* Corresponding author:
E-mail address: [email protected]
SMART: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat is licensed under an Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0)
Pelatihan Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas
Ilham Minggia, Muhammad Darwis M.b, Syahrullah Asyaric,* Ikhbariaty Kautsar Qadryd
a,b,cUniversitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
bUniversitas Muhammadiyah Makassar, Makassar, Indonesia
Abstrak
Artikel ini mengemukakan solusi atas masalah guru SD di Kec. Tinggi Moncong, Kab. Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan terkait desain pembelajaran berbasis PTK. Realisasi metode yang ditawarkan atas masalah tersebut adalah pelatihan dengan mengadaptasi direct instruction model oleh Richard I. Arends. Aktivitas inti dalam pelatihan ini adalah penyajian konsep desain pembelajaran dan PTK, PTK sebagai basis desain pembelajaran, dan implementasi desain pembelajaran berbasis PTK, serta mendampingi peserta secara intensif untuk melakukan praktik desain pembelajaran berbasis PTK dan membuka ruang diskusi bagi peserta yang mengalami kesulitan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konseptual guru tentang desain pembelajaran berbasis PTK, serta meningkatkan kemampuan praksis guru dalam desain pembelajaran berbasis PTK di sekolah. Mereka juga merespon positif kegiatan ini dan mengaku bahwa kegiatan ini menginspirasi mereka agar profesional dalam mengajar.
Namun demikian, mereka mengaku masih butuh pendampingan yang lebih intens. Oleh karena itu, direkomendasikan perlunya kegiatan serupa dengan cakupan peserta yang lebih luas.
Kata Kunci: Desain, Pembelajaran, Penelitian Tindakan Kelas
1. Pendahuluan
Dua di antara disiplin ilmu yang urgen bagi guru adalah desain pembelajaran dan penelitian tindakan kelas. Desain pembelajaran dapat didefinisikan sebagai ilmu yang digunakan untuk menciptakan spesifikasi rinci tentang desain, pengembangan, evaluasi dan maintenance bahan ajar yang memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran dan kinerja yang baik dari peserta didik (Martin, 2011). Sedangkan penelitian tindakan kelas (PTK), sederhananya, adalah pengambilan tindakan oleh pendidik berdasarkan temuan penelitiannya, kemudian pendidik melakukan penelitian terhadap tindakan yang ia ambil (Ary et al., 2018). Dua disiplin ilmu ini tampaknya menuntut guru menjadi desainer pembelajaran, sekaligus sebagai peneliti.
Urgensi kedua disiplin ini dapat digambarkan sebagai berikut. Bahwasanya dengan ilmu tentang desain pembelajaran, guru akan memahami bahwa bahan ajar itu sifatnya dinamis, bukan statis.
Hal itu karena bahan ajar dibuat berdasarkan kebutuhan kritis peserta didik. Sehingga, seorang guru tidak boleh sembrono dalam memberikan bahan ajar kepada peserta didik. Adapun dengan ilmu penelitian tindakan kelas, guru akan menyadari bahwa dalam berinteraksi dengan peserta didiknya setiap hari, dirinya adalah ibarat dokter bagi peserta didiknya yang secara
berkesinambungan menginginkan kesembuhan atas penyakit yang dideritanya. Dalam arti kata, guru senantiasa berupaya mengkaji masalah pembelajaran dalam kelas agar mendapatkan solusi terbaik berupa perlakuan yang tepat yang dapat membawa peserta didiknya sampai pada tujuan pembelajaran.
Mengenai desain pembelajaran, sebenarnya sudah ada sejumlah model desain sistem pembelajaran yang telah dibuat untuk memandu pengguna dalam proses desain pembelajaran.
