar-Dasar Dakwah dan Pembangunan. Semarang :Toha Putra.

Nanang Fattah. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda karya.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

Rahmadi. 2000. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Jakarta.Kementrian Kesehatan. Jakarta : Bumi Aksara.

Ridwan HR. 2006. Hukum Administrasi Negara.Jakarta : Raja Grafindo.

Siswanto.1997. Pengertian Asas Kewenangan Publik. Semarang : bhatara media.

Soetomo. 2003.Regulasi Air PDAM, AMDK dan Depot Air. Bandung : Media Press.

SukandaHusin. 2009. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia.Sinar Grafika : Jakarta.

(23)

78 Sulisyandri. 1994. Buku Ajar Metronologi KedokteranEd. Revisi. Jakarta : Bina Aksara.

Suprihatin dan Hening Darpito. 2004. Air Minum Isi Ulang Layakkah Dikonsumsi. Jakarta : Sinar Grafika.

Victor, M. Situmorang. 1994.Aspek Hukum Pengawasan Melekat.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Zaki Yahul Farhan. 2000. Kualitas Suatu Mutu Peningkatan. Bandung : alfa Media.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot air minum dan perdagangannya

Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume IV Nomor 1 Februari 2016.

Pratiwi, AW. 2007. Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor. Jurnal Hukum Kesehatan Masyarakat Nasional.

Tattit, K., Eram T.P. 2011. Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali.Jurnal Hukum, 7 (1): 63-72.

Jurnal hukum Gloria Media, Vol. 22, No.2, Juli 2015: 142-150 DAMPAK KEBERADAAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN DI KLATEN- JAWA TENGAH PADA SITUASI PEREKONOMIAN MASYARAKAT (Impact of Presence of Botled Drinking Water Corporation in Klaten-Central Java on Economic Situation of Community)

Gambar

Tabel 1.1  Populasi dan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Higiene Sanitasi Dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU) Berdasarkan Sumber Air Baku Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Medan. Tesis , Sekolah Pascasarjana

Perlu adanya pembinaan dan pengawasan pengelolaan depot air minum isi ulang oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan periode yang lebih rutin lagi tidak hanya

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Persyaratan mengenai standar mutu air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang yang seharusnya wajib

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 depot air minum isi ulang yang diperiksa selama 4 minggu diketahui bahwa dua minggu pertama ditemukan 5 depot

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pekerja depot air minum isi ulang dalam menjaga kualitas air minum isi ulang di Kabupaten Dairi.. Metode yang dipakai

Ada, pemilik hanya mengajarkan menggunakan alat-alat depot air minum isi ulang tetapi tidak memberitahukan bagaimana menjaga kualitas air minum isi ulang yang baik (1)b.

Hasil pemeriksaan parameter fisik dan kimia meliputi: bau, rasa, warna, kekeruhan, TDS, pH dan kesadahan dari ke 9 depot air minum isi ulang, semuanya masih memenuhi standar

Agen Water Filter yang kami ajak bekerja sama melayani penjualan berbagai Spare Part Filter air dan pemasangan depot air minum isi ulang, pabrik AMDK dan Reverse Osmosis ke