• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan siklus I direncanakan 4 kali pertemuan atau 4 kali jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan tahap-tahap sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pelaksanaan siklus I direncanakan 4 kali pertemuan atau 4 kali jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan tahap-tahap sebagai berikut: "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, bantuan dan kekuatan yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Esai Argumentatif melalui strategi menulis terbimbing untuk kelas V SDI Bontoramba kec. Khususnya menulis karangan argumentatif, yang artinya suatu bentuk karangan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran yang disampaikan penulis. Ada banyak cara agar berhasil menulis esai argumentatif dengan benar, salah satunya adalah dengan menulis esai argumentatif dengan menggunakan strategi penulisan terbimbing (SBS).

Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian yang sudah ada, dengan tujuan untuk berpikir lebih jauh sehingga dapat meningkatkan pengembangan pengetahuan tentang pembelajaran menulis khususnya menulis karangan argumentatif dengan menggunakan Guided Writing Strategies (SMT). Selain itu, kelebihan menulis esai argumentatif dengan menggunakan Strategi Penulisan Terbimbing (SMT) adalah pembaca dapat merasakan dan ikut serta dalam inspirasi penulis. Berdasarkan uraian di atas maka dipilihlah judul “meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentatif melalui strategi menulis terbimbing untuk kelas V SDI Bontoramba Kec.

Rumusan Masalah

Directed Writing (SMT) pada dasarnya berarti mengajarkan aktivitas menulis kepada siswa dengan memodelkan esai yang telah mereka baca. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli bahasa dan mahasiswa dengan topik yang sama yaitu peningkatan keterampilan menulis. Persamaan dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu penelitian yang sama juga dilakukan untuk keterampilan menulis.

Selain itu, hasil penelitian terdahulu juga memberikan dampak yang besar terhadap perubahan minat dan keaktifan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan menerapkan Strategi Directed Writing (SMT) diharapkan siswa tidak merasa bosan dan mampu mengemukakan pikiran dan gagasannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana cara meningkatkan penulisan karangan argumentatif siswa kelas V SDI Bontoramba melalui strategi menulis terbimbing?”

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis
  • Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar
  • Pengertian Karangan
  • Jenis-jenis Karangan
  • Pengertian dan Contoh Karangan Argumentasi
  • Pengertian Strategi Pembelajaran
  • Strategi Menulis Terbimbing (SMT)

Menurut Suriamiharja, tujuan menulis adalah agar tulisan yang ditulis dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang mempunyai pemahaman yang sama terhadap bahasa yang digunakan. Menceritakan atau menjelaskan, yaitu tulisan yang bertujuan untuk menceritakan atau menjelaskan sesuatu hal yang biasa disebut dengan tulisan ekspositori. Persuasif atau mendesak yaitu tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis adalah benar sehingga penulis berharap pembaca akan mengikuti pendapat penulis.

Menceritakan sesuatu, yaitu tulisan yang bertujuan untuk menceritakan kepada pembaca tentang suatu peristiwa menurut kronologi waktu, biasa disebut dengan tulisan naratif. Pengaruh terhadap pembaca, yaitu tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca agar mengikuti keinginan penulis. Deskripsi sesuatu, yaitu tulisan yang bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sesuatu yang penulis tunjukkan dalam tulisannya.

Mereka menulis dengan tujuan untuk menciptakan keindahan melalui tulisan yang bisa berupa puisi, cerpen, atau novel dan sejenisnya. Menulis cerita dalam bentuk esai argumentatif misalnya, dapat dilakukan dengan menggunakan strategi penulisan terbimbing (SWS). Esai adalah suatu bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penulis dalam satu kesatuan tema.

Esai juga dapat diartikan sebagai kumpulan pemikiran atau ungkapan perasaan dalam bentuk tulisan yang terorganisir. Eksposisi sering digunakan dalam penulisan deskripsi ilmiah dan catatan yang berisi penjelasan dan informasi. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan mengambil satu jenis esai untuk dibahas yaitu esai argumentatif.

Sedangkan menurut Semi, argumentasi adalah tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat penulis. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa esai argumentatif adalah suatu bentuk esai yang berupaya mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain dengan cara memaparkan fakta. Bimbingan pada tahap persiapan yaitu: (1) Siswa mengidentifikasi, memilih dan menentukan topik berdasarkan tema tertentu, (2) Mengenal bentuk tulisan yang akan dikembangkan dengan memberikan model teks bacaan, sehingga memungkinkan siswa memahami isi teks. memahami dan mengatur. subjek untuk.

