• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Menggunakan Kalkulator Casio fx-991ex ClassWiz

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Menggunakan Kalkulator Casio fx-991ex ClassWiz"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SMART: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat is licensed under an Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0)

Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika masih disalahpahami atau menjadi mitos yang berkembang di masyarakat. Padahal, penggunaan kalkulator mampu mewujudkan kemandirian siswa dalam belajar dan bertindak, dan sangat bermanfaat untuk menjawab tantangan abad 21. Kegiatan ini bertujuan menyosialisasikan pemanfaatan kalkulator ilmiah dalam pembelajaran matematika untuk mendeduksi mitos dan kesalahpahaman tentang kalkulator.

Mitra dalam kegiatan ini adalah 11 guru yang berasal dari 11 sekolah dasar berbeda se-Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Sosialisasi pemanfaatan kalkulator ilmiah dalam pembelajaran matematika ini dilakukan melalui metode pelatihan secara daring via aplikasi Zoom Meeting yang mengadaptasi Direct Instruction Model. Dalam pelatihan ini, peserta menggunakan laptop atau smartphone dengan kalkulator Casio fx-991EX Classwiz versi online. Peserta juga diberi angket sebelum dan setelah kegiatan untuk mengetahui respon mereka terhadap kegiatan ini dan melihat capaian mereka. Hasil pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan bahwa kesalahpahaman tentang penggunaan kalkulator dalam kelas matematika memang ada dan bisa dideduksi melalui pelatihan semacam ini. Buktinya, kemampuan merancang pembelajaran matematika dengan kalkulator ini meningkat sebesar 81,8%. Persepsi peserta tentang tujuan penggunaan kalkulator pun berubah positif sebesar 45,4% dari sekadar alat bantu pengerjaan pekerjaan rumah menjadi sumber belajar matematika di kelas. Bahkan seluruh peserta mengakui adanya potensi penggunaan kalkulator ilmiah ini dalam pembelajaran matematika di seluruh Indonesia.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Matematika Sekolah, Kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz.

1. Pendahuluan*

Tujuan akhir pembelajaran abad 21 adalah membantu siswa menjadi pebelajar mandiri dan dapat mengatur dirinya sendiri. Namun demikian, bukan berarti bahwa tujuan ini menolak tujuan pendidikan yang lain. Dengan tujuan ini, justru ini adalah tujuan umum di mana semua tujuan dan aktivitas guru yang lain dapat bernaung di bawahnya (Arends, 2015). Kemandirian adalah salah satu tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemandirian adalah salah satu aspek kepribadian (Kepribadian, 2021) yang menjadi tujuan formal pembelajaran matematika menurut Soedjadi (2000). Dengan kemandirian dalam berpikir, mereka diharapkan dapat mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Saat ini, kita berada di lingkungan revolusi industri 4.0. Istilah “The Fourth Industrial Revolution” atau “Revolusi Industri 4.0” dikenalkan oleh Schwab (2016). Era 4.0 ditandai dengan perubahan kehidupan manusia melalui serangkaian teknologi yang disebut internet of things atau

* Corresponding author:

E-mail address: [email protected]

(2)

serba internet. Buktinya, di lingkungan sosial kita sehari-hari, orang berbelanja barang, makanan, atau keperluan lainnya cukup dengan mengklik ponselnya. Sementara itu, di lingkungan akademik kita, kita sangat merasakan betapa teknologi internet of things yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis ini memengaruhi, bahkan semua disiplin ilmu (Martiany, 2019).

Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika dan pembelajarannya pun tak lepas dari pengaruh internet of things, terutama di masa pandemi Covid-19. Tampaknya aktivitas akademik di masa ini begitu tergantung pada internet. Tanpa internet, mungkin pembelajaran matematika secara interaktif tidak ada sama sekali. Dalam kondisi semacam ini, guru dituntut agar terampil dalam membelajarkan matematika. Pembelajaran yang terampil adalah pembelajaran yang memanfaatkan apa saja sumber daya yang dapat membantu siswa untuk belajar (Brookfield, 2006). Tanggung jawab guru adalah mencari tahu bagaimana menggunakan sumber daya itu dan memilih strategi yang tepat untuk mengajarkan materi pelajaran kepada tiap siswa (McLeod et al., 2003).

Dengan lingkungan internet of things, guru dapat memanfaatkan berbagai website, sebagai sumber belajar, yang relevan dengan berbagai topik matematika yang akan diajarkan. Kalkulator ilmiah, sebenarnya, dapat menjadi alternatif bagi guru dan siswa untuk digunakan sebagai sumber belajar.