Salah satu di antara model desain sistem pembelajaran adalah ADDIE (analysis, design, development, implementation, dan evaluation) (Culatta, 2022). ADDIE adalah model desain pembelajaran generik dengan suatu kerangka yang dapat membantu pengguna dalam membuat bahan ajar dari berbagai tipe pembelajaran, baik yang berbasis cetak, maupun web. Model ini merepresentasikan suatu panduan yang dinamis dan fleksibel memandu pengguna untuk membangun bahan ajar yang efektif. Fase-fase yang terdapat dalam proses ADDIE, yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation, memberikan suatu peta jalan (roadmap) terhadap keseluruhan proses desain pembelajaran. Proses ADDIE dimulai dengan apa yang seseorang harus pelajari dan berakhir saat kita menemukan bahwa orang tersebut telah mempelajari apa yang ia butuhkan (Martin, 2011).
Untuk mengungkap apa masalah peserta didik, atau apa yang mereka butuhkan, tentu butuh suatu analisis, seperti fase pertama dalam proses ADDIE. Pada fase analisis ini, guru dapat memanfaatkan ilmu PTK yang ia miliki. Hal ini karena dalam fase PTK, di antaranya adalah melakukan refleksi atau berpikir tentang masalah pembelajaran yang mendominasi kelas, karena guru harus fokus pada satu masalah dari keseluruhan keadaan yang dianggap masalah pembelajaran di kelas, bukan justru tidak memiliki fokus masalah (McNiff & Whitehead, 2002;
Ary et al., 2018). Dengan pengetahuan tentang PTK, guru dapat memilih pendekatan tertentu yang ingin mereka gunakan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelasnya (The Alberta Teachers’ Association, 2000). Oleh karena itu, desain pembelajaran dapat dibangun di atas basis PTK.
Sayangnya, guru-guru masih mengalami kendala pengetahuan konseptual, baik menyangkut desain pembelajaran, maupun PTK. Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa guru-guru, terutama guru sekolah dasar, di Kec. Tinggi Moncong, Kab. Gowa masih agak rendah dan cenderung rendah dalam kemampuan dan pemahaman mengenai desain pembelajaran dan PTK.
Dengan demikian, tidak mungkin mereka melakukan desain pembelajaran berbasis PTK.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan, yaitu dengan upaya meningkatkan pengetahuan mengenai desain pembelajaran dan PTK, serta desain pembelajaran berbasis PTK dan cara mengimplementasikannya dengan baik melalui kegiatan yang dikemas dalam format pelatihan.
Sehingga, rumusan masalah dalam kegiatan ini adalah bagaimana meningkatkan pengetahuan mengenai desain pembelajaran dan PTK, serta desain pembelajaran berbasis PTK dan cara mengimplementasikannya dengan baik.
2. Metode
Kegiatan pengabdian ini merupakan kerjasama antara berbagai pihak yang terdiri atas LP2M UNM, Dinas Pendidikan yang terkait seperti Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, serta kelompok guru SD sebanyak 35 orang di Kec. Tinggi Moncong, Kab. Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan sebagai peserta pelatihan ini. Tim pelaksana kegiatan ini adalah Dr. Ilham Minggi, M.Si. sebagai ketua tim pelaksana yang berpengalaman
dalam menulis dan membimbing penulisan laporan PTK; dan Dr. Muhammad Darwis M, M.Pd.
sebagai anggota tim pelaksana yang sudah berpengalaman menjadi narasumber ahli dalam pengembangan model pembelajaran, termasuk desain pembelajaran. Sementara itu, Syahrullah Asyari, S.Pd., M.Pd. dan Ikhbariaty Kautsar Qadry, S.Pd., M.Pd. berperan dalam membantu pelaporan hasil pengabdian dan publikasi artikel ilmiah.
3. Hasil dan Pembahasan
Realisasi penyelesaian masalah mitra adalah melalui pelatihan desain pembelajaran berbasis PTK. Penyampaian materi dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Agustus 2021 secara daring.
Selanjutnya, dilakukan pembimbingan dan pendampingan kepada peserta mulai hari Ahad, 15 Agustus 2021 sampai hari Rabu, 18 Agustus 2021. Kegiatan secara daring ini berpusat di Jurusan Matematika FMIPA UNM.