Kerangka Pikir

Strategi Menulis Terbimbing (SMT) mengajarkan aktivitas menulis siswa dengan memodelkan esai yang telah mereka baca. Strategi menulis terbimbing (SMT) merupakan strategi menulis yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan topik yang mereka sukai sehingga mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya (Tompkins dan Hoskinson, 1991). Dengan strategi menulis terbimbing (SMT), keterampilan menulis siswa akan terus berkembang dengan bimbingan guru dan teman sejawat lainnya.

Selain itu, Strategi Penulisan Terbimbing (SMT) ini kami harapkan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Dengan kerjasama peneliti dan guru, strategi menulis terbimbing (SMT) akan dilaksanakan dalam satu siklus yang melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hal di atas maka pada kondisi akhir dapat disimpulkan bahwa Strategi Menulis Terbimbing (SMT) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada aspek menulis siswa kelas V SD Negeri Bontoramba.

Gambar 1.1   Skema Kerangka Pikir Penelitian Penggunaan Strategi  Menulis Terbimbing (SMT)
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian Penggunaan Strategi Menulis Terbimbing (SMT)

Hipotesis Tindakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan sepeda atau daur ulang. Dalam penelitian ini penulis akan berpartisipasi aktif atau terlibat langsung dalam PTK sejak awal dengan melalui empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi.

Lokasi dan Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Berdasarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2) menulis draf, dan (3)
  • Guru membimbing siswa dalam mengembangkan topik di tahap pramenulis
  • Guru membimbing siswa untuk mengembangkan kerangka karangan
  • Guru membimbing siswa dalm perbaikan karangan yang telah ditulis siswa
  • Guru membimbing siswa dalam memperbaiki kesalahan yang dibuat siswa
  • Guru membimbing siswa dalam memperbaiki kesalahan karangan yang dibuat siswa

Membuat lembar kerja siswa (LKS) agar setiap siswa dapat mengamati materi yang diajarkan. Tahap ini merupakan implementasi dari draf yang dibuat dengan menggunakan strategi penulisan terbimbing. Begitu pula hasil evaluasi mencakup hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, dengan tetap mempertahankan hasil yang diperoleh pada setiap pertemuan.

Membuat Lembar Kerja (LKS) bagi setiap siswa untuk mengamati materi yang akan diajarkan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Rentang Skor Nilai

Kriteria keberhasilan aspek siswa dapat dilihat pada proses pembelajaran dan hasil yang dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek speaking, dimana secara individual hasil belajar siswa kelas V SDI Bontoramba KEC. Yang menjadi indikasi keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika rata-rata nilai hasil tes siswa meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia aspek menulis melalui strategi menulis terbimbing (SBS), jika hasil belajar siswa bersifat klasikal, dan 84 % siswa mencapai siapa yang mendapat 'skor. minimal 70 dari nilai ideal 100 dan terdapat perubahan sikap siswa selama proses pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam hal partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, kreativitas siswa dalam mengemukakan pendapat, dan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat. kemampuan bekerjasama dengan teman serta antusias dan sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dibuktikan dengan semakin meningkatnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran maka hasil belajar dikatakan meningkat. Oleh karena itu Strategi Menulis Terbimbing (SBS) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada aspek menulis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian 1. Gambaran Siklus I

Aspek Penilaian Sikap per-Indikator Siklus I

  • Kesiapan mengikuti pelajaran berada pada kategori baik
  • Perhatian pada saat guru memberikan motivasi belajar / apersepsi berada pada kategori cukup
  • Keaktifan/keseriusan mempelajari bahan ajar berada pada kategori baik
  • Gambaran Siklus II a. Hasil Observasi

Perhatian pada saat guru memberikan motivasi/apersepsi belajar masuk dalam kategori cukup. Hasil survei sikap siswa pada akhir siklus I menunjukkan skor rata-rata 2,35 dengan predikat BAIK. Persentase skor menulis karangan argumentatif kelas V SDI Bontoramba dengan menggunakan strategi menulis terbimbing pada siklus I.

Sesuai dengan data rata-rata hasil belajar siswa SDI Bontoramba pada siklus I yang berada pada kategori sedang, peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan strategi menulis terbimbing pada siklus ini secara umum berada pada kategori sedang, walaupun masih ada beberapa siswa yang berada pada kategori sedang. memiliki hasil belajar pada kategori rendah yaitu mencapai 11% dan sangat rendah 4,3%. Distribusi frekuensi, persentase, dan pencapaian prestasi belajar individu siswa yang diajarkan melalui strategi menulis terbimbing.