Untungnya, kalkulator ilmiah, selain tersedia dalam bentuk manipulatif, juga tersedia dalam bentuk virtual, sehingga dapat diakses secara daring. Rekomendasi penggunaan kalkulator sebagai sumber belajar adalah karena hasil penelitian menunjukkan bahwa kalkulator bermanfaat sebagai alat belajar (Advantages of Calculators, 2016) dengan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan belajar matematika siswa. Informasi yang keliru selama ini tentang kalkulator telah membuat pendidik dan banyak kalangan percaya bahwa penggunaan kalkulator dalam belajar matematika itu berbahaya. Padahal, apa yang disebut bahaya itu hanyalah mitos (Advantages of Calculators, 2016) atau salah kaprah (Republika, 2016).

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mitos atau salah kaprah tentang bahaya kalkulator pun melanda Indonesia (Republika, 2012; 2016). National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) di Amerika Serikat mengakui manfaat penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika. Kalkulator dapat membantu mengembangkan pemahaman siswa, tanpa menggantikan kebutuhan mereka akan metode perhitungan yang lain; meningkatkan kemampuan penalaran siswa dan mendorong mereka berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan masalah di lingkungan masyarakat yang berbasis teknologi informasi; meningkatkan pemahaman dan kemahiran siswa dalam operasi hitung, algoritma, dan hubungan numerik; meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap matematika; serta membantu siswa mengenal dan memperluas pola dan hubungan numerik, aljabar, dan geometris (NCTM, 2015). Semua manfaat ini mengarahkan siswa, bukan hanya menjadi orang yang mandiri dalam berpikir, tapi juga mandiri dalam bertindak.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika, masih menjadi mitos atau salah kaprah yang berkembang di masyarakat. Padahal, penggunaan kalkulator sangat bermanfaat dalam pembelajaran matematika terutama untuk menjawab tantangan pembelajaran matematika abad 21 dan melahirkan kemandirian siswa dalam belajar dan bertindak. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi pemanfaatan kalkulator ilmiah dalam pembelajaran matematika untuk menghilangkan mitos dan salah kaprah tentang kalkulator.

(3)

langsung oleh perusahaan Casio di Jepang. Saat ini, beliau adalah salah satu instruktur nasional kalkulator casio yang bertujuan memperkenalkan kalkulator ini dan penggunaannya dalam pembelajaran matematika di Indonesia (Khittah, 2021).

Secara operasional, sosialisasi pemanfaatan kalkulator ilmiah dalam pembelajaran matematika dilakukan melalui metode pelatihan. Metode ini mengadaptasi Direct Instruction Model (Arends, 2015) atau Direct Instruction/Training Model (Arends, 2012).

Tabel 1. Sintaks Model Pelatihan (Arends, 2012)

Fase Perilaku Instruktur

Fase 1: Menarik perhatian, mengklarifikasi tujuan pelatihan, dan mempersiapkan pelatihan

Instruktur menarik perhatian peserta dan

meyakinkan bahwa mereka siap menerima materi tentang kalkulator Casio fx-991EX Classwiz, memberikan informasi awal tentang kalkulator Casio fx-991EX Classwiz, dan menjelaskan urgensi kalkulator dalam pembelajaran matematika

Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau skill

Instruktur mendemonstrasikan skill secara benar atau menyajikan informasi langkah demi langkah (step- by-step)

Fase 3: Memberikan latihan terbimbing Instruktur menstrukturkan latihan awal Fase 4: Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Instruktur mengecek apakah peserta bekerja dengan benar dan memberikan umpan balik kepada mereka Fase 5: Memberikan latihan lanjutan dan

transfer skill

Instruktur mengatur kondisi untuk penugasan atau pemberian latihan lanjutan dengan memperhatikan transfer skill pada situasi yang lebih kompleks

Pelatihan ini berlangsung selama sekitar 32 jam. Dengan rincian, penerapan sintaks model pada Tabel 1 di atas hanya berlangsung selama sekitar dua jam. Sedangkan selebihnya selama sekitar 30 jam itu dibuka konsultasi secara terbuka melalui grup WhatsApp (WA), yang difasilitasi oleh Jurusan Matematika FMIPA UNM, sebagai pengembangan dari Fase 4 dan Fase 5 sintaks model di atas.

Dalam pelatihan ini, peserta menggunakan laptop atau perangkat seluler (smartphone).

Kemudian, karena kegiatan ini diselenggarakan sepenuhnya secara daring, sehingga juga digunakan aplikasi zoom meeting dan kuota internet. Berikutnya, sumber belajar yang diakses oleh peserta dan instruktur, yaitu: Casio fx-991EX Classwiz melalui Casio (2020) atau https://edu.casio. com/softwarelicense/index.php. Kami juga memberikan angket kepada peserta sebelum dan setelah kegiatan untuk mengetahui respon peserta terhadap kegiatan ini dan melihat capaian mereka atas materi pelatihan. Angket tersebut diadaptasi dari Close et al. (2008).