Penyajian materi dalam kegiatan ini terdiri dari dua bagian, yaitu penyajian materi secara daring dan kerja praktik pendampingan juga secara daring. Adapun penyajian materi meliputi: konsep desain pembelajaran dan PTK, PTK sebagai basis desain pembelajaran, dan implementasi desain pembelajaran berbasis PTK. Materi-materi ini disampaikan sesuai dengan jadwal tertentu. Metode yang digunakan dalam penyajian materi, yaitu ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Dalam kegiatan ini, ada sesi interaktif pemateri dan peserta pelatihan terkait materi yang telah disampaikan. Singkatnya, semua aktivitas utama antara pemateri dan peserta pelatihan dikemukakan pada Tabel 1. Tabel 1 sekaligus menunjukkan sintaks pelaksanaan pelatihan yang mengadaptasi Direct Instruction Model (Arends, 2015) atau Direct Instruction/Training Model (Arends, 2012).
Tabel 1. Sintaks Model Pelatihan (Arends, 2012)
Fase Perilaku Instruktur
Fase 1: Menarik perhatian, mengklarifikasi
tujuan pelatihan, dan mempersiapkan pelatihan Instruktur menarik perhatian peserta dan
meyakinkan bahwa mereka siap menerima materi tentang desain pembelajaran berbasis PTK, memberikan informasi awal tentang desain pembelajaran berbasis PTK, dan menjelaskan urgensi desain pembelajaran berbasis PTK Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan Instruktur mendemonstrasikan skill secara benar atau menyajikan informasi langkah demi langkah Fase 3: Memberikan latihan terbimbing Instruktur menstrukturkan latihan awal desain
pembelajaran berbasis PTK Fase 4: Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik Instruktur mengecek apakah peserta bekerja dengan benar dan memberikan umpan balik kepada mereka Fase 5: Memberikan latihan lanjutan dan
transfer keterampilan Instruktur mengatur kondisi untuk penugasan atau pemberian latihan lanjutan dengan memperhatikan transfer keterampilan pada situasi yang lebih kompleks
Pelatihan ini dilaksanakan selama sekitar 32 jam, di mana sintaks model pada Tabel 1 di atas hanya sekitar dua jam. Adapun durasi selama sekitar 30 jam itu digunakan untuk pendampingan peserta pelatihan secara terbuka yang difasilitasi oleh supporting staff, sebagai pengembangan dari Fase 4 dan Fase 5 sintaks model di atas.
Gambar 1 Pembukaan oleh Sekretaris LP2M UNM bersama Tim Pelaksana PKM
Gambar 2 Penyampaian Materi kepada Peserta Secara Daring oleh Instruktur
Mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan ini berperan penting selama pendampingan peserta pelatihan. Beberapa langkah kerja kegiatan pendampingan dari mereka, yaitu: melakukan konfirmasi dan konsolidasi melalui grup WA; menyiapkan jadwal dan ruang rapat daring di aplikasi zoom meeting; menyiapkan bahan ajar saat pendampingan; menyiapkan alat dan bahan pendampingan, seperti kesiapan laptop, printer, dan peralatan lain yang mendukung;
melaksanakan pendampingan dengan membimbing para peserta untuk melakukan praktek desain pembelajaran berbasis PTK dan membuka ruang diskusi bagi peserta yang mengalami kesulitan.
Para peserta kegiatan ini berkontribusi positif selama pelaksanaan kegiatan ini. Mereka mengikuti seluruh rangkaian pelaksanaan kegiatan dan membantu dalam penyediaan fasilitas pendukung, seperti koneksi internet dan fasilitas lain yang dibutuhkan oleh para peserta, sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Mereka juga memberikan saran dan masukan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
Gambar 3 Potret Peserta dalam Kegiatan PKM
Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini sebagai berikut. Peserta semakin memahami PTK dan urgensinya. Mereka juga mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain pembelajaran berbasis PTK. Selain itu, mereka mampu mengembangkan perangkat pembelajaran terkait desain yang dibuat. Bila dibandingkan dengan beberapa hasil kegiatan pengabdian dengan tema pelatihan desain pembelajaran, dapat dikatakan bahwa hasil pelatihan yang diperoleh pada dasarnya relevan. Para peserta butuh pendampingan yang lebih intens, ini sejalan dengan hasil pengabdian Komalasari et al (2021). Selain itu, kegiatan yang dilakukan di masa pandemi ini mampu menginspirasi peserta agar tetap berusaha profesional dalam mengajar, ini sejalan dengan hasil pengabdian Winangun dan Dewi (2021). Terakhir, mengenai respons peserta, mereka menilai positif pelaksanaan kegiatan ini, termasuk pemateri dan materi pelatihan yang diberikan, ini sejalan dengan hasil pengabdian Kristanto (2021).