Tabel diatas menunjukkan bahwa :
Tabel diatas menunjukkan bahwa :

Aspek Penilaian Sikap per-Indikator Siklus II

Kesiapan mengikuti pelajaran berada pada kategori baik 2. Perhatian pada saat guru memberikan motivasi belajar /

Keaktifan/keseriusan mempelajari bahan ajar berada pada kategori baik

Persentase Nilai Menulis Esai Argumentatif Kelas V SDI Bontoramba Dengan Menggunakan Strategi Menulis Terbimbing Pada Siklus II. Menurut rata-rata hasil belajar siswa SDI Bontoramba pada tingkat II yaitu kategori sangat tinggi. Jadi peningkatan hasil belajar siswa dengan strategi menulis terbimbing pada siklus ini secara umum berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada lagi siswa yang hasil belajarnya berada pada kategori rendah dan sangat rendah dibandingkan pada siklus I.

Distribusi frekuensi, persentase, dan kinerja ketuntasan belajar individu siswa yang diajarkan melalui strategi menulis terbimbing.

Indikator Rubrik Observasi

  • Perhatian pada saat guru memberikan motivasi belajar / apersepsi Siklus I persentase perhatian siswa akan apersepsi yang diberikan
  • Keaktifan keseriusan mempelajari bahan ajar
  • Pembahasan 1. Siklus I
  • SARAN-SARAN

Sedangkan pada siklus II persentasenya meningkat menjadi 77,39% dengan skor rata-rata 3,09 dengan predikat Baik. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dimana setiap pertemuan terdapat 3 poin penilaian yang terdapat pada rubrik penilaian dengan persentase rata-rata sebesar 58,91% dengan nilai rata-rata sebesar 2,35 dengan predikat Baik yang dilakukan selama 4 kali pertemuan. Hasil refleksi siklus II. Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh informasi bahwa seluruh siswa dari pelaksanaan siklus II telah mencapai ketuntasan individu, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus III.

Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I secara kualitatif berada pada kategori sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi sangat tinggi. Pada siklus I yang terdiri dari empat kali pertemuan, kemauan siswa mengikuti pelajaran memiliki skor rata-rata sebesar 2,34. Perhatian guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa sangat kurang, karena rata-rata siswa masih aktif mandiri selama proses pembelajaran.

Hasil tes belajar siklus terlihat dari hasil tes pengetahuan siklik, kategori sedang berjumlah 11 siswa atau 47,8%, diikuti kategori tinggi sebanyak 7 siswa atau 30%, kategori rendah. 4 siswa atau 17,3. Pada siklus I yang berlangsung dalam 4 kali pertemuan, kemauan siswa mengikuti pembelajaran dinilai rata-rata 3,2. proses pembelajaran. Hasil tes belajar siswa pada siklus tersebut terlihat dari hasil siklusnya, kategori sedang berjumlah 16 siswa atau 69,56%, diikuti kategori tinggi 4 siswa atau 17,39%, kategori rendah. 3 siswa atau 13,04.

Sesuai dengan data, rata-rata hasil belajar siswa SDI Bontoramba pada siklus II berada pada kategori sangat tinggi. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan menulis terbimbing pada pembelajaran esai argumentatif yaitu siklus I dengan skor rata-rata 61,52 yang kemudian meningkat menjadi 73,69 pada siklus II. Nilai rata-rata kemampuan menulis karangan argumentatif siswa yang dicapai setelah melalui tes akhir siklus I dan II melalui strategi menulis terbimbing meningkat yaitu 61,52 dengan kategori.

Guru diharapkan mampu menerapkan strategi menulis terbimbing untuk menulis esai argumentatif di kelas bahasa Indonesia.

Gambar 4.1 hasil tes siklus I dan II
Gambar 4.1 hasil tes siklus I dan II

Gambar

Gambar 1.1   Skema Kerangka Pikir Penelitian Penggunaan Strategi  Menulis Terbimbing (SMT)
Table 3.1 Rentang skor dalam Kriteria Penilaian
Tabel diatas menunjukkan bahwa :
Table  diatas  menunjukkan  bahwa  86,95%  murid  termasuk  dalam  kategori tuntas. 13,04% murid termasuk kategori tidak tuntas, ini berarti tidak  memerlukan lagi perbaikan di siklus berikutnya
+2

Referensi

Dokumen terkait

The results obtained on the indicator of student involvement get a good category, with that it can be said that students who have an interest in learning also feel interested in the