(4)

Penting dicatat bahwa terdapat 552 fungsi pada kalkulator Casio fx-991EX Classwiz (Casio, 2021). Tidak memungkinkan bagi instruktur melatihkan itu semua kepada peserta dalam waktu yang terbatas di tengah kesibukan kedua belah pihak, tim pengabdi, maupun mitra. Oleh karena itu, fitur yang dilatihkan di sini hanya beberapa fitur saja, sebut saja misalnya, operasi akar, bilangan, persamaan aljabar, dan grafik.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil kegiatan ini menyajikan deskripsi aktivitas pelatihan berdasarkan sintaks model pelatihan dan capaian peserta pelatihan berdasarkan angket respon peserta, baik sebelum, maupun setelah pelatihan.

Fase 1: Menarik perhatian, mengklarifikasi tujuan pelatihan, dan mempersiapkan pelatihan. Pada fase ini, instruktur menarik perhatian peserta dan meyakinkan bahwa mereka siap menerima materi tentang kalkulator Casio fx-991EX Classwiz, memberikan informasi awal tentang kalkulator Casio fx-991EX Classwiz, dan menjelaskan urgensi kalkulator dalam pembelajaran matematika.

Gambar 1 Representasi hasil bagi dari 8 ÷ 3

Gambar 2 Faktorisasi prima dari 96 dan 40

(5)

Gambar 3 Representasi nilai mutlak |5 − 72|

Selanjutnya, instruktur memberikan informasi awal tentang kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz.

Di sini instruktur menyampaikan bahwa secara umum ada 12 fungsi utama kalkulator ini, di mana pada masing-masing fungsi utama, terdapat banyak lagi fungsi lain. Total fungsinya sebanyak 552. Keduabelas fungsi utama yang dimaksud adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 – 15 berikut.

Gambar 4 Fungsi Utama 1: Kalkulasi

Gambar 5 Fungsi Utama 2: Kompleks

(6)

Gambar 6 Fungsi Utama 3: Basis Bilangan

Gambar 7 Fungsi Utama 4: Matriks

Gambar 8 Fungsi Utama 5: Vektor

(7)

Gambar 9 Fungsi Utama 6: Statistika

Gambar 10 Fungsi Utama 7: Distribusi

Gambar 11 Fungsi Utama 8: Lembar Kerja Excel

(8)

Gambar 12 Fungsi Utama 9: Tabel

Gambar 13 Fungsi Utama 10: Persamaan/Fungsi

Gambar 14 Fungsi Utama 11: Pertidaksamaan

(9)

Gambar 15 Fungsi Utama 12: Rasio

Lebih lanjut, instruktur menjelaskan urgensi kalkulator dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini, instruktur terlebih dahulu menjelaskan tahapan pembelajaran matematika sekolah, yaitu penanamam konsep, pemahaman konsep, dan pengembangan keterampilan (lihat Gambar 16).

Kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz sangat relevan digunakan dalam pembelajaran matematika sekolah untuk membantu pengembangan keterampilan matematika. Kalkulator ilmiah, seperti, Kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz, selain dapat digunakan untuk komputasi dan afirmasi, juga dapat digunakan untuk representasi dan eksplorasi (lihat Gambar 17). Instruktur juga mengemukakan landasan yuridis, serta dukungan teoretis dan empiris penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika.

Gambar 16 Tahapan pembelajaran matematika sekolah

Gambar 17 Tujuan penggunaan kalkulator ilmiah

(10)

Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau skill. Pada fase ini, instruktur mendemonstrasikan skill penggunaan kalkulator secara benar atau menyajikan cara menggunakan kalkulator langkah demi langkah (step-by-step), misalnya, cara menampilkan hasil bagi 8 ÷ 3 dalam berbagai representasi, serta menampilkan hasil penghitungan dan penyederhanaan √72 juga dalam representasi berbeda. Gambar 18 – 20 menampilkan tiga bentuk representasi yang menunjukkan hasil bagi dari 8 ÷ 3, yaitu pecahan biasa, pecahan campuran, dan desimal. Sedangkan Gambar 21 – 22 menampilkan hasil penghitungan dan penyederhanaan √72 yang menunjukkan bahwa

√72 dapat disajikan dalam bentuk akar paling sederhana atau dalam bentuk desimal.