Terlaksananya kegiatan ini tidak lepas dari beberapa faktor, baik pendukung, maupun penghambat. Beberapa faktor pendorong dalam kegiatan ini, yaitu: fasilitas dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan yang sangat mendukung, aula pertemuan yang digunakan, koneksi internet yang sangat mendukung, sikap antusias dan semangat para peserta yang cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan, dan adanya bantuan pendanaan dari dana PNBP UNM. Sedangkan beberapa faktor penghambat dalam kegiatan ini, yaitu: perlunya manajemen waktu yang lebih tepat untuk pelaksanaan kegiatan agar kegiatan diselenggarakan dengan alokasi waktu yang lebih panjang sesuai dengan kebutuhan peserta dan tim narasumber dan kondisi global dunia dalam masa pandemi Covid-19.
4. Kesimpulan
Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konseptual guru tentang desain pembelajaran berbasis PTK, serta meningkatkan kemampuan praksis guru dalam desain pembelajaran berbasis PTK di sekolah. Mereka juga merespon positif kegiatan ini dan mengaku bahwa kegiatan ini menginspirasi mereka agar profesional dalam mengajar. Namun demikian, mereka mengaku masih butuh pendampingan yang lebih intens. Oleh karena itu, direkomendasikan perlunya kegiatan serupa dengan cakupan peserta yang lebih luas yang berasal
dari komponen guru-guru yang berasal dari Kabupaten/Kota lainnya. Dengan demikian, guru- guru akan mengalami refreshing atau recharging solusi alternatif terhadap masalah terkait pembelajaran yang mereka hadapi di kelas.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih tak terhingga kami ucapkan, khususnya kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar yang telah mendanai pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2021 ini, bahkan sampai publikasi hasil pelaksanaannya. Berikutnya, ucapan terima kasih dialamatkan kepada pimpinan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Makassar, Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, serta guru-guru yang menjadi peserta pelatihan, sehingga kegiatan ini dapat diselenggarakan.
Daftar Pustaka
Arends, R. I. (2012). Learning to Teach (Ninth Edition). McGraw-Hill Education.
Arends, R. I. (2015). Learning to Teach (Tenth Edition). McGraw-Hill Education.
Ary, D., Jacobs, L. C., Irvine, C. K. S., & Walker, D. (2018). Introduction to Research in Education (10th Edition). Cengage Learning.
Culatta, R. (2022, 16 March). ADDIE Model. https://www.instructionaldesign.org/models/addie/
Komalasari, K., Rahmat, R., Masyitoh, I. S., & Iswandi, D. (2021). Pelatihan Desain Pembelajaran Digital Berbasis Living Values Education bagi Guru PPKn SMP di Kabupaten Garut. Abdi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(2): 232- 243. https://doi.org/10.24036/abdi.v3i2.208
Kristanto, Y. D. (2021). Pelatihan Desain Aktivitas Pembelajaran Matematika Digital Dengan Menggunakan Desmos. JPKM: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 27(3): 192-199.
https://doi.org/10.24114/jpkm.v%25vi%25i.23908
Martin, F. (2011). Instructional Design and the Importance of Instructional Alignment, Community College Journal of Research and Practice, 35: 955–972.
https://doi.org/10.1080/10668920802466483
McNiff, J. & Whitehead, J. (2002). Action Research: Principles and Practice 2nd Edition.
Routledge.
The Alberta Teachers’ Association. (2000). Action Research Guide for Alberta Teachers. The Alberta Teachers’ Association.
Winangun, I M. A. & Dewi, N. P. C. P. (2021). Pelatihan Desain Pembelajaran Inovatif Dimasa Pandemi Covid-19. Caraka: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1): 1-8.