Gambar 18 Hasil bagi 8 ÷ 3 sebagai pecahan biasa

Gambar 19 Hasil bagi 8 ÷ 3 sebagai pecahan campuran

Gambar 20 Hasil bagi 8 ÷ 3 sebagai desimal

(11)

Gambar 21 Hasil penyederhanaan bentuk akar 72

Gambar 22 Hasil pencabutan akar √72

Fase 3: Memberikan latihan terbimbing. Pada fase ini, instruktur menstrukturkan latihan awal.

Maksudnya, instruktur memberikan latihan awal secara terstruktur, yaitu, dimulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Pada Fase 2, instruktur telah mendemons-trasikan penggunaan kalkulator pada operasi bilangan yang sederhana langkah demi langkah secara benar.

Sebagai latihan awal pada Fase 3 ini, instruktur membimbing peserta melakukan operasi campuran, seperti 16 − 8 ÷ 4 × 2 (lihat Gambar 23). Peserta juga menunjukkan keaktifan untuk menentukan nilai dari 16 − 8 ÷ 4 × 2 (lihat Gambar 24) dan nilai dari √72 (lihat Gambar 25).

Pada fase ini, selain melatih peserta pada domain bilangan, instruktur juga melatih peserta pada domain aljabar. Sebenarnya, kalkulator ini bisa digunakan untuk menentukan penyelesaian persamaan linear, persamaan kuadrat, persamaan kubik, sistem persamaan linear (lihat Gambar 26), dan selainnya. Tetapi sebagai latihan awal, instruktur hanya melatihkan secara terbimbing fungsi linier, yaitu 𝑓(𝑥) = 4(𝑥 + 1) (lihat Gambar 27) dan fungsi kuadrat, yaitu 𝑓(𝑥) = 𝑥(𝑥 + 1) = 𝑥2+ 𝑥 (lihat Gambar 34).

Dalam fase ini, instruktur juga membimbing peserta melakukan eksplorasi daerah hasil fungsi dengan memperluas daerah asal fungsi (lihat Gambar 31, 32 dan 33), bukan hanya bilangan bulat positif dari 1 sampai 5, tetapi bahkan yang lebih dari itu, sebut saja misalnya, 7 (lihat Gambar 31) dan 100 (lihat Gambar 33). Sementara itu, pada fungsi kuadrat, sebenarnya juga ada eksplorasi sebagaimana pada latihan terbimbing fungsi linear, tetapi karena kendala koneksi Internet, sehingga eksplorasi pada latihan terbimbing fungsi kuadrat tidak berjalan maksimal (lihat Gambar

(12)

38), sehingga sempat diambil alih sementara oleh moderator kegiatan ini, yaitu Sabri, Ph.D, karena instruktur tiba-tiba keluar dari meeting room. Selain itu, grafik fungsi kuadrat untuk 𝑓(𝑥) = 𝑥2+ 𝑥 yang ingin ditunjukkan kepada peserta pun tidak berjalan dengan baik. Gambar 37 hanya menampilkan QR Code untuk diklik dan menampilkan grafik fungsi, tapi gagal.

Padahal, setelah diklik, di bawah QR Code itu mestinya sudah tampil gambar grafik fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥2+ 𝑥.

Gambar 23 Instruktur menampilkan soal latihan awal bilangan

Gambar 24 Partisipasi peserta dalam latihan terbimbing

Gambar 25 Partisipasi peserta dalam latihan terbimbing

(13)

Gambar 26 Kapasitas kalkulator ilmiah menyelesaikan masalah aljabar

Gambar 27 Instruktur menampilkan soal latihan awal aljabar tentang fungsi linear

Gambar 28 Penentuan batas daerah asal fungsi pada bilangan bulat positif dari 1 - 5

(14)

Gambar 29 Tampilan daerah hasil fungsi

Gambar 30 Keaktifan peserta menentukan daerah hasil fungsi

Gambar 31 Keaktifan peserta melakukan eksplorasi 1

(15)

Gambar 32 Keaktifan peserta melakukan eksplorasi 2

Gambar 33 Keaktifan peserta melakukan eksplorasi 3

Gambar 34 Instruktur menampilkan soal latihan awal aljabar tentang fungsi kuadrat

(16)

Gambar 35 Penentuan batas daerah asal fungsi pada bilangan bulat positif dari 1 - 5

Gambar 36 Tampilan daerah hasil fungsi

Gambar 37 QR Code untuk menampilkan grafik fungsi

(17)

Gambar 38 Kualitas tampilan yang buruk saat eksplorasi fungsi kuadrat dengan daerah asal fungsi

Gambar 39 Moderasi kegiatan oleh Sabri, Ph.D., saat instruktur mengalami koneksi Internet yang buruk dan tiba-tiba keluar dari meeting room

Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Pada fase ini, instruktur mengecek pemahaman peserta, apakah mereka sudah bekerja dengan benar. Untuk itu, instruktur membuka sesi interaktif dengan seluruh peserta. Di sini juga tampak bahwa guru antusias mengikuti kegiatan ini. Dalam interaksi ini, diketahui bahwa peserta dapat mengikuti dengan baik cara menggunakan kalkulator dalam pembelajaran matematika.

Gambar 40 Interaktif peserta dengan instruktur mengenai penggunaan kalkulator di kelas matematika

(18)

Gambar 41 Umpan balik dari instruktur mengenai penggunaan kalkulator di kelas matematika

Dalam sesi interaktif pada fase ini juga diketahui bahwa masih ada kekhawatiran dari peserta menggunakan kalkulator di kelas. Mereka khawatir siswa mengalami ketergantungan pada kalkulator. Oleh karena itu, instruktur memberikan umpan balik kepada mereka dan menegaskan kembali empat fungsi kalkulator, yaitu, representasi, eksplorasi, komputasi, dan afirmasi.

Keempat fungsi itu untuk mengembangkan keterampilan matematis mereka.

Untuk memperjelas maksud penggunaan kalkulator ilmiah di kelas, instruktur menampilkan kembali soal 16 − 8 ÷ 4 × 2 (lihat Gambar 40) dan membandingkan hasil perhitungan kalkulator ilmiah Casio fx-991EX ClassWiz dan kalkulator biasa (lihat Gambar 41). Hasil perhitungan 16 − 8 ÷ 4 × 2 menurut Casio fx-991EX ClassWiz adalah 12, sedangkan menurut kalkulator biasa adalah 4. Hasil berbeda ini mestinya membuat siswa berpikir mengapa itu bisa terjadi. Ini mengarahkan siswa berpikir bahwa ada aturan yang penting diperhatikan pada operasi campuran dan aturan itu digunakan oleh kalkulator ilmiah dan tidak digunakan oleh kalkulator biasa.

Dengan demikian, hasil yang benar untuk 16 − 8 ÷ 4 × 2 adalah 12, bukan 4. Ini berarti bahwa siswa dapat menggunakan kalkulator untuk mengecek kebenaran jawabannya – afirmasi.

Gambar 42 Interaktif lanjutan peserta dengan instruktur mengenai penggunaan kalkulator di kelas matematika

(19)

Gambar 43 Instruktur menampilkan contoh representasi 3 × 4 dengan menggunakan kalkulator di kelas matematika

Lebih lanjut, untuk memperjelas maksud penggunaan kalkulator ilmiah di kelas matematika, instruktur juga menampilkan soal 3 × 4 (lihat Gambar 42) yang memberikan hasil 12.

Representasi lain dari 3 × 4 yang juga memberikan hasil 12 adalah 4 + 4 + 4 (lihat Gambar 43).

Ini berarti kalkulator dapat digunakan bukan hanya untuk mengafirmasi jawaban, tapi juga menunjukkan beragam representasi.

Fase 5: Memberikan latihan lanjutan dan transfer skill. Pada fase ini, instruktur mengatur kondisi untuk penugasan atau pemberian latihan lanjutan dengan memperhatikan transfer skill pada situasi yang lebih kompleks. Untuk itu, instruktur memberikan tugas kepada peserta, yaitu membuat rancangan pembelajaran matematika dengan menggunakan Kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz.

Dalam penugasan ini, peserta bebas memilih materi yang mereka akan buat dalam suatu rancangan pembelajaran matematika dengan kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz. Ditegaskan bahwa dalam tugas tersebut, instruktur tidak memberikan format khusus. Instruktur merekomendasikan agar peserta menggunakan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang biasa mereka gunakan di sekolah. Komponen RPP menyesuaikan dengan penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika. Khusus kegiatan inti dalam RPP itu, peserta diminta memasukkan langkah-langkah pengoperasian kalkulator yang akan diikuti oleh siswa berdasarkan materi matematika yang masing-masing peserta sudah tentukan.

Untuk melihat capaian peserta pelatihan sebanyak 11 orang terhadap materi yang disampaikan oleh instruktur, kami memberikan angket respon peserta pelatihan, baik sebelum, maupun setelah pelatihan. Berdasarkan angket sebelum pelatihan, semua peserta mengaku pernah menggunakan kalkulator dalam kelas matematikanya, di mana 90,9% menggunakan kalkulator biasa dan 9,1%

saja yang menggunakan kalkulator ilmiah. Namun demikian, hasil angket menunjukkan besarnya pengaruh mitos (Advantages of Calculators, 2016) atau salah kaprah (Republika, 2016)tentang bahaya penggunaan kalkulator di kelas matematika. Ini dapat dilihat dari besarnya jumlah peserta (81,8%) yang mengaku tidak ada kebijakan resmi tentang penggunaan kalkulator di sekolah di satu sisi. Tapi di sisi lain, mereka (90,9%) merespon bahwa siswa boleh menggunakan kalkulator di sekolah jika diizinkan. Bahkan, di sini bukan hanya peserta secara individu yang terpengaruh oleh mitos atau kesalahpahaman tersebut, tetapi juga sekolah sebagai lembaga pendidikan pun terpengaruh pada mitos ini.

(20)

Mengenai penguasaan fungsi-fungsi matematika dalam kalkulator ilmiah Casio fx-991EX ClassWiz, 90,9% mengaku tidak menguasainya sebelum pelatihan. Setelah pelatihan berubah menjadi 72,7% cukup menguasai; 9,1% menguasai, dan 18,2% tidak menguasai.

Adapun dalam hal kemampuan peserta merancang pembelajaran matematika dengan menggunakan kalkulator ilmiah Casio fx-991EX ClassWiz sebelum pelatihan, 90,9% mengaku tidak mampu, sedangkan yang cukup mampu hanya 9,1%. Setelah pelatihan, 63,6% mengaku cukup mampu; 27,3% mampu; dan 9,1% saja yang tidak mampu.

Sementara itu, terkait dengan tujuan penggunaan kalkulator, sebelum pelatihan, mayoritas peserta (63,6%) mengatakan bahwa kalkulator hanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) matematika, sedangkan sisanya (36,4%) mengatakan bahwa kalkulator digunakan untuk pembelajaran matematika. Setelah pelatihan, terjadi peningkatan yang signifikan. Mayoritas peserta (81,8%) mengaku bahwa kalkulator itu untuk digunakan dalam pembelajaran matematika, sedangkan sisanya (18,2%) tetap mengatakan bahwa kalkulator hanya untuk mengerjakan PR matematika.

Hasil angket di atas mengindikasikan bahwa penguasaan fungsi-fungsi matematika dalam kalkulator ilmiah Casio fx-991EX ClassWiz menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan sebesar 81,8%. Kemampuan merancang pembelajaran matematika dengan kalkulator tersebut juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan sebesar 81,8%. Sedangkan pandangan peserta tentang tujuan penggunaan kalkulator dari sekadar alat bantu pengerjaan PR menjadi sumber belajar matematika di kelas mengalami peningkatan sebesar 45,4%. Ada indikasi di sini bahwa peserta pelatihan semakin menyadari apa yang dikatakan oleh Barry Kissane, Profesor Emeritus dari Murdoch University, Australia bahwa berbagai jenis kalkulator Casio telah dikembangkan dan terus-menerus disempurnakan untuk mendukung kurikulum matematika di banyak negara. Bahkan, kalkulator modern dirancang secara unik sebagai alat bantu pendidikan matematika, berbeda dengan bentuk teknologi lainnya, seperti komputer, tablet, atau ponsel cerdas (Casio, 2020b).

Adanya peningkatan kualitas peserta pelatihan juga sekaligus mengonfirmasi efektifitas penerapan model pelatihan dalam kegiatan ini sebagaimana dikemukakan oleh Arends (2015).

Hasil penelitian pada awal pada tahun 1974 mengungkap penerapan model instruksi langsung atau model pelatihan (Arends, 2012) dan ratusan penelitian tentang penggunaan model ini antara tahun 1975 dan 1990 (Arends, 2015). Semua hasil penelitian itu kurang lebih sama menunjukkan bahwa penggunaan strategi instruksi langsung atau model pelatihan lebih berhasil meningkatkan keterlibatan peserta pelatihan di kelas dibandingkan dengan para instruktur yang menggunakan metode yang lebih informal dan berpusat pada peserta pelatihan(Arends, 2015).

Seluruh peserta pelatihan mengatakan bahwa ada potensi penggunaan kalkulator ilmiah Casio fx- 991EX ClassWiz dalam pembelajaran matematika di seluruh Indonesia. Namun demikian, potensi yang mereka maksud berbeda-beda dan dapat dirangkum dalam dua poin. Satu, maraknya penggunaan smartphone di kalangan siswa yang dapat digunakan untuk mengakses versi online dari kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz. Dua, kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz kaya manfaat.

Di antara manfaat kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz menurut mereka dari hasil angket setelah pelatihan adalah kalkulator ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat meningkatkan pengetahuan dan skill matematika siswa, dapat membantu siswa menghitung dan menanamkan konsep, terutama aritmetika, dapat menjadi sumber belajar untuk mengecek kebenaran dari hasil

(21)

dapat mengakses Internet; penguasaan fungsi tombol kalkulator ini masih perlu ditingkatkan;

kurangnya minat siswa mempelajari matematika; dan aturan tegas secara eksplisit dan spesifik mengenai bolehnya penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika belum ada.

Mengenai kuantitas materi pelatihan, 45,5% peserta merespon bahwa kuantitas materi pelatihan cukup banyak; 36,4% mengatakan banyak; sedangkan 9,1% merespon kurang banyak; dan sisanya 9,1% mengaku bahwa kuantitas materi pelatihan sangat banyak. Namun demikian, 90,9%

peserta mengatakan bahwa materi pelatihan yang diberikan cukup menarik sesuai dengan kebutuhan peserta saat ini. Sementara itu, 81,8% mengaku bahwa penjelasan materi pelatihan ini mudah dipahami dan diikuti, sedangkan 18,2% sisanya menjawab ragu-ragu. 100% peserta mengaku butuh tambahan waktu bagi peserta untuk memahami materi pelatihan ini secara lebih baik lagi. Mereka pun menilai penguasaan instruktur terhadap materi yang disampaikan, yaitu 63,6% mengakui bahwa instruktur sangat menguasai materi yang disampaikan; 27,3%

mengatakan instruktur cukup menguasai; dan sisanya 9,1% mengatakan bahwa instruktur menguasai materi yang disampaikan.

Gambar 44 Sertifikat Casio Master Trainer Training

(22)

Gambar 45 Sertifikat Casio Gakuhan Skill Up Seminar

Gambar 46 Sertifikat Casio Master Trainer

Gambar 47 Sertifikat Certified Master Trainer 2018

(23)

Gambar 48 Posisi Dr. Djadir dalam Indonesia Gakuhan Pyramid Casio

Dr. Djadir pernah mengikuti Training of Trainer (ToT): Learning Mathematics Meaningfully and Joyfully with Calculator yang diselenggarakan bersama oleh P4TK Matematika dan SEAMEO QITEP in Mathematics di Yogyakarta pada Januari 2017 (lihat Gambar 44). Selain itu, beliau pernah ke Tokyo, Jepang untuk mengikuti Casio Gakuhan Skill Up Seminar yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat Casio Computer Co. Ltd (lihat Gambar 45). Juga, beliau pernah mengikuti dan melulusi Casio Master Trainer yang diselenggarakan oleh Casio Singapore Pte. Ltd. Kantor Perwakilan Jakarta (lihat Gambar 46). Beliau pun telah mendapat apresiasi dan pengakuan dari guru Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun perwakilan Casio di Indonesia sebagai Certified Master Trainer 2018. Bahkan Dr. Djadir adalah salah seorang pendidik kunci (key educator) dalam struktur Indonesia Gakuhan Pyramid, di mana ada setidaknya tiga kegiatan utama Gakuhan. Satu, pembuatan sistem pelatihan untuk melatih guru menggunakan kalkulator ilmiah. Dua, penyusunan bahan ajar yang mendukung guru untuk mengajarkan matematika dengan menggunakan kalkulator ilmiah. Tiga, proyek percontohan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa melalui penggunaan kalkulator ilmiah (Casio, 2020c).

(24)

4. Kesimpulan

Angket sebelum pelatihan menguatkan bahwa mitos atau salah kaprah tentang penggunaan kalkulator dalam kelas matematika itu memang ada di Indonesia. Namun demikian, salah kaprah itu ternyata bisa dideduksi melalui pelatihan tentang penggunaan kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz ini dalam pembelajaran matematika. Buktinya, kemampuan merancang pembelajaran matematika dengan kalkulator menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 81,8%. Sedangkan persepsi peserta tentang tujuan penggunaan kalkulator dari sekadar alat bantu pengerjaan PR menjadi sumber belajar matematika di kelas mengalami peningkatan sebesar 45,4%. Bahkan seluruh peserta pelatihan mengatakan bahwa ada potensi penggunaan kalkulator ilmiah Casio fx-991EX ClassWiz dalam pembelajaran matematika di seluruh Indonesia.

Saran konstruktif terkait pelaksanaan pelatihan ini dapat menjadi bahan refleksi bagi pelaksanaan kegiatan serupa di masa yang akan datang. Saran ini diambil dari angket peserta. Seluruh saran peserta diklasifikasikan ke dalam tiga poin berikut. Pertama, 63,6% peserta butuh tambahan waktu agar dapat memahami materi lebih baik lagi. Kedua, 9,1% peserta berterima kasih atas ilmu yang dia anggap bermanfaat dan sangat menyenangkan. Terakhir, 27,3% peserta mengatakan bahwa sebaiknya diadakan kelanjutan materi dalam suatu pelatihan khusus penggunaan kalkulator Casio fx-991EX ClassWiz, terutama untuk guru-guru SD dalam pembelajaran matematika secara tatap muka, bukan virtual. Karena dengan media virtual, seperti, Zoom atau koneksi Internet yang buruk akan menyulitkan peserta mengikuti pelatihan dengan baik.

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar yang telah membiayai pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2021 sampai publikasi hasilnya. Ucapan terima kasih juga dialamatkan kepada pimpinan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Makassar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, serta para peserta pelatihan dan semua pihak yang terlibat, sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik.

Daftar Pustaka

Advantages of Calculators. (2016, June 19). Diakses pada 11 Oktober 2021 dari https://studymoose.com/advantages-of-calculators-essay

Arends, R. I. (2012). Learning to Teach (Ninth Edition). McGraw-Hill Education.

Arends, R. I. (2015). Learning to Teach (Tenth Edition). McGraw-Hill Education.

Brookfield, S. D. (2006). The skillful teacher: on technique, trust, and responsiveness in the classroom. John Wiley & Sons, Inc.

Casio. (2020a). Scientific Calculator, Graphing Calculator, Software, Products, Casio. Diakses pada 4 Oktober 2021, dari (https://edu.casio.com/softwarelicense/index.php)

Casio. (2020b). Mengapa kalkulator bermanfaat. Diakses pada 11 Oktober 2021, dari (http://edu.casio.com/id/forteachers/gakuhan/useful/)

Casio. (2020c). Apa Itu Gakuhan? Diakses pada 11 October 2021, dari (http://edu.casio.com/id/forteachers/gakuhan/).

(25)

dengan Kalkulator. Diakses pada 4 November 2021, dari (https://www.khittah.co/dosen- matematika-unm-latih-guru-di-bantaeng-merancang-pembelajaran-dengan-

kalkulator/23351/)

Martiany, D. (2019). Tantangan dan Peluang Revolusi Industri 4.0 bagi Perempuan, Buletin Info Singkat: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Vol. XI, No.05/I/Puslit/Maret.

McLeod, J., Fisher, J. & Hoover, G. (2003). The Key Elements of Classroom Management. The Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD).

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). (2015). Calculator Use in Elementary Grades. Diakses pada 4 November 2021, dari (https://www.nctm.org/Standards-and- Positions/Position-Statements/Calculator-Use-in-Elementary-Grades/

Republika. (2012). Kalkulator Bukan Alat Mencontek. Diakses pada 4 November 2021, dari https://www.republika.co.id/berita/mdzhmc/kalkulator-bukan-alat-mencontek

Republika. (2016). Kalkulator Ilmiah Berbahasa Indonesia. Diakses pada 4 November 2021, dari https://www.republika.co.id/berita/oeirw64/kalkulator-ilmiah-berbahasa-indonesia Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum.

Gambar

Gambar 1 Representasi hasil bagi dari 8 ÷ 3
Gambar 3 Representasi nilai mutlak  | 5 − 7 √ 2 |
Gambar 6 Fungsi Utama 3: Basis Bilangan
Gambar 10 Fungsi Utama 7: Distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

memiliki peran yang sama penting dalam proses unjuk kerja kelompok. Kedisiplinan siswa sudah jauh lebih baik. Ketika guru memasuki kelas, siswa. sudah siap

Berdasarkan penjelasan tersebut, pada pembelajaran matematika khususnya pada materi segiempat guru dapat menggunakan variasi vokal agar menarik perhatian

Begitupun juga dalam memberikan materi PAI khususnya dalam bab ibadah shalat, seorang guru harus pandai-pandai menarik perhatian peserta didik, sabar, ikhlas

Kegiatan dalam siklus; Siklus I (pertemuan ke I) Adapun kegiatan dalam proses belajar mengajar adalah; 1) Pendahuluan (a) Siswa hadir siap menerima pelajaran, (b)

Variabel Materi dan kemampuan instruktur masing-masing berpengaruh langsung secara positif dan negatif terhadap kompetensi peserta pelatihan pembuatan media pembelajaran

Hal ini menarik perhatian para guru matematika guna membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (Mohr-Schroeder, Cavalcanti, & Blyman, 2015). Kesulitan siswa dalam

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru wali kelas 2 yang berinisial “M” yang mengatakan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih optimal dalam memahami

Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik Apersepsi 10 menit Inti Fase orientasi siswa pada masalah 